Anda di halaman 1dari 21

DIALEKTOLOGI

Batasan dialek
Pembeda dialek
Sumber penelitian dialek
Ragam-ragam dialek
Perkembangan

dialek

Pengertian Dialektologi
Ilmu tentang dialek
Cabang linguistik yang secara
sistematis menangani berbagai
kajian berkenaan dengan
distribusi dialek atau
variasi bahasa dengan
memperhatikan faktor
geografi, politik, ekonomi,

Dialek (dari bahasa Yunani ,

dialektos), adalah varian-varian sebuah


bahasa yang sama.
Varian-varian ini berbeda satu sama

lain, tetapi masih banyak menunjukkan


kemiripan satu sama lain.
Biasanya pemerian dialek adalah

berdasarkan geografi, namun bisa


berdasarkan faktor lain, misalnya faktor
sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Ciri utama dialek adalah perbedaan dalam


kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan
(Meilet, 1967: 69)
Masyarakat penggunanya tidak merasakan
mempunyai bahasa yang berbeda meskipun
terdapat perbedaan-perbedaan.
Dialek adalah bagian dari logat, yakni dialek
adalah gaya berbahasa, cara pengucapan,
dan
Maknanya sedikit berbeda dengan yang
lainnya.

Ragam Dialek
Idiolek, bersifat perorangan
Dialek, merupakan variasi bahasa

yang digunakan oleh sekelompok


masyarakat pada suatu tempat atau
suatu waktu .
Regiolek, bahasa yang dipakai di luar
daerah pakainya
Sosiolek, ragam bahasa yang dipakai
oleh kelompok tertentu (bahasa gaul,
prokem, alay, dll)

Pembeda Dialek
Setiap ragam bahasa yang
digunakan di suatu daerah
memiliki perbedaan-perbedaan,
antara lain pada tataran lafal, tata
bahasa, dan tata makna.

Anasir-anasir kebahasaan yang

dianalisis dalam dialek adalah:


1.Perbedaan fonetik pada tataran
fonologi
contoh
careme dengan cereme
gudang dengan kudang
jendela, gandela, janela
(dalam bahasa Sunda)

2. Perbedaan Semantik, yaitu terciptanya


kata-kata baru berdasarkan perubahan
fonologi dan geseran bentuk.
geseran bertalian dengan corak:
pemberian pelambang/nama
(signifiant) yang berbeda untuk
linambang (signifie) yang sama di
beberapa tempat yang berbeda.
contoh
balimbing dengan calingcing belimbing
geseran corak ini dikenal dengan sinonim

3. Perbedaan Onomasiologis yang

menunjukkan nama yang berbeda


berdasarkan konsep yang diberikan di
beberapa tempat yang berbeda.
contoh
menghadiri kenduri dalam bahasa Sunda
ditemukan berian ondangan dan kondangan
didasarkan pada kehadiran di situ karena
diundang, sedangkan nyambungan
didasarkan pada tafsiran kehadiran di situ
disebabkan keinginan menyumbang barang
kepada yang punya kenduri.

4. Perbedaan Semasiologis merupakan


kebalikan dari onomasiologis, yaitu
pemberian nama yang sama untuk
beberapa konsep yang berbeda.
Contoh
kata aceh mengandung makna nama
suku bangsa, nama daerah, nama
kebudayaan, nama sejenis
rambutan.

5. Perbedaan Morfologis, yang dibatasi


oleh adanya sistem tata bahasa yang
bersangkutan frekuensi morfemmorfem yang berbeda.
Contoh
isuk
ogo

dengan
dengan

isukan
ogoan

Sumber Penelitian Dialek


1. Sumber Lisan , berupa adat istiadat,

cerita rakyat, kepercayaan, dll.


2. Sumber Tertulis, berupa naskah,
kamus, dan atlas bahasa.

Perkembangan Dialektologi
Dialektologi mulai benar-benar mendapat
perhatian para ahli bahasa menjelang abad
19.
Muncul sebagai upaya pelestarian bahasabahasa.
Gustav Wenker pada 1876 mengirimkan
daftar tanyaan kepada para guru di daerah
Renia, Jerman.
Jules Louis Gillieron pada 1880 membuat
atlas bahasa dengan menggunakan pupuan
lapangan melalui angket (Perancis).
Kedua orang itu dianggap bapak ilmu
geografi dialek

Masa Sebelum 1875


Sebelum 1875, tulisan mengenai dialek

hampir selalu berkaitan dengan tulisan


dalam bidang ilmu bahasa bandingan dan
filologi.
Negara dan politik juga turut mencampuri
masalah kebahasaan.
Sekitar tahun 1535, bahasa yang
digunakan di daerah keraton dicanangkan
sebagai ragam bahasa paling baik
dibandingkan ragam lainnya.

Pada tahun 1584 dilakukan penerjemahan

naskah Decameron ke dalam 12 dialek


Italia dengan menggunakan pupuan
sinurat oleh Gottfried Wilhelm Leibniz.
Martin Sarmiento melakukan penelitian
dengan menggunakan metode pupuan
lapangan pada tahun 1730. Dari hasil
pebelitiannya, beliau menganjurkan para
pemuda perlu menguasai bahasa Latin
dan menyusun sebuah kamus umum
bahasa-bahasa Roman
Mulai tahun 1751 para ahli botani
menggunakan metode pupuan sinurat
untuk mengenal nama-nama tanaman.

Pada tahun 1751, pendeta Jean-Baptise

Gregoire di Perancis melakukan pupuan


sinurat untuk mengetahui pandangan
orang mengenai dialeknya.
Pada abad ke-18 muncul gerakan

kebangsaan Denmark untuk mendukung


penelitian dialek.
Pada 1806 kementerian Dalam Negeri

Perancis melakukan pupuan sinurat


untuk mengetahui batas-batas bahasa
yang memisahkan bahasa Perancis dari
bahasa lainnya

Pada tahun 1814 Baron Claude

Francois Etiene Dupin membuat


peta bahasa Perancis dan
Dessier Monnier membuat peta
fonetik.
Pada 1853 Bernandino Biondelli

melakukan penelitian dengan


menggunkan pupuan sinurat
dan lapangan.

Masa Sesudah 1875


1. Aliran Jerman
Gustav Wenker mengirimkan daftar
tanyaan kepada guru di Renia dengan
menggunakan pupuan sinurat .
Karl Haag mengecam penelitian Wenker.
Dia berpendapat pupuan lapangan jauh
lebih bernilai .
Pada 1920 didirikan pusat sebuah atlas
dan kegiatan penelitian dialek Jerman di
Marburg.

Tahun 1926, Wrede menerbitkan

buku pertama atlas bahasa Jerman


Tahun 1939 Walther Mitzka
melakukan penelitian dengan
menggunakan metode pupuan
sinurat dengan diarahkan pada
pendokumentasian kata-kata yang
masih digunakan di dalam bahasa
Jerman.

2. Aliran Perancis

Pada tahun 1880 Jules Louis Gillieron

melakukan penelitian lapangan di


Vionnaz Swis
Pada tahun 1887 pendeta P.J.
Rousselot menunjukkan sebuah
metode ilmiah dalam mempelajari
dialek. Ia mengungkapkan syarat
penelitian, yaitu kemampuan peneliti,
cara memberikan keterangan,
masalah yang diteliti,dan pembahan.

Tahun 1888, Gaston Paris

menganjurkan melakukan penelitian


mengenai nama-nama tempat di
Perancis, dialek, dan pembuatan atlas
fonetik untuk seluruh Perancis.
Pada 1897 Edmont membuat Atlas
Linguistique de France (ALF).
Mulai tahun 1939 dengan prakarsa
Albert Dauzat perkembangan geografi
dialek di Perancis mulai terarah

Anda mungkin juga menyukai