METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode yang bertujuan agar penelitian
tersusun secara sistematis. Metode adalah cara bertindak menurut sistem
atau sistem tertentu (Sudartono,1995 : 41), sedangkan arti
kata
menggambarkan/melukiskan keadaan
19
3.2.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan daerah penelitian adalah Desa Lingga
Kabupaten Karo Kabanjahe. Penduduk desa ini bermata pencaharian
petani, pedagang, dan pegawai. Penulis memilih lokasi ini karena ditemui
rumah adat disertai dengan ornamen yang menghiasi rumah adat.
20
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Alat perekam (tape recorder) yang digunakan untuk mewawancarai
informan sehubungan dengan objek penelitian
2. Kamera, yang digunakan untuk mengambil foto objek
3. Alat tulis dan kertas, yang digunakan untuk mencatat segala hal yang
dianggap penting dan berhubungan dengan objek penelitian.
21
22
BAB IV
SISTEM SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KARO
23
Masa kejayaan kerajaan ini cukup lama. Namun sekitar tahun 1539
kerajan Haru kalah dan hancur total akibat serangan tentara kerajaan Aceh
yang
memiliki
persenjataan
yang
cukup
kuat.
Rakyatnya
pergi
24
Beberapa
diantaranya
ada
juga
yang
menetap
dan
25
26
Nama orang si Karo-lah asal mula nama suku Karo, katanya dengan
muka serius memulai penuturanya. Pada zaman dahulu kala ada seorang
maharaja yang sangat kaya, sakti dan berwibawa. Dia tinggal disebuah
negeri bersama permaisuri dan putra-putrinya, yang letaknya jauh
diseberang lautan. Dia mempunyai panglima, ratusan prajurit, puluhan
wanita sebagai dayang-dayang dan puluhan pembantu.
Pada suatu ketika maharaja ingin pergi dari negeri tempat tinggalnya
itu dan ingin mencari tempat lain yang lebuh luas dan tanahnya lebih subur
serta ditempat baru itu dia akan mendirikan sebuah kerajaan. Pada waktu
yang ditentukan berangkatlah maharaja, permaisuri, putra-putrinya, dayangdayang, pembantu dan panglima pengawal maharaja ikut bersama berpuluhpuluh prajurit. Panglima itu bernama si Karo, tubuhnya kekar dan berwajah
tampan. Mereka juga membawa perhiasan miik raja untuk kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan diperjalanan.
27
28
29
30
31
agak
luas
diseberang
sungai.
Mereka
menyuruh
anjing
menyebaranginya, setelah kurang dua jam anjing tersebut mengibasibaskan ekornya sebagai suatu tanda ada tempat yang baik ditempati.
Karena dipandu anjing maka tempat itu disebut sungai Lau Biang
yang berarti dapat diseberangi anjing. Tempat itu luas dan tanahnya subur,
si Karo pun mengulangi caranya menilai tanah. Terdapat kesesuaian tanah
di negeri asalnya dengan tanah tersebut
Anggota rombongan bersorak mendengar ucapan si Karo yang
kemudian dahulu dinamakan tempat itu mulawari berseberangan dengan
sungai si Capah yang sekarang dinamakan Seberaya daerah sekitarnya
dinamakan Sukapiring. Mulawari dahulu telah jadi talun karo (peninggalan
nenek Karo)
32
33
Toba,
Pakpak,
Simalungun. Seluruh
perpaduan suku suku Karo diikat oleh suatu dialek yang dapat dimengerti
dimana- mana dan hampir tidak ada perbedaannya antara yang satu dengan
yang lain.
34
35
1. Pada tahun 1908 (stbl no.604) ditetapkan batas- batas daerah kabupaten
Karo dengan kabupaten Dairi, dengan memasukkan daerah Karo
Baluren, sepanjang sungai Renun kecamatan tanah Pinem dan
kecamatan Lingga, masuk menjadi daerah kabupaten Dairi.
2. Pada tanggal 19 April 1912, dengan besluit Government Bijblad No.
7645, menetapkan batas- batas kabupaten Karo dengan kabupaten
Simalungun sekarang dengan memasukkan Urung Silima Kuta ke
dalam daerah tingkat II kabupaten Simalungun.
3. Pada tanggal 19 April 1912, dengan besluit government no.17, telah
ditetapkan pula batas antara kabupaten Karo sekarang dengan Deli
Hulu, dengan memisahkan seluruh pantai timur dengan kabupaten Karo
sekarang.
1.
2.
3.
36
37
Dairi. Daerah ini juga merupakan daerah vulkanik. Gunung yang aktif
adalah gunung Sinabung dan gunung Sibayak.
Kabupaten dati II Karo ini terletak pada koordinat 2 0 50 sampai 30
10 lintang utara dan 97
55 sampai 98
38
hinggga 27
38
Lingga orang Karo berasal dari orang Pak pak yang merantau ke desa
Lingga. (Hasil wawancara penelitian)
39
Desa
Lingga
merupakan
desa
pertanian,
yang
mayoritas
40
a. Bentuk
Ornamen Lumut-lumut lawit berbentuk persegi empat sama sisi yang
bagian tengahnya berbentuk kotak-kotak.
41
42
Lumut-lumut
lawit
dapat
dijadikan
penangkal
untuk
43
44
45
a. Bentuk
Bentuk ornamen ini berupa garis yang menyilang diagonal dan
membentuk persegi yang melambangkan pesilah simehuli (menyingkirkan
yang tidak baik). Penyingkiran yang tidak baik itu merupakan kekuatan
ornamen Bindu Matagah untuk menjaga lingkungan dan manusia dari rohroh alam semesta yang ditimbulkan oleh manusia sendiri ataupun alam
yang berusaha mengganggu dan merusak ketentraman desa dan pemilik
rumah adat. Ornamen ini bermotif geometris. Bahan dasar ornamen ini
46
adalah kayu yang tehnik pembuatannya di ukir dan dibuat garis menyilang
membentuk persegi.
b. Fungsi
Ornamen ini memiliki fungsi sebagai penyingkir yang tidak baik
dalam masyarakat Karo yang memiliki arti apabila seorang tamu hendak
memasuki kampung atau rumah maka ornamen Bindu Matagah akan
dilukiskan di tanah dan tamu tersebut harus memijak ornamen Bindu
Matagah.
Ada anggapan masyarakat bahwa tidak semua orang mempunyai
sifat baik apalagi kalau ada orang asing yang datang ke kampung atau ke
rumah, maka orang tersebut harus memijak ornamen bindu matagah dengan
kaki kanan agar supaya segala niat jahat yang mungkin di bawa orang
tersebut hilang, dan tidak masuk ke rumah atau kampung, sehingga
ketentraman tetap terjaga.
Ornamen ini juga berfungsi untuk menjaga pemilik rumah atau orang
kampung yang sedang berburu kehutan. Apabila penghuni kampung di
hutan memiliki ketakutan, akibat adanya gangguan dari binatang buas
47
seperti ular, harimau dan hewan-hewan liar yang berusaha mengganggu dan
mengancam jiwa mereka, maka ornament ini dilukiskan ditanah dan
dipijakkan dengan kaki kanan, maka hal-hal buruk tidak akan terjadi.
c. Makna
Makna yang terdapat pada ornamen ini adalah makna kekuatan dan
makna kepercayaan
1. Makna Kekuatan
Ornamen Bindu Matagah mempunyai kekuatan untuk menjaga orang
kampung dari niat jahat orang ketika mereka kedatangan tamu dari luar
desa yang tidak dikenal.
Masyarakat Karo menganggap setiap orang yang tidak dikenal
belum tentu mempunyai niat baik maka ornamen Bindu Matagah akan
memiliki kekuatan untuk menjaga orang kampung dan pemilik rumah dari
segala ancaman dan gangguan
terlihat.
48
49
a. Bentuk
Ornamen ini bermotif alam yang merupakan tiruan dari awan akan
tetapi ornamen ini dibuat menyerupai gambar bunga yang menjalar
membentuk segitiga. Ornamen ini merupakan gambar awan yang beriring
dilangit yang memiliki gumpalan tebal yang ketika lapisan
awan atas
50
dalam
acara
adat
Karo
yang
menjaga
keharmonisan
51
52
53
a. Bentuk
Ornamen ini bermotif geometris (alam) yang membentuk persegi
panjang dengan garis-garis melintang membentuk tutup stoples pada bagian
dalamnya. Bahan dasar ornamen ini adalah papan (ayo-ayo) yang di ukir
dan dipahat membentuk tutup stoples melintang.
Warna dasar ornamen ini ialah hitam dan putih yang mana ornamen
ini menunjukkan awan hitam yang berarak di langit yang akan segera
menunjukkan datangnya hujan. Ornamen ini terdapat pada bagian atas dan
bawah papan dapur-dapur rumah adat Karo.
54
roh-roh
halus
sebagai
suatu
bentuk
kekuatan
yang
dapat
55
56
(sibiak udan), agar hujan turun dengan acara ritual yang diadakan di sungai
yang dikenal dengan nama ndilo wari udan.
a. Bentuk
Bentuk Ornamen yang terdapat pada gambar ini bila di perhatikan
secara seksama akan hampir mirip dengan rupa hewan yang menyerupai
gambar cecak. Ornamen ini memiliki lambang yang berupa kekuatan.
Ornamen ini dalam masyarakat Karo diartikan sebagai lambang
untuk memperkuat derpih rumah adat Karo. Dalam pembuatan ornamen
Pengret-ret sebenarnya derpih sudah dilobangi membentuk cecak dan
pengret-ret dihubungkan kelobang yang sudah dilobagi yang membentuk
57
cecak. Ornamen ini juga yang menghubungkan tiap lembar papan dalam
pembuatan rumah adat Karo.
Ornamen pengeret-ret sebagai paku yang mempunyai kekuatan
untuk memperkuat tiap lembar papan yang terdapat pada rumah adat Karo.
Ketahanan rumah adat juga berkisar empat ratus tahun di tempat penulis
mengadakan penelitian. Bahan dasar ornamen ini adalah sejenis tali (ijuk)
yang dibentuk membentuk cecak dan lengket pada derpih rumah adat Karo.
b. Fungsi
Pengret-ret ini dalam masyarakat Karo diletakan pada derpih depan
rumah adat Karo yang berfungsi sebagai
1. Tolak Bala
Tolak bala merupakan penolakan masyarakat Karo terhadap segala
bahaya yang datangnya dari roh-roh jahat di udara yang dapat mengganggu
ketentraman orang yang berada dalam rumah adat.
Didalam rumah adat Karo terdiri dari delapan rumah tangga yang
semuanya diikat oleh rasa kesatuan yang merasa senasib sepenanggugan,
sehingga untuk menghindari hal-hal yang merusak keharmonisan yang
58
59
a. Bentuk
Ornamen di atas berbentuk satu garis panjang dengan tiga lubang
yang berukuran setengah lingkaran. Setengah lingkaran tersebut merupakan
60
61
62
saat itu dunia kedokteran belum mereka kenal jadi ibu tersebut hanya di
temani sibaso (dukun beranak) dalam proses persalinan.
b. Makna Komunikasi
Ornamen ini bermakna komunikasi yang menunjukkan hubungan
komunikasi antara penghuni rumah dengan lingkungan tempat mereka
tinggal. Bendi-bendi yang berada didekat pintu masuk merupakan pengaloalo (penyambut tamu) yang menunjukkan sikap keterbukaan masyarakat
Karo dengan dunia luar. Namun keterbukaan itu ada batasnya sesuai dengan
etika. Apabila tergantung seutas benang pada ornamen Bendi-bendi tamu
tersebut harus masuk melalui pintu yang lain.
a. Bentuk
Ornamen ini memiliki bentuk persegi dengan dihiasi kotak-kotak.
Ornamen ini dibentuk dari gambaran alam yang merupakan tiruan dari
bunga.
63
memiliki fungsi
1. Mengetahui kelemahan lawan
Bunga yang merupakan gambaran dari bunga labu menunjukkan
bagaimana bunga labu tersebut akan memakan bunga yang ada di dekatnya.
64
65
a. Bentuk
Ornamen ini berbentuk persegi empat sama sisi, yang bahagian
tengahnya membentuk kotak-kotak membentuk persegi panjang yang
bertumpu pada diagonalnya. Antara bagian pertama, kedua, ketiga dan
66
keempat memiliki sisi yang sama dan bagian dalam ornamen membentuk
persegi panjang.
Ornamen ini terdapat pada ayo-ayo depan rumah adat Karo dengan
warna dasar hitam. Ornamen ini dibuat dengan cara dianyam dari bambu
yang diiris tipis dan dibelah membentuk kotak persegi dan persegi panjang
yang menunjukkan pembagian tugas kepala keluarga yang ada di dalam
rumah adat dan kesatuan mereka untuk bermusyawarah dalam mengambil
keputusan.
b. Fungsi
Ornamen ini diletakkan
mempunyai fungsi
Sebagai penolak segala bala yang ada pada masyarakat Karo yang
mengganggu ketentraman rumah. Setiap bahaya datangnya tidak disangkasangka maka setiap anggota keluarga yang berada dalam rumah adat akan
mempunyai tugas yang sama untuk saling menjaga anggota keluarga.
67
68
c. Makna
Saat
kita
melihat
ornamen
diatas
maka
terdapat
makna
69
a. Bentuk
Ornamen ini berbentuk gambar bunga yang merupakan tiruan dari
tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu merupakan sulur labu yang
menjalar. Tumbuhan Sulur labu yang menjalar menunjukkan kesuburan dan
kemakmuran yang memberikan kebahagian.
Kebahagian itu didapatkan dari hasil pengolahan pertanian yang
akan mendatangkan rejeki yang baik pada masyarakat Karo. Hal inilah yang
melatarbelakangi masyarakat Karo membentuk ornamen Taruk-taruk yang
mereka yakini bahwa pertanian memberikan rejeki yang baik jika diolah
dengan baik.
70
Ornamen ini di bentuk dengan teknik tatah dan diberi warna sesuai
dengan gambar Sulur labu yang menjalar.
b. Fungsi
Ornamen Taruk-taruk di atas diletakkan pada dapur-dapur rumah
adat Karo yang berfungsi sebagai hiasan yang memperindah sepanjang
dapur-dapur rumah adat Karo. Keindahan dari sulur labu ditunjukkan pada
pertanian Karo yang sampai pada saat sekarang ini masih dapat terlihat.
Sulur labu yang menjalar menunjukkan kesuburan pertanian Karo yang
pada umumnya masyarakat Karo menyukai pertanian sebagai mata
pencaharian mereka. Pertanian juga memberikan rejeki yang baik pada
masyarakat Karo.
c. Makna
Makna yang terdapat pada ornamen Taruk-taruk ialah makna
kemakmuran. Masyarakat Karo pada umumnya bermata pencaharian petani
71
atau orang yang bekerja dilembaga instansi juga akan menyempatkan waktu
kosongnya dengan bertani.
Pertanian yang ada di Karo dengan menanam sayur mayur, buahbuahan dan padi sebagai tanaman yang mereka anggap mendatangkan
rejeki yang baik.
Penanaman yang dilakukan juga bertukar-tukar menurut musim
tanam masing-masing sehingga mendatangkan rejeki yang baik bagi
mereka. Pada zaman dahulu tanah yang mereka olah adalah tanah adat yang
berdasarkan keturunan. Pelaksanaan pengolahan tanah juga dengan gotong
royong yang disebut dengan aron (kelompok kerja) sehingga pekerjaan juga
cepat selesai.
Akan tetapi pada saat sekarang ini pengolahan tanah tidak
berdasarkan tanah adat lagi, tetapi menurut kemampuan ekonomi yang ada
pada masyarakat Karo tersebut.
72
a. Bentuk
Ornamen ini berbentuk persegi empat yang bagian tengahnya dibagi
atas empat bagian seperti gambar kelopak bunga. Antara kelopak bunga
yang pertama, kedua, ketiga dan ke empat memiliki ukuran yang sama.
Keempat kelopak bunga tersebut berwarna putih dan persegi dan yang
menutupi kelopak tersebut berwarna hitam.
Ornamen ini bermotif tumbuh-tumbuhan berupa bagian bawah buah
manggis. Bagian bawah buah manggis tersebut menunjukkan isi dari pada
buah manggis.
73
74
Warna
hitam
yang
ditunjukkan
pada kulit
buah
manggis
75
a.Bentuk
Ornamen ini berbentuk persegi empat dan persegi panjang yang
bagian tengahnya menunjukan gambar bunga yang sedang mekar. Motif
ornamen ini diambil dari gambar tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu
berupa bunga kembang sepatu yang sedang mekar.
Ornamen ini dibentuk pada dapur-dapur rumah adat Karo. Tehnik
pembuatan ornamen ini dengan cara di ukir dan dipahat. Pembuatan
ornamen ini dilakukan dengan melihat tumbuh-tumbuhan yang ada di alam
sekitar sehingga ornamen ini menyerupai bunga kembang sepatu yang
76
77
c.Makna
Ornamen Pucuk Merbung yang merupakan tiruan dari bunga
kembang sepatu yang sedang mekar memberikan keindahan pada
masyarakat Karo. Pucuk Merbung yang merupakan pucuk bunga kembang
sepatu memberikan kesan indah dan keagungan rumah sehingga ornamen
ini diletakkan pada dapur-dapur rumah adat Karo.
Makna yang mengandung mistik pada ornamen ini tidak ada, karena
ornamen ini dibentuk dengan melihat keindahan alam sekitar. Keindahan
akan tumbuhan alam sekitar yang merupakan bunga kembang sepatu
tersebut yang sedang mekar yang sangat indah tersebutlah yang terdapat
pada dapur-dapur rumah adat Karo.
Kecantikan dari pada bunga kembang sepatu tersebutlah yang
menjadikan dapur-dapur rumah adat Karo indah dan ornament ini
menunjukkan kesan indah pada dapur-dapur rumah adat Karo.
78
a. Bentuk
Ornamen ini berbentuk tumbuh-tumbuhan yang sedang mekar yang
menunjukkan keindahan. Pembuatan ornamen ini dengan cara di ukir dan di
pahat dengan cara melihat tumbuh-tumbuhan yang ada di alam sekitar.
Motif tumbuhan yang ada pada ornamen ini menyerupai tumbuhan teratai
putih. Tumbuhan bunga teratai putih yang ada pada ornamen ini tumbuh di
semak-semak di rawa-rawa hutan.
79
80
c. Makna
Makna yang terdapat pada ornamen ini tidak jauh dari fungsinya
yaitu sebagai makna keindahan dan kekeluargaan
1. Makna keindahan pada ornamen ini terlihat pada keindahan bunga
bincole yang merupakan tiruan dari bunga teratai putih yang tumbuh
disemak-semak dirawa-rawa hutan. Keindahan Bbunga tersebut
menunjukkan keiklasan dan kemurnian hati masyarakat Karo yang mau
berbagi degan sesamanya.
2. Makna kekeluargaan
mempunyai wajah yang ayu dan hati yang baik sesuai dengan bunga
teratai yang memancarkan keindahannya ditengah tengah lumpur dan
semak-semak, yang memberikan bau harum dan wangi bagi yang
melihatnya. Bau harum dan wangi tersebut memperlihatkan kecantikan
dari gadis Karo dan kemurnian hatinya yang memahami dirinya sebagai
anak berru dalam keluarganya yang harus menghormati keluarganya
yang diikat oleh rakut sitellu.
81
a. Bentuk
Ornamen ini dibentuk dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar, ikal
dan pada ujung ikal terdapat motif hiasan mahluk halus. Ornamen ini
merupakan gambar tumbuhan bunga yang dijagai oleh umang (mahluk
halus) yang memiliki tubuh kecil seperti tuyul akan tetapi tidak jahat.
Bunga menunjukkan keindahan dan keindahan bunga tersebut akan
dijaga umang dari segala gangguan yang berusaha untuk merusak bahkan
menghancurkan bunga tersebut.
82
83
2. Media Komunikasi
Ornamen ini juga sebagai media komunikasi dimana mereka percaya
untuk berkomunikasi dengan roh-roh halus nenek moyang sebagai suatu
bentuk penghormatan yang memberikan kekuatan dan kebahagian pada
masyarakat Karo media komunikasi yang dipergunakan adalah ornament
Lukisan Umang sebagai perantaranya. Kepercayaan mereka pada umang
yang ada dalam ornament tersebut dengan harapan umang yang ada dalam
ornament tersebut akan menyampaikan maksud mereka untuk memanggil
roh nenek moyang.
c. Makna
Makna yang terdapat pada ornamen Lukisan Umang tidak jauh dari
fungsinya yaitu sebagai makna kepercayaan dan makna komunikasi.
1. Makna kepercayaan
Makna
kepercayaan
pada
ornamen
Lukisan
Umang
yang
84
jahat akan tetapi dia juga menyukai keindahan yang merupakan penjagaan
mahluk halus terhadap seisi rumah.
Penjagaan tersebut merupakan penjagan ornamen Lukisan Umang
yang menjaga pemilik rumah dari roh-roh jahat dan umang yang menyukai
keindahan menunjukkan rumah adat Karo tercipta dengan kesan indah dan
agung yang dijagai oleh ornamen yang sebagian mengandung unsur mistik.
2. Makna Komunikasi
Ornamen
masyarakat
ini
Karo
juga
percaya
mempunyai
bahwa
makna
roh-roh
komunikasi
nenek
moyang
dimana
dapat
85
a. Bentuk
Bentuk ornamen ini berpa garis yang menyilang diagonal, yang
membentuk persegi yang melambangkan memegang yang baik atau encikep
simehuli dalam masyarakat Karo. Pemegangan terhadap yang baik tersebut
berupa keteguhan hati masyarakat Karo untuk berbuat dan bertindak dengan
baik, tanpa merugikan banyak orang.
Ornamen ini bermotif geometris dan terdapat pada bagian bawah
dapur-dapur rumah adat karo. Bahan dasar ornament ini adalah kayu yang
tehnik pembuatannya di ukir dan dibuat garis menyilang membentuk
persegi.
86
b. Fungsi
Ornamen ini berfungsi sebagai tolak bala dan memegang yang baik
(encikep simehuli) dalam masyarakat Karo.
1. Memegang yang baik (encikep simehuli)
Memegang yang baik dalam masyarakat Karo berhubungan dengan
kepercayaan mereka bahwa hal-hal yang baik yang tidak melanggar norma
yang harus dipegang dan tidak merugikan banyak orang.
2.Tolak Bala
Tolak Bala berarti penolakan kepada hal-hal yang dianggap dapat
merugikan banyak orang. Penolakan ini juga berhubungan dengan upacara
ritual pada saat mereka akan berburu kehutan. Sebelum mereka pergi ke
hutan masyarakat Karo pada zaman dahulu akan mengadakan acara
bepergian kehutan supaya di hutan mereka mendapatkan hasil buruan yang
banyak. Ornamen ini dilukiskan ditanah dan dipijakkan dengan kaki
sebelah kiri.
87
c. Makna
Makna yang terdapat pada Ornamen Bindu Matagah ini adalah
makna kepercayaan. Makna kepercayaan pada ornamen ini berhubungan
dengan upacara ritual adat kepercayaan masyarakat Karo pada zaman
dahulu.
Pada zaman dahulu sebelum pergi ke hutan masyarakat Karo akan
mengadakan acara ritual berburu ke hutan dan sebelum mereka pergi
mereka harus memijak ornamen Bindu Matagah dengan kaki kiri agar
mereka mendapatkan hasil buruan yang banyak.
Ornamen ini juga dipergunakan saat mereka akan memulai menanam
maka ornamen ini berhubungan dengan hasil yang melimpah saat mereka
melukiskan ornamen ini di tanah maka hasil pertanian mereka akan
terhindar dari hama dan mereka akan mendapatkan hasil yang banyak.
88
a. Bentuk
Ornamen ini berbentuk garis-garis yang menyilang yang membentu
gambar bintang. Ornamen ini diambil dari gambaran alam berupa gambar
bintang yang ada dilangit. Gambaran bintang yang ada dilangit
menunjukkan kekuatan dari pada alam sendiri untuk menerangi jagad raya
pada malam hari. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi pembuatan
ornamen ini pada pintu masuk rumah adat Karo yang menunjukkan
kesatuan dari merga silima dalam masyarakat Karo.
89
90
keturunan ayah. Penolakan niat jahat yang terdapat pada ornamen ini
dimana ada orang diluar merga silima yang berusaha merusak keutuhan
mereka dan sebagai pegangan mereka ialah ornamen Tupak salah Silimalima yamg menunjukkan bahwa mereka adalah bersaudara yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
c. Makna
Makna yang terdapat pada ornamen ini ialah makna kesatuan
keluarga yang berarti bahwa merga silima tidak dapat dipisahkan dalam
susunan marga yang ada dalam masyarakat Karo. Kelima merga tersebut
adalah Karo-karo, Ginting, Sembiring, Perngin-angin, Tarigan merupakan
merga induk dalam masyarakat Karo. Sehingga dengan adanya merga ini
maka segala sikap-sikap dan tanggung jawab serta hak dari rakut sitellu bisa
terlaksana dengan teratur. Manfaat dari pada merga bagi masyarakat Karo
menurut (sitepu 1996:34) sebagai berikut :
1.
2.
91
3.
4.
Merga adalah bagiaan atau unsure yang terdapat dalam hak pemilikan
dan pewarisan pada suku Karo.
5.
a. Bentuk
Ornamen ini bermotif alam/geometris dengan warna dasar hitam dan
bagian tengah terlihat empat bulatan dan garis berwarna putih.
92
Utara : Utara
2.
Iresen
: Timur Laut
3.
Purba
: Timur
4.
Anguni : Tenggara
5.
Daksina : Selatan
6.
Nariti
7.
Pustima : Barat
8.
: Barat Daya
Petunjuk arah mata angin yang ada pada ornament ini menunjukkan
arah yang baik dan buruk bagi masyarakat Karo untuk melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan acara adat.
b. Fungsi
Ornamen ini berfungsi untuk melihat hari yang baik dan buruk
dalam melakukan sesuatu acara yang berhubungan dengan acara adat
93
94
a. Senina sipemeren, yaitu orang yang bersaudara karena ibu mereka kakak
adik
b. Senina sipengalon, yaitu saudara karena anak perempuan kawin dengan
anak laki-laki dalam satu keluarga.
c. Senina siparibanen, yaitu orang yang tidak semarga tapi istri mereka
bersaudara
d. Puang Kalimbubu, yaitu Semua Kalimbubu dari kalimbubu itu sendiri
dengan berbagai tingkatannya.
e. Puang ni puang yaitu puang kalimbubu dari kalimbubu.
f. Anak Sincekuh baka yaitu anak laki-laki
kandung ayah. Sincekuh baka memiliki arti dia bebas untuk mengambil
apa saja dari rumah kalimbubunya, termasuk anak perempuannya. Anak
Berru Mentri yaitu : kelompok penerima yang dikawini (anak berru dari
anak berru).
g. Anak berru singukuri yaitu anak berru dari anak berru mentri.
95
2. Makna Kepercayaan
Makna kepercayaan berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
Karo terhadap adanya hari yang baik dan buruk, sehingga untuk melakukan
suatu acara yang berhubungan dengan ada, mereka akan melihat hari yang
baik dengan bantuan dukun.
4.5.17. Ornamen Tapak Raja Sulaiman
a. Bentuk
Ornamen ini bermotif geometris yang berupa garis menyimpul
membentuk ruang. Bentuk ornamen ini merupakan jalinan dari motif bunga
tertentu yang secara geometris membentuk menjadi empat bagian. Nama
96
ornamen ini merupakan nama raja yang dianggap sakti yang ditakutimahluk
jahat mulai yag kecil sampai yang besar.
Ornamen ini terdapat pada dinding bagian bawah rumah adat yang
menggambarkan posisi masing-masing ruang dalam rumah adat Karo.
Rumah adat Karo terdiri dua bagian yaitu : Jabu ture dan Jabu tengah.
Jabu ture menandakan posisi rumah raja dan sangat berperan dalam
segala kegiatan adat, sedangkaan jabu tengah sebagai pengikut saja yang
disetarakan dengan rumah rakyat biasa, akan tetapi hubungan kekeluargaan
tetap terjaga tanpa ada perbedaan status.
Ornamen ini juga menandakan kepercayaan masyarakat bahwa raja
sulaiman merupakan raja yang ditakuti oleh dedemit.
b. Fungsi
Ornamen ini terletak pada dinding bagian bawah rumah adat Karo
yang berfungsi sebagai
1. Penolakan niat jahat orang
Ornamen Tapak Raja Sulaiman akan menolang mereka untuk
menghancurkan niat jahat orang yang datang secara nyata maupun tidak
97
98
2. Makna Kekuatan
Tapak raja sulaiman merupakan kekuatan pada masyarakat Karo
yang dipercayai bahwa tapak raja sulaiman akan menjaga pemilik rumah
dari segala niat buruk orang dan yang menunjukkan status raja sebagai
orang yang lebih tinggi kedudukannya
masyarakat Karo.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ornamen yang berhasil dikumpulkan sebanyak 17 (tujuh belas) yaitu
Ornamen Lumut-lumut Lawit, Ornamen Bindu Matagah, Ornamen
Embun Sikawiten, Ornamen Cimba Lau, Ornamen Pengret-ret,
Ornamen Bendi-bendi, Ornamen Bunga Gundur Sitelinen, Ornamen
Ser-ser Sigembel, Ornamen Taruk-taruk, Ornamen Pantil Manggis,
Ornamen Pucuk Merbung, Ornamen Bunga Bincole, Ornamen Lukisan
Umang, Ornamen Bindu Matoguh, Ornamen Tupak Salah Silima-lima,
Ornamen Desa Siwaluh, Ornamen Tapak Raja Sulaiman.
2. Ornamen yang terdapat dalam rumah adat Karo tidak semua mengandung
mistik akan tetapi diantaranya ada ornamen yang hanya merupakan
keindahan yang memperindah rumah adat Karo
100
101
5. 2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap Fungsi Dan Makna
Ornamen Rumah Adat Karo dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Ornamen yang ada dalam rumah adat Karo memiliki banyak nilai sosial
yang bermakna adat istiadat dalam masyarakat Karo yang perlu dijaga
dan dilestarikan.
2. Untuk mengetahui Nilai-nilai yang terkandung dalam ornamen rumah
adat Karo perlu diadakan penelitian lanjutan karena masih banyak nilai
nilai yang terdapat pada ornamen yang ada di Karo.
3. Pada masyarakat Karo perlu untuk menjaga kelestarian rumah adat yang
saat ini sudah mulai mengalami kepunahan.
102
103
104