realisasi
pembangunan
nasional.
Untuk
menunjang
dan
melalui
proses
ini
diharapkan
akan
terjadi
peningkatan kualitas agar proses ini dapat berjalan secara teratur dan
terarah, maka perlu perencanaan. Perencanaan merupakan syarat bagi
terlaksananya proses pembangunan yang baik. Akan tetapi walaupun
demikian perencanaan tidaklah berarti sebagai jaminan penuh bagi
keberhasilan pencapaian tujuan, walaupun pelaksanaan kegiatan telah
diawali dengan perencanaan yang matang, namun sering timbul hal-hal
yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut.
Hambatan-hambatan tersebut harus benar-benar diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan tingkat Desa maupun Kelurahan. Olehnya
ketetapan perencanaan dalam pelaksanaan pembangunan adalah mutlak
harus disertai dengan kesadaran yang penuh kesungguhan serta
kemauan baik dari setiap unsur yang tidak terlibat langsung di dalam
pembangunan tersebut.
Untuk menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya terhadap
pembangunan, diperlukan adanya tenaga/unsur penggerak yang mampu
menggerakkan dan mengarahkan kemampuan masyarakat untuk dapat
mewujudkan cita-cita pembangunan dalam hubungan ini, maka Lurah
sebagai Kepala Kelurahan memegang peranan yang menentukan.
Sebagai
pimpinan
tertinggi
dan
penanggung
jawab
pelaksanaan
maka
penulis
bermaksud
mengangkat
judul
Peranan
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana peranan pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan
pembangunan di Kelurahan Siwa ?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pelaksanaan
tugas
pada
umumnya
dan
penyelenggaraan
otonomi
pemikiran
bahwa
pemerintah
dirancang
untuk
melayani
segala
urusan
yang
dilakukan
oleh
Negara
dalam
Undang-Undang
tentang
Pokok-Pokok
Pemerintahan
menghendaki
negara
dan
pemerintah
memimpin
serta
10
yaitu: (1) desa merupakan suatu lokasi pemukiman di luar kota sekaligus
bukan kota; (2) desa merupakan suatu komunitas yang homogen; dan (3)
desa menunjukkan suatu sifat dari lokasi sebagia akibat dari posisinya
yang berbeda di pedalaman. Desa lebih sering diperlawankan dengan
kota. Menurut S. Wojowasito (1972), rural diartikan dari desa, seperti di
desa, sedangkan urban diartikan dari perdesaan, bukan desa (village),
dan urban diterjemahkan menjadi perkotaan, juga bukan kota (town, city).
Hal ini didasarkan pada konsep rural dan urban lebih menunjuk kepada
karakteristik masyarakatnya, sedangkan village, town, dan city lebih
mengacu kepada suatu unit teritorial. Dari pendapat tersebut, maka
pengertian desa dapat dilihat aspek wilayah kemasyaratan, dengan
penjelasan:
a) Dari aspek wilayah teritorial, village, town, dan city sebagai sesuatu
unut terotorial-administratif atau berkaitan dengan kekotaprajaan
(municipality). Dalam kaitan ini, suatu daerah dan komunitas
11
dalam
sistem
pemerintahan
nasional
dan
di
daerah
Kabupaten.
Sedangkan menurut Sutardjo Kartohadikusuma, mengemukakan
bahwa desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan tersendiri
Adapun
mengenai
kelurahan
adalah
pembagian
wilayah
12
Lurah
yang
berstatus
sebagai
Pegawai
Negeri
Sipil.
Kelurahan
pemerintahan
kelurahan
merupakan
13
14
masyarakat,
diharapkan
akan
dapat
memacu
usaha
(1996)
adalah
usaha
Dimulainya
proses pembangunan
dengan
berpijak pada
15
perbedaan
persepsi
tentang
konsep
16
lebih
menguasai
alam
lingkungan
dan
pembagunan
mengurangi
itu
bersifat
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
c. Mewujudkan kehidupan demokrasi di tingkat desa dan kelurahan
d. Mengembangkan potensi masyarakat untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat.
Untuk mewujudkan kewenangan tersebut di atas pemerintah desa
dan kelurahan dibantu oleh lembaga kelurahan sebagai mitra kerja
17
tugas-tugas
berbasis
pada
pengembangan
relatif
cukup,
sedangkan
kemampuan
sumber
daya
untuk
18
untuk
mengupayakan
agar
desa-desa
yang
merupakan
satuan
ini,
19
pemerintah.
Perencanaan
pembangunan
jangka
pendek,
rencana
6. Kerangka Konseptual
PEMERINTAH KELURAHAN
Lurah
Aparatur kelurahan
FUNGSI PEMBANGUNAN
KEMAJUAN
YANG DICAPAI
DALAM
PEMBANGUN
AN DAN
MASYARAKAT
SEJAHTERA
20
7. Metode Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian, maka penelitian dilaksanakan di
Kelurahan Siwa Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo.
b. Dasar dan Tipe Penelitian
- Dasar penelitian yang penulis gunakan adalah studi kasus yang
bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa atau proses
tertentu terkait fokus penelitian sehingga dapat menemukan ruang
lingkup tertentu. Data tersebut dilakukan secara langsung ke lokasi
-
penelitian.
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif
yaitu dimaksudkan untuk menggambarkan suatu fenomena atau
kenyataan sosial, yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti.
Khususnya
peran
pemerintah
kelurahan
dalam
21
Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi
atau
keterangan-keterangan
lisan
melalui
dialog
22
Informan
1 orang
2. Sekretaris Lurah
1 orang
3. Aparatur Kelurahan
7 orang
4. Kepala Lingkungan
3 orang
1 orang
6. Warga masyarakat
5 orang
Penyajian Data
Penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang
sesuatu hal pada orang lain. Oleh Karena ada data yang
diperoleh dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak
23
maka perlu adanya beberapa batasan penelitian dan fokus penelitian ini
yang dioperasionalkan melalui indikator sebagai berikut :
Upaya Pemerintah Kelurahan adalah peranan Lurah dan perangkat
kelurahan
dalam
menjalankan
tugas
sebagai
penyelenggara
pemerintahan tingkat kelurahan, sebagaimana diatur dalam undangundang nomor 12 tahun 2008 yakni pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
24
25
8. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penelitian yang akan digunakan dalam
penulisan skripsi yang disusun sebagai laporan dan pembahasan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan : Berisi latar belakang, Rumusan masalah,
Tujuan, Manfaat, dan Metodologi penelitian.
2. Bab II Tinjauan Pustaka : berisi konsep-konsep yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian : berisi keadaan
Geografis, Keadaan Demografi, Keadaaan Sosial Budaya,
Keadaan Sosial Ekonomi, Sarana dan Prasarana Umum.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan : berisi jawaban dari
masalah penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.
Graha Ilmu. Yogyakarta
Affandi, Anwar dan Setia Hadi. 1996. Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Pedesaan. Prisma, Jakarta
26
Agus,
Pelayanan
Publik.
Mentalis
Koentjaraningrat.
1991.
Metode-metode
PT.Gramedia Pustaka, Jakarta
dan
Penelitian
Pembangunan,
Masyarakat.
27
dan
Masalah
28
2004
Tentang
Perencanaan
Proposal Penelitian
29
Oleh
M. Agus B.
E 121 08 992
November
Desember
30
No
Kegiatan
Minggu
II
Persiapan penelitian
Pengumpulan data
penelitian
Evaluasi data
penelitian
Penyusunan laporan
Laporan penelitian
III
IV
II
III
IV
II