Anda di halaman 1dari 3

Lembar Tugas Mahasiswa Komunitas Lanjut I

Noor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri, 1506707455


Peminatan Komunitas
Pengertian
Terapi inhalasi merupakan salah satu proses memberikan obat secara langsung ke dalam
saluran nafas melalui penghisapan (Potter & Perry, 2005). Terapi inhalasi adalah teknik
memberikan obat dengan dosis tertentu untuk langsung menuju ke paru-paru, merupakan
teknik yang paking sederhana dan efektif (Ikawati, 2007). Menurut Wirjodiardjo, inhalasi
adalah bagian dari fisioterapi paru-paru dengan memberi obat sejenis aerosol dalam bentuk
uap secara langsung pada alat pernafasan menuju paru-paru, menggunakan bahan dan cara
yang sederhana, dilakukan dirumah atau dilingkungan keluarga. Beberapa macam terapi
inhalasi antaralain:
1. Metered dose inhaler (MDI) merupakan metode terbaik akan tetapi partikel yang masuk
mempunyai kecepatan tinggi dengan ukuran droplet besar sehingga dapat menyebabkan
deposisi obat di bagian orofaring.
2. Dry powder inhaler (DPI) digunakan untuk mengatasi kesulitan koordinasi dan tidak
menggunakan campuran propelan
3. Nebulizer digunakan pada kondisi
4. Inhalasi sederhana, inhalasi akan membuat proses kerja obat lebih cepat dibandingkan
penggunaan obat secara oral karena langsung menuju ke sistem respirasi. Dosis obat yang
digunakan relatif kecil dan tidak memiliki efek samping ke anggota tubuh lain, partikel
obat berukuran kurang lebih 2 5 mikron.
Tujuan
Terapi inhalasi sederhana mempunyai tujuan untuk melegakan pernafasan, mencegah
terjadinya peradangan, meredakan spasme brokus serta meningkatkan fungsi pernafasan dan
paru-paru. Sehingga terapi ini diharapkan dapat membuat klien merasa lebih relaks dalam
bernafas.
Indikasi
Terapi inhalasi dapat dimanfatkan bagi:
1. Klien yang mengalami masalah pernafasan seperti pilek yang disertai dengan adanya
lendir yang berlebih, tanpa ada penyerta lain seperti demam dan tidak lebih dari 3 hari
2. Klien yang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan sekret
3. Adanya asma karena bersihan jalan nafas tidak efektif
Kontraindikasi
1. Klien dengan riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap minyak tertentu
2. Klien yang sedang mengalami lesi atau perlukaan di wilayah facial/wajah
Tahap Persiapan
Sebelum dilakukan terapi ini, maka kaji terlebih dahulu perasaan dan keluhan yang dialami
oleh klien. Berikan lingkungan yang nyaman dan dapat membuat klien merasa rileks. Petugas
memberikan penjelasan terkait dengan proses yang akan dilakukan agar klien mengerti
dengan jelas terkait prosedur penatalaksanaan. Persiapan alat yang perlu dilakukan adalah:
1. Baskom dengan ukuran sedang

2. Obat aromaterapi seperti minyak kayu putih, campuran kelopak bunga kering (herbal
populer seperti sage, thyme, chamomile, rosemary, pinus, oregano dan juniper yang
dikenal untuk mengobati ketidaknyamanan sinus).
3. Air panas
4. Handuk
5. Tissue
Tahapan Pelaksanaan/ Prosedur Tindakan
1. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2. Persiapkan alat dan segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan prosedur
3. Persiapkan klien dengan menjelaskan prosedur proses yang dilakukan
4. Jaga privasi klien dan berikan posisi yang nyaman bagi klien
5. Tempatkan kom berisi air hangat pada posisi yang mudah dijangkau klien yang sudah
diberi pengalas
6. Campurkan minyak kayu putih atau campuran kelopak bunga kering atau herbal populer
kedalam air hangat yang sudah ada dalam baskom. Aromaterapi dipakai sesuai dengan
pilihan klien dengan ukuran 250 ml air hangat ( 1 gelas belimbing):
a) Untuk pernafasan bagian maka gunakan minyak peppermint 3 5 tetes, eucalyptus 3
5 tetes dan kamper 3 tetes
b) Pada sakit kepala yang berat dan terdapat ketegangan pada leher dan bahu maka
gunakan kayu manis 5 tetes dan mur 3 tetes
c) Untuk menenangkan pikiran maka gunakan lavender dan chamomile 5 tetes atau
chamomile dan lemongrass 5 tetes
d) Secara umum perbandingan tetes minyak kayu putih adalah 2 3 tetes
7. Bentuk handuk seperti corong dan arahkan pada hidung klien.
8. Perhatikan jarak wajah dengan baskom adalah kurang lebih 30 cm
9. Anjurkan klien menarik nafas, sebelum menghirup uap, dengan mata tertutup, dan
anjurkan klien untuk menghirup uap air hangat dengan perlahan
10. Hirup uap air selama kurang lebih 5 sampai 10 menit atau sampai pernafasan terasa lebih
rileks dan lega.
11. Bersihkan mulut dan hidup dengan tissue setelah dikira cukup
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan
14. Catat asuhan keperawatan yang telah dilakukan
Evaluasi
Setelah tindakan dilakukan maka evaluasi perlu dilakukan diantaranya adalah:
1) Evaluasi respon klien terhadap intervensi yang telah dilakukan
2) Evaluasi tingkat kenyamanan klien setelah dilakukan tindakan
3) Perhatikan efek samping pada obat atau cairan yang telah digunakan
4) Evaluasi status pernafasan klien sebelum dan sesudah dilakukan terapi inhalasi
Terapi ini lebih mudah dilakukan dimana saja, dapat dilakukan oleh klien atau pun keluarga
secara mandiri, dan biaya yang digunakan lebih terjangkau. Terapi ini kurang tepat untuk
dilakukan pada balita karena uap air panas dapat menimbulkan resiko injury, kecuali
diberikan dengan pengawasan khusus. Metode ini dapat menjadi salah satu terapi alternative
pilihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan sesak nafas pada anak bahkan dewasa

Daftar Pustaka
Afifah.
Terapi
inhalasi
asma
bronkial
diakses
pada
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/terapiinhalasiasmabronkial.pdf
tanggal 15 Maret 2016 pukul 14.10 WIB
Ariani. 2007. Terapi modalitas keperawatan diakses pada http://a-research.upi.edu pada
tanggal 15 Maret 2016 pukul 11.45 WIB
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Fundamentals of nursing : Concepts, process, and practice
4thed. Jakarta: EGC.
Rhoads, J. & Meeker, Bonnie J. (2008). Daviss guide to clinical nursing skills. Philadelphia:
F.A. Davis.

Anda mungkin juga menyukai