Anda di halaman 1dari 68

SIMPTOMATOL

OGI PSIKIATRI
SMF KEDOKTERAN JIWA
RSUD CIAMIS
PEMBIMBING :
DR. dr. H. Iwan A, Sp. KJ
Wawan yudha iriandy

DEFINISI

Simptomatologi adalah ilmu yang


mempelajari tentang gejala-gejala.
Simptomatologi gangguan jiwa berarti
ilmu yang mempelajari gejala-gejala
gangguan jiwa.

Tanda (sign)
adalah temuan obyektif yg di observasi oleh
dokter.
Gejala (symptom)
adalah pengalaman subyektif yg digambarkan
oleh pasien.
Sindroma
adalah kelompok tanda & gejala yg terjadi
bersama-sama sbg suatu kondisi yg dapat
dikenali. Sebagian besar kondisi psikiatrik
adalah sindroma.

Beberapa macam-macam simtomatologi


psikiatri antara lain:
K E S A D A R A N

A.

Gangguan Kesadaran/Conciousness
1.
Disorientasi :
gangguan orientasi waktu, tempat, atau
orang
2.
Pengaburan kesadaran :
kejernihan ingatan yg tidak lengkap dg
gangguan persepsi & sikap
3.
Stupor :
hilangnya reaksi & ketidaksadaran terhadap
lingkungan sekeliling
4.
... ... ...

4.
Delirium :
kebingungan, kegelisahan, konfusi, reaksi
disorientasi yg disertai dg rasa takut &
halusinasi
5.
Koma :
derajat ketidaksadaran yg berat
6.
Koma vigil :
koma dimana pasien tampak tertidur tetapi
segera dpt dibangunkan (juga dikenal sbg
mutisme akinetik)
7.

7.
Keadaan temaram (twilight state) :
gangguan kesadaran dg halusinasi
8.
Keadaan seperti mimpi (dreamlike
state) : seringkali digunakan secara sinonim
dg kejang parsial kompleks atau epilepsy
psikomotor
9.
Somnolensi :
mengantuk yg abnormal yg sering ditemukan
pada proses organik

B. Gangguan Atensi (perhatian)


Atensi adalah jumlah usaha yg dilakukan untuk
memusatkan pd bagian tertentu dari
pengalaman; kemampuan untuk
mempertahankan perhatian pd satu aktivitas;
kemampuan untuk berkonsentrasi
1. Distraktibilitas :
ketidakmampuan untuk memusatkan
atensi; penarikan atensi kepada stimuli
eksternal yg tidak penting
2. Inatensi selektif :
hambatan hanya pada hal2 yang
menimbulkan kecemasan
3.

3.
Hipervigilensi :
atensi & pemusatan yg berlebihan pd semua
stimuli internal & eksternal, biasanya
sekunder dari keadaan delusional atau
paranoid
4.
Keadaan tak sadarkan diri (trance) :
atensi yg terpusat dan kesadaran yg
berubah, biasanya terlihat pada hypnosis,
gangguan disosiatif, & pengalaman religius
yg luar biasa

C. Gangguan Sugestibilitas :
kepatuhan dan respon yg tidak kritis terhadap
gagasan atau pengaruh
1. Folie a deux (folie a trios) :
penyakit emosional yg berhubungan
antara dua atau tiga orang
2. Hipnosis :
modifikasi kesadaran yang diinduksi secara
buatan dan ditandai dg peningkatan
sugestibilitas

EMOSI
(suatu komponen keadaan perasaan dg komponen
psikis, somatic, & perilaku yg berhubungan dg afek
& mood)

A.

Afek : ekspresi emosi yg terlihat


1. Afek yg sesuai (appropriate affect) :
kondisi dimana irama emosional adalah
harmonis dg gagasan, pikiran, atau
pembicaraan yg menyertai
2.
Afek yang tidak sesuai (inappropriate
affect): ketidak harmonisan antara irama
perasaan emosional dg gagasan, pikiran,
atau pembicaraan yg menyertainya
3.
Afek yang tumpul (blunted affect) :
gangguan pd afek yg dimanifestasikan oleh
penurunan berat pd intensitas irama
perasaan yg diungkapkan ke luar
4.

4.
Afek yg terbatas (restricted or
constricted affect) :
penurunan intensitas irama perasaan yg
kurang parah dibandingkan dg afek tumpul
5.
Afek yang datar (flat affect) :
tidak adanya tanda ekspresi afek; suara
monoton, wajah yg tidak bergerak
6.
Afek yang labil (labile affect) :
perubahan irama perasaan yg cepat dan
tiba2, yg tidak berhubungan dg stimuli
eksternal

B. Mood :
suatu emosi yg meresap & dipertahankan, yg
dialami secara subyektif dan terlihat oleh orang
lain.
1. Mood disforik
2. Mood eutimik
3. Mood yg meluap-luap (expansive mood)
4. Mood yg iritabel (irritable mood)
5. Pergeseran mood (mood yang labil)
6. Mood yg meninggi (elevated mood)
antaralain: Euforia

C.

Emosi yang lain


1.
Kecemasan :
perasaan ketakutan yg disebabkan oleh dugaan
bahaya, yg mungkin berasal dari dalam atau luar
2.
Kecemasan yg mengambang bebas (free
floating anxiety) :
rasa takut yg meresap dan tidak terpusatkan dan tidak
berhubungan dg suatu gagasan
3.
Ketakutan :
kecemasan yg disebabkan oleh bahaya yg dikenali
secara sadar dan realistic
4.
Agitasi :
kecemasan berat yg disertai kegelisahan motorik
5.
Ketegangan (tension) :
peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yg tidak
menyenangkan

6.
Panik :
serangan kecemasan yg akut, episodic, dan
kuat yg disertai dg perasaan ketakutan dan
pelepasan otonomik
7.
Apati :
irama emosi yg tumpul yg disertai dg
pelepasan (detachment) atau ketidak acuhan
8.
Ambivalensi :
terdapatnya secara bersama-sama dua
impuls yg berlawanan terhadap hal yg sama
pada orang yg sama pada waktu yg sama
9.

9. Abreaksional :
pelepasan atau pelimpahan emosional
setelah mengingat pengalaman yg
menakutkan
10. Rasa malu :
kegagalan membangun pengharapan
diri
11. Rasa bersalah :
emosi sekunder karena melakukan
sesuatu yg dianggap salah

D. Gangguan psikologis yang berhubungan dg


mood
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anoreksia
Hiperfagia
Insomnia
Hipersomnia
Variasi diurnal
Penurunan libido
Konstipasi

PERILAKU MOTORIK/ KONASI :


(aspek jiwa yg termasuk impuls, motivasi,
harapan, dorongan, instink, dan idaman,
seperti yg diekspresikan oleh perilaku atau
aktivitas motorik seseorang)

1.
2.

Ekopraksia :
peniruan gerakan orang lain yg patologis
Katatonia :
kelainan motorik dlm gangguan nonorganik
a.
Katalepsi :
suatu posisi yg tidak bergerak yg
dipertahankan terus menerus
b.
Luapan katatonik :
aktivitas motorik yg teragitasi, tidak
bertujuan, dan tidak dipengaruhi oleh stimuli
eksternal
c.

c.
Stupor katatonik :
penurunan aktivitas motorik yg nyata,
seringkali sampai titik imobilitas dan
tampaknya tidak menyadari sekeliling
d.
Rigiditas katatonik :
penerimaan postur yg kaku yg disadari,
menentang usaha untuk digerakkan
e.
Posturing katatonik :
penerimaan postur yg tidak sesuai yg
disadari, biasanya dipertahankan dlm waktu
yg lama
f.
Cerea flexibilitas (fleksibilitas lilin) :
seseorang dapat diatur dlm suatu posisi yg
kemudian dipertahankannya, anggota tubuh
seakan-akan terbuat dari lilin

3. Negativisme :
tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha
untuk menggerakkan atau terhadap semua
instruksi
4. Katapleksi :
hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara
yg dicetuskan oleh berbagai keadaan
emosional
5. Stereotipik :
pola tindakan fisik atau bicara terfiksasi dan
berulang
6.

6. Mannerisme :
pergerakan tidak disadari yg mendarah daging
dan kebiasaan
7. Otomatisme :
tindakan otomatis yg biasanya mewakili suatu
aktivitas simbolik yg tidak disadari
8. Otomatisme perintah :
otomatisme mengikuti sugesti (kepatuhan
otomatik)
9. Mutisme :
tidak bersuara tanpa kelainan struktural
10. Overaktivitas

BERPIKIR
(Aliran gagasan, symbol, dan asosiasi yg
diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu
masalah atau suatu tugas dan mengarah
pada kesimpulan yg berorientasi kenyataan)

A.Gangguan umum dalam bentuk atau


proses berpikir
1. Gangguan mental:
Sindrom perilaku atau psikologis yg
bermakna secara klinis, disertai dg
penderitaan atau ketidakmampuan
2. Psikosis:
Ketidakmampuan untuk membedakan
kenyataan dari fantasi; gangguan tes
realitas
dg menciptakan realitas baru
3. Tes realitas:
pemeriksaan & pertimbangan obyektif
ttg
dunia diluar dirinya
4.

4.
Gangguan pikiran formal:
Gangguan dlm bentuk pikiran bahkan
isi pikiran
5.
Berpikir tidak logis:
Berpikir mengandung kesimpulan yg
salah atau kontradiksi internal
6.
Dereisme:
Aktivitas mental yg tidak sesuai dg
logika atau pengalaman
7.
Berpikir autistik:
Preokupasi dg dunia dlm dan pribadi
8.

8.
Berpikir magis:
suatu pikiran dereisti dimana pikiran,
kata2, atau tindakan mempunyai kekuatan
9.
Proses berpikir primer:
Istilah umum untuk berpikir yg dereistik,
tidak logis, magis; normalnya ditemukan
pd mimpi, abnormal pd psikosis

B.

Gangguan spesifik pada bentuk pikiran


1.
Neologisme:
Kata baru yg diciptakan oleh pasien
2.
Word salad (gado-gado kata):
Campuran kata & frasa yg membingungkan
3.
Sirkumstansialitas:
bicara yg tidak langsung dlm mencapai
tujuan tetapi akhirnya mencapai tujuan yg
diharapkan
4.
Tangensialitas:
ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi
pikiran yg diarahkan oleh tujuan
5.

5.
Inkoherensi (pembicaraan yg tidak
logis):
pikiran atau kata2 dg hubungan yg tidak
logis atau tanpa tata bahasa, yg
menyebabkan disorganisasi
6.
Perseverasi:
respons terhadap stimulus sebelumnya yg
menetap setelah stimulus baru diberikan,
sering disertai gangguan kognitif
7.
Verbigerasi:
pengulangan kata2 atau frasa spesifik yg
tidak mempunyai arti
8.

8.

Ekolalia:
Pengulangan kata2 atau frasa2
seseorang oleh orang lain secara
psikopatologis; cenderung berulang &
menetap, dapat diucapkan dg
mengejek atau intonasi terputus-putus
9. Kondensasi:
Penggabungan berbagai konsep
menjadi satu konsep
10. Jawaban yg tidak relevan:
Jawaban yg tidak harmonis dg
pertanyaan yg ditanyakan
11. ... ... ...

12. Keluar dari jalur (derailment) :


Penyimpangan yg mendadak dlm urutan
pikiran tanpa penghambatan; sering
sama dg pengenduran asosiasi
13. Flight of ideas:
Verbalisasi atau permainan kata 2 yg
cepat & terus menerus dari satu ide ke
ide lain
14. Asosiasi bunyi (clang association):
Asosiasi kata 2 yg mirip bunyinya tetapi
berbeda artinya
15. ... ... ...

15. Penghambatan (blocking):


Terputusnya aliran berpikir secara tiba 2
sebelum pikiran atau gagasan
diselesaikan
16. Glossolalia:
ekspresi pesan 2 yg relevan melalui kata2
yg tidak dapat dipahami

C.

Gangguan spesifik pada isi pikiran


1. Kemiskinan isi pikiran:
Pikiran yg memberikan sedikit informasi
karena tidak ada pengertian
2. Gagasan yg berlebihan:
Keyakinan palsu yg dipertahankan dan
tidak beralasan, kurang kuat dibandingkan
waham
3. Waham:
Keyakinan palsu, didasarkan pd
kesimpulan yg salah tentang keyataan
eksternal, yg tidak dapat dikoreksi dg suatu
alasan

a.

a. Waham yg kacau (bizzar delusion)

b. Waham tersistimatisasi
c. Waham yg sejalan dg mood
d. Waham yg tidak sejalan dg mood
e. Waham nihilistic
f. Waham kemiskinan
g. Waham somatic
h. Waham paranoid
i. Waham menyalahkan diri sendiri
j. Waham pengendalian
k. Waham ketidaksetiaan (waham
cemburu)
l. Erotomania
m. Pseudologia phantastica

4.
Kecenderungan atau preokupasi
pikiran:
pemusatan isi pikiran pada ide tertentu,
disertai irama afektif yg kuat
5.
Egomania:
preokupasi pada diri sendiri yg patologis
6.
Monomania:
preokupasi dg suatu obyek tunggal
7.
Hipokondria:
keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan
pasien yg didasarkan bukan pd patologi
organic yg nyata tetapi pada interpretasi
yg tidak realistic
8.

8. Obsesi:
ketekunan yg patologis dari suatu
pikiran atau perasan yg tidak dpt
ditentang atau dihilangkan dari
kesadaran oleh usaha logika
9. Kompulsi:
kebutuhan yg patologis untuk
melakukan suatu impuls yg jika ditahan
menyebabkan kecemasan; perilaku
berulang sbg respon suatu obsesi
10. Koprolalia : pengungkapan secara
kompulsif dari kata2 yg cabul
11.

11. Fobia:
rasa takut patologis yg persisten,
irasional, berlebihan, & selalu terjadi
terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi
tertentu; menyebabkan keinginan yg
memaksa untuk menghindari stimulus yg
ditakuti
- Fobia sederhana:
rasa takut yg jelas terhadap obyek atau situasi
yg
jelas (mis: takut terhadap laba-laba)
- Fobia sosial:
rasa takut akan keramaian masyarakat
-

Agorafobia:
rasa takut terhadap
Algofobia:
rasa takut terhadap
Ailurofobia:
rasa takut terhadap
Eritrofobia:
rasa takut terhadap
Panfobia :
rasa takut terhadap
Klaustrofobia:
rasa takut terhadap
Xenofobia :
rasa takut terhadap
Zoofobia :
rasa takut terhadap

tempat yg terbuka
rasa nyeri
kucing
warna merah
segala sesuatu.
tempat yang tertutup
orang asing
binatang

12. Noesis:
suatu wahyu dimana terjadi
pencerahan yang besar sekali disertai
dg perasaan bahwa pasien dipilih
untuk memimpin dan memerintah
13. Unio mystica:
suatu perasaan yg meluap, pasien
secara mistik bersatu dg kekuatan yg
tidak terbatas; tidak dianggap suatu
gangguan isi pikiran jika sejalan dgn
keyakinan pasien atau lingkungan
cultural

BICARA

A.

Gangguan bicara
1.
Tekanan bicara:
bicara cepat yaitu peningkatan jumlah dan
kesulitan untuk memutus pembicaraan
2.
Kesukaan bicara (logorrhea):
bicara yg banyak sekali, bertalian dan logis
3.
Kemiskinan bicara (poverty of
speech):
pembatasan jumlah bicara yg digunakan;
jawaban mungkin hanya satu suku kata
(monosyllabic).
4.

4.
Bicara yang tidak spontan:
respon verbal yg diberikan hanya jika
ditanya atu dibicarakan langsung; tidak
ada bicara yg dimulai dari diri sendiri
5.
Kemiskinan isi bicara:
bicara yg adekuat dlm jumlah tetapi
memberikan sedikit informasi karena
ketidakjelasan, kekosongan, atau frasa
yg stereotipik
6.
Disprosodi:
hilangnya irama bicara yg normal
7.

7. Disartria:
kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam
penemuan kata atau tata bahasa
8. Gagap:
pengulangan atau perpanjangan suara
atau suku kata yg sering, menyebabkan
gangguan kefasihan bicara yg jelas
9. Kekacauan:
bicara yg eneh dan disritmik, yg
mengandung semburan yg cepat dan
menyentak

B. Gangguan afasik (gangguan dlm

pengeluaran bahasa)

1. Afasia motorik:
pengertian adalah tetap tetapi
kemampuan
berbicara sangat
terganggu; bicara terhenti- henti, susah
payah, & tidak akurat (juga
dikenal
sebagai afasia Broca, tidak fasih,
dan
ekspresif)
2. Afasia sensoris:
kehilangan kemampuan organic untuk
mengerti arti kata; bicara lancar &
spontan,
tetapi membingungkan dan
yg bukan2 (dikenal sebagai afasia
Wernicke, fasih, dan reseptif)
3.

3. Afasia nominal:
kesulitan untuk menemukan nama yg
tepat untuk suatu benda (dikenal
sebagai afasia anomia dan amnestik)
4. Afasia sintatikal:
ketidakmampuan untuk menyusun
kata2 dalam urutan yg tepat
5. Afasia logat khusus:
kata2 yg dihasilkan seluruhnya
neologistik; kata2 yg bukan2 diulangi dg
berbagai intonasi dan nada suara
6. Afasia global:
kombinasi afasia yg sangat tidak fasih
dan afasia fasih yg berat

PERSEPSI
proses pemindahan stimulasi fisik menjadi
informasi psikologis; proses mental dimana
stimulasi sensoris dibawa ke kesadaran

A.

Gangguan persepsi
1. Halusinasi:
persepsi sensoris yg palsu yg tidak
disertai dg stimuli eksternal yg nyata
a. Halusinasi hipnagogik:
persepsi sensoris yg palsu yg
terjadi saat
akan tertidur; dianggap
sbg fenomena yg
nonpatologis
b. Halusinasi hipnopompik:
persepsi palsu yg terjadi saat
bangun dari
tidur; biasanya
dianggap tidak patolgis
c.

c. Halusnasi dengar (auditoris):


persepsi bunyi yg palsu, biasanya suara
tetapi juga bunyi2 lain, paling sering
pada gangguan psikiatrik
d. Halusinasi visual:
persepsi palsu ttg penglihatan yg
berupa citra yg berbentuk (mis. orang)
dan citra yg tidak berbentuk (mis.
kilatan cahaya); paling sering pada
gangguan organic
e. Halusinasi cium (olfaktoris):
persepsi membau yang palsu; paling
sering pada gangguan organic
f.

f. Halusinasi kecap (gustatoris):


persepsi ttg rasa kecap yg palsu;
paling sering pada gangguan organic
g. Halusinasi raba (taktil;haptic):
persepsi palsu ttg perabaan atau
sensasi permukaan, seperti dari
tungkai yg teramputasi (phantom
limb), sensasi adanya gerakan pada
atau dibawah kulit (kesemutan)
h. Halusinasi somatic:
sensasi palsu ttg sesuatu hal yg
terjadi di dlm atau terhadap tubuh,
paling sering berasal dari visceral
(dikenal sebagai halusinasi kinestetik)
i.

i. Halusinasi liliput:
persepsi yg palsu dimana benda2
tampak lebih kecil ukurannya
(dikenal sebagai mikropsia)
j. Halusinasi yg sejalan dg mood
(mood-congruent hallucination):
halusinasi dimana isi halusinasi
adalah konsisten dg mood
k. Halusinasi yg tidak sejalan dg mood
(mood-incongruent hallucination):
halusinasi dimana isinya tidak
konsisten dg mood
l.

l. Halusinosis:
halusinasi, paling sering adalah
halusinasi dengar, yg berhubungan dg
penyalahgunaan alkohol kronis, &
terjadi dlm sensorium yg jernih,
berbeda dg delirium tremens yg
terjadi dlm sensorium berkabut
m. Sinestesia:
sensasi atau halusinasi yg disebabkan
oleh sensasi lain (suatu bunyi dialami
sebagai dilihat, atau suatu
penglihatan dialami sbg didengar)
n.

n. Trailing phenomenon:
kelainan persepsi yg berhubungan
dg obat2 halusinogen dimana benda
yg bergerak dilihat sbg sederetan
citra yg terpisah dan tidak kontinu
2. Ilusi :
mispersepsi atau misinterpretasi
terhadap stimuli eksternal yg nyata

B. Gangguan yg berhubungan dg gangguan


kognitif : agnosia ketidakmampuan
untuk mengenali dan
menginterpretasikan kepentingan kesan
sensoris
1. Anosognosia (ketidaktahuan ttg penyakit):
ketidakmampuan untuk mengenali suatu
defek neurologis yg terjadi pada dirinya
2. Somatopagnosia (ketidaktahan ttg tubuh):
ketidakmampuan untuk mengenali suatu
bagian tubuh sebagai milik tubuhnya sendiri
(autopagnosia)
3.

3. Agnosia visual:
ketidakmampuam untuk mengenali
benda2 atau orang
4. Astereognosis:
ketidakmampuan untuk mengenali
benda melalui sentuhan
5. Prosopagnosis:
ketidakmampuan mengenali wajah
6. Apraksia:
ketidakmampuan untuk melakukan
tugas tertentu
7. ... ... ...

7. Simultagnosia:
ketidakmampuan untuk mengerti lebih
dari satu elemen pandangan visual
pada suatu waktu atau untuk
mengintegrasikan bagian2 menjadi
keseluruhan
8. Adiadokokinesia:
ketidakmampuan untuk melakukan
pergerakan yg berubah dg cepat

DAYA INGAT
fungsi dimana informasi di simpan di otak
dan selanjutnya diingat kembali ke
kesadaran

A. Gangguan daya ingat


1. Amnesia :
ketidakmampuan sebagian atau
keseluruhan untuk mengingat
pengalaman masa lalu; mungkin berasal
dari organic atau emosional
a. Anterograd :
amnesia untuk peristiwa yg terjadi
setelah
suatu titik waktu
b. Retrograd :
amnesia sebelum suatu titik waktu
2.

2.

Paramnesia :
pemalsuan ingatan oleh distorsi
pengingatan
a. Fausse reconnaissance :
pengenalan yang palsu
b. Pemalsuan retrospektif :
ingatan secara tidak diharapkan
menjadi terdistorsi pada saat disaring
melalui keadaan emosional, kognitif,
dan pengalaman pasien sekarang
c.

c. Konfabulasi :pengisian kekosongan

ingatan secara tidak disadari oleh


pengalaman yang dibayangkan atau
tidak nyata yang dipercaya pasien tetapi
tidak mempunyai dasar kenyataan
d. Dj vu : ilusi pengenalan visual dimana
situasi yang baru secara keliru dianggap
sebagai suatu pengulangan ingatan
sebelumnya
e. Deja entendu : ilusi pengenalan auditoris
f.

f. Deja pense :
ilusi bahwa suatu pikiran baru
dikenali sebagai pikiran yang
sebelumnya telah dirasakan atau
diekspresikan
g. Jamais vu :
perasaan palsu tentang ketidak
kenalan terhadap situasi nyata yang
telah dialami seseorang
3.

3. Hipermnesia :
peningkatan derajat penyimpanan dan
pengingatan
4. Eidetic image :
ingatan visual ttg kejelasan halusinasi
5. Screen memory :
ingatan yang dapat ditoleransi secara
sadar menutupi ingatan yang menyakitkan
6. Represi :
suatu mekanisme pertahanan yang
ditandai oleh pelupaan secara tidak
disadari terhadap gagasan atau impuls
yang tidak dapat diterima
7. ... ... ...

7. Letologika :
ketidakmampuan sementara untuk
mengingat suatu nama atau suatu kata
benda yang tepat

B.

Tingkat daya ingat


1.
Segera (immediate) :
reproduksi atau pengingatan hal2 yg
dirasakan dlm beberapa detik sampai menit
2.
Baru saja (recent) :
pengingatan peristiwa yg telah lewat
beberapa hari
3.
Agak lama (recent past) :
pengingatan peristiwa yang telah lewat
selama beberapa bulan
4.
Jauh (remote) :
pengingatan peristiwa yg telah lama terjadi

INTELEGENSIA
kemampuan untuk mengerti, mengingat,
menggerakkan, dan menyatukan secara
konstruktif pelajaran sebelumnya dalam
menghadapi situasi yang baru
A. Retardasi mental :
kurangnya intelegensia sampai derajat dimana
terdapat gangguan pada kinerja sosial dan
kejuruan

B. Demensia :

pemburukan fungsi intelektual organic dan global


tanpa pengaburan kesadaran
1. Diskalkulia (akalkulia) :
2.
Disgrafia (agrafia)
3. Aleksia

C. Pseudodemensia :

menyerupai demensia yang tidak


disebabkan oleh suatu kondisi organic;
paling sring oleh depresi
D.Berpikir konkret :
berpikir harafiah; penggunaan kiasan yang
terbatas tanpa arti; pikiran satu
dimensional
E. Berpikir abstrak :
berpikir multidimensional dengan
kemampuan menggunakan kiasan dan
hipotesis dengan tepat

TILIKAN (INSIGHT)
kemampuan untuk mengerti penyebab
sebenarnya dan arti dari suatu situasi
A. Tilikan untelektual :
mengerti kenyataan obyektif tentang suatu
keadaan tanpa kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan dalam cara yang berguna untuk
mengatasi situasi
B. Tilikan sesungguhnya :
mengerti kenyataan obyektif tentang suatu
situasi, disertai dengan daya pendorong motivasi
dan emosional untuk mengatasi situasi
C. Tilikan terganggu :
menghilangnya kemampuan untuk mengerti
kenyataan obyektif dari suatu situasi

PERTIMBANGAN (JUDGMENT)
kemampuan untuk menilai situasi secara
benar dan untuk bertindak secara tepat di
dalam situasi tersebut
A. Pertimbangan kritis :
kemampuan untuk menilai, melihat, dan memilih
berbagai pilihan dalam suatu situasi
B. Pertimbangan otomatis :
kinerja reflek di dalam suatu tindakan
C. Pertimbangan yang terganggu :
menghilangnya kemampuan untuk mengerti suatu
situasi dengan benar dan bertindak secara tepat

wawanyudhair@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai