Anda di halaman 1dari 25

Komunikasi

Massa
Modul 6
Etika Media dan Literasi
Media
Prepared by Abraham Simon

Komunikasi
Massa
Modul 6 - Kegiatan Belajar 1
Etika Media
Prepared by Abraham Simon

Etika Media
Secara Normatif, media adalah ruang publik,
ruang yg dpt memberi kontribusi untuk
menyampaikan informasi yg utuh, jujur, dan dapat
dipercaya.
Fungsi ideal, Media diharapkan menjadi saluran
ekspresi pandangan / suara warga yg berbeda
dan memfasilitasi partisipasi warga dlm
kehidupan sosial dan politik.
Dapat dijalankan jika diberikan kepercayaan /
secara konseptual disebut kebebasan
jurnalistik / kemerdekaan pers.
Kebebasan jurnalistik perlu berjalan seiring
dengan tanggung jawab jurnalistik.

Teori Tanggung Jawab Sosial Media (Mc Quail)

Public Trust
Isi yg benar, akurat, jujur, obyektif dan relevan
Self regulated
Mengikuti kode etik dan perilaku profesional
Pemerintah dpt melakukan intervensi

Dalam praktik seringkali berbenturan dengan hukum dan kode


etik jurnalistik itu sendiri (Rahardjo)
Baca contoh kasus TEMPO vs PT Toba Pulp Lestari (2004)..!!
Kebebasan pers cenderung semata-mata demi kepentingan
ekonomi (profit) atau perjuangan politik media (pemilik)
Media sbg ruang publik dapat membuka kemungkinan berita
yg diterbitkan memiliki akibat baik/buruk/positif/negatif.
Etika memberikan panduan moral kepada pers.
Pasal 5 ayat 1 UU No 40 tahun 1999 tentang Pers :
Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini
dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan
masyarakat serta azas praduga tak bersalah.

Konsep Dasar Etika


dan Isu-isu Etis Dalam
Praktik
Eksistensi media Media
berkaitan dgn isu idealisme.
Media dalam praktiknya mampu menjalankan prinsipprinsip jurnalisme yang bermutu (excellence
journalism): dapat diuji, dapat dipertanggungjawabkan,
mengandung kebenaran.
Etika sbg pemikiran sistematis ttg moralitas perlu
menjadi pedoman bagi wartawan, membantu supaya
tidak kehilangan orientasi, dapat membedakan antara
yg hakiki dan apa yang boleh berubah sehingga dapat
mengambil sikap yg dapat dipertanggungjawabkan.
Komunikasi yg etis merupakan hal yg fundamental bagi
pemikiran yg bertanggung jawab, pengambilan
keputusan, dan pengembangan hubungan dalam dan
lintas konteks, budaya, dan media, serta akan
meningkatkan harga diri manusia.

National Communication Association meyakini


komunikasi yg tidak etis akan mengancam kualitas seluruh
konteks komunikasi dan konsekuensinya mengancam
kualitas individu-individu dan masyarakat dimana kita
berada.
Baca Prinsip-prinsip Komunikasi Etis Tabel 6.1

Jaksa & Pritchard


Etika berkaitan dgn persoalan bagaimana kita seharusnya
memberi makna terhadap kehidupan kita.
Etika memberi perhatian pada (right or wrong; fair or unfair;
caring or uncaring; good or bad; responsible or irresponsible)
Etika mengarahkan pada kebajikan dan keburukan.
Etika mengarahkan pada aturan-aturan / moral yg kita
gunakan sbg pedoman melakukan evaluasi thp perilaku kita.

Straubhaar, La Rose, Davenport


Etika adlh aturan-aturan perilaku atau prinsip-prinsip
moralitas yang mengarahkan kita menuju cara yang benar
atau terbaik untuk bertindak dalam suatu situasi.

Merrill
Etika media / jurnalistik sebagai cabang filsafat akan
membantu wartawan untuk menentukan apa yg
benar untuk dilakukan.
Etika jurnalistik hrs dapat merancang 4 pedoman yg
akan mengarahkan untuk membuat keputusankeputusan moral tertentu: aturan2, norma2, kode2
dan prinsip2.

Johannesen
Isu etis muncul krn perilaku komunikasi dari satu
pihak yg memiliki akibat signifikan thp pihak lain;
Ketika perilaku komunikasi melibatkan pilihan sadar
atau disengaja ttg cara-cara dan tujuan;
Ketika perilaku komunikasi tersebut dapat dinilai
berdasarkan patokan-patokan benar atau salah
Baca contoh kasus halaman 6.12-6.13..!!

Memahami Isi Media


Isi media (media content) adlh informasi verbal
dan visual yang didistribusikan melalui media
massa. Mampu merefleksikan realitas secara
obyektif. Realitas yg dikonstruksikan media
sebenarnya sarat dgn berbagai kepentingan
(value-laden).
Gans & Gitlin, mengelompokan pendekatan ttg
isi media:
Content reflects social reality with little or no
distortion;
Content influenced by media workers socialization
and attitudes;
Content is influenced by media routines;
Content is influenced by other social institutions and
forces;

Altschull (hubungan antara isi media dan sumber-sumber yang


memberikan dukungan finansial)
4 sumber dukungan finansial thp media:

The
The
The
The

Office Pattern
Commercial Pattern
Interest Pattern
Informal Pattern

Mc Quail, Keberadaan media akan selalu berhubungan dengan


kepentingan publik (public interest).
Kepentingan publik bermakna bahwa media membawa tugastugas penting dalam masyarakat:

Pluralitas dlm kepemilikan media


Kebebasan menyampaikan informasi
Keragaman informasi yg tersedia untuk publik
Keragaman ekspresi pendapat
Pencapaian yg ekstensif
Kualitas informasi dan budaya yg tersedia untuk publik
Dukungan yg memadai bagi demkorasi
Menghormati sistem yudisial
Menghormati hak individu dan hak org pada umumnya

Mc Quail, memilih kriteria kepentingan publik:


Struktur mencakup kebebasan publikasi, pluralitas kepemilikan,
pencapaian yg ekstensif, dan keragaman saluran dan bentuk.
Isi meliputi keragaman informasi, opini dan budaya, mendukung
tatanan publik dan hukum, kualitas informasi dan budaya tinggi,
menghormati kewajiban-kewajiban internasional dan HAM serta
menghindari untuk menyakiti masyarakat dan individu.

Classical Marxism, salah satu cabang dari teori media


kritikal
Media dipahami sbg alat atau instrumen dari kelas dominan dan
sarana manakala para kapitalis mempromosikan kepentingankepentingan mereka.

Political-Economic Media Theory, salah satu cabang dari


teori media kritikal
Isi media adalah komoditas atau barang dagangan yang dijual di
pasar dan informasi yg disampaikan dikendalikan oleh pasar.
Akibatnya jenis program media tertentu menjadi dominan dan yg
lain menjadi terpinggirkan.

Perspektif Teoritik
Tentang Etika
Merrill & Odell
Memilah teori etika dlm 2 jenis:
Teori etika teleologi (tujuan)
o
o
o
o

Mengukur kebenaran atau kesalahan berdasarkan konsekuensi


Terbagi dlm 2 sifat: altruistik (org lain) dan egoistik (diri sendiri)
Teori yg cukup representatif adalah utilitarianisme (hedonistik / non)
Tokoh: John Stuart Mill & Jeremy Bentham

Teori etika deontologi (tugas / amanah)


Menilai sebuah tindakan dalam konteks non teleologi, apakah
keputusan bertindak menghasilkan kehendak yg sesuai atau tidak.
Teori supernaturalisme (yg benar adalah kehendak Tuhan dan
sebaliknya)
Tokoh: Immanuel Kant

Lisbeth Lipari
Memilah teori etika dlm 4 jenis: Virtue ethics, deontological
ethics, teleological ethics, dan dialogic ethics

Keputusan-keputusan
Etis Dalam Praktek
Media
The Priinciple of Self-Determinism
Terkait etika Judeo-Christian dan dibahas oleh Immanuel
Kant;
Tidak seorangpun mengizinkan dirinya sendiri diperlakukan
sebagai sarana untuk memenuhi tujuan akhir orang lain.
Media dimanfaatkan oleh pihak yg mengungkapkan suatu
peristiwa sbg sarana mencapai tujuan mereka.

The Categorical Imperative


Immanuel Kant : apa yg benar untuk satu orang adalah
benar untuk semuanya
Untuk mengukur kebenaran dari perilaku kita, maka
bertindaklah sesuai aturan yg kita terapkan secara universal.
Kajian terhadap kesadaran (menginformasikan yg benar),
jika merasa bermasalah mungkin telah melanggar kesadaran
diri kita.

The Principle of the Golden Mean


Lahir dari pemikiran Aristotle, kebajikan moral berada
pada 2 titik ekstrim: moderation (pengendalian diri) dan
balanced (keseimbangan).
Pengendalian diri merupakan hal yg utama, yaitu
memberikan pandangan yang seimbang atau memasukan
beragam pandangan untuk memberikan keseimbangan.

The Principle of Utility


Lahir dari pemikiran John Stuart Mill & Jeremy Bentham,
menetapkan apa yg benar atau salah dengan
mempertimbangkan hal yg terbaik untuk masyarakat.
Utilitarianisme memberikan metode yg jelas untuk
mengevaluasi pilihan-pilihan etis, memperkirakan
konsekuensi dan memilih alternatif yg memaksimalkan
nilai atau meminimalkan kerusakan.

The Veil of Ignorance


Keadilan itu buta, keadilan akan muncul jika setiap orang
diperlakukan tanpa perbedaan sosial (John Rawls)
Memperlakukan semua masyarakat setara

Komunikasi
Massa
Modul 6 - Kegiatan Belajar 2
Literasi Media
Prepared by Abraham Simon

Pengertian Literasi
Media
Pengertian konvensional: kemampuan membaca dan
menulis
Seiring perkembangan teknologi maka pengertian
literasi berkembang, karena byk menggunakan media
maka dikenal istilah Literasi Media (media literacy).
Definisi paling populer dihasilkan dalam National
Leadership Conference on Media Literacy di Aspen, AS,
tahun 1992, mendefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
memproduksi isi pesan media
Perspektif psikologis pemrosesan informasi individu,
W.James Potter mengajukan definisi sebagai
serangkaian perspektif yang digunakan secara aktif
untuk menghadapi terpaan media, menginterpretasi,
dan meng-counter makna dari pesan media

The Australian Communications and Media


Authority (ACMA)
Literasi media sebagai kemampuan untuk menggunakan,
memahami, dan menciptakan komunikasi dan media
Sejalan dgn Office of Communication di Inggris.

Kementerian Ontario, Kanada


Literasi media sebagai bentuk perhatian dalam membantu
siswa mengembangkan pemahaman informasi dan sikap
kritis tentang sifat media massa, teknik yg digunakan dan
dampak dari teknik tersebut.

Thorman dan Jolls


Literasi media adalah proses bukan konten;
Pendidikan Literasi Media memperluas konsep teks
Literasi media dicirikan oleh prinsip penyelidikan.
Dibeberapa negara, literasi media diajarkan di sekolah sejak
tingkat pra-sekolah, prosesnya sering disebut Pendidikan
Literasi Media atau Media Education/ Media Literacy
Education.

Teori dan Konsep


Baran dan Davis
Uses and gratification
Critical cultural studies
Social cognitive theory, social semiotic theory,
symbolic interaction, social construction of reality,
framing
Cultural theory
Information processing

Teori perkembangan kognitif (Jean Piaget)


Digunakan untuk memperkirakan bagaimana anakanak memproses isi pesan media
Ada sejumlah tahap perkembangan yang harus
dilalui anak sebelum sampai pada tahap berikutnya,
karena disetiap perkembangan, merefleksikan
sturktur kognitif yg berbeda.

Social Learning Theory (Albert Bandura)


Seorang anak belajar sesuatu dari orang lain, dari
pengamatan, peniruan, dan keteladanan.
Perilaku manusia dalam timbal baliknya antara
pengetahuan, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
Isi media dapat menjadi sumber belajar bagi anak
Berkembang menjadi Social Cognitive Theory,
memberi penekanan besar pada peran aktif individu
dan khalayak dalam belajar perilaku sosial dengan
mengobservasi dari model yg berada dalam
lingkungannnya, termasuk media.

Cultivation Theory (George Gerbner)


Televisi memiliki pengaruh jangka panjang yang
tidak terlalu besar, gradual, tidak langsung,
kumulatif, dan signifikan.

Perkembangan Literasi
Media
Di banyak negara maju, Literasi Media menjadi
agenda penting dalam satuan kurikulum
pendidikan di sekolah formal.
Literasi media dianggap sbg kemampuan yg harus
dimiliki setiap orang di abad 21 terutama dalam
konteks pembelajaran
Gerakan literasi media di Inggris sudah ada sejak
dekade 1930-an
Baru tahun 1980 negara di Eropa mulai
memahami pentingnya literasi media dalam
pendidikan formal
Organisasi di Inggris sbg motor penggerak
pendidikan literasi media saat itu: Society for
Education in Film and Television dan The British
Film Institute

Kanada merupakan pionir dlm gerakan literasi


media, sebagai bentuk dampak letak geografis
dgn AS sebagai negara produsen media raksasa.
Perhatian kritis penyebaran budaya AS di Kanada
Kebutuhan sistem pendidikan
Perlunya reformasi kurikulum

Tahun 1992, menjadi tonggak kesamaan persepsi


pengembangan pendidikan literasi media di AS.
Di Indonesia, pada tahun 1990-2000 sbg periode
mencari bentuk pendidikan literasi media, dan
2000-2010 merupakan periode pematangan,
semua sebagai bentuk melindungi anak dan
remaja.

Penerapan Literasi
Media di Masyarakat
Anak dan remaja kelompok yg paling rentan terkena
dampak negatif media.
Beberapa institusi yg dapat menjadi medium dari kegiatan
ini adalah sekolah, komunitas dan lembaga keagamaan,
dengan cara yg berbeda-beda, namun Sekolah merupakan
yg paling efektif utk penerapannya.
Kegiatan di lembaga keagamaan biasanya pada saat
ceramah
Kegiatan di komunitas lebih informal, melalui diskusi-diskusi
Beberapa bentuk kegiatan di sekolah:

Bedah buku
Film Screening
Riset website
Diskusi iklan
Training kepada guru-guru

Isu-isu yang Berkaitan


dengan Literasi Media
3 unsur pokok yg harus ada dalam setiap kegiatan
literasi media:
Ada khalayak
Ada Penguatan
Khalayak menjadi kritis

4 Tujuan dalam kegiatan literasi di Indonesia:

Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan

proteksionis
pemberdayaan
studi media
aksi

Memiliki literasi media diharapkan dapat:


Menggunakan teknologi media dgn efektif;
Memiliki kemampuan mengakses;
Memahami bagaimana dan mengapa konten
dihasilkan;
Mampu menganalisis secara kritis;
Menggunakan media secara kreatif;
Mampu mengidentifikasi dan menghindari isi media
yg menyimpang
Memanfaatkan media secata efektif dalam
menjalankan hak-hak demokratis dan tanggung
jawab sipil

Sampai Jumpa Minggu depan!

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai