Pengertian apoptosis
Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang penting
dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan nekrosis, yang merupakan bentuk
kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut, apoptosis terjadi dalam proses yang
diatur sedemikian rupa yang secara umum memberi keuntungan selama siklus
kehidupan suatu organisme (Gambar 1). Contohnya adalah pada diferensiasi jari
manusia selama perkembangan embrio membutuhkan sel-sel di antara jari-jari untuk
apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah.
Peranan apoptosis
Apoptosis memiliki peranan penting dalam fenomena biologis, proses
apoptosis yang tidak sempurna dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang sangat
bervariasi. Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel mengalami kekacauan,
sebagaimana terlalu sedikit apoptosis juga menyebabkan proliferasi sel yang tidak
terkontrol (kanker). Beberapa contoh penyakit yang ditimbulkan karena apoptosis yang
tidak sempurna antara lain:
a. Penyakit autoimun disebabkan karena sel T/B yang autoreaktif terus menerus.
b. Neurodegeneration, seperti pada penyakit Alzheimer dan Parkinson, akibat dari
apoptosis prematur yang berlebihan pada neuron di otak. Neuron yang tersisa
tidak mempunyai kemampuan untuk meregenerasi sel yang hilang.
c. Stroke iskemik, aliran darah ke bagian-bagian tertentu dari otak dibatasi
sehingga dapat menyebabkan kematian sel saraf melalui peningkatan
apoptosis.
d. Kanker, sel tumor kehilangan kemampuannya untuk melaksanakan apoptosis
sehingga proliferasi sel meningkat.
Fungsi apoptosis
a.
Apoptosis dapat terjadi secara langsung ketika sel yang rusak tidak bisa diperbaiki lagi
atau terinfeksi oleh virus. Keputusan untuk melakukan apoptosis dapat berasal dari sel
itu sendiri, dari jaringan di sekitarnya, atau dari sel yang merupakan bagian sistem
imun. Jika kemampuan sel untuk ber-apoptosis rusak atau jika inisiasi apotosis
dihambat, sel yang rusak dapat terus membelah tanpa batas, berkembang menjadi
kanker.
b.
Kondisi stress sebagaimana kerusakan DNA sel yang disebabkan senyawa toksik atau
pemaparan sinar ultraviolet atau radiasi ionisasi (sinar gamma atau sinar X), dapat
menginduksi sel untuk memulai proses apoptosis. Contohnya pada kerusakan genom
dalam inti sel, adanya enzim PARP-1 memacu terjadinya apoptosis. Enzim ini memiliki
peranan penting dalam menjaga integritas genom, tetapi aktivasinya secara berlebihan
dapat menghabiskan ATP, sehingga dapat mengubah proses kematian sel menjadi
nekrosis (kematian sel yang tidak terprogram).
2
CCRC Farmasi UGM File
c.
Homeostasis
Mekanisme apoptosis
Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan rumit. Secara garis besarnya apoptosis
dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang
berhubungan, dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)
4. Fagositosis.
Signal Penginduksi Apoptosis
Apoptosis tidak memerlukan suatu proses transkripsi atau translasi. Molecular
machine yang dibutuhkan untuk kematian sel dianggap mengalami dormansi dan
hanya memerlukan aktivasi yang cepat. Signal yang menginduksi apoptosis bisa
berasal dari ekstraseluler dan intraseluler.
Signal ekstraseluler contohnya hormon hormon. Hormon tiroksin menginduksi
apoptosis pada ekor tadpole. Apoptosis juga bisa dipicu oleh kurangnya signal yang
dibutuhkan sel untuk bertahan hidup seperti growth factor. Sel lain, sel berhubungan
dengan sel yang berdekatan juga bisa memberikan signal untuk apoptosis.
Signal intraseluler misalnya radiasi ionisasi, kerusakan karena oksidasi radikal bebas,
dan gangguan pada siklus sel.
Kedua jalur penginduksi tersebut bertemu di dalam sel, berubah menjadi famili
protein pengeksekusi utama yang dikenal sebagai caspase. Sel yang berbeda
memberikan respon yang berbeda terhadap penginduksi apoptosis. Misalnya sel
splenic limfosit akan mengalami apoptosis saat terpapar radiasi ionisasi, sedangkan
sel myocyte tidak mengalami apoptosis untuk pemaparan yang sama.
3
CCRC Farmasi UGM File
yang
dapat
menghambat,
memacu,
mencegah
apoptosis
sehingga
4
CCRC Farmasi UGM File
Target Caspase
Apoptosis melibatkan:
1. memadatkan inti sel
2. memadatkan dan membagi-bagi sitoplasma ke dalam selaput ikat badan
apoptotis
3. rusaknya kromosom ke dalam fragmen yang berisi berbagai nukleosom
Target protein pada umumnya harus protein lain, suatu DNA endonuklease.
Ketika protein target pecah, DNase bebas untuk berpindah tempat ke inti dan mulai
pelaksanaan. Perubahan dalam apoptosis terjadi ketika caspase 3 membelah gelsolin,
suatu protein dilibatkan dalam pemeliharaan morfologi sel. Gelsolin yang dibelah
5
CCRC Farmasi UGM File
membelah actin filamen di dalam sel. Protein yang lain diperlukan untuk membentuk
badan apopotic: suatu kinase yang disebut p21-activated kinase 2 (PAK-2). Kinase ini
diaktifkan oleh caspase-3 dengan proteolisis terbatas.
Tahap Pelaksanaan Apoptosis
Sinyal apoptosis bisa terjadi secara intraseluler dan ekstraseluler. Jalur
ekstrinsik (ekstraseluler) diinisiasi melalui stimulasi dari reseptor kematian (death
receptor) sedangkan jalur intrinsik diinisiasi melalui pelepasan faktor signal dari
mitokondria dalam sel.
Peristiwa apoptosis jalur ekstrinsik dimulai dari adanya pelepasan molekul
signal yang disebut ligan oleh sel lain tetapi bukan berasal dari sel yang akan
mengalami apoptosis. Ligan tersebut berikatan dengan death receptor yang terletak
pada transmembran sel target yang menginduksi apoptosis. Death receptor yang
terletak di permukaan sel adalah famili reseptor TNF (Tumor Necrosis Factor), yang
meliputi TNF-R1, CD 95 (Fas), dan TNF-Related Apoptosis Inducing Ligan (TRAIL)-R1
dan R2.
Ligan yang berikatan dengan reseptor tersebut akan mengakibatkan caspase
inisiator 8 setelah membentuk trimer dengan adaptor FADD (Fas Associeted Death
Domain). Kompleks yang terbentuk antara ligan-reseptor dan FADD disebut DISC
(Death Inducing Signaling Complex). CD 95, TRAIL-R1 dan R2 terikat dengan FADD,
sedangkan TNF-R1 terikat secara tidak langsung melalui molekul adaptor lain, yaitu :
TNF-Reseptor Associeted Death Domain protein (TRADD).
Stress mitokondria yang menginduksi apoptosis jalur intrinsik disebabkan
oleh senyawa kimia atau kehilangan faktor pertumbuhan, sehingga menyebabkan
gangguan pada mitokondria dan terjadi pelepasan sitokrom c dari intermembran
mitokondria. Protein capcase-8 akan memotong anggota famili Bcl-2 yaitu Bid.
Kemudian Bid yang terpotong pada bagian ujungnya akan menginduksi insersi Bax
dalam membran mitokondria dan melepaskan molekul proapoptotik seperti sitokrom c,
Samc/Diablo, Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan omi/Htr2. dengan adanya dATP
akan terbentuk kompleks antara sitokrom c, APAF1 dan caspase 9 yang disebut
apoptosom. Selanjutnya, capcase 9 akan mengaktifkan downstream procaspase-3.
Protein caspase 3 yang aktif memecah berbagai macam substrat, diantaranya
enzim DNA repair seperti poly-ADP Ribose Polymerase (PARP) dan DNA protein
kinase yaitu protein struktural seluler dan nukleus, termasuk aparatus mitotik inti,
lamina
nukleus,
dan
aktin
serta
endonuklease,
seperti
Caspase-Aktivated
Deoxyribonuklease Inhibitor (ICAD) dan konstituen seluler lainnya. Selain itu, caspase
6
CCRC Farmasi UGM File
seluler
stres
meningkatkan
ekspresi
dari
protein
p53
yang
7
CCRC Farmasi UGM File
ii. Ikatan FasL dengan Fas menginduksi reseptor untuk mengelompok (trimerisasi)
Mitocondrial Pathway
Riset mengindikasi keterlibatan mitokondria dalam jalur apoptotis. Sitokrom c,
suatu heme protein yang bertindak sebagai suatu pembawa elektron dalam fosforilasi
oksidasi mitokondria, pemberhenti elektron cytochrome C oxidase atau kompleks IV,
keluar intermembran dan mengikat protein sitoplasmik yang disebut Apaf-1. Yang
kemudian mengaktikan suatu inisiator caspase-9 di sitoplasma.
Protein ini keluar mitokondria setelah perubahan potensiasi eletrokimia di
membran. Perubahan potensial menyebabkan terbukanya suatu kanal yang nonspesifik dalam membran yang permeabel, terdiri atas dua protein selaput bagian
dalam (adenine nucleotide translocator-ANT) dan suatu protein bagian luar (porin,
8
CCRC Farmasi UGM File
Keduanya
merupakan substrat yang berbahaya, akan tetapi tersimpan aman dalam mitokondria.
Saat keduanya dilepaskan ke sitoplasma dapat mengaktifkan jalur aktivasi caspase.
Pelepasannya diatur oleh famili Bcl-2 yang terikat dengan mitokondria, yaitu Bax dan
Bad.
Sitokrom c dalah protein heme yang berperan sebagai pembawa elektron yang
larut dalam air dalam fosforilasi oksidatif mitokondria. Bila terjadi kumparan elektron
melalui sitokrom c oxidase atau kompleks IV, adanya perubahan kekuatan ion
menyebabkan gelombang matriks. Saat membran dalam mitokondria memiliki
permukaan yang lebih luas dibanding membran luar maka gelombang matriks
menyebabkan nonspecific inner membrane permeability transition pore terbuka
sehingga sitokrom c keluar ke sitoplasma. Sitokrom c yang keluar ke sitoplasma
kemudian berikatan dengan Apaf-1 membentuk CARD (Caspase Recruitment
domain). Beberapa CARD bergabung membentuk kompleks apoptosome kemudian
mengikat pro-caspase 9 dan mengaktivasinya menjadi caspase 9 (caspase inisiator).
Caspase 9 ini akan mengaktivasi procaspase-3 menjadi caspase 3 yang merupakan
caspase efektor yang melaksanakan apoptosis.
9
CCRC Farmasi UGM File
ini
menyebabkan
penghambatan
pembelahan
sel
atau
apoptosis, dimana keduanya akan mnjaga sel dari menjadi sel tumor.
Oleh karena itu gen p53 adalah gen tumor suppressor.
e. Peningkatan ion Ca2+ intraseluler melalui tranduksi signal.
10
CCRC Farmasi UGM File
Death Receptor Pathway dan Mitocondrial Pathway bertemu saat caspase inisiator
(caspase 8, 9, 10) menghasilkan aktivasi caspase efektor (caspase 3, 6, 7).
Adanya sel-sel fagosit ini dapat menjamin tidak timbulnya respon inflamasi setelah
terjadinya apoptosis.
Sel fagosit juga harus dihilangkan setelah aktif bekerja. Sel imun aktif mulai
mengekspresikan Fas beberapa hari setelah aktivasi, mentargetkannya untuk
eliminasi. Beberapa sel yang stress dapat mengekspresikan Fas dan FasL lalu
digunakan
untuk
bunuh
diri.
Akan
tetapi
sebagian
besar
hanya
dapat
11
CCRC Farmasi UGM File
Obat
anti-kanker
yang
genotoksik
seperti
etoposida
dan
radiasi
Pengendalian Apoptosis
Haruslah jelas sel menjaga kontrol caspases. Dua spesies untuk menginhibisi
apoptosis adalah protein mitochondrial Bcl-2 dan Bcl-xL, yang dapat menghalangi
pelepasan sitokrom c dari mitokondria. Protein keluarga Bcl mempunyai suatu gugus
hidrofob dan terikat di sisi luar permukaan mitokondria dan organel lain seperti inti dan
retikulum endoplasma. Protein ini mampu membentuk kanal ion di liposom.
13
CCRC Farmasi UGM File
synonym
apoptosis
chromosome
job
pro
Apaf-1
CED4
API3
Xiap
anti
?
+
Xq25
HILP
Bak1
Bcl-2L7
Bax
6p21
19q13
Bcl-2
Bid
18q21
22q11
Bik
NBK
Casp 2
ICH1
7q35
4q33
11q22
NEDD2
Casp 3
CPP32B
Yama
CPP32
apopain
Casp 4
TX
ICH-2
ICE-rel-II
Casp 6
MCH2
4q25
Casp 7
MCH3
10q25
ICE-LAP3
CMH-1
14
CCRC Farmasi UGM File
Casp 8
MACH
2q33
2q33
DAP-3
1q21
DFFB
MCH5
FLICE
Casp 9
APAF3
MCH6
ICE-LAP6
Casp 10
MCH4
FADD
MORT-1
11q13
Fas
APT1
10q24
14q11
CD95
Apo-1
Fas1
TNFRSF6
granzyme B
GZMB
CTLA1
CSPB
CCPB1
CGL-1
CSP-B
NOL3
Parp
UBL1
+
PIC1
?
1q42
2q32
GMP1
SMT3C
SUMO-1
SMT3H3
sentrin
15
CCRC Farmasi UGM File
dalam
inti
sel
tampak terputus
dan
DNA
di
dalamnya
yang
terfagmentasi
dapat
dideteksi
dengan
TUNEL
(Terminal
16
CCRC Farmasi UGM File
17
CCRC Farmasi UGM File