Anda di halaman 1dari 5

LO

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir (untuk menghitung usia kehamilan)


paritas/partus : banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKBN 2006)
Definisi Chloasma Gravidarum
Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau seboroik melanosis adalah istilah yang digunakan
untuk perubahan warna kulit pigmen. Biasanya ini terjadi dalam coklat kekuniangan patch atau bintikbintik, yang diintensifkan oleh paparan sinar matahari. Chloasma terjadi selama kehamilan, dan
penggelapan kuliy biasanya terjadi selama 16 minggu usia kehamilan. Lesi dapat menghilang setelah
melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya pada kondisi lain, lesi terkadang tidak
dapat hilang meski bertahun-tahun setelah melahirkan.
Penyebab Chloasma Gravidarum
Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum.
Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang. Sebab terjadinya
hyperpigmentasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan faktor organik, yaitu alergi, masuknya
vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil, dan resistensi ibu yang
menurun. Pengaruh hormon estrogen dan progenteron adalah salah satu penyebab chloasma
gravidarum. Kejadiannya dapat dikaitkan dengan efek dari hormon karena kehamilan, pengaruh pil
kontrasepsi dan gangguan siklus menstruasi.
Garis Hitam di Perut saat Kehamilan (Linea Nigra)
Linea nigra (garis hitam) adalah garis vertikal berwarna gelap yang terlihat di
perut ibu selama kehamilan. Garis ini dapat membentang mulai dari ujung
bawah tulang dada (prosessus xyphoideus) hingga tulang kemaluan (pubis).
Linea nigra timbul akibat peningkatan produksi pigmen melanin terkait
peningkatan hormon estrogen pada ibu hamil. Linea nigra umumnya timbul
sekitar trimester kedua kehamilan, jadi wajar saja apabila saat ini Anda juga
mengalaminya. Adapun bentuk garis yang melengkung melewati pusar juga
merupakan hal yang wajar. Anda tidak perlu merasa khawatir. Meski tidak
menghilang sempurna, linea nigra akan berangsur memudar setelah persalinan.
Ukur tinggi fundus uteri (tinggi fundus uteri adalah tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia
kehamilan
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysispusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar, 1998).

Apakah ada imunisasi lain pada ibu hamil?


Imunisasi pada Ibu Hamil Imunisasi adalah salah satu tindakan pencegahan timbulnya
berbagai jenis penyakit melalui peningkatan kekebalan tubuh terhadap infeksi berbagai jenis
parasit. Bagi ibu hamil imunisasi diperlukan selain untuk menjaga kesehatan tubuhnya juga
untuk mencegah bayi lahir dengan kelainan. Terkait masalah boleh tidaknya melakukan
imunisasi selama kehamilan, ibu harus tahu jika sebetulnya ada 2 jenis imunisasi bagi ibu
hamil. Kedua jenis imunisasi tersebut adalah imunisasi yang aman dilakukan dan imunisasi
yang berbahaya
Imunisasi yang Aman Dilakukan pada Ibu Hamil Imunisasi yang aman dilakukan pada ibu
hamil adalah imunisasi yang menggunakan vaksin yang mengandung virus mati atau tidak
aktif. Beberapa jenis imunisasi tersebut antara lain imunisasi TT, influenza, hepatitis B, dan
imunisasi meningococcal. Ke semua imunisasi ini penting bagi ibu hamil karena memiliki
beberapa manfaat seperti yang dijelaskan berikut ini
1. Imunisasi TT Imunisasi TT atau Tetanus Toksoid adalah imunisasi yang dilakukan untuk
mencegah ibu hamil dan bayi terserang kuman tetanus. Kuman tetanus sendiri jika sampai
menginfeksi bayi dapat menyebabkan berbagai masalah serius dan bahkan bisa
menyebabkan kematian. Jika si ibu tidak diimunisasi TT, bayi berisiko terserang kuman ini
sesaat setelah tali pusarnya dipotong. Untuk memahami imunisasi TT ini, Anda dapat
mengunjungi artikel lengkapnya di sini.
2. Imunisasi Influenza Imunisasi influenza adalah imunisasi yang dilakukan untuk
meningkatkan kekebalan ibu hamil dan bayinya dari infeksi bakteri penyebab flu. Dengan
melakukan imunisasi ini, daya tahan tubuh bayi akan lebih kuat terhadap demam dan flu
hingga usianya beranjak 6 bulan.
3. Hepatitis B Bukan hanya untuk ibu hamil, imunisasi hepatitis B juga diperlukan bayi
sesaat setelah dilahirkan. Seperti kita ketahui, hepatitis B memang merupakan jenis
penyakit yang berbahaya bagi manusia. Tanpa imunisasi hepatitis ini, bayi akan lebih rentan
terhadap penyakit kuning. Ibu hamil biasanya dianjurkan melakukan imunisasi pada usia
kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam.
4. Imunisasi Meningococcal Imunisasi menigococcal adalah imunisasi yang dilakukan untuk
mencegah janin dari serangan penyakit radang selaput otak atau meningitis seperti yang
saat ini tengah diderita artis Olga Syahputra. Imunisasi ini baiknya diberikan di awal
trimester kedua.
Imunisasi yang Aman Dilakukan pada Ibu Hamil Selain 4 jenis imunisasi di atas, seorang ibu
hamil dilarang untuk melakukan berbagai jenis imunisasi lainnya karena dapat berbahaya
bagi pertumbuhan janin. Di antara imunisasi tersebut antara lain imunisasi cacar dan
imunisasi MMR. Kedua imunisasi ini menggunakan vaksin berupa virus yang masih hidup
sehingga berpotensi menyebabkan bayi mengalami masalah serius seperti masalah mata,
gangguan mental, kelainan jantung, dan ketulian. Nah, itulah hal terkait seputar imunisasi
bagi ibu hamil. Semoga tulisan ini dapat membantu Anda dan mencegah kesalahan fatal
yang terjadi akibat imunisasi

Apa manfaat reflek patella bagi ibu hamil?


manfaat reflek patella : fungsi dari pemeriksaan patela adalah untuk menilai apakah ibu hamil
tersebut mengalami defisiensi Vit. B1 atau memang ada masalah dalam sistem persyarafannya.
Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan
terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan,
kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang
gangguan fungsi otonom.

Bagaimana posisi normal bayi saat 36 minggu?


Pada perkembangan janin 36 minggu, atau minggu-minggu terakhir sebelum persalinan,
sang calon bayi sudah hampir mencapai bentuk sempurna, baik dari segi berat, ukuran,
maupun perkembangan organ-organ tubuhnya. Dibandingkan dengan perkembangan janin
30 minggu, pada usia 36 minggu tidak ada organ baru yang terbentuk melainkan hanya
penyempurnaan organ tubuh yang telah lengkap sebelumnya. Pada usia kehamilan ini janin
mengalami pertumbuhan ukuran yang cukup signifikan, selain itu posisi bayi sudah cukup
turun di kandungan karena sudah menuju kesiapan untuk lahir. Pada sebagian besar,
secara normal ibu hamil melahirkan antara minggu 39 dan 41.

Mengapa wajah pasien tampak cloasma Gravidarum?


Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena Melanophore
Stimulating Hormon Lobus hifofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada aerola mamae, papila mamae, linea nigra, chloasma
gravidarum. Setelah persalinan, hiperpigmentasi akan menghilang.Topeng kehamilan
(cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening
dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan di perut
bagian bawah tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spiteder angioma (pembuluh darah
kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba), bisa muncul di kulit, di atas pinggang.
Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di bagian tungkai
bawah.Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabakan robeknya selaput
elastic di bawah kulit sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidroamnion dan gameli dapat terjadi diastasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linae
nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat.

Berapa normal DJJ pada ibu hamil?


Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan
janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Detak jantung janin normal permenit yaitu :
120-60x / menit Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung
janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
a. Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/mnt
b. Takikardi ringan: antara 160-180x/mnt
c. Normal: antara 120-160x/mnt
d. Bradikardia ringan: antara 100-119x/mnt
e. Bradikardia sedang: antara 80-100x/mnt
f. Bradikardia berat: kurang dari 80x/mnt
Alat-alat yang dapat digunakan sebagai alat dalam pemeriksaan DJJ:
1. Stetoskop Laennec
Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin secara manual
oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu
Cara pemeriksaan menggunakan leanec:
a. Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang
b. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin
c. Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin
d. Hitung total detak jantung janin
e. Catat hasil dan beritahu hasil pada klien

Gambar Chloasma Gravidarum

Tahapan imunisasi dan harus diberikan berapa tahap?

Jadwal pemberian imunisasi

Pada ibu hamil


TT I : Segera setelah ada tanda kehamilan
TT II: satu bulan setelah TT 1
TT I : Pada saat pendaftaran nikah
TT II: satu bulan setelah TT 1
Pada calon pengantin

Jadwal Imunisasi TT long life

No TT

Interval

Lama perlindungan

Suntikan pertama

4 minggu

II

4 minggu setelah suntikan


pertama

6 bulan

III

6 bulan setelah suntikan


kedua

1 tahun

IV

1 tahun dari suntikan ke -3

5 tanun

1 tahun dari suntikan ke -4

25 tahun

Anda mungkin juga menyukai