RESUME Etika Prof
RESUME Etika Prof
1. BAB I
MATERI : PENGANTAR ETIKA PROFESI
a. Akuntansi sebagai profesi terkait pekerjaan akuntansi yang telah diakui dan diterima
masyarakat sebagai pekerjaan untuk kepentingan publik dengan tiga ciri, yaitu :
altruisme,
kompetensi
memperhatikan
dan
otonomi.
Altruisme
berarti
sikap
yang
lebih
kemampuan
disiplin
profesi dan
Amerika Serikat.
5) Tahun 2014, Kementerian Keuangan mengeluarkan aturan baru mengenai
Akuntan
Register
Negara
melalui
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
keuangan,
jasa
manajemen
akuntansi
manajemen,
konsultasi
Kasus penyuapan ini diungkapkan oleh pemegang otoritas pasar modal Amerika
Serikat (SEC). Berdasarkan kasus yang terjadi di KPMG maka dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi adanya pelanggaran kode etik profesi akuntansi diantaranya
sebagai berikut:
1) Prinsip Integritas
Integritas mengharuskan seorang akuntan untuk bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
2) Prinsip Obyektifitas
Dalam hal ini KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono bersikap tidak obyektif,
karena cenderung berat sebelah untuk
demi
mempertimbangan
efek
buruk
yang
terjadi
atas
tindakan
yang
mementingkan diri sendiri adalah melakukan tindakan yang memberi manfaat bagi
diri sendiri dengan tidak merugikan pihak lain.
b. Enlightened Self Interest sebagai Etika, lahir dari argumentasi dua filsuf yang
memberikan argumentasi bahwa enlightened self interest merupakan dasar untuk
tindakan beretika. Mereka adalah Thomas Hobbes (1588-1679) dan Adam Smith
(1723-1790). Mereka memiliki keyakinan bahwa pada dasarnya manusia memiliki
sifat self interest. Sifat ini bukan ditiadakan tapi justru dimanfaatkan untuk kebaikan.
Dengan melakukan tindakan untuk kepentingan diri sendiri maka akan tercipta suatu
kemanfaatan bagi orang banyak. Argumen Thomas Hobbes berdasarkan pada
kebutuhan dasar manusia untuk menjaga dan mempertahankan kehidupannya
dengan menguasai sumber daya untuk kehidupannya dengan segala cara.
Sedangkan Perspektif Hobbes melihat bahwa masyarakat madani dapat dilihat
sebagai kontrak sukarela antara individu dimana setiap orang mengorbankan hak
dan
kebebasan
individu
mereka
untuk
mendapatkan
perdamaian
dan
distribusi
dan
intensitas
kebahagiaan.
Permasalahan
ketiga
adalah
Misalnya
dalam
eksploitasi
sumber
daya
alam.
Apakah
hanya
apapun
yang
menjadi
alasan
untuk
melakukan
tindakan
tersebut
tanpa
4) Distributive Justice
Aristoteles (384-322 SM) dikenal sebagai orang pertama yang berargumentasi
bahwa kesamaan harus diperlakukan secara sama sedangkan ketidaksamaan harus
diperlakukan secara tidak sama sesuai dengan proporsi perbedaan yang terjadi.
Anggapan bahwa semua orang sama tidak selalu benar. Terdapat dua hal yang
terkait dengan perbedaan antara masing-masing orang. Pertama adalah pembuktian
bahwa ada ketidaksamaan antara masing-masing orang. Untuk itu, perlu digunakan
kriteria-kriteria yang relevan sesuai dengan kebutuhan situasi. Kedua adalah
bagaimana melakukan sesuatu distributive justice, melakukan alokasi yang adil
berdasarkan ketidaksamaan.
Paling tidak terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan alokasi,
yaitu berdasarkan kebutuhan, aritmatika kesamaan, dan merit.
Seorang filsuf Amerika, John Rawls (1921-2002) mengembangkan sebuah
argumentasi justice of fairness. Ia mengembangkan Theory of Justice berdasarkan
asumsi self-interest dan self-reliance. Tidak ada orang yang dapat memperoleh
5
versi
aristoteles
adalah
kegiatan
jiwa,
bukan
kegiatan
fisik
Selain itu, banyak eksekutif menggunakan semacan rule of thumb dalam proses
pengambilan keputusan beretika, sebagaimana contoh di bawah ini:
i. Golden rule :
Jangan perlakukan orang lain yang
kamu tidak ingin mereka lakukan terhadapmu
ii. Disclosure rule
:
Jika anda nyaman
tindakan
dan
menanyakan
keputusan
pada
diri
yang
sendiri,
akan
dengan
diambil
apakah
anda
setelah
tidak
anda katakan
iv.Categorical imperative :
Anda
dapat
Lakukan
hanya
diharapkan.
Stakeholder Impact Analysis menerapan teori utilitarianisme dalam keputusan bisnis.
Kelebihan dari stakeholder impact analysis ini adalah memberikan kerangka analisis
mengenai pihak-pihak yang kemungkinan terkena pengaruh dri keputusan yang
diambil.
Tahapan dalam stakeholder impact analysis adalah sebagai berikut:
i. Analisis kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan
ii. Hitung dampak yang dapat dikuantifikasi, terhadap:
a. Laba
7
b. biaya eksternalitas
c. laba dan tidak dapat diukur langsung. Misalnya biaya sosial akibat
pengurangan pegawai.
d. net present value dari selisih present value dari benefit dikurangi
present
value
dari
biaya
akibat
tindakan
yang
sedang
Ia
keputusan yang tidak etis. Namun semasa ia bekerja di perusahaan ia tidak memiliki
sedikit keraguan. Paket sistem, organisasi ,lingkungan kerja, dan budaya
perusahaan berhasil mengubah Gioia menjadi orang yang berbeda, tanpa
disadarinya.
Dalam kasus pengambilan keputusan Dennys A. Gioia sesuai tugasnya di Ford
Motor
Company
mempertimbangan
sebagai
kedua
seorang
belah
Field
pihak,
yaitu
Recall
Coordinator,
kepentingan
ia
perusahaan
harus
dan
pelanggannya. Meskipun dengan karakter dan prinsip yang kuat, seorang Dennys A.
Gioia sangatlah sulit untuk bertahan dan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai yang
berlaku di organisasi tempat ia bekerja, terlebih sebagai pegawai baru yang masih
membutuhkan pengakuan dari perusahaannya. Berdasarkan pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa teori-teori tentang etika dan pengambilan keputusan yang
beretika tidaklah mudah untuk diterapkan dalam praktek secara langsung, karena
ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bahkan untuk
seorang profesional sekalipun dalam mengambil keputusan, antara lain faktor
internal seperti karakter moral dan prinsip-prinsip pribadi yang dimiliki, serta cara
pandangannya terhadap suatu situasi yang dia hadapi dan faktor eksternal seperti
kewajiban, tuntutan, tanggung jawab serta berada dalam kondisi yang tidak terduga
sangat mempengaruhi pola pengambilan keputusan seseorang. Selain itu batasan
terhadap ketentuan benar atau salah baik secara umum dalam kehidupan sehari-hari
maupun secara khusus dalam lingkup kerja kita sebagai seorang profesional dalam
bidang apapun sangatlah bias. Sehingga apa yang menurut kita benar belum tentu
benar dimata publik. Lagi pula teori dan konsep serta prinsip-prinsip etika terlalu luas
dan fungsinya hanya sebagai dasar dan petunjuk untuk mengambil keputusan yang
benar tapi tidak bisa menjadi satu-satunya tolak ukur untuk menilai apakah
keputusan yang kita ambil itu benar atau salah. Namun satu hal yang dapat kita
pelajari dari kasus ini, bahwa menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa akibat
keputusan yang kita buat seharusnya tidak perlu ada dalam opsi pertimbangan kita
karena dilihat dari sisi manapun itu adalah salah.
3. BAB III
MATERI : LINGKUNGAN ETIKA DAN AKUNTANSI
a. Praktik bisnis tidak beretika
Perusahaan-perusahaan bersaing menciptakan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dengan lebih murah dan lebih baik sebagaimana yang dipercayai oleh Adam
Smith bahwa peran bisnis melalui pasar persaingan bebas akan menciptakan masyarakat
lebih sejahtera. Namun harapan Adam Smith tidak sepenuhnya terwujud, sebagaimana
yang terjadi di Amerika Serikat yang diakui sebagai negara yang konsisten menerapkan
kebijakan persaingan bebas dan mendorong peran bisinis dalam perekonomian. Pada tahun
1920an, banyak perusahaan yang melakukan manipulasi laporan keuangan yang kemudian
mendorong optimisme yang berlebihan dari pasar modal dan berakhir dengan kepanikan,
market crash, dan depresi ekonomi yang berkepanjangan. Namun keterlibatan Amerika
Serikat dalam perang Dunia II menyebabkan perekonomian membaik sehingga banyak
yang melupakan perilaku perusahaan yang tidak beretika di masa lalu.
NO
1
Tahun
1970-an
Pelaku
Ford Pinto
melalui pembuatan
Lockheed
Lockheed
2
1990-an
Netscape
vs
mendapatkan kontrak
Persaingan berubah
menjadi
peperangan:
Microsoft
Apple vs Samsung
wars.
Coca
cola
vs
PepsiCola
b. Skandal korporasi
Skandal korporasi di Amerika dapat ditelusuri pada tahun 1920-an di saat perekonomian
mengalami kemakmuran. Pasar modal sedang booming pada saat itu, ternyata ditopang
oleh aksi spekulasi dari investor dan manipulais laporan keuangan oleh emiten, yang pada
akhirnya terjadi market crash dan depresi ekonomi, berupa:
i.
10
ii. Skandal Insider Trading : tiga serangkai Dennis Levine, Ivan Beoesky dan Michael
Milken serta investment bank Drexel Burnham Lambert
iii. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan Korporasi Amerika : Enron
iv. Skandal Industri Keuangan : Industri keuangan melalui tindakan spekulatif dan
merugikan yaitu predatory lending dan pengembangan produk Credit Default Swap
(CDS) seperti yang dilakukan oleh AIG perusahaan asuransi terbesar di dunia
v. Skandal Korporasi di Asia : Kegagalan Corporate Governance pada perusahaan
Satyam di India, Olympus Corporation yang menyembunyikan kerugian perusahaan
selama lebih dari sepuluh tahun dan menggunakan dana yang dinyatakan untuk
komisi akuisisi beberapa perusahaan untuk menutup kerugian tersebut.
c. Lingkungan etika di Indonesia relatif lebih didominasi oleh peranan pemerintah
daripada peran bisnis. Lembaga pasar modal relative belum terinstitusionalisasi dan
sebagian besar industry bisnis masih merupakan perusahaan keluarga. Korupsi
masih merupakan penyakit turunan di Indonesia walaupun era kepemimpinan telah
berganti mulai dari Orde lama, Orde baru, reformasi bahkan sampai saat ini. Kasus
koruspsi yang ramai dibicarakan adalah kasus jual beli anggaran di DPR yang
melibatkan anggota partai politik, Nazarudin-bendahar umum partai demokrat.
d. Tuntutan masyarakat terhadap bisnis lahir dari berbagai permasalahan global yang
muncul dan membuat penderitaan dan menimbulkan perubahan drastic dalam
kehidupan mansia, berupa:
i. Masalah pencemaran lingkungan : Pemanasan global dan krisis energy
ii. Anti globalisasi yang terlihat dengan adanya berbagai demostrasi pada saat
pertemuan KTT yang diselenggarakan oleh WTO, IMF, Bank Dunia, G8 dan
organisasi lainnya.
e. Inisiatif untuk menciptakan bisnis yang bertanggungjawab dan berkelanjutan
i. Corporate Social Responsibility dari World Business Counsil for Sustainable
Development (WBCSD) merupakan 160 perusahaan internasional yang
bergabung dengan komitmen yang sama terhadap lingkungan
hidup dan
dengan para pemangku kepentingan yang utama. Framework for action yang
direkomendasikan adalah :
a) Provide leadersip
b) Define what it means for your company
c) Make it Happen
d) Be Transparant about it
iii. UN Global Impact merupakan inisiatif yang diciptakan oleh PBB untuk
mempromosikan corporate citizens. Inti dari Global Impact adalah 10 prinsip
11
yang
harus
dikembangkan
berdasarkan
konvensi
dan
kesepakatan
12
4. BAB IV
MATERI : AKUNTAN PROFESIONAL DALAM BISNIS
a. Prinsip utama akuntan professional, terdiri atas:
i. Integritas
ii. Objektivitas
iii. Memiliki kompetensi dan kehati-hatian professional
iv. Kerahasiaan
v. Perilaku Profesional
b. Ancaman terhadap Profesionalitas dan Pengamanannya.
Ancaman dapat tercipta dari berbagai bentuk hubungan dan situasi. Ancaman
penting untuk diidentifikasi oleh akuntan sehingga dapat menentukan cara
pengamanan terhadap ancaman yang dapat ditimbulkan. Terdapat beberapa kategori
ancaman sebagai berikut:
i. Ancaman kepentingan pribadi
ii. Ancaman telaah pribadi
iii. Ancaman advokasi
iv. Ancaman kedekatan
v. Ancaman intimidasi
Pengamanan adalah tindakan atau upaya lainnya untuk menghilangkan
mengurangi ancaman
atau
Kasus ini merupakan kasus dimana Bank Lippo melakukan pelaporan laporan
keuangan ganda pada tahun 2002. Kasus Lippo bermula dari adanya tiga versi
laporan keuangan yang ditemukan oleh Bapepam untuk periode 30 September 2002,
yang masing-masing berbeda. Berikut laporan keuangan tersebut :
Laporan pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media
massa pada 28 November 2002.
Laporan ketiga, yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan
publik Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan
disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada 6 Januari 2003.
kasus yang dibawakan oleh kelompok penyaji, terkait laporan ketiga yang
disampaikan oleh akuntan publik (auditor Ruchjat Kosasih).
Akuntan
Publik
tidak
memiliki
wewenang
dalam
Mengingat Kantor
menyampaikan
dan
14
5. BAB V
MATERI : AKUNTAN PROFESIONAL DALAM PRAKTIK PUBLIK
a. Ancaman dan Pencegahan
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Sebagaimana dijelaskan pada modul sebelumnya, ancaman-ancaman tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
i.
Ancaman kepentingan pribadi yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat
darikepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya dari praktisi maupun
ii.
iii.
sebelumnya
dievaluasi
kembali
oleh
praktisi
yang
iv.
harus
v.
hubungannya
Ancaman intimidasi adalah ancaman yang terjadi ketika praktisi dihalangi
atau
mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Pencegahan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu:
i.
Pencegahan yang diciptakan oleh profesi, Undang-Undang atau Pemerintah
ii.
Pencegahan dalam lingkungan kerja
Pencegahan pada tingkat institusi lingkungan kerja mencakup antara lain:
1. Kepemimpinan pada KAP yang menekankan pentingnya kepatuhan pada
prinsip utama etika profesi.
2. Kepemimpinan pada KAP yang mengharapkan agar anggota tim assurance
bertindak untuk melindungi kepentingan publik.
3. Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian
mutu pelaksanaan perikatan.
4. Kebijakan yang terdokumentasi mengenai kebutuhan untuk mengidentifikasi
ancaman
terhadap
kepatuhan
pada
prinsip
utama
etika
profesi,
16
c. Benturan Kepentingan
Setiap praktisi harus mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip utama etika profesi. Sebagai contoh, ancaman
terhadap objektivitas dapat terjadi ketika praktisi bersaing secara langsung dengan
klien atau memiliki kerjasama usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan pesaing
utama klien. Ancaman terhadap objektivitas atau kerahasiaan dapat terjadi ketika
praktisi memberikan jasa professional untuk klien-klien yang kepentinganya saling
berbenturan atau kepada klien-klien yang sedang saling berselisih dalam suatu
masalah atau transaksi.
d. Pendapat kedua
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip utama etika dapat terjadi ketika praktisi
diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi
tertentu,oleh atau kepentingan, pihak-pihak selain klien, tergantung dari kondisi yang
melingkupi permintaan pendapat kedua, serta seluruh fakta dan asumsi lain yang
tersedia yang terkait dengan pendapat professional yang diberikan.
ketika
diminta
untuk
memberikan
pendapat
kedua,
setiap
Sehingga,
praktisi
harus
pendapat pertama;
Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang dapat diberikan kepada
iii.
klien; dan
Memberikan salinan pendapat kepada praktisi yang memberikan pendapat
Jika
pertama.
perusahaan
meminta pendapat
tidak memberikan
18
f.
Signifikansi ancaman tersebut akan tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut:
1. Sifat perikatan;
2. Rentang besaran fee yang dimungkinkan;
3. Dasar penetapan besaran imbalan jasa professional;
4. Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang independen.
Pemasaran Jasa Profesional
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip utama etika profesi dapat terjadi ketika
praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya.
Sehingga, setiap praktisi tidak boleh merusak reputasi profesi dalam memasarkan
jasa profesionalnya. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimilik, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
2. Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang
Setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab menyimpan uang atau asset
lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku
dan jika demikian, praktisi wajib menyimpan asset tersebut sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Penyimpanan asset milik klien dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip utama etika profesi, sebagai contoh, ancaman
kepentingan pribadi terhadap perilaku professional dan objektivitas dapat terjadi dari
i.
j.
menyimpulkan
bahwa
integritas,
objektivitas,
atau
skeptisisme
Kasus
Suap
Walikota
Tomohon
dalam
suatu
kelompok
masyarakat
yang
dapat
membimbing
dan
mengingatkan anggota lainnya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus dipatuhi dan
dilaksanakannya.
21
Terbukti juga auditor BPK ternyata tidak mampu menyatakan yang benar itu benar
dan yang salah itu salah dengan objektivitas. Sebab, mereka telah menerima suap untuk
mengubah opini hasil pemeriksaan laporan keuangan dari Tidak Memberikan Pendapat
(TPM-disclaimer), menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Seharusnya sebagai
seorang auditor BPK harus bisa mempertahankan integritas, bertindak jujur, dan tegas
dalam mempertimbangkan fakta dan tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak
tertentu atas kepentingan pribadinya.
3. Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja, dalam kasus ini menurut
kelompok, BPK adalah Badan yang memiliki peraturan, etika bahkan standar-standar
yang harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK namun pencegahan dari segi institusi tidak
saja cukup apabila anggota BPK yang bersangkutan tidak memiliki etika, mental yang
baik sebagai seorang auditor sebagaimana semestinya.
4. Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja mencakup antara lain:
BPK memiliki majelis kehormatan kode etik BPK yang diatur dalam peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan nomor 1 tahun 2013, yang memiliki tugas untuk memeriksa
pelanggaran yang dilakukan pemeriksa BPK serta adanya pihak Komisi Pemberantas
Korupsi (KPK) yang memeriksa kasus-kasus korupsi serta Badan pemerintahan lainnya.
5. Pencegahan dalam system dan prosedur yang diterapkan oleh klien
Secara prosedur pemerintah telah menerapkan undang-undang dan standar operasional
prosedur demi terciptanya Good Corporate Governance, pemerintahan yang baik dan
bersih namun kenyataanya ada oknum tertentu yang memanfaatkan kekuasaannya
untuk kepentingan pribadi
23
6. BAB VI
MATERI : IKLIM ETIKA DAN ORGANISASI BERINTEGRITAS
a. Pentingnya membangun Iklim Etika dan Organisasi Berintegritas
Permasalahan etika bukanlah permasalahan individual. Setiap individual bertanggung
jawab terhadap tindakan-tindakan tidak beretika yang mereka lakukan, selayaknya
organisasi dan perusahaan sangat berkepentingan terhadap perilaku etika dari orangorang yang bekerja pada organisasi dan perusahaan tersebut, organisasi juga dapat
mempengaruhi perilaku seseorang. Peristiwa juga terjadi bukan disengaja oleh
manajemen. Namun terdapat beberapa faktor di dalam organisasi yang menciptakan
situasi tersebut.
b. Keterbatasan Program Compliance
Program Compliance menekankan pada pencegahan tindakan yang melawan hukum,
melalui peningkatan pemantauan dan pengawasan serta dengan memberikan hukuman
bagi pelanggar. Manajer harus mengembangkan standar dan prosedur, menugaskan
pegawai-pegawai yang memiliki jabatan yang tinggi untuk mengawasi kepatuhan
terhadap standar dan prosedur menghindari pendelegasian wewenang kepada orangorang yang berpotensi untuk melakukan pelanggaran, mengkomunikasikan standar dan
prosedur melalui pelatihan dan publikasi, melakukan audit kepatuhan, proses
pemantauan, sistem whistleblowing dimana pegawai dapat melaporkan tindakan
melawan hukum tanpa merasa takut dihukum, secara konsisten menegakkan standar
melalui tindakan-tindakan disiplin, secara tepat melakukan tindakan jika terdeteksi
pelanggaran, dan melakukan langkah-langkah pencegahan sejenis tidak terulang di
masa mendatang.
Terdapat beberapa keterbatasan atas program compliance ini, berupa:
i.
masing negara.
ii. Terlalu menekankan kepada pemberian ancaman deteksi dan hukuman untuk
mendorong perilaku yang mentaati hukum.
iii. Program ini cenderung untuk tidak mendorong terciptanya imajinasi moral atau
komitmen. Hukum tidak dimaksudkan untuk menginspirasi manusia untuk
melakukan hal terbaik atau melakukan perbedaan. Program ini bukan pedoman
untuk perilaku keteladanan atau bahkan untuk praktik-praktik yang baik.
c. Integritas sebagai tata kelola etika
Pendekatan berbasis integritas ini diyakini akan membuat organisasi memiliki
standar yang lebih kuat. Jika program compliance berakar pada upaya untuk menghindari
24
Program Compliance
Sesuai dan taat dengan standar
Program Integritas
Mengelola sendiri sesuai dengan standar
yang
luar
yang dipilih
tindakan
Mendorong
diterapkan
dari
Tujuan
organisasi
Mencegah
Kepemimpinan
melawan hukum
Dipimpin oleh ahli hukum
terjadinya
tindakan-tindakan
bertanggung jawab
Dipimpin
oleh
manajemen
yang
dengan
Pendidikan,
kewenangan,
Asumsi
pengurangan
auditing
dan
lain-lain.
Pendidikan,kepemimpinan,
akuntabilitas,
pengawasan
pemberian hukuman.
Dipandu oleh kepentingan diri sendiri yang
bersifat material.
25
Tabel 2
Perbedaan Implementasi Program Compliance dan Integritas
Implementasi
Standar
Staffing
Kegiatan
Program compliance
Hukum Pidana dan UU terkait
Program Integritas
Nilai-nilai dan aspirasi
dengan
organisasi
standar
hukum
Pimpinan dan manajer
Menjalankan organisasi berdasarkan nilai-
kegiatan
perusahaan
Ahli hukum
Mengembangkan
compliance,
komunikasi,
pelatihan
dan
pelaporan
nilai
dan
pelatihan
dalam
sistem
ketaatan,penegakan standar
organisasi,memberikan
nilai-nilai,
identifikasi
masalah,
mengawasi
sistem
dan
standar
compliance.
d. Program integritas yang efektif
Pada dasarnya tidak ada satu jenis program integritas yang baik. Banyak faktor yang
mempengaruhi program integritas pada satu organisasi perusahaan, seperti pribadi
pimpinan organisasi, sejarah organisasi, budaya organisasi, lini bisnis, dan regulasi industri.
Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik dari program integritas yang efektif, yaitu :
i.
Nilai dan komitmen yang masuk akal dan secara jelas dikomunikasikan.
ii.
Pimpinan organisasi secara pribadi memiliki komitmen, dapat dipercaya, dan
bersedia untuk melakukan tindakan atas nilai-nilai yang mereka pegang.
Nilai-nilai yang digunakan terintegrasi dalam proses pengambilan keputusan
manajemen dan tercermin dalam kegiatan-kegiatan penting organisasi; penyusunan
rencana, penetapan sasaran, pencarian kesempatan, alokasi sumber daya,
pengumpulan dan komunikasi informasi, pengukuran kinerja, dan pengembangan
iv.
dan
ketaatan.
Pengambilan keputusan dan nilai-nilai
organisasi,
iii.
dan
berbasis
Pendidikan
standar,
organisasi,
SDM.
Sistem dan struktur organisasi mendukung dan menguatkan nilai-nilai organisasi.
Keberhasilan dalam menciptakan iklim untuk perilaku yang beretika dan bertanggung jawab
membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan investasi yang cukup besar dalam waktu dan
sumberdaya. Suatu buku kode etik yang mewah, pejabat yang berpangkat tinggi di bidang
etika, program pelatihan, dan audit etika tahunan , jebakan-jebakan program etika lainnya
tidak perlu ditambahkan dalam organisasi yang bertanggung jawab dan taat hukum yang
nilai-nilai dimiliki tercermin dalam tindakan yang dilakukan. Program etika formal akan
26
membantu sebagai katalis dan sistem pendukung, tapi integritas organisasi tergantung
kepada integrasi nilai-nilai organisasi ke dalam sistem.
e. Dampak organisasi yang berintegrasi terhadap akuntan professional
Konsep organisasi berintegrasi dapat membantu akuntan profesional dalam dua hal, yaitu:
i.
ii.
f.
Tangan Nasabah
Inong Malinda dee, mantan senior Relationship Manager Citibank diduga melakukan
tindak pidana pencucian dana nasabah Citibank sebesar lebih dari Rp 16 milyar. Nasabahnasabah yang ditangani Malinda biasanya adalah nasabah kelas kakap dengan dana lebih
dari Rp 500 juta. Sedangkan bank-bank di Indonesia masih didominasi bukan oleh nasabah
seperti itu. Motif pelaku adalah untuk memuaskan dan menyenangkan suami keduanya
yaitu Andhika Gumilang.
Modus Operandi yang dilakukan pelaku sebagai karyawan bank adalah dengan
sengaja melakukan pengaburan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa
slip transfer. Slip transfer digunakan untuk menarik dana pada rekening nasabah dan
memindahkan dana milik nasabah tanpa seizin nasabah ke beberapa rekening yang
dikuasai oleh pelaku. Pelaku mengalirkan hasil penggelapan dana nasabah Citibank ke 30
rekening. Total dana yang digelapkan pelaku diduga mencapai lebih dari Rp 16 milyar. Dana
27
tersebut dibelanjakan barang mewah berupa empat mobil mewah dan dua apartemen yang
saat ini disita polisi.
Penyidikan kasus ini relatif terhambat lantaran sejauh ini baru tiga nasabah yang
berani melapor polisi. Korban pelaku diduga lebih dari jumlah tersebut karena pelaku
memiliki ratusan nasabah. Proses penyelidikan juga terbentur aturan perbankan yang
merahasiakan identitas serta jumlah dana nasabah dan saat ini penyelidikan masih tertuju
pada lalu lintas dari tiga nasabah saja. Hubungan antara bank dengan nasabahnya ternyata
tidaklah seperti hubungan kontraktual biasa, tetapi dalam hubungan tersebut terdapat pula
kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari nasabahnya kepada pihak lain mana
pun kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undang yang berlaku. Menurut pasal 1
angka 28 undang-undang perbankan, yang dimaksud dengan rahasia bank adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
28
Media berpengaruh besar dalam membentuk main set pola pikir masyarakat. Yang
terjadi saat ini media dapat dipesan untuk mengabarkan suatu berita dan fokus pada berita
tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan yang memang sengaja untuk membuat
masyarakat lupa dengan kasus besar yang sudah terlanjur menjadi berita besar
sebelumnya. Jika kita peka mengamati situasi nasional, maka kasus Malinda dee ini
merupakan isu turunan untuk menutupi kasus besar yang pernah terjadi dan diberitakan
sebelumnya, sebut saja kasus talangan dana Bank Century dan beberapa kasus lainnya
yang memang sedang menyudutkan pemerintah Indonesia sekarang ini.
Analisa Dari Segi Hukum
Pencucian uang adalah suatu proses atau perbuatan yang bertujuanuntuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul uang atau harta kekayaan yang diperoleh
dari hasil tindak pidana yang kemudian diubah menjadi harta kekayaan yang seolah-olah
dari kegiatan yang sah. Sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
tentang Tindak PidanaPencucian Uang, tindak pidana yang menjadi pemicu terjadinya
pencucian uang meliputi korupsi, penyuapan, penyeelundupan barang/tenaga kerja/imigran,
Perbankan,
narkotika,
psikotropika,
perdagangan
budak/wanita/anak/senjata
gelap,
tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian Uang dan pastinya pelaku dikenakan sanksi
berupa denda dan hukuman penjara.
Pemalsuan tanda tangan nasabah yang dilakukan oleh melinda dimana Dalam kasus
ini malinda melakukan banyak pemalsuan tanda tangan yang tidak diketahui oleh nasabah
tersebut. Dalam kasus ini ada salah satu prinsip-prinsip yang telah dilanggar yaitu prinsip
Tanggung jawab profesi, karena ia tidak melakukan pertimbangan professional dalam
semua kegiatan yang dia lakukan,disini melinda juga melanggar prinsip Integritas, karena
tidak memelihara dan meningkatkan kepercayaan nasabah. kita dapat melihat bahwa telah
terjadi penyalahgunaan etika profesi.
30
7. BAB VII
MATERI : TINJAUAN TATA KELOLA: KONSEP, PRINSIP DAN PRAKTIK DI
INDONESIA
a. Alasan diperlukan tata kelola yang baik
Perkembangan tata kelola perusahaan berangkat dari teori keagenan (Agency Theory)
yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut
mendasarkan hubungan kontak antara prinsipal dan agen. Prinsipal merupakan pihak
yang memiliki sumberdaya dan memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas
nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberik amanat oleh prinsipal
untuk mengelola sumberdaya. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa
yang telah diamanahkan oleh prinsipal kepadanya serta memiliki kewenangan
pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi kesejahteraan prinsipal. Agen sebagai
pihak yang bertugas untuk mengelola perusahaan mempunyai lebih banyak informasi
mengenai perusahaan dibandingkan prinsipal. Hal inilah yang mengakibatkan adanya
ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen. Ketidakseimbangan informasi
karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen disebut
dengan asimetri informasi (asymetric information). Tanpa pengawasan yang kuat, agen
cenderung untuk mengejar kepentingannya sendiri (yaitu self interest), yang mungkin
bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Dengan tingkat asimetri informasi yang
tinggi, tindakan agen tidak dapat diihat/diamati dengan baik sehingga agen akan
cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya dan merugikan prinsipal.
Alasan diperlukan tata kelola yang baik adalah:
i. Konflik Pemegang saham dan manajer
ii. Konflik antara kreditur dan pemegang saham
iii. Konflik antara pemegang saham pengendali dan pemegangn saham minoritas
b. Definisi dan Prinsip dasar tata kelola
Sebagai sebuah konsep corporate governance memiliki banyak definisi berikut beberapa
definisi CG :
i.
Corporate governance adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan
ii.
iii.
31
iv.
Good corporate governance adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsipprinsip
keterbukaan
(transparency),
akuntabilitas
(accountability),
dan
tanggung
jawab
untuk
memelihara
yang mempunyai
kesinambungan
usaha
perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dewan komisaris dan Direktur
harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.
Menurut UU PT No. 40 Tahun 2007, organ perseroan adalah Rapat Umum
Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undangundang dan/atau anggaran dasar. Direksi adalah organ perseroan yang berwenang
dan bertanggung jwawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan
perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengendalian sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi.
RUPS merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan
penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan
memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada kepentingan usaha
perusahaan dalam jangka panjang. RUPS dan/atau pemegang saham tidak dapat
32
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang dewan komisaris dan
direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya
sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan termasuk untuk
melakukan penggantian atau pemberhentian anggota.
Sedangkan direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab
secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas
dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota direksi
tetap merupakan tanggung jawab bersama.
d.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
e.
Tingkat informasi asimetri antara principal dan agen akan berkurang serta terdapat
f.
33
Krisis Asia menjadi momentum penting yang mendorong urgensi reformasi tata kelola
perusahaan di Asia, dan juga di Indonesia yang mendorong pemerintah Indonesia untuk
bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah tata kelola perusahaan di Indonesia.
Untuk itu, dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Corporate Govenance (KNKCG) pada
tahun 1999 untuk merekomendasikan prinsip-prinsip GCG nasional.Pada tahun 2004,
KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dengan
pertimbangan untuk memperluas cakupan ke tata kelola sector publik (public
governance).KNKG telah menerbitkan Pedoman Nasional Good Corporate Governance
(Pedoman Nasional GCG) pertama kali pada tahun 1999, yang kemudian direvisi pada
tahun 2001 dan 2006.
Selanjutnya untuk mendukung upaya reformasi yang dilakukan pemerintah, bermunculan
berbagai inisiatif yang digagas oleh berbagai kalangan yang menaruh kepedulian untuk
membangun kembali Indonesia setelah krisis. Organisasi tersebut antara lain, Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD), Indonesian Institutefor Corporate Governance
(IICG), Forum for Corporate governance in Indonesia (FCGI), Ikatan Komite Audit
Indonesia (IKAI) dan Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia (LKDI).
UU Pasar Modal dan PT
Pada awal tahun 1990-an, pasar modal Indonesia diatur melalui Surat Keputusan Menteri
Keuangan. Sejak tahun 1995 Pasar Modal Indonesia memperoleh landasan hukum yang
lebih kuat dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UU PM).
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia tentang perseroan yang berlaku saat ini
adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas. Undangundang tersebut mengatur antara lain tata kelola perseroan pada umumnya: Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi, dan lain-lain. UU
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan merupakan pengganti dari UU Nomor 1 Tahun
1995, oleh karena itu UU Nomor 40 Tahun 2007 lebih lengkap, lebih maju, lebih praktis,
lebih memahami kepentingan ekonomi makro dan mikro dibandingkan dengan UU nomor
1 Tahun 1995.
Revisi UU PT ini mencerminkan bahwa masalah tata kelola perusahaan di Indonesia
telah diakomodasi sedemikian rupa dalam peraturan perundang-undangan yang penting
tentang perusahaan di Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan
34
Pada tahun 2011 terbentuk lembaga baru yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa keuangan (UU OJK). UU
tersebut menggabungkan dua badan pengatur jasa keuangan di Indonesia, yaitu otoritas
pasar modal dan industri keuangan non-bank (Bapepam-LK) dan otoritas perbankan
(Bank Indonesia), menjadi satu institusi terpadu. Aturan OJK Bapepam LK sehubungan
den tata kelola antara lain:
i.
praktik
good
corporate
governance
oleh
perbankan.Dalam
rangka
corporate
governance.Peningkatan
kualitas
pelaksanaan
good
corporate
governance merupakan salah satu upaya untuk memperkuat kondisi internal perbankan
nasional. Maka bank Indonesia pada tahun 2006 mengeluarkan Peraturan Bank
35
inisiatif
atau
penghargaan
kepada
perusahaan-perusahaan
yang
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik pun telah terbangun.
Dianataranya adalah sebagai berikut:
i.
Annual Report Award (ARA): merupakan hasil kerja sama 7 (tujuh) institusi yang
meliputi, OJK, Dikerektorat jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia,
Komite Nasional Kebijakan Governance, Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan
Scorecard yang
Reports on the Observance of Standards and Codes (ROSC). The World Bank
dan International Monetary Fund (IMF) bekerja sama dalam melakukan penilaian
36
:dugaan
penyalahgunaan
dana
penawaran umum (IPO) dan juga pemalsuan Laporan keuangan PT Katarina Utama
Tbk
PT Katarina Utama berdiri tahun 1997 merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, instalasi, dan konsultasi alat-alat komunikasi.Pada tahun 2009 PT
Katarina Utama melakukan penawaran umum, dana penawaran umum yang
terhimpun ini diduga diselewengkan oleh pihak manajemen, dan hanya sebagian
kecil dana penawaran umum yang direalisasikan. Selain itu PT Katarina Utama juga
melakukan pemalsuan Laporan Keuangan tahun 2008 dan 2009. Laporan tersebut
dipercantik dengan menaikan jumlah pendapatan dan asset, guna menarik investor
yang akan membeli saham PT Katarina Utam. Diduga ada keterlibatan KAP yang
melakukan audit atas laporan keuangan PT Katarina Utama tersebut.
KAP Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan adalah KAP yang melakukan audit atas
laporan keuangan PT Katarina Utama pada tahun 2008. Diduga laporan keuangan
37
38
Katarina
Utama
melanggar
prinsip
Responsibilitas
dengan
melakukan
penyelewengan dana milik investor publik hasil IPO sebesar Rp 29,04 miliar,
manajemen PT Katarina Utama juga tidak meyelesaikan kewajibannya kepada
karyawan dengan membayar gaji mereka, selain itu PT Katarina Utama tidak
membayar tunggakan listrik sebesar Rp 9 juta untuk tagihan selama 3 bulan
berjalan. Berdasarkan informasi yang diperoleh sebagian besar direksi dan
pemangku kepentingan perseroan dikabarkan telah melarikan diri ke luar negeri. Hal
ini jelas menggambarkan bahwa RINA melanggar Prinsip Responsibilitas.
4. Independensi (Independency)
Adanya manipulasi laporan keuangan menunjukan bahwa divisi keuangan yang
membuat laporan tersebut tidak independen. Meskipun merupakan bagian internal
dari PT Katarina Utama, pihak yang bertanggungjawab membuat laporan keuangan
haruslah membuat laporan keuangan sesuai nilai yang sebenarnya tanpa manipulasi
tanpa terpengaruh pihak manajemen meskipun pihak manajemen menginginkan
adanya manipulasi.
5. Keadilan (Fairness)
PT Katarina Utama tidak memperlakukan secara adil para pemangku kepentingan,
investor tidak diperlakukan secara adil dan tidak ada keadilan pula bagi karyawan.
Hal itu sangat jelas tergambarkan pada pada pemotongan gaji untuk asuransi
jamsostek para karyawan, telah dipaparkan diatas bahwa para karyawan yang tidak
mengikuti asuransi jamsostek gajinya tetap ikut dipotong tanpa alasan yang jelas.
Selain itu cabang RINA di Medan telah melakukan penutupan secara sepihak tanpa
menyelesaikan hak hak para karyawan dengan tidak membayar gaji sesuai dengan
pengorbanan yang telah mereka berikan kepada PT Katarina Utama, terbukti bahwa
manajemen PT Katarina Utama melanggar prinsip Keadilan.
Kesimpulan
39
Utama
40