Anda di halaman 1dari 29

Pakeliran Pedhalangan

Dening
Nanang Sumarji, S. Pd.

Pakeliran : pertunjukan wayang


yang menggunakan sehelai kelir
atau layar, dengan penyajian
peristiwa atau adegan dalam
satuan crita atau lakon
Pedhalangan
:
pertunjukan
pakeliran
dikemudikan
oleh
seorang
dalang
yang
mengendalikan dan mengatur
jalannya cerita sepanjang sajian
pertunjukan.

SEJARAH PEDALANGAN
Seni pertunjukan boneka di
Indonesia (kulit/ kayu) muncul
sejak abad ke X, seperti
tercantum dalam Prasasti Dyah
Balitung.
Dalam
perkembangannya
kata
wayang
digunakan
sebagai penyebutan pada tiap

Penggolongan Jenis Wayang


a.Berdasarkan
-

genre

wayang

di

terbagi menjadi :
Wayang purwa/ kulit
- Wayang dupara
Wayang madya
- Wayang wong
Wayang gedhog
- Wayang wahana
Wayang beber
- Wayang suluh
Wayang golek
- Wayang perjuangan
Wayang krucil
- Wayang jemblung
Wayang klitik - Wayang wahyu
Wayang Budha
- Wayang sadat
Wayang ukur - Wayang sandosa
Wayang layar lebar
- Wayang suket
Wayang kampung - Wayang makrifat
Wayang kuluk

Nusantara,

b. Berdasarkan Ukuran Wayang, terbagi


menjadi :
- Wayang
Sabet
(mempunyai
ukuran
normal)
- Wayang
Jujudan
(ukurannya
diperpanjang
dari
ukuran
normal
wayang biasa)
- Wayang Kidang Kencana (ukuran agak
diperkecil untuk pertunjukan)
- Wayang Kaper (ukuran kecil untuk
hiasan atau dokumentasi)
- Wayang Tasripin (ukurannya diperbesar
untuk koleksi orang berada/ kolektor
Seni)

c. Berdasarkan Sumber Cerita, terbagi


menjadi :
- Wayang Ramayana (Ceritera mengambil
sumber dari Serat Ramayana)
- Wayang
Mahabharata
(Ceritera
mengambil
sumber
dari
Serat
Mahabharata)
- Wayang
Panji
(Ceritera
mengambil
sumber dari Siklus Panji)
- Wayang Menak (Ceritera mengambil
sumber dari Serat Menak)
- Wayang
Damarwulan
(Ceritera
mengambil
sumber
dari
Serat
Damarwulan)

d. Berdasarkan Lokus (Lokasi),


menjadi :
- Wayang Surakartan
- Wayang Mataraman/ Yogyakartan
- Wayang Jawa Timuran
- Wayang Maduran
- Wayang Bali
- Wayang Sasak
- Wayang Kedu
- Wayang Banyumasan
- Wayang Betawi
- Wayang Banjar
- Wayang Cirebonan
- Wayang Pesisiran

terbagi

e. Berdasarkan Bahan Pembuatan, terbagi


menjadi :
- Wayang Kulit (bahan dari kulit kerbau atau
sapi)
yang termasuk : wayang purwa, wayang madya,
wayang gedhog, wayang krucil, wayang dupara,
wayang kancil, wayang suluh, wayang sadat,
wayang ukur, wayang perjuangan, dll.
- Wayang Kayu (bahan dari kayu)
yang termasuk : wayang golek Jawa, wayang
golek Sunda, wayang Klitik.
- Wayang Batu (bahan dari Batu)
jenis wayang ini biasa terukir langsung pada
candi di Indonesia.
- Wayang Kertas (bahan dari kertas/ karton)
- Wayang Suket (bahan dari rumput)

e. Berdasarkan alur Cerita, terbagi menjadi :


- Wayang
Purwa
(menceritakan
Wayang
Kadhewatan sampai Prabu Parikesit)
- Terbagi menjadi 4 Alur :
a. Kadhewatan (menceritakan Dewa, mulai dari
Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Ismaya,
Sang Hyang Tejamaya, dan semua dewa serta
dewi)
b. Arjuna Sasrabhahu (menceritakan perangnya
Prabu Arjuna Sasrabhahu dengan Dasamuka,
termasuk lakon Sumantri dan Sukrasana)
c. Ramayana (menceritakan Prabu Rama
melawan Rahwana dikarenakan penculikan
terhadap Dewi Shinta)
d. Mahabharata (menceritakan perang saudara
antar keluarga trah Bharata (Kurawa dan
Pandawa)

- Wayang Madya (menceritakan Prabu Yudayana sampai Prabu


Jaya Lengkara, biasanya dilakonkan di dalam Keraton)
- Wayang Antara (menceritaka Sri Gatayu/ Jatayu sampai Panji
Kudalaleyan)
- Wayang Wasana (menceritakan lakon Damarwulan sampai
Minakjinggo)
- Wayang Dupara (menceritakan lakon Babad Jawa)
- Wayang Golek (menceritakan lakon Amir Ambyah dan
Umarmaya, sumber cerita dari Babad Menak/ Layang Menak
Timur Tengah)
- Wayang
Beber
(gambar
wayang
yang
ditampilkan
terbentang dalan lembaran kain (geber) yang bisa digulung,
ceritanya bisa bermacam-macam)
- Wayang Kidang Kencana (menceritakan bangsa hewan)
- Wayang Wahyu (menceritakan lakon yang ada kaitannya
dengan agama Kristiani, pencetusnya
bernama Brother
Themotheos)
- Wayang Suluh (menceritakan keadaan negara pada saat ini,
serta biasa dipergelarkan untuk media penyuluhan programprogram pemerintah)

Konsentrasi Pembahasan
Wayang, yaitu:

a. Wayang Beber
b.Wayang Kulit (Purwa)
c. Wayang Madya
d. Wayang Gedhog
e. Wayang Wasana

a.Wayang Beber
pertunjukan
dilakukan
seorang
dalang sembari bercerita dengan
menunjukkan gambar-gambar yang
melukiskan kejadian-kejadian atau
adegan penting dalam cerita
tersebut dalam sebuah lukisan
pada media (kertas/ kain).
Sumber cerita berasal pada Sejarah
Jawa (Seputar Kerajaan Majapahit)
yang
cenderung
mengisahkan
perjalanan Jaka Kembangkuning.

b. Wayang Kulit (Purwa)


Kata
purwa
(parwa/kuna)
mengandung
arti
bahwa
kisah
wayang yang diambil adalah kisah
yang menceritakan masa lampau/
jaman dahulu (purba).
Pementasan
mengambil
sumber
cerita
pokok
dari
siklus
Mahabharata, Ramayana, Lokapala,
dan atau Arjunasasrabahu.
Pemerannya bisa berupa wayang
kulit, wayang wong, atau wayang
golek.

c. Wayang Madya
Wayang yang terbuat dari kulit, ditatah
dan disungging (seperti wayang purwa)
dengan ciri khas bentuk sor-soran
(ngisorane) mirip wayang gedhog.
Saat pertunjukan berlangsung lebih
cenderung menggunakan gendhinggendhing dengan laras Pelog.
Sumber cerita diambil dari Serat
Pustaka
Raja
Madya
(berlakonkan
Keturunan
Pandawa
dari
Prabu
Dipayana/
Parikesit
hingga
Prabu
Jayabaya di Mamenang).

d. Wayang Gedhog
Wayang yang terbuat dari kulit, ditatah
dan disungging (seperti wayang purwa)
dengan ciri khas bentuk irah-irahan
(mahkota) berupa tekes dengan bentuk
kain sor-soran rapekan.
Saat
pertunjukan
berlangsung
cenderung
menggunakan
gendhinggendhing dengan laras Pelog.
Sumber cerita diambil dari Siklus Cerita
Panji (berlakonkan Panji Asmarabangun
atau Inu Kertapati (Kerajaan Jenggala)
dan Dewi Sekartaji (Kerajaan Kediri)).

e. Wayang Wasana
Terbagi menjadi, yaitu:
Wayang Klitik (Krucil)
Wayang terbuat dari kayu dengan tangan dari
kulit, cerita mengambil dari Serat Menak
(Hikayat
Amir
Hamzah
atau
Babad
Damarwulan)
Wayang Suluh
Wayang terbuat dari
kulit dengan bentuk
seperti manusia biasa, melukiskan tokoh
revolusi.
Wayang Wahyu
Wayang yang melukiskan para tokoh pada
zaman perjuangan Yesus, termasuk iblis dan
malaikat. Dipentaskan untuk dhakwah kaum
Kristiani.

Wayang
Pancasila
atau
Wayang
Perjuangan
Garapan seperti wayang purwa yang
diberi atribut para pahlawan perjuangan
kemerdekaan
(pertunjukannya
mengambil cerita sejarah perjuangan
Indonesia)
Wayang Dupara
Tokoh wayang melukiskan tokohsejarah
seputar zaman Mataram Islam .
Wayang Sadat
Wayang yang menceritakan perjalanan
Islam di Indonesia, dilukiskan untuk
dakwah Islam.

Piranti Pisik Pagelaran Wayang


1. Perangkat Gamelan
Media atau alat untuk memperdengarkan
komposisi gendhing, termasuk lagu, tembang,
sulukan, dan sebagai pendukung suasana
pakeliran.
2. Panggung
Seperangkat fasilitas, meliputi :
- Gawang / Blandaran (frame/ bingkai untuk
membentangkan kelir)
- Kelir/ Screen (kain putih tipis namun kuat,
sehingga apabila digunakan untuk penampilan
wayang bayangan akan kelihatan. Pada bagian
atas diplipit kain hitam/biru/merah disebut
Plangitan (langit/angkasa) dan pada bagian
bawah disebut Palemahan (lemah/Bumi).

Sligi (biasa terbuat dari kayu/bambu tebal


bentuk bulat panjang, seukuran kelir bahkan
lebih karena dipakai pada bagian atas pada
blandaran
dan
dibawah
pada
debog.
Fungsinya adalah sebagai pembentang kelir di
bagian kiri dan kanan, sehingga kelir menjadi
lebih kencang).
Debog ( batang pisang yang digunakan untuk
memacakkan wayang, selain itu juga untuk
memacakkan pacak kelir dan sligi. Dibagi
menjadi debog atas {untuk kedudukan
wayang yang tinggi, seperti raja, pendeta,
dewa} dan debog bawah {untuk kedudukan
dibawah raja, seperti patih, pangeran,
tumenggung, panakawan, emban})

Tapakdara (sebagai penyangga debog)


Placak (bahan dari bambu/ logam/ besi/
kuningan) sebagai penghubung kolong
kelir (plathet) bagian bawah dengan
debog.
Pluntur (seutas tali (lawe/ benang katun)
yang ditambang ( jari kelingking)
sebagai pengikat antara kolong kelir
(plathet) bagian atas dengan blandaran
(gawangan) untuk menahan kelir bagian
atas agar tetap kencang.
Blencong
(lampu
untuk
penerangan
panggung wayang, berperan sebagai
pembentuk jagad wayang/ dunia tempat
peristiwa pakeliran berlangsung).

Kothak (tempat menyimpan wayang yang akan dan


selesai ditampilkan, serta sebagai sumber bunyi
bersama
cempala
{yang
menghasilkan
suara
dhodhogan} atau keprak {yang menghasilkan suara
keprakan}).
Wayang (satu set wayang dalam kothak terdiri dari :
Wayang simpingan, wayang dhudhahan, wayang
ricikan).
Wayang
simpingan
:
wayang
yang
ditata
dicacakkan di debog sebelah kanan-kiri dalang
secara teratur sesuai dengan wujud dan ukuran.
Wayang dhudhahan
: wayang yang disiapkan
didalam kothak atau diatas tutup kothak yang
selalu siap ditampilkan olahe dalang (dewa,
rasaksa, Kurawa, Pandhita, Prajurit Kera/ Wanara,
panakawan, dhagelan.)
Wayang Ricikan : wayang yang berbentuk bukan
manusia (hewan, kereta, barisan (ramppogan),
senjata (gamanan), dll.)

Pralambang ing Pagelaran Wayang


Ubarampe kang digunakake ing pagelaran
wayang nduweni perlambang dhewe-dhewe.,
kayata :
- Wayang mralambangake manungsa
- Kelir
mralambangake langit
- Debog mralambangake bumi
- Blencong
mralambangake srengenge,
mbulan, lintang
- Gamelan
mralambangake kebutuhane
manungsa (sandhang, pangan, papan)
- Kothak mralambangake sangkan paran
- Gunungan
mralambangake urip
- Cempala
mralambangake jantung
- Kepyak mralambangake lakuning getih

Piranti Non-Pisik Pagelaran Wayang


1.Catur
Catur terdiri dari Janturan, pocapan, gineman dan antawacana.
Berfungsi membentuk lakon, menampilkan karakter tokoh
(ucapan-suasana batin), menyajikan masalah tokoh (konflikpenyelesaian).
Janturan dan pocapan berperan memberi gambaran tentang
setting tempat, suasana, serta deskripsi peristiwa (sudah,
sedang, dan atau akan terjadi)
Ginem-Dialog-Percakapan berperan menampilkan peran tokoh
dalam peristiwa pada pengenalan masalah - perumitan/ konflik
- sampai pada penyelesaian masalah.
Antawacana merupakan teknik penyuaraan untuk membedakan
suara tokoh dalam berbagai karakter dengan bermacam
suasana batin serta sebagai teknik untuk menyuarakan
janturan/ pocapan.
2. Sabet
Segala gerak wayang dipanggung (meliputi: cepengan,
tancepan, bedholan, entas-entasan, dan solah) berperan
memvusialisasikan kehadiran (penampilan) tokoh dengan
berbagai karakter dan situasi batiniah dalam serentetan
peristiwa dari awal sampai akhir.

Piranti Non-Pisik Pagelaran Wayang


3. Karawitan
Istilah karawitan pedalanan terdiri atas: gendhing,
tembang, sulukan, kombangan, dan dhodhogan/
keprakan.
Penyajian karawitan pedalangan
dimulai dari patalon sapai tancep kayon.
Peran karawitan pedalangan adalah:
- Membentuk suasana yang belum terbentuk oleh
catur/ sabet.
Gendhing ayak-ayak, (sebelum memulai pakeliran),
gendhing
Jejeran
(sebelum
bedhol
kayon
menjelang jejer) Pathet Kedu (sehabis budhalan),
Pathet Sanga
Wantah (saat setelah perang
gagal).
mendukung/ memantapkan suasana yang
dibangun oleh catur/ sabet.

3. Penyaji
Dalang
berperan
sebagai
pemimpin
pertunjukan, sutradara, sekaligus sebagai
pemain (yang menyajikan lakon melalui
catur,
sabet,
dan
sebagai
karawitan
{sulukan, dhodhog/ keprakan, dan tembang)
Seniwati
dan
Pangrawit
yang
berperan
menyajikan karawitan (gendhing, tembang,
dan lagu sulukan)
4. Perabot Pendukung
antara lain berupa :lampu/ tata cahaya
(berperan memperjelas penampilan cigur
tokoh di kelir), dan sound system (berperan
memperkuat
suara
dalang,
swarawati,
gamelan, dan dhodhogan/keprakan).

Urut-urutaning pagelaran wayang kulit


Sedalu Natas
Jejer
Kedhaton
Paseban Jaba
Bodholan
Jejer Sabrang
Perang gagal
Gara-gara
Perang Kembang
Perang Brubuh
Tancep Kayon

Struktur Dramatik Lakon Wayang


Menurut
Soediro
Satoto
(1989:43)
dalam
bukunya
Pengkajian Drama 1, lakon wayang memiliki unsur
dramatik, antara lain:
1. Tema dan amanat
2. Penokohan (karakter, perwatakan)
3. Alur (plot)
4. Setting / Latar (aspek ruang, aspek waktu, aspek
suasana)
5. Tikaian (konflik)
6. Cakapan (dialog-monolog)
Mempertimbangkan catur, sabet, dan karawitan juga
menjadi unsur pembentuk pertunjukan, maka unsur lakon
wayang menjadi :
1. Alur lakon (jalann cerita)
2. Penokohan (karakter perwatakan)
3. Setting/ Latar (aspek Ruang, waktu, dan suasana)
4. Tikaian/ Konflik (Masalah hingga penyelesaian)
5. Tema dan Amanat.

MATUR NUWUN

CEKAPANMatur
Kagem gladhen! Nuwun
1. Katingalana rekaman video Lakon Bima Suci
wonten ing Internet.
2. Kadamela seratan ringkasan cerita Lakon Bima
Suci kasebut wonten ing kertas manut basamu
piyambak, banjur kempalaken seratanipun!
3. Kadamela uga video saking seratan kang kadamel.
4. Seratan lan video kakempalaken 2 minggu
salajengipun (Pertemuan Sabibaripun Kemah).
5. Basa pengantar ingkang dipun-ginakaken inggih
menika Basa Jawa ragam Krama Alus
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai