Anda di halaman 1dari 14

Cara bertanam hidroponik bagi pemula

Menanam hidroponik itu mudah dan menyenangkan, betapa tidak. Cara bertanam
secara hidroponik memiliki berbagai teknik mulai yang paling sederhana sampai yang
canggih, mulai yang murah sampai yang mahal. Mulai yang hanya menggunakan
barang bekas, sampai yang modern dengan menggunakan green house dan teknologi
tepat guna lainnya untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, pada
kesempatan ini mari kita coba menanam dengan cara yang paling sederhana
yaitu Hidroponik sistem Wick.

Cara bertanam hidroponik dengan sistem wick


Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan sistem wick.
Kita bisa menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah
yang paling sering kita lakukan terutama oleh para pemula.
Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk
memulai bertanam secara hidroponik sederhana.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.


Solder sebagai pelubang
Gunting sebagai pemotong
Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi Hidroponik AB Mix.
Kain flanel.

Langkah-langkah menanam dengan sistem wick


1.
2.

Potonglah botol bekas air mineral dengan gunting


buat lubang dengan menggunakan solder sebagai tempat pembuangan air apa
bila nutrisi berlebih sekaligus sebagai rongga udara yang dibutuhkan akar tanaman.

3.

Buat beberapa lubang pada tutup botol air mineral dan selanjutnya untai dengan
kain flanel. Selanjutnya kain flanel ini sebagai tempat untuk menyalurkan air nutrisi
dari bawah botol ke tanaman.
4.
Masukkan bibit tanaman yang siap ditanam, biasanya sudah memiliki minimal 4
daun.
5.
Isikan nutrisi hidroponik di dalam wadah potongan aqua bagian bawah.
6.
Apabila memungkinkan sesuaikan standar PH air dan PPM air sesuai jenis
tanaman.
Dengan cara tersebut diatas anda sudah dapat bertanam dengan menggunakan sistem
hidroponik. Selamat mencoba.
Sobat Azzam, Kita sudah membahas cara menanam menggunakan sistem
Hidroponik pada artikel sebelumnya bahwa untuk bertanam menggunakan sistem
hidroponik, kita membutuhkan nutrisi hidroponik. Bagaimana cara membuat sendiri
nutrisi hidroponik, mari kita bahas di sini:

Bahan :
1.
2.
3.
4.

Pupuk
Pupuk
Pupuk
Pupuk

Urea 1000 gr
KCL 1000 gr
NPK 1000 gr
daun Gandasil ( Growmore ) 50 gr.

Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ember bervolume 20 liter


Drum plastik bervolume 100 liter
Timbangan digital
Alat pengaduk
Air sumur, air sungai
Air PDAM tidak diperkenankan kecuali sudah diendapkan selama 7-10 hari.

Cara membuat :

Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter.
Tuangkan iar sumur sebanyak 20 liter ke dalam ember tersebut sedikit demi
sedikit sambil diaduk-aduk. Selanjutnya pengadukan hingga air mencapai volume 20
liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih mengkristal ( tidak ada endapan )
Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter.
Kucurkan air sumur ke dalam bak penampungan sambil diaduk-aduk hingga
penuh. ( mencapi volume 100 liter )
Larutan Nutrisi siap digunakan.

Panduan PRAKTIS Cara Menanam


Tanaman Hidroponik
139
Salah satu cara untuk mendapatkan sayuran segar tanpa pestisida adalah dengan
menanam sendiri sayuran. Yang jadi masalah adalah tidak semua orang mempunyai
lahan untuk menanam sayuran. Oleh karena itu ada cara dimana anda bisa menanam

sayuran dengan memanfaatkan air sebagai media pengganti tanahnya atau yang disebut
juga dengan hidroponik.
Bagi yang mempunyai hobi berkebun, cara hidroponik ini dapat menghilangkan stress.
Tapi bagaimana ya cara membuat tanaman hidroponik? Jangan khawatir, pada artikel ini
akan dibahas cara menanam hidroponik sehingga hasilnya bisa dikonsumsi oleh
keluarga.
Sesuai namanya, hidroponik adalah cara bertanam menggunakan media air sehingga
tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana, hidroponik adalah
metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang diperkaya dengan nutrisi,
bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti nutrisi, pengendalian hama, dan
pencahayaan lebih mudah dikelola.
Hidroponik tidak memerlukan pemakaian herbisida dan pestisida beracun sehingga lebih
ramah lingkungan dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih sehat. Bertanam dengan
hidroponik akan menghasilkan tanaman berkualitas baik dan bebas kimia. yang pastinya
sehat buat kita semua dan anak-anak.

Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat dibanding
tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan untuk ini adalah karena
tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan dari air yang kaya nutrisi. Kondisi
ini juga membuat tanaman tidak perlu akar besar untuk mencari nutrisi. Dan karena
energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan
ke bagian lain dari tanaman.Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih.
Hidroponik juga ramah ngkungan ena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara

konvensional. Ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama sekali.

Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara paling sederhana:

Alat:
1. Botol plastik air mineral bekas,
2. Gelas plastik bekas air mineral,
3. Jerigen plastik bekas minyak goreng,
4. Kain untuk sumbu (kain panel lebih bagus)
5. Nutrisi hidroponik.
6. Media tanam (rocwool, arang sekam, kerikil, pasir malang, pecahan bata merah).
Pilih yang paling mudah didapat.
Kita bisa melihat betapa sederhananya bahan yang dibutuhkan. Bahkan kebanyakan
besar dari barang bekas. Jadi menanam model hidroponik sederhana ini selain kita bisa
mendapatkan tanaman sayuran yang sehat dan subur, kita juga bisa memanfaatkan
barang barang bekas. Sehingga botol bekas, jerigen bekas dan gelas plastik bekas yang
mestinya dibuang dan menjadi limbah ternyata masih bisa diambil manfaatnya.

Langkah-langkah cara membuat tanaman


hidroponik

Hidroponik Wick dengan botol bekas :


1. Potong botol menjadi 2 bagian. (atas dan bawah)

2. Lubangi bagian atas (daerah leher botol) untuk pemasangan sumbu dan aliran udara
3. Pasang sumbu pada bagian bawah botol

4. Masukkan bagian atas botol ke bagian bawah botol dengan cara dibalik.

5. Isi bagian atas botol dengan media tanam (bisa rockwool, spon, sekam bakar atau
pecahan bata merah). Pilih saja mana yang paling mudah didapat. Karena fungsi media
ini hanya untuk pijakan akar agar tidak rebah.
6. Tanam bibit atau taburkan 2-3 biji bibit tanaman ke dalam media tanam.

7. Siram dengan larutan nutrisi hidroponik.


8. Simpan di tempat yang tidak terkena hujan tetapi masih bisa mendapat sinar
matahari.

8.

Membuat Larutan Nutrisi Hidroponik


Bahan:
Pupuk Urea.1000 gr.

Pupuk KCL 1000 gr.

Pupuk NPK 1000 gr.

Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) . 50 gr.

Peralatan:
Ember bervolume 20 Liter.

Drum plastik bervolume 100 liter

Timbangan digital

Alat pengaduk

Air sumur, air sungai,

Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 10 hari.

Cara membuat:
Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter.

Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit demi sedikit
sambil diaduk aduk lanjutkan pengadukan hingga air mencapai volume 20 liter

dan tidak ada lagi pupuk yang masih mengkristal (tidak ada endapan)
Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter.

Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk aduk hingga

penuh (mencapai volume 100 liter).


Larutan Nutrisi siap digunakan.

Saya sarankan mulai dari tanaman


sayuran dulu, yang lumayan cepat tumbuhnya, misal : sawi, cabe, tomat, selada, bayam,
kacangdll
Nah dengan gambaran di atas tentunya anda mendapat inspiratif membuatnya di
rumahcocok buat kita yang hidup di perkotaan ala urban

ayo kita bikin rumah kita

sejuk, dan sehat dengan berkebun ala hidroponik, selain mudah, hemat, sehat, anti
globalwarming
Video Tutorial 1

sendiri : MOL berbahan ikan laut.


Untuk tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman diperlukan diperlukan nutrisi
yang lengkap, baik berupa unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Bagi kita yang terbiasa menggunakan pupuk nonorganic, kebutuhan hara makro
bisa terpenuhi dengan beberpa jebis pupuk kimia yang beredar dipasaran.
Adapun unsur hara mikronya sudah tersedia pada tanah sebagai media
tanamnya.
Akan tetapi bagi kita pecinta tanaman organic pasti akan menghindari yang
namanya pupuk kimia buatan pabrik. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman, kita akan mencari alternatif lain yang bersifat organic
bagi memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman tersebut.
Bagi yang biasa bertanam secara organic, kita sudah terbiasa menggunakan
pupuk berbahan kompos ataupun pupuk kandang. Akan tetapi dari beberapa
artikel internet yang saya baca pupuk berbahan ikan merupakan pupuk organic
dengan unsur hara paling lengkap, dan dikatakan jauh lebih bagus daripada
pupuk organic dari kompos ataupun pupuk kandang.
Berbekal info inilah saya saat ini sedang mencoba membuat MOL/pupuk cair
berbahan ikan, ksrens di daerah saya produk ikan berlimpah dan ada beberapa
jenis ikan yang harganya cukup murah. Sehingga tidak ada salahnya kalau saya
mencobanya, toh biayanya juga tidak banyak.
Adapun bahan yang saya gunakan adalah :
-

1 kg ikan lure (sejenis teri) harganya cukup murah (Rp.5000)


Gula merah secukupnya
Air kelapa sekitar 3 liter.
Larutan EM4
Caranya : Blender ikan dan gula merah, kemudian campurkan air kelapa dan
EM4 secukupnya secara merata. Masukkan dalam jerigen bekas/botol bekas air
mineral ukuran 1.5 ltr (Berhubung campurannya banyak, maka saya simpan
dalam1 jerigen dan 2 botol). Simpan campuran selama 2 minggu dan setiap 2
hari sekali tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Setelah
2 minggu larutan siap digunakan. Penggunaannya harus dicampur air dulu
dengan perbandingan 1 : (15-20).

Untuk saat ini larutan belum siap digunakan, tetapi nanti setelah siap akan saya
uji cobakan pada tanaman saya. Saya akan coba bandingkan hasil dari MOL
campur baur, MOL kepala udang dan MOL ikan ini. Jadi penasaran rasanya
ingin segera melakukan uji cobanya nih

Ikan Lure bahan MOL

MOL siap proses fermentasi

Membuat MOL(Mikro Organisme Lokal) sendiri : MOL kepala


udang
Kalau beberapa waktu yang lalu, saya biasa bikin MOL dari bahan campur baur.
Tapi pada kali ini saya mencoba membuat MOL dengan bahan kepala dan kulit
udang. Hal ini saya coba karena dari referensi yang saya baca, kepala dan kulit
udang mengandung unsur N yang cukup tinggi. Makanya saya berharap setelah
MOL jadi mau saya gunakan sebagai pupuk daun dengan cara disemprotkan.
Dan karena penggunaanya dengan cara semprot maka saya kasih campuran
bawang putih, itung2 sekalian untuk mengusir hama tanaman terutama tanaman
cabai rawit saya karena tanaman cabai paling sering terserang hama. Namanya

juga coba coba, harapannya ya berhasil tapi kalau gagal ya nanti coba lagi
resep yang lain. Maklum, saya bukan ahli kimia dan bukan ahli tanaman tetapi
saya pecinta tanaman dan biasa bicara berdasarkan hasilnya (testimoni). Jadi
kalau ada pembaca yang mau mencoba sebaiknya tunggu dulu hasil testimony
saya nantinya.
Adapun bahan yang saya pakai adalah :
-

Kepala dan kulit udang (limbah saat istri ngebersihin udang)


Gula pasir 3 sendok
Bawang putih beberapa suing
Air kelapa
Larutan EM* sebagai biang fermentor
Caranya : Blender kepala/kulit udang, gula pasir dan bawang putih. Campur
dengan air kelapa dan EM secukupnya (sekitar 25-50 cc) kemudian simpan
dalam botol bekas air mineral ukuran 1.5 ltr dengan ditutup rapat. Buka tutup
botol setiap 2 hari sekali, demikian dilakukan berulang2 sampai 2 minggu.
Setelah 2 minggu saring larutan dan larutan siap digunakan.
Adapun larutan yang saya bikin belum ada 2 minggu sehingga belum saya
gunakan. Tetapi ketika saya buka setiap 2 hari, baunya lumayan menyengat.
Aroma bawang putihnya kuat sekali. Saya sendiri terus terang gak tahan
baunya, mudah mudahan yang gak tahan baunya bukan cuma saya tetapi hama
juga mabuk. Semoga saja larutan ini nantinya bisa seefektif yang saya harapkan
baik dalam mengusir hama ataupun dalam pemupukan.

Kepala/kulit udang diblender

Larutan siap fermentasi

Membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) : MOL campur baur


Dalam beberapa artikel yang saya tulis, sering saya singgung mengenai
MOL atau Mikro Organisme Lokal akan tetapi saya belum pernah tulis
artikel tentang MOL itu sendiri. Nah pada kesempatan kali ini saya
mencoba menulis apa itu MOL dan bagaimana cara membuatnya beserta
kegunaannya. Tulisan ini saya comot dari beberapa sumber dan beberapa
berdasarkan pengalaman pribadi.

MOL hasil racikanku

MOL yang saya maksud di sini yaitu Mikro Organisme Lokal atau kumpulan
mikro organisme bermanfaat yang kita kembangkan sendiri yang dapat
digunakan sebagai pupuk mikroba bagi tanaman. Selain itu MOL juga
dapat digunakan untuk dekomposter dalam pembuatan kompos.
Kegunaan MOL sebagai pupuk tergantung dari bahan MOL itu sendiri.
Misalnya pupuk dengan kandungan N tinggi untuk masa pertumbuhan
tanaman bahan dasarnya dari akar tanaman kacang2an atau daun2an
terutama dari jenis leguminacea (gamal, lamtoro dll). Untuk pupuk
dengan kandungan P tinggi untuk masa pembentukan buah, bahan
dasarnya batang pisang. Pupuk dengan kandungan K tinggi bahan
dasarnya sabut kelapa. Tetapi selain ketiga jenis tersebut diatas
sebetulnya semua bahan organic baik dari unsur tumbuhan maupun

binatang bisa dijadikan bahan MOL dan bisa diaplikasikan untuk pupuk
cair. Sehingga dalam prakteknya saya menggunakan bahan yang paling
mudah saya dapatkan misalnya kepala udang, jeroan ikan, air kelapa,
terasi dll.
Dulu ketika awal2 bertanam saya membuat MOL yang paling sederhana
yaitu dengan tape. Caranya tape dihancurkan kemudian dicampur gula 5
sendok makan dan air. Simpan campuran dalam botol bekas kemasan air
mineral (1.5 ltr). Kocok larutan kemudian difermentasi selama 2 minggu.
Setiap 2 hari tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang timbul dari
proses fermentasi. Kemudian kocok lagi. Setelah 2 minggu MOL siap
digunakan.
Setelah itu saya membuat MOL dengan bahan campur baur, antara lain
buah manga busuk, terasi, air kelapa 3 ltr, kepala udang,air gula merah
dan EM4 . Caranya semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam
jerigen bekas minyak goreng. Kemudian ditutup rapat dan dikocok supaya
bahan tercampur merata. Setiap 2 hari tutup saya buka agar gas hasil
fermentasi keluar, kemudian ditutup dan dikocok lagi. Demikian sampai 2
minggu. Setelah 2 minggu larutan saya gunakan untuk menyirm tanaman
dengan dosis 1 : 20.
Dan 3 minggu yang lalu ketika larutan MOL saya hampir habis, saya
membuat MOL lagi dengan bahan yang hampir sama.
Dan hasil dari pengaplikasian MOL tersebut terhadap tanaman, anda bisa
lihat pada gambar2 tanaman sayuran yang selalu saya posting.

Anda mungkin juga menyukai