Anda di halaman 1dari 18

TAX PLANNING TERKAIT

PEREDARAN USAHA

TAX PLANNING PPH PASAL 25

PPh PASAL 25
Pajak yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak
setiap bulan/masa pajak

Besarnya
1/12 dari PPh
berdasarkan SPT Tahun
sebelumnya setelah
dikurangi kredit pajak
Pasal 2 UU PPh

Sebagai
angsuran pajak
tahun berjalan
Wajib disetor
paling lambat
tgl 15 bulan
berikutnya
Sanksi
terlambat
bayar : 2%
sebulan

DASAR PENGHITUNGAN PPh PASAL 25 BAGI


WP TERTENTU
Kriteria WP

Dasar Penghitungan

WP Baru

Laba fiskal sebulan


disetahunkan

Bank/SGU
dengan Hak
Opsi

Laba fiskal triwulan yang


lalu disetahunkan

BUMN/BUMD

Laba fiskal menurut RKAP

Perusahaan
Masuk Bursa

Laba fiskal menurut laporan


keuangan berkala

WP OP
Pengusaha
Tertentu

0,75% x omset sebulan

Yang Perlu dipertimbangkan dalam


perencanaan pajak
Adakah kompensasi kerugian?
Kompensasi kerugian dikurangkan dulu dari dasar
penghitungan

Adakah penghasilan tidak teratur?


Penghasilan tidak teratur dikurangkan dulu dari dasar
penghitungan

SPT Tahunan disampaikan terlambat


Angsuran sesuai angsuran bulan terahir tahun lalu
dan bersifat sementara

WP diberikan perpanjangan jangka waktu


penyampaian SPT Tahunan
Angsuran sesuai penghitungan sementara dan
bersifat sementara

WP melakukan pembetulan SPT Tahunan


Dihitung kembali sesuai SPT pembetulan

Terjadi perubahan keadaan usaha


Turun <75% : permohonan penurunan angsuran
Naik >150% : angsuran disesuaikan

Penghasilan
teratur
Penghasilan yang
lazimnya
diterima/diperoleh
sekurangkurangnya sekali
dalam setahun

PPh Pasal 25 : Terdapat Penghasilan tidak


Teratur

PPh Pasal 25 : Terdapat Kompensasi Kerugian

Foreign Exchange Revenue

Pasal 4 ayat (1) hrf l UU


PPh
Keuntungan selisih kurs
mata uang asing
Objek Pajak

Ada 2 metode :
Kurs tetap/historis
Kurs tengah BI

Penjelasan UU PPh
Keuntungan yang
diperoleh karena
fluktuasi kurs
mata uang asing
diakui berdasarkan
sistem pembukuan
yang dianut dan
dilakukan secara
tata asas sesuai
dengan SAK yang
berlaku di
Indonesia

Penghitungan Selisih Kurs

REKONSILIASI PEREDARAN USAHA PPh DAN


PPN

Objek PPh
Peredaran Usaha
Terutang PPN
Tidak terutang PPN

Penghasilan dari luar


usaha
Terutang PPN
Tidak terutang PPN

Objek PPN
Penyerahan BKP/JKP
Penjualan
Pemakaian sendiri
Pemberian CumaCuma
Penyerahan
konsinyasi
Penyerahan antar
cabang
Penyerahan aset
tetap

Yang menyebabkan perbedaan

Terdapat penghasilan
(Objek PPh) tapi bukan
objek PPN
Terdapat penyerahan Objek
PPN tetapi bukan objek PPh
Terdapat Nota Retur Pajak
Keluaran beda waktu
Selisih kurs
Terdapat uang muka
penjualan

HASIL REKONSILIASI PEREDARAN USAHA PPh


DAN PPN

Peredaran Usaha PPh > PPN


Terdapat penyerahan yang belum dipungut PPN
Resiko :
PPN belum disetor : 10% dari selisih
Bunga 2% perbulan atas PPN yang kurang bayar
Denda 2% dari DPP, karena belum menerbitkan faktur
pajak

Peredaran Usaha PPh > PPN


Terdapat penghasilan belum dilaporkan di SPT PPh
Resiko :
PPh kurang bayar : Tarif PPh x selisih
Bunga 2% perbulan atas PPh yang kurang bayar

Contoh :

PENGUJIAN PEREDARAN USAHA

Pengujian
Pengujian
Pengujian
Pengujian

dokumen
Arus Uang
Arus Piutang
Arus Barang

Uji Arus Uang

Pengeluaran Kas/Bank

xxx

Saldo Akhir Kas/Bank

xxx (+
)

Total

xxx

Saldo awal Kas/Bank

xxx (-)

Penerimaan Kas/Bank

xxx

Peredaran Usaha mnrt SPT


PPh

xxx

Selisih

xxx

Penyebab
perbedaan
?

Uji Arus Piutang

Pelunasan

xxx

Piutang Akhir

xxx (+
)

Total

xxx

Piutang awal

xxx (-)

Peredaran Usaha mnrt Uji


Piutang

xxx

Peredaran Usaha mnrt SPT


PPh

xxx

Selisih

xxx

Penyebab
perbedaan
?

Uji Arus Barang


Penjualan dalan unit

Pembelian

xxx

Saldo awal persedian

xxx (+
)

Total

xxx

Saldo akhir persedian

xxx (-)

Penjulan per unit

xxx

Harga penjualan rata-rata per


unit

xxx (x)

Total penjualan mnrt Uji Arus


barang

xxx

Peredaran Usaha mnrt SPT


PPh

xxx

Selisih

xxx

Penyebab
perbedaan
?

Contoh

Tax Planning atas Pajak Ekspor

Bea Keluar adalah pungutan negara


berdasarkan Undang- Undang Kepabeanan
yang dikenakan terhadap barang ekspor
Barang ekspor yang dikenakan Bea Keluar
rotan, kulit, kayu, kelapa sawit, Crude Palm Oil
(CPO), dan produk turunannya, serta biji kakao

Tarif Pajak Ekspor


Dalam hal Tarif Bea Keluar ditetapkan
berdasarkan persentase dari Harga Ekspor
Tarif Bea Keluar x Jumlah Satuan Barang x Harga
Ekspor per Satuan Barang x Nilai Tukar Mata Uang

Dalam hal Tarif Bea Keluar ditetapkan secara


spesifik
Tarif Bea Keluar Per Satuan Barang Dalam Satuan
Mata Uang Tertentu x Jumlah Satuan Barang x Nilai
Tukar Mata Uang

Permenkeu
67/PMK.11/2010 jo
128/PMK.11/2011

Anda mungkin juga menyukai