PENDAHULUAN
Menua (menjadi tua/aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap trauma
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Istilah Geriatri pertama
kali dipakai oleh Ignatz Nascher pada tahun 1909. Geriatri merupakan disiplin ilmu
kedokteran yang menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, pengobatan dan
pelayanan kepada pasien usia lanjut.1 Menurut UN-Population Division, Department
of Economic and Social Affairs, jumlah populasi usia lanjut 60 tahun di seluruh
dunia diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2
milyar pada tahun 2050, saat itu usia lanjut akan melebihi jumlah populasi anak (0-14
tahun), pertama kali dalam sejarah manusia.2
Sepanjang kehidupan, nutrisi merupakan penentu yang sangat penting
terhadap kesehatan, fungsi fisik dan kognitif, vitalitas, kualitas hidup keseluruhan,
dan panjangnya usia. Status nutrisi memiliki dampak utama pada timbulnya penyakit
dan hendaya pada usia lanjut. Kecenderungan pola diet saat ini di negara-negara yang
sedang berkembang adalah menuju diet tinggi lemak yang ikut menambah risiko
penyakit kronik. Pada saat yang sama, perubahan sosial dan demografi menempatkan
usia lanjut pada risiko ketidakamanan makanan dan malnutrisi.1 Penyebab kematian
utama pada usia lanjut di seluruh dunia adalah penyakit vaskular dan penyakit kronik
yang menyertainya. Upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit ini dilakukan
melalui pola hidup sehat yang mencakup aktivitas fisik, diet bergizi, dan tidak
merokok atau salah guna obat. Sayangnya, bersamaan dengan pesatnya peningkatan
populasi usia lanjut, juga terdapat bukti perubahan perilaku dan pola aktivitas fisik
yang meningkatkan risiko timbulnya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi
yang dapat terjadi pada pasien usia lanjut adalah penyakit cystitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Cystitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel
urotelium
yang
melapisi
kandung
kemih.
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
Indwelling kateter
Sinar radiasi pada daerah pelvis juga dapat menyebabkan cystitis karena dapat
menyebabkan inflamasi pada jaringan kandung kemih. Biasanya muncul 6
bulan sampai 20 tahun setelah terapi radiasi
Bahan kimia. Karena beberapa orang mungkin hipersensitive terhadap bahanbahan kimia yang terdapat dalam produk tertentu seperti sabun mandi, cairan
pembersih daerah kewanitaan atau jeli spermatisida, dimana hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya reaksi alergi pada kandung kemih sehingga dapat
terjadi keradangan
Cystitis juga bisa disebabkan karena fistula vesikulovaginal dan fistula
Alur
Fimbrae
Adesi
Kapsul antigen K
Perlengketan (attachment)
Resistensi terhadap fagositosis
Inhibisi peristaltic usus
Pro-inflamasi
Resistensi antibiotic
Hemolysin
Kemungkinan perlengketan
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi
Sedangkan untuk bakteri pathogen yang berasal dari urin (urinary pathogen)
dapat menyebabkan sign & symptom ISK tergantung dari perlengketan mukosa oleh
bakteri, faktor virulensi dan variasi fase faktor virulensi
Peranan bacterial attachment of the mucosa. Fimbrae (proteinaceous hair
like projection from the bacterial surface) merupakan salah satu pelengkap
patogenesitas yang memiliki kemampuan untuk melekat pada mukosa saluran kemih.
Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenitas E.coli yang lain adalah
toksin. Beberapa toxinnya adalah -hemolysin, cytotoxic necrotizing factor-1 (CNF1) dan iron uptake system (aerobactin dan enterobactin). Beberapa peneliti
mengatakan mikroorganisme yang uropatogenik ditandai dengan ekspresi faktor
virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogenik mikroorganisme adalah resistensi
serum, sekuestrasi besi, pembentukan hidroksat dan antigen K yang biasanya muncul
mendahului sign & symptom ISK. Gen virulensi tersebut dipengaruhi oleh faktor luar
seperti suhu, ion besi, osmolaritas, pH dan tekanan oksigen. Penelitian Johnson
mengungkapkan bahwa virulensi yang menjadi penyebab dari ISK terdiri dari
fimbriae type 1 (58%), P-fimbrae (24%), aerobactin (38%), haemolysin (20%),
antigen K(22%), resistensi serum (25%) dan antigen O (28%).
Variase fase faktor virulensi. Virulensi suatu bakteri ditandai dengan
kemampuan untuk mengalami suatu perubahan sesuai dengan respon terhadap faktor
luar. Variasi fase virulensi ini menunjukkan bahwa beberapa penentu virulensi
bervariasi di antara individu dan lokasi saluran kemih.
Faktor predisposisi pencetus ISK. Faktor bakteri dan keadaan saluran kemih
pasien mempunyai peranan yang penting dalam kolonisasi bakteri di saluran kemih.
Hal ini didukung dari hasil penelitian epidemiologi. Kolonisasi bakteri sering
mengalami eksaserbasi apabila terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih.
Contohnya adalah dilatasi dari saluran kemih tanpa obstruksi dapat menyebabkan
gangguan klirens urin dan meningkatkan kepekaan terhadap terjadinya infeksi.
Status immunologis pasien. Dari penelitian laboratorium didapatkan bahwa
golongan darah dan status secretor (sekresi antigen darah yang larut dalam air dan
beberapa kelas immunoglobulin) mempunyai kontribusi terhadap kepekaan terhadap
terjadinya ISK. Prevalensi ISK juga meningkat pada golongan darah AB, B dan PI
(antigen terhadap suatu tipe fimbrae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah
Lewis. Pada pasien dengan struktur anatomis yang normal, kepekaan ISK rekurennya
lebih besar pada pasien dengan antigen darah non sekretorik daripada sekretorik.
Tabel 2. Faktor-faktor yang Meningkatkan Kepekaan Terhadap Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
Genetik
Status
Biologis
Kelainan
nonsekretorik
congenital
Antigen golongan Urinary
darah ABO
Perilaku
Senggama
tract Penggunaan
obstruction
kondom,
Riwayat
infeksi spermisida
saluran
kemih
sebelumnya
Diabetes
Inkontinensia
Lainnya
Operasi urogenital
Terapi estrogen
10
11
12
Disuria
Urgensi
Nyeri suprapubik
Mual muntah
Demam
Nyeri costovertebral
Stranguria (kencing pelan dan nyeri yang disebabkan karena spasme otot
dari urethra dan vesika urinaria)5
b. Tanda
Flank pain
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis5
Tes Dipstick
14
Tes nitrate (untuk mendeteksi produk dari nitrate reduktase, suatu enzim
yang dihasilkan oleh banyak spesies bakteri). Sensivitas 22% dan
spesifitas 94%-100%
b. Kultur Urine5
c. CBC5
Leukositosis
USG
Radiografi
Pielografi IV
Micturating cystogram
Isotop Scanning
Indikasi:
-
Pasien laki-laki
Hematuria persisten
15
direkomendasikan
untuk pengobatan
pada
cystitis
tanpa
yang
hanya
sekitar<2%
Sehingga
TMP-SMX
lebih
direkomendasikan pada area dengan prevalensi resistensi E.coli terhadap TMPSMX <20%. Pada dewasa dan anak-anak durasi pengobatan sekitar 3-5 hari.
Terapi yang lebih lama tidak di perlukan. Terapi single dose pada reccurent
cystitis kuranglah efektif. Jika ingin menggunakan single-dose, Fluoroquinolones
16
dengan half-lives yang lebih panjang lebih cocok untuk terapi single-dose.
Resistensi terhadap penicillins dan aminopenicillins sangatlah tinggi sehingga
tidak direkomendasikan.10
2.9 Prognosis
Kebanyakan kasus dari cystitis menimbulkan rasa tidak nyaman namun
akan sembuh tanpa komplikasi setelah pengobatan.
2.10 Komplikasi
Jika cystitis diobati secara cepat dan tepat, sangat jarang terjadi komplikasi,
tetapi pada kasus yang tidak di obati, dapat terjadi komplikasi serius seperti :
Darah pada urin. Pada cystitis, akan tampak sel darah merah di urine
dengan penglihatan dibawah microskop (microskopik hematuri) dan
biasanya hilang dengan pengobatan. Hematuri macros jarang pada cystitis
bakteri.
2.11 Pencegahan
17
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: MN
Umur
: 68 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Jumlah Anak
: 1 laki-laki, 3 perempuan
Jumlah Cucu
: 3 laki-laki, 4 perempuan
Agama
: Hindu
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: 13 Januari 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah pada tanggal 11 Januari 2016
dengan keluhan nyeri perut bawah. Nyeri perut dikatakan dirasakan sejak pagi
1 hari SMRS. Pada awalnya, nyeri dirasakan samar dan dirasakan tidak terlalu
hebat dan tidak mengganggu aktivitas pasien. Pasien mengira nyeri
dikarenakan telat makan. Beberapa jam kemudian, pasien mengeluh nyeri
semakin tajam dan menjalar hingga ke pinggang bawah. Nyeri ini dirasakan
saat akan BAK. Pasien merasa nyeri bertambah bila batuk ataupun mengedan
18
saat BAB. Selain itu, saat nyeri timbul, pasien juga mengatakan akan semakin
nyeri bila ditekan pada daerah nyeri. Pasien sempat mendapatkan obat
penghilang nyeri yang diberikan anaknya namun kembali nyeri jika tidak
minum obat tersebut.
Keluhan lain yang dirasakan pasien mengalami demam sumer-sumer
sejak 2 hari SMRS (9 Januari 2016) namun suhu tidak sempat diukur. Buang
air besar terakhir kemarin dengan warna kekuningan dan konsistensi lembek.
BAB kehitaman disangkal pasien. Pasien mengatakan susah menahan
keinginan BAK sejak kemarin. BAK dikatakan sedikit namun hingga 7 kali
per hari dan pasien merasakan nyeri saat BAK. Riwayat BAK seperti teh atau
BAB berwarna putih seperti dempul disangkal oleh pasien. Pasien tidak
mengeluhkan adanya mata kuning atau badan kuning, sesak, dan kaki
bengkak.
Pasien biasanya makan utama 3 kali sehari dan asupan buah serta sayur
yang kurang. Sejak sakit nafsu makan pasien menjadi berkurang. Pasien tidak
nafsu makan karena ketika makan pasien merasa nyeri perutnya memberat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan nyeri perut yang
serupa seperti yang dikeluhkan saat ini. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 5 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi 2 kali
sehari namun pasien lupa nama obatnya. Riwayat sakit kuning disangkal oleh
pasien. Riwayat diabetes mellitus, penyakit hati, dan asma disangkal.
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan nyeri perut yang
serupa dengan pasien. Riwayat sakit kuning pada keluarga disangkal oleh
pasien. Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung dan asma
disangkal.
19
Riwayat Sosial
Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Pasien sehari-hari berdiam diri di
rumah, aktivitas sehari-hari pasien menjahit janur. Selain itu aktivitas lainnya
yaitu mengasuh cucunya. Pasien tinggal bersama keluarganya dengan seorang
suami dan dua orang anak beserta menantu. Untuk kesehariannya pasien
makan 3x sehari. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Riwayat Medis
1. Keluhan utama
: Nyeri perut
2. Keluhan penyerta
a. Pusing-pusing
: Tidak ada
b. Nyeri kepala
: Tidak ada
c. Kesadaran menurun
: Tidak ada
: Menurun
: Tidak ada
f. Demam
g. Sulit tidur
: Tidak ada
: Tidak ada
i. Sakit tenggorokan
: Tidak ada
j. Gangguan pendengaran
: Tidak ada
k. Gangguan penglihatan
: Tidak ada
: Tidak ada
m. Batuk-batuk lama
: Tidak ada
n. Sesak nafas
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
q. Mencret / diare
: Tidak ada
r. BAB berdarah
: Tidak ada
20
s. Mengompol
: Tidak ada
t. Jatuh
: Tidak ada
: Tidak ada
v. lainnya
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
e. Paru-paru (TBC/PPOK/Asma)
: Tidak ada
f. Kolesterol tinggi
: Tidak ada
g. Trigliserida tinggi
: Tidak ada
h. Kegemukan (obesitas)
: Tidak ada
: Tidak ada
l. Prostat
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
o. Rematik / Osteoatritis
: Tidak ada
p. P. Gout Pirai
: Tidak ada
: Tidak ada
r. Kanker
: Tidak ada
s. Gangguan lambung
: Tidak ada
t. Sakit liver
: Tidak ada
u. Batu empedu
: Tidak ada
v. Lainnya
: Tidak ada
21
5. Riwayat pembedahan
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
8. Riwayat Alergi
: Tidak ada
: Ada
: Tidak ada
: Jarang
b. Kegiatan keagamaan
: Sering
: Jarang
: Tidak
e. Olahraga
: Tidak Pernah
: Tidak
: Tidak ada
:-
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak
: Kurang
: Cukup/Lumayan
22
b.
Tidak ada
c.
d.
Tidak ada
e.
Tidak ada
3. Pulmo
a. Sesak Napas
: Tidak ada
b. Demam
: Tidak ada
4. Saluran cerna
a. Nafsu makan menurun/meningkat
b. Berak hitam
: Tidak ada
c. Sakit perut
d. Mencret
: Tidak ada
: Tidak ada
f. BAB berdarah
: Tidak ada
5. Saluran Kencing
a. Gangguan BAK
: Ada
b. Nyeri BAK
: Ada
: Ada
d. Menetes
: Tidak ada
: Tidak ada
6. Hematologi
a. Mudah timbul lebam kulit
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
7. Rematologi
a. Kekakuan sendi
: Tidak Ada
23
b. Bengkak sendi
: Tidak ada
c. Nyeri otot
: Tidak ada
8. Endokrin
a. Benjolan di leher depan samping
: Tidak ada
b. Gemetaran
: Tidak ada
: Tidak ada
d. Banyak keringat
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
g. Mudah mengantuk
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
9. Neurologi
a. Pusing/ Sakit kepala
: Tidak ada
: Tidak ada
c. Pingsan sesaat
: Tidak ada
d. Gangguan penglihatan
: Tidak ada
e. Gangguan pendengaran
: Tidak ada
: Tidak ada
g. Kesulitan tidur
: Tidak ada
: Tidak ada
i. Lumpuh
: Tidak ada
j. Kejang-kejang
: Tidak ada
10. Jiwa
a. Sering lupa
: Tidak ada
b. Kelakuan aneh
: Tidak ada
c. Mengembara
: Tidak ada
d. Murung
: Tidak ada
e. Sering menangis
: Tidak ada
f. Mudah tersinggung
: Tidak ada
24
IV.
PENAPISAN
01
02
03
Fungsi
Mengontrol BAB
Mengontrol BAK
Membersihkan diri
(lap muka, sisir
rambut, sikat gigi)
Sko
r
Keterangan
Kontinen teratur
Mandiri
Mandiri
25
04
05
06
07
Penggunaan toilet
pergi ke dalam
dari WC (melepas,
memakai celana,
menyeka,
menyiram)
Makan
Mandiri
Tidak mampu
Mandiri
Tidak mampu
Mandiri
Tidak mampu
Berpindah tempat
dari tidur ke duduk
Mobilisasi/berjala
n
26
08
09
10
Berpakaian
(memakai baju)
Mandiri
Mandiri
Tidak mampu
Mandiri
Mandi
Total Skor
19
: Mandiri
: Ketergantungan ringan
: Ketergantungan sedang
: Ketergantungan berat
: Ketergantungan total
IADL
No
Aktivitas
27
Dependen (perlu
Nilai
Telepon
Belanja
bantuan orang
lain)Nilai = 1
Mengoperasikan telepon
sendiri
Mencari dan
menghubungi nomer
Menghubungi beberapa
nomer yang diketahui
Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
Mengatur semua
kebutuhan belanja
sendiri
Persiapan
makanan
Merencanakan,
menyiapkan, dan
menghidangkan
makanan
Perawatan
rumah
Mencuci
baju
Transport
ringan sehari-hari
(merapikan tempat tidur,
mencuci piring)
28
Tidak bisa
menggunakan
telepon sama
sekali
Perlu bantuan
untuk mengantar
belanja
Sama sekali tidak
mampu belanja
Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
bahan makanan
Menyiapkan
makanan tetapi
tidak mengatur diet
yang cukup
Perlu disiapkan
dan dilayani
Perlu bantuan
untuk semua
perawatan rumah
sehari-hari
Tidak
berpartisipasi
dalam perawatan
rumah
Mencuci hanya
beberapa pakaian
Semua pakaian
dicuci oleh orang
lain
Perjalanan terbatas
ke taxi atau
kendaraan dengan
Pengobatan
Manajemen
keuangan
menyetir sendiri
Mengatur perjalanan
sendiri
Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
Meminum obat secara
Tidak mampu
mengambil
keputusan finansial
atau memegang
uang
TOTAL
Skor IADL :
3.
: Independen
3-8
Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Umur: 68 tahun
Waktu/jam sekarang: 14.30 WITA
Alamat tempat tinggal: Denpasar
Tahun ini: 2016
Saat ini berada di mana di Sanglah
Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)
Tahun kemerdekaan RI
Nama presiden RI
29
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
0.Salah
0.Salah
1.Benar
1.Benar
4.
0.Salah
1.Benar
Total Skor :
10
oAgitasi
oCemas
Skor
Maks
Lansia
ORIENTASI
5
4
Jumlah Percobaan : 2
ATENSI DAN KALKULASI
5
4
Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100,
kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar,
berhenti
setelah
hitungan
(93,
86,
79,72,65)
30
Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No
Keterangan
YA
TIDAK
01
02
03
04
05
06
07
31
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
32
24
25
26
27
28
29
30
TOTAL
6.
: Normal
: Mild depression
: Severe depression
Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?
0
Tidak pernah
1,0
2,5
4,0
5,0
33
5,5
6,5
8,0
10
7.
: Inkontinensia berat
2
3
Penilaian
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)
a.
< 19 = 0
c.
21-23 = 2
b.
19-21= 1
d.
>23 = 3
Lingkar lengan atas (cm)
a.
< 21 = 0
c.
>22 = 1
b.
21-22 = 0.5
Lingkar betis (cm)
a.
31 = 0
b.
>31 = 1
BB selama 3 bulan terakhir :
a.
Kehilangan > 3kg = 0
b.
Tidak tahu = 1
c.
Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d.
Tidak kehilangan BB = 3
34
Nilai
1
0
0
5
6
7
10
11
12
13
14
15
0
1
1
2
1
a.
< 3 cangkir = 0
b.
3 - 5 cangkir = 0,5
c.
> 5 cangkir = 1
Pola makan
a.
Tidak dapat makan tanpa bantuan = 0
16
b.
Dapat makan sendiri dengan sedikit kesulitan = 1
c.
Dapat makan sendiri tanpa masalah = 2
Apakah mereka tahu bahwa mereka memiliki masalah gizi ?
a.
Malnutrisi = 0,
17
b.
Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1
c.
Tidak ada masalah gizi = 2
Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama,
18 bagaimana mereka menilai kesehatan mereka sekarang ?
Tidak baik =0, Tidak tahu =0.5, Baik =1, Lebih baik =2
TOTAL
Interpretasi:
V.
Skor > 24
: Gizi baik
Skor 17-23,5
: Berisiko malnutrisi
Skor < 17
: Malnutrisi
: E4 V5 M6
b. Tekanan darah/nadi
Duduk
: 130/80 mmHg
: 37,20C
e. Antropometri
Berat badan
: 50 kg
36
Nadi
: 88 x/menit
1
25
Tinggi badan
: 158 cm
BMI
: 20,02 kg/m2
Tinggi lutut
: 35/35 cm
: Biasa
Bercak kemerahan
: Tidak ada
: Tidak ada
Curiga keganasan
: Tidak ada
Dekubitus
: Tidak ada
g. Pendengaran
Dengar suara nomal
: Normal
: Tidak ada
h. Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Ada
Jarak penglihatan
: Normal
Jarak baca
: Normal
Katarak
: Tidak ada
Temuan funduskopi
: Normal
Anemis
: Ada +/+
Ikterus
: Tidak ada
Refleks pupil
: +/+ Isokor
Edema palpebra
: Tidak ada
i. Mulut
Hygiene mulut
: Baik
37
Gigi palsu
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
j. Leher
Derajat gerak
: Normal
Kelenjar tiroid
: Normal
: Tidak ada
Massa lain
: Tidak ada
: Tidak ada
JVP
: PR + 0 cmH2O
k. Thorax
Massa teraba
: Tidak ada
Kelainan lain
: Tidak ada
l. Paru
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: VF N/N
Perkusi
: Sonor / Sonor
: Vesikuler +/+
: Wheezing -/-
: Reguler
Inspeksi
Palpasi
Bising
: Tidak ada
38
Gallop
: Tidak ada
Bising A. Karotis
: Tidak ada
Bising A. Femoralis
: Tidak ada
: Teraba
Edema pedis
: Tidak ada
Edema tibia
: Tidak ada
Edema sacrum
: Tidak ada
n. Abdomen
Bising
: Normal
Hati membesar
: Tidak ada
Massa perut
: Tidak ada
Limpa membesar
: Tidak ada
: Tidak Ada
Gerak terbatas
: Tidak Ada
Nyeri
: Tidak Ada
Benjol/ radang
: Tidak Ada
p. Saraf
Penghidu
: Kesan normal
Ketajaman penglihatan
: Kesan Normal
Lapangan penglihatan
: Kesan normal
Fundus
: Kesan normal
Pupil
: Kesan normal
Ptosis
: Kesan normal
Nistagmus
: Tidak ada
: Kesan normal
: Kesan normal
: Kesan normal
: Kesan normal
Otot mengunyah
: Kesan normal
39
Refleks kornea
: Normal
Jerk jaw
: Normal
: Normal
: Normal
Pendengaran
: Normal
Uvula
: Normal
Refleks trapesius
: Kesan normal
Otot trapesius
: Normal
Sternokleidomastoideus
: Normal
Lidah
: Normal
q. Motorik
Anggota tubuh atas
Kekuatan
Tonus
Refleks
Bahu
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
Siku
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
Pergelangan tangan
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
Paha
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
Lutut
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
Pergelangan kaki
(5)/(5)
(N)/(N)
(+)/(+)
r. Sensorik
Anggota tubuh atas
Tajam (Nyeri)
Raba
Getar
Suhu
19. Koordinasi
Jari ke hidung
: Normal
Tumit ke lutut
: Normal
40
Hasil
23.4
18.4
2.89
1.80
0.014
0.280
5.20
14.9
46.6
89.5
28.6
32
13
149
6.96
Rujukan
4.10-11.0
2.50-7.50
1.00-4.00
0.100-1.20
0.00-0.500
0.00-0.100
4.00-5.20
12.0-16.0
36.0-46.0
80.0-100
26.0-34.0
31.0-36.0
11.6-14.8
140-400
6.80-10.0
Hasil
12.7
INR
Kontrol PPT
APTT
1.17
11.8
47.6
Kontrol APTT
32.8
Rujukan
Normal = perbedaan
dng kontrol < 2 detik
Normal = perbedaan
dng kontrol < 7 detik
Hasil
Satuan
Referensi
pH
7.35-7.45
Leukocyte
100 (++)
Nitrite
Negatif
Protein
75 (++)
mg/dl
Negatif
Glucose
Normal
mg/dl
Normal
Leu/ul
Negatif
Negatif
41
Ketone
15 (++)
mg/dl
Negatif
Urobilinogen
1 (+)
mg/dl
Normal
Bilirubin
1 (+)
mg/dl
Negatif
Erythrocyte
250 (5+)
Ery/ul
negatif
Spesific
Gravity
1.020
1,005-1,020
Clarity
Jernih
Jernih
Colour
Amber
p.yellow-yellow
Sedimen Urin
Leukosit
8-10
/Lp
<6/lp
Eritrosit
Banyak
dismorfik
/Lp
<3/lp
/lp
/lp
Sel epitel
Kristal(lainlain)
Bakteri +
Hasil
26.7
16.3
4.06
140
14
1.05
138
4.6
Rujukan
11-27
11.00-34.00
3.40-4.80
70.00-140.00
8.00-23.00
0.50-0.90
136-145
3.50-5.10
Natrium
123
141
Kalium
1.81
5.44
42
Rujukan
Na : 136-145
(Pk. 07.51)
12/01/2016
134
3.6
K : 3.50-5.10
(Pk. 12.51)
13/01/2016
Hasil
7.4
41
89
0.6
25.4
97
26.7
Rujukan
7.35-7.45
35-45
80-100
-2-2
22.00-26.00
95-100%
24.00-30.00
Cystitis
43
VII.
DAFTAR MASALAH
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki
masalah sebagai berikut :
ADL Barthel
: Ketergantungan ringan
IADL
AMT
: Normal
MMSE
GDS
: Normal
MNA
: Gizi baik
REKOMENDASI PENATALAKSANAAN
a. Terapi farmakologis
44
Berikan edukasi tentang obat yang diminum & gaya hidup sehat
pasien
X.
PROGNOSIS
Dubius ad bonam
BAB IV
45
PEMBAHASAN
yang
melapisi
kandung
kemih.
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
46
47
Pada pasien CKD cenderung mengalami gangguan elektrolit. Begitu pula yang
dialami oleh pasien ini. Pasien ini mengalami hipokalemi (1.05) dan hiponatremia
(123). Penanganan yang dapat diberikan yaitu cairan IVFD KCL 75 meq yang didrip
dalam 500 ml NaCl 0,9% 20 tpm. Cairan pemeliharaan selanjutnya berupa NaCl
0,9%
48
BAB V
KESIMPULAN
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontologi dan kedokteran yang
mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Bersamaan dengan pesatnya peningkatan populasi usia
lanjut, juga terdapat bukti perubahan perilaku dan pola aktivitas fisik yang
meningkatkan risiko timbulnya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang
dapat terjadi pada pasien usia lanjut adalah penyakit cystitis. Cystitis adalah suatu
penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi kandung
kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam
kandung kemih.
Cystitis ringan dapat sembuh dalam 4-9 hari tanpa pengobatan. Tapi apabila
terjadi infeksi bakteri berat, maka dapat menimbulkan manifestasi seperti demam,
dan nyeri perut, dan kondisi ini memerlukan pengobatan dengan menggunakan
antibiotik. Pemilihan antibiotik sebaiknya berdasarkan hasil kultur urin. Selain
mengobati penyakit yang mendasari, pada pasien geriatri asuhan gizi sangatlah
penting. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang diperlukan
kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas
normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai
kualitas hidup yang cukup baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Stanley, Mikley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
2. United Nations, Department of Economic and Social Affairs Population
Devision. World population prospects : The 2006 revision, highlights. New
York : United Nation 2007.
3. Tessy, Agus dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
4. Andrologi, 2014, Radang Kandung Kemih, Metropole Hospital Jakarta
http://andrologi.wordpress.com/category/andrologi/radang-kandung-kemihandrologi/ diakses pada 11 Januari 2016
5. Sudoyo, Aru W, Setiyohadi, Bambang, et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.
6. Seed, Patrick, 2013, Duke University Medical Center : Center for Microbial
Pathogenesis,
Duke
Bacteriology
Research
Unit
Susceptibility,
Nature
Publishing
Group
http://www.nature.com/nrurol/journal/v8/n8/fig_tab/nrurol.2011.100_F1.html
diakses pada 11 Januari 2016
8. Fauci, Braunwald et al, 2008, Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th
edition, McGraw-Hill, United States
9. Tanagho, Emil A, McAninch, Jack W, 2006, Smiths General Urology, 17th
edition, McGraw-Hill, United States
10. Wein, Alan J, Kavoussi, Louis R et al, 2007, Campbell-Walsh Urology, Ninth
edition, McGraw-Hill, United States
50