Anda di halaman 1dari 7

RUMAH ADAT BOLAANG MANGONDOW (SULAWESI

UTARA)

Provinsi Sulawesi Utara mempunyai 15 Kabupaten kota yakni


Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa
Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa
Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado dan Kota
Tomohon.
Anjungan Sulawesi Utara di TMII menampilkan dua
rumah adat sebagai bangunan induknya, yaitu wale-wanaro dan
Bolaang mongondow. Keduanya merupakan bangunan diatas
tiang dengan pintu utama di bagian depan. Kedua bangunan
tersebut digunakan sebagai tempat memperkenalkan daerah
terkait, khususnya pada aspek budaya dan
kepariwisataannya.Karena diatas rumah pewaris (wale wangko)
kita dapat menyaksikan pergaan busana dari 4 daerah di Sulawesi
Utara, yaitu Gorontalo, Boraang Mongondow, Minahasa, dan
Sangihe Talaud. Sedangkan kolong rumah digunakan untuk
memamerkan potensi kekayaan alam, hasil industry dan hasil
kerajinan daerah. Di tempat ini juga diperagakan beberapa alat
musik tradisional seperti Kolintang dan musik Bambu.
Anjungan ini memiliki tata pertamanan yang terawat. Di
bagian depan anjungan di bangun meninggi sebagai gambaran
gunung klabat dengan dua buah patung penari cakalele di
dekatnya. Dalam jumlah besar, tari perang itu merupakan grup
kawasaran, yang amat berkesan apabila dijadikan tari penyambut
tamu. Patung tinggi yang unik, karena menggambarkan setumpuk
orang dalam posisi saling mendukung adalah Siow Walian.
Patung yang di puncaknya bertengger burung manguni itu, konon
merupakan gambaran religi puerwa dan juga merupakan

gambaran sikap hidup masyarakat Minahasa yang suka tolong


menolong. Di tempat tersebut juga dapat kita saksikan Waruga,
kuburan nenek moyang.

Waruga adalah kuburan para kepala suku (tonaas-tonaas) yang


dikebumikan dengan posisi duduk dan tangan melipat. Posisi
demikian dimaksudkan untuk menyamakan sikap manusia saat
masih di dalam kandungan. Bagian belakang anjungan tampak
patung pembuat kopra dan tempat penyulingan saguel yang
kemudian menjadi minuman khas Sulawesi Utara.
Rumah tempat tinggal di Bolaang Mongondow berbentuk rumah
panggung dengan sebuah tangga di depan dan sebuah di
belakang. Dengan adanya pengaruh luar, maka bentuk rumahpun
sudah berubah. Kehidupan sosial budaya masyarakat yang tidak
sesuai lagi dengan perkembangan pembangunan sekarang ini,
banyak yang telah berubah. Namun budaya daerah yang masih
mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menunjang
pembangunan fisik material dan mental spiritual, masih tetap
dipelihara dan dilestarikan.

RUMAH ADAT SOURAJA (SULAWESI TENGAH)

Penjelasan rumah adat Banua oge atau Souraja yang berasal dari
Palu Sulawesi Tengah. Rumah adat Sou raja dahulu berfungsi
sebagai tempat tinggal para raja dan keluarga. Selain itu rumah
adat tersebut juga sebagai pusat pemerintahan kerajaan.
Pembangunan Sou Raja ini atas prakarsa Raja Yodjokodi pada
sekitar abat 19 masehi.
Bangunan Banua Oge atau Sou Raja adalah bangunan panggung
yang memakai konstruksi dari kayu dan dengan paduan arsitektur
bugis dan kaili. Luas keseluruhan Banua Oge atau Sou Raja
adalah 32x11,5 meter. Tiang pada bangunan induk berjumlah 28
buah dan bagian dapur 8 buah. Atapnya berbentuk piramide
segitiga, bagian depan dan belakang atapnya ditutup dengan
papan yang dihiasi dengan ukiran disebut panapiri dan pada
ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota
berukir disebut bangko-bangko.
Bangunannya terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Gandaria (Serambi)
Ruangan yang berfungsi sebagai tempat ruang tunggu untuk
tamu. Dibagian depan terletak anjungan sebagai tempat

bertumpuhnya tanggah yang terdiri dari 9 anak tanggah dengan


posisi saling berhadapan.
2. Lonta Karavana (Ruang Depan)Bagian ruangan ini digunakan
sebagai penjamuan atau penerimaan tamu untuk kaum laki-laki
dalam pelaksanaan upacara adat. Fungsi lainnya yaitu digunakan
sebagai tempat tidur para lelaki.

3. Lonta Tatangana (Ruang Tengah)


Pada bagian Ruangan tengah difungsikan sebagai tempat
musyawarah Raja beserta para tokoh-tokoh adat dan di dalam
ruangan ini terdapat dua kamar tidur untuk Raja.
4. Lonta Rarana (Ruang Belakang)
Ruangan ini digunakan sebagai tempat makan untuk Raja beserta
keluarga. Diruangan ini juga terdapat kamar untuk wanita dan
para anak gadis. Selain itu ruangan ini juga digunakan untuk
menerima kerabat dekat.
Hiasan
Pada bangunan Souraja terdapat hiasan berupa kaligrafi huruf
Arab tertampang pada jelusi-jelusi pintu atau jendela, atau ukiran
pada dinding, loteng, dibagian lonta-karavana, pinggira cucuran
atap, papanini, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan
daun-daunan. Semua hiasan tersebut melambangkan kesuburan,
kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan bagi
penghuninya.

NAMA : NURUL AIDAH PITALOKA A.


KELAS: 8A

Yang kami hormati Bapak Lurah Bangunjiwo,


Bapak Camat Kecamatan Kasihan,
Bapak-bapak kepala dusun di Desa Bangunjiwo,
serta para hadirin yang kami muliakan,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang kami hormati Bapak Lurah Bangunjiwo,
Bapak Camat Kecamatan Kasihan,
Bapak-bapak kepala dusun di Desa Bangunjiwo,
serta para hadirin yang kami muliakan,
dengan mengucapkan alhamdulillah, marilah kita panjatkan
terimakasih kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kita bisa hadir di tempat ini.
Atas nama panitia peringatan HUT RI yang ke-70 kami
menyampaikan terima kasih kepada para hadirin, yang dengan
tulus ikhlas menghadiri undangan dari kami dalam rangka
memeriahkan peringatan hari Kemerdekaan RI yang ke-70.
Para hadirin yang kami hormati, sehubungan waktu telah
menunjukkan saatnya kiranya acara akan segera kita mulai.
Namun sebelumnya, izinkanlah saya membacakan susunan acara
HUT RI ke-70, adapun susunan acara pada malam ini adalah sbb:
1. Pembukaan
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya (Hadirin dimohon berdiri)
3. Mengheningkan cipta
(Hadirin dipersilahkan duduk kembali)

4. Sambutan Ketua Panitia Oleh Bapak Santosa


5. Sambutan Bapak Lurah Bangunjiwo
6. Pengumuman pemenang lomba dan pembagian hadiah
(Istirahat)
7. Pembacaan doa
8. Lain-lain (Hiburan pentas seni oleh karang taruna Desa
Bangunjiwo)
9. Penutup
Demikianlah susunan acara yang akan kita lalui pada malam hari
ini. Berikutnya marilah kita sama-sama membuka acara pada
kesempatan malam hari ini dengan bacaan basmalah.
Acara yang kedua yakni menyanyikan agu Indonesia Raya dan
mengheningkan cipta, Hadirin dimohon berdiri.
***** ACARA MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA *****
***** ACARA MENGHENINGKAN CIPTA *****
Terima kasih, para hadirin kami persilahkan duduk kembali,
Bapak Ibu, dan para hadirin yang kami hormati, menginjak acara
yang ketiga yaitu sambutan-sambutan. Sambutan pertama akan
disampaikan oleh Ketua Panitia Untuk itu kami persilahkan yang
terhormat Bpk. Santosa untuk memberikan sambutan.
***** SAMBUTAN BAPAK KETUA PANITIA *****
Terima kasih, kami sampaikan kepada Bpk. Santosa, acara
berikutnya adalah sambutan Bpk. Lurah Bangunjiwo. Untuk itu
segera kami persilahkan kepada Bapak Lurah.
***** SAMBUTAN BAPAK LURAH*****
Terimakasih kami sampaikan kepada Bpk. Lurah yang telah
berkenan memberikan sambutan kepada para hadirin.
Demikian sambutan Bpk. Lurah Bangunjiwo, semoga kita mampu
melaksanakan himbauan yang disampaikan Bapak Lurah dalam
sambutan tadi.
Acara yang ke-6 tentunya telah dinanti-nanti oleh para hadirin
semua. Pengumuman pemenang lomba sekaligus pembagian
hadiah, sementara menyaksikan pengumuman yang akan
disampaikan oleh Karang Taruna Desa Bangunjiwo para hadirin
kami persilahkan untuk menikmati hidangan yang telah
disediakan oleh panitia. Acara pembagian hadiah kami
persilahkan kepada Karang Taruna.
***** ACARA PENGUMUMAN dan PEMBAGIAN HADIAH OLEH
KARANG TARUNA *****

Yak demikianlah acara pengumuman pemenang lomba sekaligus


pembagian hadiah.
Menginjak acara yang ke-7 yakni pembacaan doa, kepada Bpk.
Muhidin selaku Kaum desa Bangunjiwo kami persilahkan untuk
memimpun doa.
***** ACARA PEMBACAAN DOA *****
Terima kasih kami sampaikan kepada Bpk. Muhidin yang telah
memimpin doa pada acara ini.
Hadirin yang kami hormati, tibalah saatnya acara yang kita
tunggu-tunggu, yakni acara hiburan yang akan ditampilan oleh
adik-adik kita dibawah bimbingan Karang Taruna Desa
Bangunjiwo. Untuk itu acara sepenuhnya kami serahkan pada
pemandu acara Saudari Eki Lestari. Beri tepuk tangan yang
meriah untuk saudari Eki.
***** ACARA HIBURAN DAN PENUTUP *****
Luar biasa, tepuk tangan lagi Saudara, ternyata semangat
generasi kita masih terlihat membara meskipun sudah larut
malam seperti ini.
Saya mewakili seluruh panitia Hut RI yang ke-70, mohon maaf jika
dalam acara malam hari ini belum sempurna sebagai mana bapak
ibu harapkan.
Dalam kesempatan ini kembali kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para hadirin. Marilah acara peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 tahun 2015 kita
tutup dengan bacaan hamdalah bersam.
Dari saya pribadi, apabila dalam membawakan acara pada
kesempatan malam hari ini terdapat kesalahan dalam tutur kata
maupun tindakan yang kurang berkenan di hati para hadirin
semua, dengan kerendahan hati saya mohon maaf yang sebesarbesarnya.
Saya akhiri Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai