Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
Menua (menjadi tua/aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap trauma
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Istilah Geriatri pertama
kali dipakai oleh Ignatz Nascher pada tahun 1909. Geriatri merupakan disiplin ilmu
kedokteran yang menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, pengobatan dan
pelayanan kepada pasien usia lanjut.1 Menurut UN-Population Division, Department
of Economic and Social Affairs, jumlah populasi usia lanjut 60 tahun di seluruh
dunia diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2
milyar pada tahun 2050, saat itu usia lanjut akan melebihi jumlah populasi anak (0-14
tahun), pertama kali dalam sejarah manusia.2
Sepanjang kehidupan, nutrisi merupakan penentu yang sangat penting
terhadap kesehatan, fungsi fisik dan kognitif, vitalitas, kualitas hidup keseluruhan,
dan panjangnya usia. Status nutrisi memiliki dampak utama pada timbulnya penyakit
dan hendaya pada usia lanjut. Kecenderungan pola diet saat ini di negara-negara yang
sedang berkembang adalah menuju diet tinggi lemak yang ikut menambah risiko
penyakit kronik. Pada saat yang sama, perubahan sosial dan demografi menempatkan
usia lanjut pada risiko ketidakamanan makanan dan malnutrisi.1 Penyebab kematian
utama pada usia lanjut di seluruh dunia adalah penyakit vaskular dan penyakit kronik
yang menyertainya. Upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit ini dilakukan
melalui pola hidup sehat yang mencakup aktivitas fisik, diet bergizi, dan tidak
merokok atau salah guna obat. Sayangnya, bersamaan dengan pesatnya peningkatan
populasi usia lanjut, juga terdapat bukti perubahan perilaku dan pola aktivitas fisik
yang meningkatkan risiko timbulnya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi
yang dapat terjadi pada pasien usia lanjut adalah penyakit cystitis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Cystitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel
urotelium

yang

melapisi

kandung

kemih.

Penyakit

ini

disebabkan

oleh

berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih. Cystitis dapat


mengenai laki-laki maupun perempuan semua umur yang ditunjukkan dengan adanya
bakteri di dalam urin disebut bakteriuria. 3
2.2 Etiologi
Obstruksi, apapun penyebabnya (seperti kateterisasi, bedah urologi),
merupakan faktor risiko utama berkembangnya ISK. Pada laki-laki yang berusia lebih
dari 50 tahun, hipertrofi prostat dengan obstruksi parsial menjadi penyebab utama
risiko terjadinya peningkatan ISK. Faktor risiko yang lebih sering diperhatikan pada
pria berusia lanjut meliputi gangguan kognitif, inkontinensia tinja atau urin, dan
penggunaan kateter. Faktor risiko primer pemasangan kateter yang dapat
menyebabkan bakteriuria adalah :

jenis kelamin perempuan

kondisi komorbiditas yang signifikan ( terutama diabetes mellitus )

usia yang lebih tua dari 50 tahun

kurangnya antibiotik sistemik

kadar serum kreatinin yang lebih dari 2mg/dL

Sedangkan faktor risiko sekunder pemasangan kateter yang dapat menyebabkan


bakteriuria adalah :

jenis kelamin laki-laki

usia yang lebih tua

ada penyakit urologi yang mendasari

ISK disebabkan oleh Serratia marcescens


2

Indwelling kateter

Gambar 1. Faktor Resiko UTI


Pada pria muda, faktor risiko cystitis akut termasuk perilaku homoseksual
dengan berhubungan seks melalui anal, berhubungan dengan perempuan yang
terinfeksi atau terkolonisasi dengan uropathogen, tidak melakukan sirkumsisi, dan
human immunodeficiency virus ( HIV) dengan jumlah CD4 200/L atau kurang.
Bakteri yang paling sering menyebabkan cystitis antara lain E coli, Klebsiella,
Enterobacter, Proteus, Pseudomonas, Serratia, Enterococcus, dan Staphylococcus
spesies.
Beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan cystitis, yaitu4 :

Intersitial Cystitis, yaitu cystitis yang idopatik. Intersitial cystitis dianggap


sebagai cedera pada kandung kemih yang mengakibatkan iritasi konstan dan
jarang melibatkan infeksi. kondisi ini sulit untuk didiagnosis dan diterapi

Obat-obat tertentu dapat menyebabkan cystitis, terutama obat kemoterapi


seperti siklofosfamide dan ifofosfamid

Sinar radiasi pada daerah pelvis juga dapat menyebabkan cystitis karena dapat
menyebabkan inflamasi pada jaringan kandung kemih. Biasanya muncul 6
bulan sampai 20 tahun setelah terapi radiasi

Bahan kimia. Karena beberapa orang mungkin hipersensitive terhadap bahanbahan kimia yang terdapat dalam produk tertentu seperti sabun mandi, cairan
pembersih daerah kewanitaan atau jeli spermatisida, dimana hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya reaksi alergi pada kandung kemih sehingga dapat
terjadi keradangan
Cystitis juga bisa disebabkan karena fistula vesikulovaginal dan fistula

vesikuloenterik (fistula yang menghubungkan vesika urinaria dengan usus). Fistula


vesikuloenterik dapat menyebabkan bakteri pembentuk gas dapat masuk ke dalam
vesika urinaria dan tumbuh di sana. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
gelembung-gelembung udara di dalam urine (pneumaturia).
2.3 Epidemiologi
Secara epidemioligi kejadian ISK pada wanita selama masa remaja dan usia
subur jauh lebih tinggi dibandingkan laki laki, dimana wanita dewasa berisiko 30
kali lebih tinggi dibanding pria untuk mengalami ISK. Kejadian ISK pada pria
mendekati perempuan pada pria yang berusia lebih dari 60 tahun. Pada pria berusia
65 tahun atau lebih , 10 % telah ditemukan memiliki bakteriuria, dibandingkan
dengan 20 % perempuan dalam kelompok usia ini.
Secara internasional , perbandingan serupa banyak ditemukan di negara-negara
maju. Namun di negara-negara berkembang di mana laki-laki memiliki masa hidup
yang lebih pendek , kejadian ISK akibat hipertrofi prostat lebih rendah.
Remaja laki laki jarang terkena ISK dan prevalensi bacteruria hanya 0,1 %
atau kurang. Pada neonatus, ISK lebih sering terjadi pada anak laki-laki dari pada
anak perempuan (dengan rasio laki laki : perempuan = 1,5 : 1) dan ini sering
menjadi bagian dari sindrom sepsis gram negatif. Insiden kumulatif gejala ISK
4

( termasuk pielonefritis ) anak laki-laki selama 10 tahun pertama kehidupan telah


dilaporkan di 1,1-1,6 %
Kejadian ISK murni pada pria dewasa muda yang berumur kurang dari 50
tahun (sekitar 5-8 per tahun per 10.000). Dalam populasi ini, gejala disuria atau
frekuensi kencing biasanya karena penyakit infeksi menular seksual yang
berhubungan dengan uretra (misalnya, gonokokal uretritis dan nongonococcal) dan
prostat.
Pada pria yang lebih tua dari 50 tahun, kejadian ISK meningkat secara drastis
(sekitar 20-50 % prevalensi) hal ini dikarenakan karena pembesaran prostat,
kelemahan, dan instrumentasi dari saluran kemih. Spektrum agen penyebab juga agak
lebih luas di kalangan lanjut usia.
2.4 Patogenesis
Patogenesis bakteriuri asimptomatik dapat menjadi bakteriuri simptomatik
tergantung dari patogenitas bakteri dan status pasien sendiri (host).5
1. Peranan Patogenitas Bakteri
Bakteri usus yang paling sering menyebabkan ISK adalah E.coli, dimana
patogenitasnya ini berhubungan dengan bagian permukaan sel polisakarida dan
lipopolisakarida (LPS). E.coli juga memiliki faktor virulensi yang dikenal sebagai
virulence determinalis yaitu :
Tabel 1. Faktor Virulensi E.Coli
Penentu virulensi

Alur

Fimbrae

Adesi

Kapsul antigen K

Pembentuk jaringan ikat (scarring)


Resistensi terhadap pertahanan tubuh

Lipopolisakarida side chain (antigen O)


Lipid A (endotoksin)

Perlengketan (attachment)
Resistensi terhadap fagositosis
Inhibisi peristaltic usus
Pro-inflamasi

Membrane protein lainnya

Resistensi antibiotic

Hemolysin

Kemungkinan perlengketan
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi

Sedangkan untuk bakteri pathogen yang berasal dari urin (urinary pathogen)
dapat menyebabkan sign & symptom ISK tergantung dari perlengketan mukosa oleh
bakteri, faktor virulensi dan variasi fase faktor virulensi
Peranan bacterial attachment of the mucosa. Fimbrae (proteinaceous hair
like projection from the bacterial surface) merupakan salah satu pelengkap
patogenesitas yang memiliki kemampuan untuk melekat pada mukosa saluran kemih.
Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenitas E.coli yang lain adalah
toksin. Beberapa toxinnya adalah -hemolysin, cytotoxic necrotizing factor-1 (CNF1) dan iron uptake system (aerobactin dan enterobactin). Beberapa peneliti
mengatakan mikroorganisme yang uropatogenik ditandai dengan ekspresi faktor
virulensi ganda. Beberapa sifat uropatogenik mikroorganisme adalah resistensi
serum, sekuestrasi besi, pembentukan hidroksat dan antigen K yang biasanya muncul
mendahului sign & symptom ISK. Gen virulensi tersebut dipengaruhi oleh faktor luar
seperti suhu, ion besi, osmolaritas, pH dan tekanan oksigen. Penelitian Johnson
mengungkapkan bahwa virulensi yang menjadi penyebab dari ISK terdiri dari
fimbriae type 1 (58%), P-fimbrae (24%), aerobactin (38%), haemolysin (20%),
antigen K(22%), resistensi serum (25%) dan antigen O (28%).
Variase fase faktor virulensi. Virulensi suatu bakteri ditandai dengan
kemampuan untuk mengalami suatu perubahan sesuai dengan respon terhadap faktor
luar. Variasi fase virulensi ini menunjukkan bahwa beberapa penentu virulensi
bervariasi di antara individu dan lokasi saluran kemih.

2. Peranan Faktor Host

Faktor predisposisi pencetus ISK. Faktor bakteri dan keadaan saluran kemih
pasien mempunyai peranan yang penting dalam kolonisasi bakteri di saluran kemih.
Hal ini didukung dari hasil penelitian epidemiologi. Kolonisasi bakteri sering
mengalami eksaserbasi apabila terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih.
Contohnya adalah dilatasi dari saluran kemih tanpa obstruksi dapat menyebabkan
gangguan klirens urin dan meningkatkan kepekaan terhadap terjadinya infeksi.
Status immunologis pasien. Dari penelitian laboratorium didapatkan bahwa
golongan darah dan status secretor (sekresi antigen darah yang larut dalam air dan
beberapa kelas immunoglobulin) mempunyai kontribusi terhadap kepekaan terhadap
terjadinya ISK. Prevalensi ISK juga meningkat pada golongan darah AB, B dan PI
(antigen terhadap suatu tipe fimbrae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah
Lewis. Pada pasien dengan struktur anatomis yang normal, kepekaan ISK rekurennya
lebih besar pada pasien dengan antigen darah non sekretorik daripada sekretorik.
Tabel 2. Faktor-faktor yang Meningkatkan Kepekaan Terhadap Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
Genetik
Status

Biologis
Kelainan

nonsekretorik
congenital
Antigen golongan Urinary
darah ABO

Perilaku
Senggama
tract Penggunaan

obstruction

kondom,

Riwayat

infeksi spermisida

saluran

kemih

sebelumnya
Diabetes
Inkontinensia

Lainnya
Operasi urogenital
Terapi estrogen

Gambar 2. Patogenesis ISK

Gambar 3. Patogenesis Cystitis

Gambar 4. Patogenesis Uropathogenic E. Coli menyebabkan terjadinya Cystitis


Gambar 4 menunjukkan proses pathogenesis dari Uropathogenic E.Coli.
Pertama-tama terjadi adhesi bakteri E.coli di sel epitel superficial dari vesika urinaria,
kemudian menginvasinya dan akhirnya memperbanyak diri di sana dan membentuk
massa yang berisi bakteri. Massa ini disebut intracellular bacterial communities
(IBC). Tiga langkah pertama dari pathogenesis pada gambar 4 bergantung pada
struktur adhesi yang disebut pili tipe 1. Setelah terbentuk IBC, akan berpencar dan
meninggalkan sel yang terinfeksi tersebut untuk mencari sel epitel lain untuk di
adhesi dan diinvasi lagi.6

10

Gambar 5. Interaksi antara permukaan mukosa dan pathogen


Setelah bakteri pathogen menempel pada permukaan sel, sel epitel tersebut
akan merespon dengan cara mengaktivkan innate immune system, dan, melalui
sekresi mediator kimia (seperti chemokine dan cytokine), akan terjadi respon immune
innate maupun adaptive. Chemokine akan mengaktivkan sel dendrite dan sel mast,
dan juga merekrut sel inflammasi dari aliran darah. PMN akan melewati epitel
menuju urine, kemudian memfagosit dan membunuh bakteri. Namun, bakteri yang
pathogenic dapat menginvasi sel mukosa urothelial sehingga terhindar dari
pertahanan host. Bakteri yang virulent terlindungi dari kematian karena memiliki
beberapa faktor seperti kapsul polisakarida, metal-binding protein seperti iron-

11

sequestering molecule, atau dengan sekresi molekul-molekul yang dapat menginhibisi


innate host response. Pada asimptomatik bakteriuri, bakteri pathogen akan bersifat
commensal-like, sehingga tidak ada atau terjadi respon immune yang lemah.7
2.5 Patofisiologi
Seperti halnya pada wanita, jalur inokulasi yang umum pada laki-laki adalah
basil gram negatif aerobik dari usus, dengan Escherichia coli sebagai organisme
penyebab yang paling sering. Riwayat baru masuk rumah sakit, pemasangan kateter
urin, dan penggunaan fluorokuinolon dalam 6 bulan terakhir merupakan faktor risiko
independen untuk resistensi fluorokuinolon pada demam ISK akibat E coli di
masyarakat. Resistensi fluorokuinolon dapat menjadi pertanda resistensi antibiotik
yang lebih luas, termasuk extended-spectrum beta-laktamase positif.
Pada host yang normal, ISK dapat terjadi karena infeksi bagian lain dari saluran
genitourinari, biasanya prostat. Laki-laki yang lebih tua dengan hipertrofi prostat
memiliki pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, predisposisi mereka untuk
ISK diakibatkan atas dasar stasis urin. Namun, pada laki-laki berusia 3 bulan sampai
50 tahun, kejadian ISK rendah; Oleh karena itu, kemungkinan kelainan anatomi harus
dipertimbangkan dalam kelompok usia ini
Masuknya mikroorganisme ke dalam kelenjar prostat hampir selalu terjadi
melalui uretra; dengan refluks urin intraprostatik, bakteri berpindah dari uretra atau
kandung kemih melalui saluran prostat. Kemungkinan lain termasuk masuk melalui
rute hematogen, melalui limfatik dari rektum, dan selama operasi prostat. Namun,
banyak pasien yang masih tidak diketahui pencetusnya.
Cairan prostat mengandung berbagai zat antibakteri, termasuk zinc dan
antibodi, yang kurang pada beberapa pasien dengan prostatitis bakteri kronis.
Menariknya, prostatitis akut biasanya tidak mengakibatkan prostatitis kronis, dan
prostatitis bakteri kronis biasanya tidak didahului oleh prostatitis akut. Orang dirujuk
untuk prostatitis, kurang dari 10% memiliki baik akut atau prostatitis bakteri kronis.

12

Gambar 6. Patofisiologi Nyeri bladder


Cystitis bakteri
Cystitis bakteri tanpa infeksi yang bersamaan di bagian lain dari saluran
genitourinari sangat jarang terjadi pada laki-laki. Permulaan awalnya terjadi gejala
iritasi saat berkemih secara tiba-tiba (misalnya, frekuensi, urgensi, nokturia, disuria)
dan nyeri suprapubik secara klinis diagnostik. Kebanyakan kasus cystitis bakteri
terjadi dengan mekanisme ascending. Cystitis bakteri pada pria jarang terjadi tanpa
13

adanya kelainan anatomi, defek mekanisme pengosongan kandung kemih, atau


kateterisasi uretra (misalnya, pengosongan kandung kemih yang buruk akibat
obstruksi prostat atau disfungsi dalam berkemih). Peningkatan sisa urin setelah
berkemih memungkinkan bakteri untuk berkembang biak ke tingkat yang tinggi lebih.
Tekanan untuk berkemih yang tinggi dan penyesuaian kandung kemih yang buruk
dapat mengurangi pertahanan alami uroepitelial terhadap infeksi.7
2.6 Diagnosis
1. Tanda dan gejala8
a. Gejala

Disuria

Sering kencing (polakisuria)

Urgensi

Nyeri suprapubik

Mual muntah

Demam

Nyeri costovertebral

Stranguria (kencing pelan dan nyeri yang disebabkan karena spasme otot
dari urethra dan vesika urinaria)5

b. Tanda

Urine berkabut dan berbau busuk

Urine berdarah (pada hemorrhagic cystitis)

Nyeri tekan suprapubik

Flank pain

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis5

Low grade proteinuria

Tes Dipstick

14

Pemeriksaan mirkoskopis : Pyuria

Tes nitrate (untuk mendeteksi produk dari nitrate reduktase, suatu enzim
yang dihasilkan oleh banyak spesies bakteri). Sensivitas 22% dan
spesifitas 94%-100%

b. Kultur Urine5

Berdasarkan Infectious Disease Society of America (IDSA) tahun 2010,


dikatakan cystitis bila didapatkan >1000 CFU/ml urine midstream

Ditemukan uropathogen pada aspirasi suprapubik

c. CBC5

Leukositosis

d. Renal Imaging Procedure5

USG

Radiografi

Foto polos perut

Pielografi IV

Micturating cystogram
Isotop Scanning
Indikasi:
-

ISK kambuh (relapsing infection)

Pasien laki-laki

Gejala urologic : kolik ginjal, piuria, hematuria

Hematuria persisten

Mikroorganisme jarang : Pseudomonas spp dan Proteus spp

ISK berulang dengan interval 6 minggu.

2.7 Diagnosis Banding


Cystitis harus dibedakan dari kondisi infeksi inflamasi yang mana memiliki
gejala dysuria yang lebih menonjol, termasuk vaginitis, infeksi urethral yang
disebabkan oleh sexually transmitted pathogen, dan penyakit noninflammatory

15

yang menimbulkan discomfort urethra.Vaginitis dikarakteristikan dengan iritasi


pengeluaran urine yang dihubungkan dengan iritasi vaginal dan bersifat subakut.
Biasanya vaginitis memiliki riwayat pengeluaran cairan berwarna putih atau bau
dari vagina dan memiliki banyak pasangan atau pasangan baru. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya discharge pada vagina, dan pada
pemeriksaan cairan vagina ditemukan adanya sel inflamasi. Differential
diagnosis lainnya antara lain, virus herpes simplex, gonorrhoea, chlamydia,
trichomoniasis, jamur dan bakteri vaginosis. Uretheritis menyebabkan dysuria
yang biasanya onset nya subakut yang berhubungan dengan discharge dan
memiliki banyak pasangan atau pasangan baru. Umumnya urethritis disebabkan
oleh gonorrhoea, chlamydia, herpes simplex, dan trichomoniasis. Sehingga
culture dan tes immunologi di sarankan. Injury dari urethra dihubungkan dengan
sexual intercourse, iritasi bahan kimia, ataupun allergi yang dapat menyebabkan
terjadinya dysuria.9
2.8 Penatalaksanaan
Cystitis ringan dapat sembuh dalam 4-9 hari tanpa pengobatan. Tapi
apabila terjadi infeksi bakteri berat, maka dapat menimbulkan manifestasi seperti
demam, dan nyeri perut, dan kondisi ini memerlukan pengobatan dengan
menggunakan antibiotic. Pemilihan antibiotic sebaiknya berdasarkan hasil kultur
urin.4 TMP-SMX, Nitrofurantion, dan fluoroquinolones sangat efektif untuk
melawan hampir seluruh pathogen yang menyebabkan cystitis. TPM-SMX dan
nitrofurantion

direkomendasikan

untuk pengobatan

pada

cystitis

tanpa

komplikasi. Bagaimana pun juga, diperkirakan adanya resisten TMP-SMX oleh


E. coli pada cystitis tanpa komplikasi sekitar 20%, dibandingkan dengan
nitrofuantion

yang

hanya

sekitar<2%

Sehingga

TMP-SMX

lebih

direkomendasikan pada area dengan prevalensi resistensi E.coli terhadap TMPSMX <20%. Pada dewasa dan anak-anak durasi pengobatan sekitar 3-5 hari.
Terapi yang lebih lama tidak di perlukan. Terapi single dose pada reccurent
cystitis kuranglah efektif. Jika ingin menggunakan single-dose, Fluoroquinolones

16

dengan half-lives yang lebih panjang lebih cocok untuk terapi single-dose.
Resistensi terhadap penicillins dan aminopenicillins sangatlah tinggi sehingga
tidak direkomendasikan.10
2.9 Prognosis
Kebanyakan kasus dari cystitis menimbulkan rasa tidak nyaman namun
akan sembuh tanpa komplikasi setelah pengobatan.
2.10 Komplikasi
Jika cystitis diobati secara cepat dan tepat, sangat jarang terjadi komplikasi,
tetapi pada kasus yang tidak di obati, dapat terjadi komplikasi serius seperti :

Infeksi ginjal. Cystitis yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi


ginjal yang disebut pyelonephritis, infeksi ginjal dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan permanen dari ginjal. Pada anak-anak dan dewasa
muda lebih beresiko terjadi kerusakan di ginjal dikarenakan gejalanya
sering tidak terlihat.

Darah pada urin. Pada cystitis, akan tampak sel darah merah di urine
dengan penglihatan dibawah microskop (microskopik hematuri) dan
biasanya hilang dengan pengobatan. Hematuri macros jarang pada cystitis
bakteri.

2.11 Pencegahan

Minumlah banyak air putih.

Jangan menunda buang air kecil

Bersihkan daerah vagina dan anal dengan gerakan dari depan ke


belakang pada saat buang air besar, ini untuk mencegah bakteri di
bagian anal masuk ke vagina dan urethra.

Kosongkan bladder setelah melakukan intercourse

17

Hindari penggunaan deodorant spray atau pun produk feminine di area


genital dikarenakan dapat menyebabkan iritasi pada daerah urethra dan
vagina.
BAB III
LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: MN

Umur

: 68 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Jumlah Anak

: 1 laki-laki, 3 perempuan

Jumlah Cucu

: 3 laki-laki, 4 perempuan

Agama

: Hindu

Status Perkawinan

: Menikah

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jalan Paldam III Blok C No 20 Denpasar

Tanggal Pemeriksaan

: 13 Januari 2016

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah pada tanggal 11 Januari 2016
dengan keluhan nyeri perut bawah. Nyeri perut dikatakan dirasakan sejak pagi
1 hari SMRS. Pada awalnya, nyeri dirasakan samar dan dirasakan tidak terlalu
hebat dan tidak mengganggu aktivitas pasien. Pasien mengira nyeri
dikarenakan telat makan. Beberapa jam kemudian, pasien mengeluh nyeri
semakin tajam dan menjalar hingga ke pinggang bawah. Nyeri ini dirasakan
saat akan BAK. Pasien merasa nyeri bertambah bila batuk ataupun mengedan

18

saat BAB. Selain itu, saat nyeri timbul, pasien juga mengatakan akan semakin
nyeri bila ditekan pada daerah nyeri. Pasien sempat mendapatkan obat
penghilang nyeri yang diberikan anaknya namun kembali nyeri jika tidak
minum obat tersebut.
Keluhan lain yang dirasakan pasien mengalami demam sumer-sumer
sejak 2 hari SMRS (9 Januari 2016) namun suhu tidak sempat diukur. Buang
air besar terakhir kemarin dengan warna kekuningan dan konsistensi lembek.
BAB kehitaman disangkal pasien. Pasien mengatakan susah menahan
keinginan BAK sejak kemarin. BAK dikatakan sedikit namun hingga 7 kali
per hari dan pasien merasakan nyeri saat BAK. Riwayat BAK seperti teh atau
BAB berwarna putih seperti dempul disangkal oleh pasien. Pasien tidak
mengeluhkan adanya mata kuning atau badan kuning, sesak, dan kaki
bengkak.
Pasien biasanya makan utama 3 kali sehari dan asupan buah serta sayur
yang kurang. Sejak sakit nafsu makan pasien menjadi berkurang. Pasien tidak
nafsu makan karena ketika makan pasien merasa nyeri perutnya memberat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan nyeri perut yang
serupa seperti yang dikeluhkan saat ini. Pasien memiliki riwayat hipertensi
sejak 5 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi 2 kali
sehari namun pasien lupa nama obatnya. Riwayat sakit kuning disangkal oleh
pasien. Riwayat diabetes mellitus, penyakit hati, dan asma disangkal.
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan nyeri perut yang
serupa dengan pasien. Riwayat sakit kuning pada keluarga disangkal oleh
pasien. Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung dan asma
disangkal.

19

Riwayat Sosial
Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Pasien sehari-hari berdiam diri di
rumah, aktivitas sehari-hari pasien menjahit janur. Selain itu aktivitas lainnya
yaitu mengasuh cucunya. Pasien tinggal bersama keluarganya dengan seorang
suami dan dua orang anak beserta menantu. Untuk kesehariannya pasien
makan 3x sehari. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Riwayat Medis
1. Keluhan utama

: Nyeri perut

2. Keluhan penyerta

a. Pusing-pusing

: Tidak ada

b. Nyeri kepala

: Tidak ada

c. Kesadaran menurun

: Tidak ada

d. Selera makan berubah

: Menurun

e. Berat badan menurun cepat

: Tidak ada

f. Demam

: Ada, selama 2 hari

g. Sulit tidur

: Tidak ada

h. Mudah marah / tersinggung

: Tidak ada

i. Sakit tenggorokan

: Tidak ada

j. Gangguan pendengaran

: Tidak ada

k. Gangguan penglihatan

: Tidak ada

l. Batuk / pilek / influenza

: Tidak ada

m. Batuk-batuk lama

: Tidak ada

n. Sesak nafas

: Tidak ada

o. Sakit gigi / lidah / gusi

: Tidak ada

p. Mual / perut perih/ sakit maag

: Tidak ada

q. Mencret / diare

: Tidak ada

r. BAB berdarah

: Tidak ada

20

s. Mengompol

: Tidak ada

t. Jatuh

: Tidak ada

u. Sakit tulang sendi

: Tidak ada

v. lainnya

: Tidak ada

3. Riwayat penyakit sekarang


Nyeri perut
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
b. Katarak

: Tidak ada

c. Nyeri jantung (Angina)

: Tidak ada

d. Serangan jantung IMA (MCI)

: Tidak ada

e. Paru-paru (TBC/PPOK/Asma)

: Tidak ada

f. Kolesterol tinggi

: Tidak ada

g. Trigliserida tinggi

: Tidak ada

h. Kegemukan (obesitas)

: Tidak ada

i. Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada


j. Tekanan darah tinggi

: Ada, sejak 5 tahun yang lalu

k. Batu saluran kencing

: Tidak ada

l. Prostat

: Tidak ada

m. Sakit ginjal (ISK/CRF)

: Tidak ada

n. Tulang keropos / Osteoporosis

: Tidak ada

o. Rematik / Osteoatritis

: Tidak ada

p. P. Gout Pirai

: Tidak ada

q. Kurang darah / anemia

: Tidak ada

r. Kanker

: Tidak ada

s. Gangguan lambung

: Tidak ada

t. Sakit liver

: Tidak ada

u. Batu empedu

: Tidak ada

v. Lainnya

: Tidak ada

21

5. Riwayat pembedahan

: Tidak ada

6. Riwayat rawat inap

: Tidak ada

7. Riwayat kesehatan lain

: Tidak ada

8. Riwayat Alergi

: Tidak ada

9. Obat obatan saat ini


a. Dengan Resep Dokter

: Ada

b. Tanpa Resep Dokter

: Tidak ada

10. Riwayat sosial-kemasyarakatan-keagamaan


a. Rekreasi

: Jarang

b. Kegiatan keagamaan

: Sering

c. Silahturahmi dengan keluarga

: Jarang

d. Silahturahmi dengan sesama lansia

: Tidak

e. Olahraga

: Tidak Pernah

11. Analisa Finansial


a. Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Ibu Rumah Tangga
b. Menerima pensiun

: Tidak

c. Pekerjaan saat ini

: Tidak ada

d. Penghasilan rata-rata perbulan

:-

e. Menerima bantuan dalam bentuk uang

: Tidak ada

f. Menerima bantuan selain uang

: Tidak ada

g. Masih menanggung orang lain

: Tidak

h. Penghasilan cukup untuk pengeluaran

: Kurang

III. ANAMNESIS SISTEM


1. Keadaan umum

: Cukup/Lumayan

2. Sistem kardio vaskular


a.

Nyeri / rasa berat di dada


Tidak ada

22

b.

Sesak nafas pada waktu kerja

Tidak ada
c.

Terbangun tengah malam karena sesak: Tidak ada

d.

Sesak saat berbaring tanpa bantal

Bengkak pada kaki / tungkai

Tidak ada
e.
Tidak ada
3. Pulmo
a. Sesak Napas

: Tidak ada

b. Demam

: Ada, selama 2 hari

c. Batuk berdahak / kering

: Tidak ada

4. Saluran cerna
a. Nafsu makan menurun/meningkat

: Menurun, selama 2 hari

b. Berak hitam

: Tidak ada

c. Sakit perut

: Ada, selama 1 hari

d. Mencret

: Tidak ada

e. Perut terasa kembung

: Tidak ada

f. BAB berdarah

: Tidak ada

5. Saluran Kencing
a. Gangguan BAK

: Ada

b. Nyeri BAK

: Ada

c. Pancaran air seni kurang

: Ada

d. Menetes

: Tidak ada

e. Bangun malam karena BAK

: Tidak ada

6. Hematologi
a. Mudah timbul lebam kulit

: Tidak ada

b. Bila luka, perdarahan lambat berhenti

: Tidak ada

c. Benjolan (di tempat KGB)

: Tidak ada

7. Rematologi
a. Kekakuan sendi

: Tidak Ada

23

b. Bengkak sendi

: Tidak ada

c. Nyeri otot

: Tidak ada

8. Endokrin
a. Benjolan di leher depan samping

: Tidak ada

b. Gemetaran

: Tidak ada

c. Lebih suka udara dingin

: Tidak ada

d. Banyak keringat

: Tidak ada

e. Lekas lelah / lemas

: Tidak ada

f. Rasa haus bertambah

: Tidak ada

g. Mudah mengantuk

: Tidak ada

h. Lesu, lelah, letih, lemah

: Tidak ada

i. Tidak tahan dingin

: Tidak ada

9. Neurologi
a. Pusing/ Sakit kepala

: Tidak ada

b. Kesulitan mengingat sesuatu

: Tidak ada

c. Pingsan sesaat

: Tidak ada

d. Gangguan penglihatan

: Tidak ada

e. Gangguan pendengaran

: Tidak ada

f. Rasa baal / kesemutan anggota badan

: Tidak ada

g. Kesulitan tidur

: Tidak ada

h. Kelemahan anggota tubuh

: Tidak ada

i. Lumpuh

: Tidak ada

j. Kejang-kejang

: Tidak ada

10. Jiwa
a. Sering lupa

: Tidak ada

b. Kelakuan aneh

: Tidak ada

c. Mengembara

: Tidak ada

d. Murung

: Tidak ada

e. Sering menangis

: Tidak ada

f. Mudah tersinggung

: Tidak ada

24

IV.

PENAPISAN

1. ADL Barthel (BAI)


No
.

01

02

03

Fungsi

Mengontrol BAB

Mengontrol BAK

Membersihkan diri
(lap muka, sisir
rambut, sikat gigi)

Sko
r

Keterangan

Inkontinen/tak teratur (perlu enema)

Kadang-kadang inkontinen (1 x seminggu)

Kontinen teratur

Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol

Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24


jam)

Mandiri

Butuh pertolongan orang lain

Mandiri

25

04

05

06

07

Penggunaan toilet
pergi ke dalam
dari WC (melepas,
memakai celana,
menyeka,
menyiram)

Makan

Tergantung pertolongan orang lain

Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi


dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang
lain

Mandiri

Tidak mampu

Perlu seseorang menolong memotong


makan

Mandiri

Tidak mampu

Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk


(2orang)

Bantuan minimal 1 orang

Mandiri

Tidak mampu

Bisa berjalan dengan kursi roda

Berjalan dengan bantuan satu orang

Berpindah tempat
dari tidur ke duduk

Mobilisasi/berjala
n

26

08

09

10

Berpakaian
(memakai baju)

Naik turun tangga

Mandiri

Tergantung orang lain

Sebagian dibantu (mis. mengancing baju)

Mandiri

Tidak mampu

Butuh pertolongan orang lain

Mandiri (naik turun)

Tergantung orang lain

Mandiri

Mandi

Total Skor

19

Skor ADL (BAI)


20
1219
9 11
58
04
2.

: Mandiri
: Ketergantungan ringan
: Ketergantungan sedang
: Ketergantungan berat
: Ketergantungan total

IADL
No

Aktivitas

Independen (tidak perlu

27

Dependen (perlu

Nilai

bantuan orang lain)Nilai =


0

Telepon

Belanja

bantuan orang
lain)Nilai = 1

Mengoperasikan telepon
sendiri
Mencari dan

menghubungi nomer
Menghubungi beberapa
nomer yang diketahui
Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi

Mengatur semua
kebutuhan belanja
sendiri

Persiapan
makanan

Merencanakan,
menyiapkan, dan
menghidangkan
makanan

Perawatan
rumah

Mencuci
baju

Transport

Merawat rumah sendiri


atau bantuan kadangkadang
Mengerjakan pekerjaan

ringan sehari-hari
(merapikan tempat tidur,
mencuci piring)

Mencuci semua pakaian


sendiri

Mencuci pakaian yang


kecil
Berpergian sendiri
menggunakan
kendaraan umum atau

28

Tidak bisa
menggunakan
telepon sama
sekali

Perlu bantuan
untuk mengantar
belanja
Sama sekali tidak
mampu belanja
Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
bahan makanan
Menyiapkan
makanan tetapi
tidak mengatur diet
yang cukup
Perlu disiapkan
dan dilayani
Perlu bantuan
untuk semua
perawatan rumah
sehari-hari
Tidak
berpartisipasi
dalam perawatan
rumah
Mencuci hanya
beberapa pakaian
Semua pakaian
dicuci oleh orang
lain
Perjalanan terbatas
ke taxi atau
kendaraan dengan

Pengobatan

Manajemen
keuangan

menyetir sendiri
Mengatur perjalanan
sendiri

Perjalanan
menggunakan
transportasi umum jika
ada yang menyertai
Meminum obat secara

tepat dosis dan waktu


tanpa bantuan
Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi
ke bank)
Mengatur pengeluaran
sehari-hari, tapi perlu
bantuan untuk ke bank
untuk transaksi penting

bantuan orang lain


Tidak melakukan
perjalanan sama
sekali
Tidak mampu
menyiapkan obat
sendiri

Tidak mampu
mengambil
keputusan finansial
atau memegang
uang

TOTAL

Skor IADL :

3.

: Independen

: Kadang-kadang perlu bantuan

: Perlu bantuan sepanjang waktu

3-8

: Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain

Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Umur: 68 tahun
Waktu/jam sekarang: 14.30 WITA
Alamat tempat tinggal: Denpasar
Tahun ini: 2016
Saat ini berada di mana di Sanglah
Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)
Tahun kemerdekaan RI
Nama presiden RI

29

0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah
0.Salah

1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar
1.Benar

0.Salah
0.Salah

1.Benar
1.Benar

i. Tahun kelahiran pasien: 1947


j. Menghitung terbalik (20 s/d 1)
Skor AMT:
0 3 : Gangguan kognitif berat
4 7 : Gangguan kognitif sedang
8 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik
oLabil
oDepresi

4.

0.Salah

1.Benar

Total Skor :
10

oAgitasi

oCemas

MMSE (Mini Mental State Examination)


SKOR

Skor

Jam Mulai :14.50

Maks
Lansia
ORIENTASI
5
4

Sekarang (hari), (tanggal),(bulan), (tahun), (musim) apa?

Sekarang kita berada di mana?

(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)


REGISTRASI
3
3

Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,,


1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda
tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda
tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (bola,kursi,
sepatu)

Jumlah Percobaan : 2
ATENSI DAN KALKULASI
5
4
Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100,
kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar,
berhenti

setelah

hitungan

(93,

86,

79,72,65)

kemungkinan lain ejalah kata dunia dari akhir ke awal


(a-i-n-u-d)
MENGINGAT
8
8

Tanyalah kenbali nama ke 3 benda yang telah disebutkan

30

di atas. Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar


BAHASA
9

Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari


arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : Jika Tidak, dan Atau Tapi. (1
angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : peganglah selembar
kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada
pertengahan dan letakkanlah di lantai . (3 angka )
Bacalah dan laksanakan perintah berikut PEJAMKAN
MATA ANDA, (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)

Tirulah gambar ini (1 angka)


Total skor: 32 Kognitif: Tidak ada gangguan
5.

Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No

Keterangan

YA

TIDAK

01

Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan


anda?

02

Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan


dan minat atau kesenangan anda?

03

Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?

04

Apakah anda sering merasa bosan?

05

Apakah anda sangat berharap terhadap masa


depan?

06

Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran


bahwa anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?

07

Apakah anda merasa mempunyai semangat yang


baik setiap saat?

31

08

Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang


buruk akan terjadi pada diri anda?

09

Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar


hidup anda?

10

Apakah anda sering merasa tidak berdaya?

11

Apakah anda sering merasa resah dan gelisah?

12

Apakah anda lebih senang berada dirumah


daripada pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal
yang baru?

13

Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa


depan anda?

14

Apakah anda merasa memiliki banyak masalah


dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?

15

Apakah menurut anda hidup anda saat ini


menyenangkan?

16

Apakah anda sering merasa sedih?

17

Apakah saat ini anda merasa tidak berharga?

18

Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu


anda?

19

Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan


menyenangkan?

20

Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal


yang baru?

21

Apakah anda merasa penuh semangat?

22

Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada


harapan?

23

Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan


yang lebih baik dari anda?

32

24

Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal


kecil?

25

Apakah anda sering merasa ingin menangis ?

26

Apakah anda mempunyai masalah dalam


berkonsentrasi?

27

Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi


hari?

28

Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti


pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?

29

Apakah mudah bagi anda untuk membuat


keputusan?

30

Apakah pikiran anda secerah biasanya?

TOTAL

6.

Skor antara 0-9

: Normal

Skor antara 10-19

: Mild depression

Skor antara 20-30

: Severe depression

Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?
0

Tidak pernah

1,0

Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan alat bantu


untuk berkemih &BAB

2,5

Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan

4,0

Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-kadang


kehilangan kontrol BAB

5,0

Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan

33

5,5

Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu

6,5

Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan

8,0

Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan kontrol


berkemih sedikitnya sekali tiap hari

10

Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari

10,5 Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali


11,5 Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

Inkontinensia dikelompokkan menjadi :


0

: Tidak ada inkontinensia

1-2,5 : Inkontinensia ringan


4,0-6,5: Inkontinensia sedang
8

7.

: Inkontinensia berat

Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)


No.
1

2
3

Penilaian
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)
a.
< 19 = 0
c.
21-23 = 2
b.
19-21= 1
d.
>23 = 3
Lingkar lengan atas (cm)
a.
< 21 = 0
c.
>22 = 1
b.
21-22 = 0.5
Lingkar betis (cm)
a.
31 = 0
b.
>31 = 1
BB selama 3 bulan terakhir :
a.
Kehilangan > 3kg = 0
b.
Tidak tahu = 1
c.
Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d.
Tidak kehilangan BB = 3

34

Nilai
1

0
0

5
6
7

10

11

12

13

14
15

Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS) :


Tidak = 1 / Ya = 0
Menggunakan lebih dari 3 obat perhari
Tidak = 1 / Ya = 0
Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir
:
Tidak = 1 / Ya = 0
Mobilitas
a.
Hanya terbaring atau diatas kursi roda = 0
b.
Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah =
c.
Dapat pergi keluar rumah = 2
Masalah neuropsikologis
a.
Demensia berat dan depresi = 0
b.
Demensia ringan =1
c.
Tidak ada masalah psikologis = 2
Nyeri tekan atau luka kulit
Tidak = 1 / Ya = 0
Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari ?
a.
1 x makan = 0
b.
2 x makan = 1
c.
3 x makan = 2
Asupan protein terpilih
a. Minimal 1x penyajian poduk-produk susu olahan (susu,
keju,
yoghurt, es krim) perhari.
Ya = 1 / Tidak = 0
b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan (tahu,
tempe,
susu kedelai ) dan telur perminggu
Ya = 1 / Tidak = 0
c. Daging, ikan, unggas tiap hari
Ya = 1 / Tidak = 0
Konsumsi 2 atau lebih penyajian sayur atau buah-buahan per hari
Ya = 1 / Tidak = 0
Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir
a.
Kehilangan nafsu makan berat = 0
b.
Kehilangan nafsu makan sedang = 1
c.
Tidak kehilangan nafsu makan = 2
Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi
per hari.
35

0
1
1

2
1

a.
< 3 cangkir = 0
b.
3 - 5 cangkir = 0,5
c.
> 5 cangkir = 1
Pola makan
a.
Tidak dapat makan tanpa bantuan = 0
16
b.
Dapat makan sendiri dengan sedikit kesulitan = 1
c.
Dapat makan sendiri tanpa masalah = 2
Apakah mereka tahu bahwa mereka memiliki masalah gizi ?
a.
Malnutrisi = 0,
17
b.
Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1
c.
Tidak ada masalah gizi = 2
Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama,
18 bagaimana mereka menilai kesehatan mereka sekarang ?
Tidak baik =0, Tidak tahu =0.5, Baik =1, Lebih baik =2
TOTAL
Interpretasi:

V.

Skor > 24

: Gizi baik

Skor 17-23,5

: Berisiko malnutrisi

Skor < 17

: Malnutrisi

PEMERIKSAAN FISIK (13 Januari 2016)


a. Kesadaran

: E4 V5 M6

b. Tekanan darah/nadi

Duduk

: 130/80 mmHg

c. Laju respirasi : 22 x/menit


d. Suhu Axilla

: 37,20C

e. Antropometri
Berat badan

: 50 kg

36

Nadi

: 88 x/menit

1
25

Tinggi badan

: 158 cm

BMI

: 20,02 kg/m2

Tinggi lutut

: 35/35 cm

Lingkar lengan atas : 20 cm (kanan dan kiri)


Kesimpulan: Gizi baik
f. Kulit
Kekeringan

: Biasa

Bercak kemerahan

: Tidak ada

Lesi kulit lain

: Tidak ada

Curiga keganasan

: Tidak ada

Dekubitus

: Tidak ada

g. Pendengaran
Dengar suara nomal

: Normal

Pakai alat bantu dengar

: Tidak ada

h. Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Ada
Jarak penglihatan

: Normal

Jarak baca

: Normal

Katarak

: Tidak ada

Temuan funduskopi

: Normal

Anemis

: Ada +/+

Ikterus

: Tidak ada

Refleks pupil

: +/+ Isokor

Edema palpebra

: Tidak ada

i. Mulut
Hygiene mulut

: Baik

37

Gigi palsu

: Tidak ada

Gigi palsu terpasang baik

: Tidak ada

Lesi di bawah gigi palsu

: Tidak ada

Kelainan yang lain

: Tidak ada

j. Leher
Derajat gerak

: Normal

Kelenjar tiroid

: Normal

Bekas luka pada tiroid

: Tidak ada

Massa lain

: Tidak ada

Kelenjar limfa membesar

: Tidak ada

JVP

: PR + 0 cmH2O

k. Thorax
Massa teraba

: Tidak ada

Kelainan lain

: Tidak ada

l. Paru
Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: VF N/N

Perkusi

: Sonor / Sonor

Auskultasi suara dasar

: Vesikuler +/+

Auskultasi suara tambahan

: Wheezing -/-

m. Jantung dan pembuluh darah


Irama

: Reguler

Inspeksi

: Iktus kordis tak tampak

Palpasi

: Iktus kordis teraba 1 cm

lateral MCL sinistra


Perkusi

: batas atas: ICS II


batas kiri: 1 cm lateral MCL
S ICS V
batas kanan : PSLD

Bising

: Tidak ada

38

Gallop

: Tidak ada

Bising A. Karotis

: Tidak ada

Bising A. Femoralis

: Tidak ada

Denyut A. Dorsalis pedis

: Teraba

Edema pedis

: Tidak ada

Edema tibia

: Tidak ada

Edema sacrum

: Tidak ada

n. Abdomen
Bising

: Normal

Hati membesar

: Tidak ada

Massa perut

: Tidak ada

Limpa membesar

: Tidak ada

o. Otot dan kerangka


Deformitas

: Tidak Ada

Gerak terbatas

: Tidak Ada

Nyeri

: Tidak Ada

Benjol/ radang

: Tidak Ada

p. Saraf
Penghidu

: Kesan normal

Ketajaman penglihatan

: Kesan Normal

Lapangan penglihatan

: Kesan normal

Fundus

: Kesan normal

Pupil

: Kesan normal

Ptosis

: Kesan normal

Nistagmus

: Tidak ada

Gerakan bola mata

: Kesan normal

Sensasi kulit occuli

: Kesan normal

Sensasi kulit mandibularis

: Kesan normal

Sensasi kulit maksilaris

: Kesan normal

Otot mengunyah

: Kesan normal

39

Refleks kornea

: Normal

Jerk jaw

: Normal

Saraf muka simetris

: Normal

Kekuatan otot wajah

: Normal

Pendengaran

: Normal

Uvula

: Normal

Refleks trapesius

: Kesan normal

Otot trapesius

: Normal

Sternokleidomastoideus

: Normal

Lidah

: Normal

q. Motorik
Anggota tubuh atas

Kekuatan

Tonus

Refleks

Bahu

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Siku

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Pergelangan tangan

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Paha

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Lutut

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Pergelangan kaki

(5)/(5)

(N)/(N)

(+)/(+)

Anggota tubuh bawah

r. Sensorik
Anggota tubuh atas

Anggota tubuh bawah

Tajam (Nyeri)

kanan (+) kiri (+)

kanan (+) kiri (+)

Raba

kanan (+) kiri (+)

kanan (+) kiri (+)

Getar

kanan (+) kiri (+)

kanan (+) kiri (+)

Suhu

kanan (+) kiri (+)

kanan (+) kiri (+)

19. Koordinasi
Jari ke hidung

: Normal

Tumit ke lutut

: Normal

40

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Darah Lengkap (11 Januari 2016)
Parameter
WBC
Neu
Lym
Mono
Eos
Baso
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV

Hasil
23.4
18.4
2.89
1.80
0.014
0.280
5.20
14.9
46.6
89.5
28.6
32
13
149
6.96

Rujukan
4.10-11.0
2.50-7.50
1.00-4.00
0.100-1.20
0.00-0.500
0.00-0.100
4.00-5.20
12.0-16.0
36.0-46.0
80.0-100
26.0-34.0
31.0-36.0
11.6-14.8
140-400
6.80-10.0

Hematologi (11 Januari 2016)


Parameter
PPT

Hasil
12.7

INR
Kontrol PPT
APTT

1.17
11.8
47.6

Kontrol APTT

32.8

Rujukan
Normal = perbedaan
dng kontrol < 2 detik
Normal = perbedaan
dng kontrol < 7 detik

Urinalisis (11 Januari 2016)


Parameter

Hasil

Satuan

Referensi

pH

7.35-7.45

Leukocyte

100 (++)

Nitrite

Negatif

Protein

75 (++)

mg/dl

Negatif

Glucose

Normal

mg/dl

Normal

Leu/ul

Negatif
Negatif

41

Ketone

15 (++)

mg/dl

Negatif

Urobilinogen

1 (+)

mg/dl

Normal

Bilirubin

1 (+)

mg/dl

Negatif

Erythrocyte

250 (5+)

Ery/ul

negatif

Spesific
Gravity

1.020

1,005-1,020

Clarity

Jernih

Jernih

Colour

Amber

p.yellow-yellow

Sedimen Urin
Leukosit

8-10

/Lp

<6/lp

Eritrosit

Banyak
dismorfik

/Lp

<3/lp

/lp

/lp

Sel epitel
Kristal(lainlain)

Bakteri +

Kimia Klinik (11 Januari 2016)


Parameter
SGOT
SGPT
Albumin
BS Acak
BUN
Creatinin
Natrium
Kalium

Hasil
26.7
16.3
4.06
140
14
1.05
138
4.6

Rujukan
11-27
11.00-34.00
3.40-4.80
70.00-140.00
8.00-23.00
0.50-0.90
136-145
3.50-5.10

Natrium dan Kalium


Tanggal
11/01/2016
12/01/2016

Natrium
123
141

Kalium
1.81
5.44

42

Rujukan
Na : 136-145

(Pk. 07.51)
12/01/2016

134

3.6

K : 3.50-5.10

(Pk. 12.51)
13/01/2016

Analisis Gas Darah (12 Januari 2016)


Parameter
pH
pCO2
pO2
BEecf
HCO3SO2
TCO2

Hasil
7.4
41
89
0.6
25.4
97
26.7

Rujukan
7.35-7.45
35-45
80-100
-2-2
22.00-26.00
95-100%
24.00-30.00

Elektrokardiogram (11 Januari 2016)

Kesan : Normal Sinus Rhythm


USG Abdomen Atas Bawah (11 Januari 2016)
Kesan :

Cystitis

43

VII.

DAFTAR MASALAH
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki
masalah sebagai berikut :

ADL Barthel

: Ketergantungan ringan

IADL

: Kadang-kadang perlu bantuan

AMT

: Normal

MMSE

: Tidak ada gangguan

GDS

: Normal

MNA

: Gizi baik

Tidak ada inkontinensia

VIII. REKAPITULASI ASSESSMENT PERORANGAN


a) Disease :
Cystitis
Hipertensi stage I
CKD stage III ec Susp. PNC
- Hiponatremia
- Hipokalemia
b) Impairment :
Infeksi
c) Disabilitas :
Ketergantungan ringan
d) Handicap :
Tidak ada
IX.

REKOMENDASI PENATALAKSANAAN
a. Terapi farmakologis

44

- IVFD KCL 75 meq drip dalam 500 ml NaCl 0,9% 20 tpm.


Maintenance NaCl 0,9% 20 tpm
- Diet CKD 35 kal/kgBB + 0,8 gr protein/kgBB
- Cefoperazone sulbactam 2x1 gr IV
- Paracetamol 3x500 mg IO k/p
- Captopril 2x25 mg IO
- Dulcolax tab 5 mg 1x1 IO
b. Edukasi

Berikan informasi tentang penyakit pasien secara lengkap

Berikan edukasi tentang obat yang diminum & gaya hidup sehat

Mengisi waktu dengan kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi

pasien

Mengurangi pekerjaan atau aktivitas yang berat atau bila melakukan

aktivitas berat ditemani oleh orang lain

Merawat kebersihan diri

Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang


c. Planning diagnosis
- Kultur urin
- UL
- DL
d. Planning monitoring
- Keluhan
- Vital Sign
- CM-CK

X.

PROGNOSIS
Dubius ad bonam
BAB IV

45

PEMBAHASAN

Cystitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel


urotelium

yang

melapisi

kandung

kemih.

Penyakit

ini

disebabkan

oleh

berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih. Cystitis dapat


mengenai laki-laki maupun perempuan semua umur yang ditunjukkan dengan adanya
bakteri di dalam urin disebut bakteriuria.
Gejala yang dapat ditemukan pada cystitis yaitu disuria, sering kencing
(polakisuria), urgensi, nyeri suprapubik, mual muntah, demam, nyeri costovertebral,
stranguria (kencing pelan dan nyeri yang disebabkan karena spasme otot dari urethra
dan vesika urinaria). Tandanya dapat berupa urine berkabut dan berbau busuk, urin
berdarah (pada hemorrhagic cystitis), nyeri tekan suprapubik, flank pain. Hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien ini, yaitu adanya
keluhan nyeri perut bawah, beberapa jam kemudian, pasien mengeluh nyeri semakin
tajam dan menjalar hingga ke pinggang. Nyeri ini dirasakan setiap akan BAK. Selain
itu, pasien juga mengatakan akan semakin nyeri bila ditekan pada daerah nyeri.
Pasien mengatakan susah menahan keinginan BAK sejak kemarin. BAK dikatakan
sedikit namun hingga 7 kali per hari dan pasien merasakan nyeri saat BAK. Keluhan
lain yang dirasakan pasien mengalami demam sumer-sumer sejak 2 hari SMRS.
Selain itu, pasien mengeluhkan nafsu makan menjadi berkurang sejak sakit.
Sebagai pendukung diagnosis, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, kultur urin, dan pemeriksaan
radiologi. Pada pemeriksaan darah lengkap dapat ditemukan leukositosis. Pada
urinalisis didapatkan proteinuria, pemeriksaan mikroskopis akan ditemukan pyuria,
pada tes nitrate akan mendeteksi produk dari nitrate reduktase, suatu enzim yang
dihasilkan oleh spesies bakteri. Pemeriksaan kultur urin ditemukan uropathogen pada
aspirasi suprapubik, selain sebagai alat diagnostik, kultur urin juga dilakukan sebagai
penuntun dalam pemberian antibiotik empiris. Berdasarkan Infectious Disease
Society of America (IDSA) tahun 2010, dikatakan cystitis bila didapatkan >1000

46

CFU/ml urin midstream. Pada pemeriksaan radiologis dapat dilakukan pemeriksaan


seperti USG, Radiografi (Foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram) dan
Isotop Scanning.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap (11/01/16) dengan hasil
leukositosis (23.4), peningkatan neutrofil (18.4), peningkatan monosit (1.80) dan
peningkatan basofil (0.280). Pemeriksaan hematologi klinik (11/01/16) didapatkan
hasil dalam batas normal. Pemeriksaan urinalisis (11/01/16) didapatkan hasil pH
asam (5), leukositosis (100 (++) leu/uL), proteinuria 75 (++) mg/dl, keton (15 (++))
mg/dl, bilirubin (1 (+) mg/dl), eritrosit 250 (5+) mg/dl. Pada pemeriksaan sedimen
urin ditemukan leukosit 8-10/lp, eritrosit banyak bentuk dismorfik, ditemukan pula
bakteri (+) pada sedimen urin. Pemeriksaan kimia klinik (11/01/16) didapatkan
peningkatan serum creatinin (1,05), hiponatremia (123) dan hipokalemia (1,05).
Pemeriksaan EKG (11/01/16) didapatkan norman sinus rhythm. Pada pemeriksaan
USG abdomen atas bawah didapatkan kesan cystitis.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka pasien
ini didiagnosis dengan cystitis karena telah ditemukan gejala klasik cystitis seperti
disuria, urgensi, dan frekuensi. Pada pasien juga dicurigai kemungkinan mengalami
CKD stage III karena dari hasil pemeriksaan kimia darah ditemukan GFR sebesar 56
dimana sesuai dengan kriteria CKD stage III. Hal ini juga diperberat dengan riwayat
pasien yang memiliki hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
Penatalaksanaan cystitis meliputi antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur.
Pada pasien ini diberikan antibiotik Cefoperazone-sulbactam dimana antibiotik ini
merupan antibiotik broad spectrum, oleh karena itu perlu direncanakan kultur urin
untuk dapat menentukan antibiotik definitif. Hipertensi merupakan salah satu temuan
klinis lain yang juga sering dijumpai pada CKD. Pada kasus ini, pasien didapatkan
dengan hipertensi grade I dan CKD stage III. Penatalaksanaan CKD pada pasien ini
masih difokuskan pada penanganan hipertensinya. Riwayat pengobatan captopril 2 x
25 mg dan masih diteruskan sampai saat ini.

47

Pada pasien CKD cenderung mengalami gangguan elektrolit. Begitu pula yang
dialami oleh pasien ini. Pasien ini mengalami hipokalemi (1.05) dan hiponatremia
(123). Penanganan yang dapat diberikan yaitu cairan IVFD KCL 75 meq yang didrip
dalam 500 ml NaCl 0,9% 20 tpm. Cairan pemeliharaan selanjutnya berupa NaCl
0,9%

20 tpm. Terapi cairan ini diharapkan akan mengembalikan keseimbangan

elektrolit yang terganggu sesuai dengan target.


Nutrisi merupakan salah satu hal penting dalam penanganan kasus geriatri.
Pada pasien ini kebutuhan kalorinya sesuai dengan diet CKD yakni sebesar 35
kal/kgBB dan 0,8 gr protein/kgBB. Diet rendah garam juga disarankan agar tidak
memperburuk hipertensi yang diderita pasien.

48

BAB V
KESIMPULAN
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontologi dan kedokteran yang
mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Bersamaan dengan pesatnya peningkatan populasi usia
lanjut, juga terdapat bukti perubahan perilaku dan pola aktivitas fisik yang
meningkatkan risiko timbulnya penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang
dapat terjadi pada pasien usia lanjut adalah penyakit cystitis. Cystitis adalah suatu
penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi kandung
kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam
kandung kemih.
Cystitis ringan dapat sembuh dalam 4-9 hari tanpa pengobatan. Tapi apabila
terjadi infeksi bakteri berat, maka dapat menimbulkan manifestasi seperti demam,
dan nyeri perut, dan kondisi ini memerlukan pengobatan dengan menggunakan
antibiotik. Pemilihan antibiotik sebaiknya berdasarkan hasil kultur urin. Selain
mengobati penyakit yang mendasari, pada pasien geriatri asuhan gizi sangatlah
penting. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang diperlukan
kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas
normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai
kualitas hidup yang cukup baik.

49

DAFTAR PUSTAKA
1. Stanley, Mikley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
2. United Nations, Department of Economic and Social Affairs Population
Devision. World population prospects : The 2006 revision, highlights. New
York : United Nation 2007.
3. Tessy, Agus dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
4. Andrologi, 2014, Radang Kandung Kemih, Metropole Hospital Jakarta
http://andrologi.wordpress.com/category/andrologi/radang-kandung-kemihandrologi/ diakses pada 11 Januari 2016
5. Sudoyo, Aru W, Setiyohadi, Bambang, et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.
6. Seed, Patrick, 2013, Duke University Medical Center : Center for Microbial
Pathogenesis,

Duke

Bacteriology

Research

Unit

http://mgm.duke.edu/microbial/bacteriology/seed/ diakses pada 11 Januari


2016
7. Svanborg, Catarina, Lutay, Nataliya et al, 2011, Genetic Innate Immunity and
UTI

Susceptibility,

Nature

Publishing

Group

http://www.nature.com/nrurol/journal/v8/n8/fig_tab/nrurol.2011.100_F1.html
diakses pada 11 Januari 2016
8. Fauci, Braunwald et al, 2008, Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th
edition, McGraw-Hill, United States
9. Tanagho, Emil A, McAninch, Jack W, 2006, Smiths General Urology, 17th
edition, McGraw-Hill, United States
10. Wein, Alan J, Kavoussi, Louis R et al, 2007, Campbell-Walsh Urology, Ninth
edition, McGraw-Hill, United States

50

Anda mungkin juga menyukai