Anda di halaman 1dari 4

BERJUANG MENJADI IRAUSAHAWAN: Sejarah Kehidupan Kapitalis

Bumi Putra Indonesia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas:


Mata Kuliah

: Sejarah Sosial Ekonomi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wasino, M.Hum

Oleh:
Arif Wahyu Hidayat
S86120805
Pend. Sejarah

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012

A. IDENTITAS BUKU
Judul Buku
: BERJUANG MENJADI WIRAUSAHAWAN: Sejarah
Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia
Pengarang
: Prof. Dr. Wasino, M.Hum
Tahun Terbit
: 2008
Tebal Buku
: 69 halaman
B. Isi Buku
Kapitalisme merupakan salah satu ideologi yang telah banyak
memberikan pengaruh tatanan ekonmi dunia pada saat ini. Teori tentang
kapitalisme ini dikemukakan oleh berbagai ahli, diantaranya Karl Marx dan
Max Weber. Dalam teori Weber, faktor kebuayaan merupakan dasar
munculnya kapitalisme, sedangkan Marx lebih menekankan pada faktor
struktural masyarakat yang telah berubah dari feodal menjadi kapitalis.
Sistem kapitalisme ini semula berkembang di negara-negara Eropa,
sebagai pengganti dari sistem feodalisme, kemudian meluas ke negara-negara
Asia Afrika seiring dengan proses kolonialisme. Dampak dari kapitalisme
tidak hanya berpengaruh pada masyarakat perkotaan teapi juga pada
masyarakat pedesaan yaitu, para petani akan mengalami puncak kematian,
karena petani yang semula mempoduksi barang produksinya sendiri, perlahan
menjadi kapitalis kecil dan mayoritas petani akan berubah menjadi proletariat.
Pada abad ke XV, selat Malaka menjad pintu gerbang penghubung antara
Cina dengan India. Akibatnya kota Malaka menjadi kota dagang internasional
yang ramai. Tetapi setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun
1511 membuat rute perdagangan Asia Tenggara mengalami perubahan yaitu
melewati Selat Sunda.
Pada sekitar tahun 1500, banyak rang Jawa menjadi pengusaha terutama
dalam sektor perdagangan khususnya masyarakat Kudus kulon. Tetapi tradisi
wirausaha itu mengalami kemerosotan sejak Sultan Agung menjalankan
politik sentralisasi pada abad ke-17. Tetapi pada awal abad XX kota Kudus
merupakan koa yang penuh dengan aktivitas ekonomi dengan pusat
perdagangan di Pasar Kliwon dan Pasar Kudus di Kudus Kulon. Nitisemito
merupakan salah satu pengusaha tersukses pada saat itu, karena dengan
kegigihannya beliau mampu mendirikan sebuah perusahaan rokok pertama di
kota Kudus.

Selain dari kalangan Bumi putra, di kalagan bangsawan Jawa bekerja


menjadi wirausahawan bukanlah hal yang baru. Mangkunegaran IV
merupakan salah satu tokoh penggerak ekonomi modern yaitu dengan
membuat perkebunan kopi dan industri gula (1862). Dengan cara penghapusan
tanah apanage yang diganti dengan tunjangan dalam bentuk uang,
Mangkunegaran IV mulai menanam kopi dan mebangun industri gula yang
pada saat itu harganya cukup baik dan dapat memberikan keuntungan yang
memadai.
Dalam kapitalis orang Jawa, yang dianggap sebagai orang berharga
adalah jika menjadi pemimpin, priyayi, kasta ksatria atau brahmana. Diluar itu
dianggap berkedudukan rendah seperti pedagang dan petani. Maka banyak
orang tua Jawa yang menginginkan anakya untuk menjadi priyayi, pegawai
negeri dan tidak pernah bercita-cita menjadi pedagang atau pengusaha.
Menjadi priyayi bagi mayarakat Jawa dipandang sebagi kelas elite yang
memiliki kewibawaan dan memiliki etika tersendiri dari pada masyarakat pada
umumnya.
Selain kapitalis Jawa tersebut, banyak orang Jawa lain yang sukses
menjadi kapitalis bai pada masa kolonial maupun pascakemerdekaan. Para
kapitalis itu ada yang tumbuh dan berkembang dari keluarga priyayi, santri,
maupun abagan. Mereka ada yang berkembag karena mendapat fasilitas,
maupun yang berkembang karena ditempa oleh alam. Dua jenis kapitalis itu
memiliki karakteristik yang berbeda.
Kapitalis pertama dikenal sebagai kapitalis birokratis, kapitalis
komprador, kapitais semu, yang hanya dapat berkembang karena mendapatkan
fasilitas dari kegiatan-kegiatan birokrasi pemerintahan. Kebanyakan dari
mereka adalah anak pejabat yang memperoleh kemudahan dalam perolehan
modal, sehingga banyak dari mereka yang tidak mengembangkan usahanya
sendiri tetapi hanya dipinjam namanya dengan harapan menapat fasilitas
karena kedudkan orang tuanya. Kaum kapitalis seperti ini lebih mudah
tumbang ketika dukungan birokratis melemah.
Kapitalis tipe kedua, adalah para kapitalis yang bergerak dari kelas
bawah. Mereka berusaha dari usaha kecil-kecilan yang kemudian karena bakat

wirausahanya berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Tetapi ada juga yang


mengalami kehancuran setelah orang tuanya meninggal dan anak turunanya
tidak senang bergerak dalam bidang usaha tersebut.

Anda mungkin juga menyukai