Anda di halaman 1dari 21

Skenario A

Dr. Sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM ( Upaha Keshatan Masyarakat )
di Puskesmas Makmur. Pada sore hari ia melakukan UKP ( Upaya Kesehatan Perorangan )
sebagai dokter umum yang membuka praktek dirumah dinasnya. Rumah dinas dr.Sukses
bersebelahan dengan Puskesmas tempat dia bertugas, dr. Sukses di tempat prakteknya
melakukan layanan primer.
Pasien dr.Sukses banyak, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari
sebelum bertugas di Puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan dr.
Sukses datang kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di Puskesmas adalah
perawat atau bidan.
Di lingkungan wilayah Puskesmas Makmu, ada juga dr.Arif yang melakukan
layanan primer sebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang
diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak
dr.Sukses.
Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagai dokter keluarga, sarana dan prasarana dr.Arif
belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh dr.Arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan
menyeluruh. Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas
kedokteran yang menyelenggarakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ), dan sudah
mengikuti pelatihan dokter keluarga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI) cabang setempat.

I.

Klarifikasi Istilah
1.

UKM : upaya yang diselenggarakan sendiri atau


bersama-sama dalam organisasi untuk menigkatkan
pelayanan kesehatan dan mencegah penyakit.

2.

Puskesmas

: unit pelaksana teknis kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan layanan


kesehatan.

3.

UKP : setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah


dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan

4.

Layanan primer

: pelayanan kesehatan esensial

yang dapat dijangkau oleh individu dan keluarga


dalam sebuah komunikasi dengan pembiayaan yang
dapat dijangkau dengan standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
5.

Dokter umum
pelayanan

: setiap dokter yang melakukan

kesehatan

dan

asuhan

medis

yang

dilakukan dalam bentuk organisasi dan menjalankan


pelayanan tingkat primer sesuai peraturan.
6.

Perawat

profesi

perawatan

individu,

yang

difokuskan

keluarga

dan

pada

masyarakat,

sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan


dan memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas
hidup dari lahir sampai mati.
7.

Bidan

seseorang

yang

telah

mengikuti

program pendidikan bidan yang diakui di negaranya


telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk deregister dan memiliki izin yang
sah

untuk

melakukan

praktek

bidan

untuk

memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama


masa

hamil,

persalinan

persalinan

atas

tanggung

dan

nifas,

jawab

memimpin
sendiri

dan

memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.


8.

Dokter Keluarga

: dokter yang berprofesi khusus

sebagai dokter praktek umum yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan primer dengan prinsip-prinsip


kedokteran keluarga.
9.

SKN

: semua kegiatan yang secara bersama-sama

diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa


peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
10.

PDKI

organisasi

profesi

dokter

penyelenggara

pelayanan tingkat primer.

II.

Identifikasi Masalah
1. Dr. Sukses dokter UKM berpraktek UKP sampai jauh malam, kadang-kadang
pagi hari sebelum ke Puskesmas ia masih melayani pasiennya sehingga sering
datang kesiangan, akibatnya yang melayani pasien di Puskesmas adalah
perawat atau bidan.
2. Dr. Arif seorang dokter keluarga, sarana prasarana dipraktek UKPnya belum

memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri.


III.

Analisis Masalah
1. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga ?
2. a. Apa definisi dokter keluarga dan dokter umum ?
b. Bagaimana standar kompetensi dokter keluarga ?
c. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga ?
3.

a. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam SKN ?


b. Apa fungsi dokter keluarga dalam SKN ?

4.

Bagaimana standar praktek dokter keluarga mandiri ?

5.

Bagaimana perbedaan pelayanan Puskesmas dan dokter keluarga ?

6.

Bagaimana cara dan pelatihan dokter umum untuk menjadi dokter


keluarga ?

7. Apa yang harus dilakukan dr.Arif dan dr.Sukses agar sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan ?
8.

IV.

Bagaimana perbedaan UKP, UKM, dan dokter keluarga ?

Hipotesis
dr. Sukses belum melaksanakan UKP dan UKM sesuai dengan SKN, dr. Arif
belum memenuhi standar pelayanan kesehatan dokter keluarga mandiri berupa
sarana dan prasarana.

V.

Sintesis
Dokter Umum
Dokter umum adalah setiap dokter yang melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan
medis yang dilakukan sendiri atau bersama dalam bentuk organisasi serta
menjalankan kegiatan pelayanan tingkat primer sesuai peraturan setempat dengan
bersifat kuratif dengan sasaran perorangan dan komunitas.

Dokter Keluarga
1. Definisi

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya (IDI 1982).

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur
atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh oleh organ tubuh atau jenis penyakit
tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969)
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan specialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari suatu disiplin ilmu lainnya
4

terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan
ilmu-ilmu klinis, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai
peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan psien, penyelesaian
masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of
Family Physician, 1969)
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu
kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai
penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder,
rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah
naungan

peraturan

dan

perundangan.

Pelayanan

diselenggarakan

secara

komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan


pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia
ataupun jenis penyakitnya.
3. Tugas Dokter Keluarga
Tugas dari dokter keluarga adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga
e. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
5

f. Menangani penyakit akut dan kronik,


g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,
h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau
i.
j.
k.
l.
m.

dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

4. Wewenang Dokter Keluarga


Wewenang dari dokter keluarga adalah :
a. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar,
b. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
c. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
d. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
e. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
f. Melakukan tindak pra bedah, bedah minor, perawatan pasca bedah di unit
pelayanan primer,
g. Melakukan perawatan sementara,
h. Menerbitkan surat keterangan medis,
i. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
j. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
5. Standar Kompetensi Dokter Keluarga (Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia, 2006)
1. Kompetensi Dasar
a. Keterampilan Komunikasi Efektif
b. Katerampilan Klinis Dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu
perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
6

f. Mawas diri dan pengembangan diri/ belajar sepanjang hayat.


g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Pimer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas
3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan health screening
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Keterampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar Kedokteran Keluarga
5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
Manajemen klinik dokter keluarga

6. Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga


1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik
a. Standar Pelayanan Paripurna
b. Standar Pelayanan Medis
7

c. Standar Pelayanan Menyeluruh


d. Standar Pelayanan Terpadu
e. Standar Pelayanan Berkesinambungan
2. Standar Perilaku dalam Praktik
a. Standar Perilaku terhadap Pasien
b. Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik
c. Standar Perilaku dengan Sejawat
d. Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik
e. Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang Kesehatan
3. Standar Pengelolaan Praktik
a. Standar Sumber Daya Manusia
b. Standar Manajemen Keuangan
c. Standar Manajemen Klinik
4. Standar Sarana dan Prasarana
a. Standar Fasilitas Praktik
b. Standar Peralataan Klinik
c. Standar Proses-proses Penunjang Praktik
7. Dokter Keluarga Dalam Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan adalah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan
untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar 1945.
Pada hakikatnya, kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam Sistem Kesehatan
dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) pemberian pelayanan kesehatan
dan (2) pembiayaan upaya kesehatan. Sistem Kesehatan di suatu wilayah memiliki
tiga tujuan pokok yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah yang bersangkutan
2. Merespons harapan-harapan atau kebutuhan masyarakat wilayah
bersangkutan sesuai dnegan harga diri atau hak asasi manusia.
8

yang

3. Memberikan perlindungan financial terhadap kemungkinan dikeluarkannya biaya


akibat penyakit yang diderita oleh masyarakat bersangkutan.
Sistem kesehatan memiliki 4 fungsi, yaitu
1. Pelayanan kesehatan
Merupakan proses memberikan dan mengelola masukan di dalam kegiatan produksi
jasa kesehatan yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi tertentu. Kesemuanya itu
mengarah kepada dilakukannya serangkaian intervensi terhadap masalah-masalah
kesehatan yang ada. Dalam hal ini, unsur penting yang perlu diperhatikan adalah
hubungan antara pemberi pelayanan dengan pengguna pelayanan, akuntabilitas pemberi
pelayanan, manajemen yang dipraktikkan oleh masing-masing pemberi pelayanan, dan
hubungan antara berbagai pemberi pelayanan yang ada.
2. Pembiayaan kesehatan
Adalah proses penarikan dana dari sumber dana (primer, yaitu rumah tangga atau
perusahaan, maupun sekunder, yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga donor),
penghimpunan dana tersebit di badan-badan tertentu, dan pengalokasian dana untuk
kegiatan-kegiatan para pemberi pelayanan.
3. Sumber daya kesehatan
Tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga kesehatan, obat, peralatan kesehatan,
prasarana dan sarana kesehatan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Pengembangan

sumber

daya

kesehatan

melibatkan

berbagai

organisasi

yang

menghasilkan sumber daya tersebut, seperti lembaga pendidikan tenaga kesehatan,


industri farmasi, lembaga penelitian kesehatan, dan lain-lain.
4. Pengawasan dan pengarahan
Adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah yang bertanggung jawab
di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada hakikatnya terdiri atas
penetapan kebijakan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan, serta penilaian kinerja
dan penyediaan informasi kesehatan
8. Praktik dokter keluarga
1. Standar Pengelolaan Praktik
a. Standar Sumber Daya Manusia
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya.
1) Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah


dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan
masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.
2) Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3) Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4) Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga
telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan
kedokteran keluarga.
b. Standar Manajemen Keuangan
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional.
1) Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara saksama
dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.
2) Jenis sistem pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian
rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya
maupun sistem pembiayaan fee-for service.
c. Standar Manajemen Klinik
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang
disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1) Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masingmasing
2) Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan
kerja terlebih dahulu
3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4) Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan
administrator klinik.
2. Standar Sarana dan Prasarana
a. Standar Fasilitas Praktik
10

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata


pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan
keamanan pasien, pegawai, dan dokter yang berpraktik.
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan
privasi pasien.
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan
permanen atau semipermanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh
berbagai kondisi pasien.
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya.
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah
diatur oleh organisasi profesi.
b. Standar Peralatan Klinik
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan
fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat
primer).
1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik
sebagai penyedia layanan strata pertama.
2) Peralatan penunjang medis
3) Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang
medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat
berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama
4) Peralatan nonmedis
5) Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan nonmedis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia pelayanan strata pertama.
c. Standar Proses-Proses Penunjang
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang
kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1) Pengelolaan rekam medis
11

Pelayanan

dokter

keluarga

menyiapkan,

melaksanakan

dan

mengevaluasi rekam medis dengan dasar rekam medis berorientasikan


pada masalah.
2) Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku
yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3) Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memerhatikan universal precaution
management

yang

mengutamakan

pencegahan

infeksi

pada

pelayanannya.
4) Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memerhatikan sistem pembuangan air kotor
dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah
lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik
5) Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengonsumsi air bersih atau air yang telah
diolah sehingga aman digunakan.
6) Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistem pengelolaan obat
sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat
yang kadaluarsa.

12

13

14

Perbedaan pelayanan praktik dokter keluarga (PDK) dengan pelayanan praktik dokter
umum (PDU)
Prinsip dasar

PDK

PDU di
puskesmas &
PDU swasta

Layanan kontak pertama

Ya

Ya

Layanan sinambung dan

Ya

Episodik

Ya

Tidak

Ya,>> promotif

Ya, >> kuratif

jangka panjang
Layanan bersifat personal
Layanan komprehensif

dan preventif
Mengutamakan pencegahan

Ya

Terbatas

Koordinasi

Ya

Tidak

Kolaborasi

Ya

Tidak

Berorientasi pada keluarga

Ya

Tidak

Berorientasi pada

Ya

Ya pada PDU

komunitas

puskesmas, tidak
pada PDU swasta

Perbedaan Puskesmas, Dokter Praktek Umum, dan Dokter Keluarga


Hal

DokterPuskesmas DokterPraktekUmum

DokterKeluarga

(swasta)
WaktuPraktik

08.00 14.00

Sesuai Perjanjian

Tidakterikat
(minggulibur)

TempatPraktik

Puskesmas

Rumah Pribadi, Tempat

Klinik, Rumah Pasien

sewaan yang dijadikan

(Rawat Jalan), Rumah

tempat praktek, klinik,

Sakit (rawat inap)

Ruang Lingkup

Satu Atau

Terutama di sekitar

Sesuai Perjanjian,

Pelayanan

Sebagian

wilayah tempat praktik

terutama di sekitar

Wilayah

tempat dokter kluarga


15

Kecamatan
Upaya Kesehatan

Lebih tertuju

bertempat tinggal
Lebih tertuju kepada

Lebih tertuju kepada

kepada pelayanan pelayanan kesehatan

pelayanan kesehatan

kesehatan

perorangan, keluarga

perseorangan dan
masyarakat

pribadi
Menjalankan lebih
kearah kuratif

Menjalankan
lebih kearah
preventif - kuratif
Wajib:
1. upaya

1. Upaya pengobatan
dasar
2. upaya kesehatan
lingkungan
3. upaya perbaikan gizi

kesehatan

4. upaya pencegahan
dan pemberantasan

kesehatan

penyakit menular

lingkungan

5. upaya kesehatan ibu,

3. upaya
perbaikan gizi

berada di lingkup
lingkungan tugas
Menjalankan lebih

promosi
2. upaya

dan masyarakat yang

anak. Dan konseling


KB

4. upaya

kearah promotif
rehabilitatif
1. penderita tidak
hanya sebagai
perorangan,
melainkan sebagai
bagian dari satu
keluarga dan
bahkan anggota
masyarakat
2. pelayanan
kesehatan secara

pencegahan

menyeluruh jauh

dan

melebihi jumlah

pemberantasa

keseluruhan

n penyakit

keluhan yang

menular

disampaikan

5. upaya

3. menyediakan

kesehatan

dirinya sebagai

ibu, anak dan

tempat pelayanan

KB

kesehatan pertama

6. upaya

dan bertanggung

pengobatan

jawab pada

dasar

pelayanan
16

upaya kesehatan

kesehatan lanjut.

pengembangan
puskesamas
Masa Kerja

Sesuai kontrak

Tidak terikat kontrak

1. pemerintah; terikat

dengan Dinas

dengan badan apapun

kontrak dengan

Kesehatan

pemerintah

Kota/Kabupaten

(biasanya selama 2
tahun, dan dapat

(biasanya 1

diperpanjang)

tahun, dan dapat

2. murni swasta

diperpanjang)

(terikat kontrak
dengan si pengguna
layanan (bersifat
dokter pribadi

Pembiayaan

1. pemerintah

keluarga)
1. Pemerintah;

Out of pocket

(anggaran

denganasuransikese

pembangunan

hatan

dan anggaran

2. murniswasta; out of

rutin)

pocket

2. Pendapatan
Puskesmas
3. sumber lain
(PT. ASKES,
JAMSOSTE
K,
JPSBK/PKPS
Pelaksanaan kerja

BBM)
Terdapat tim

Perorangan atau

kerja puskesmas

kelompok

Pertanggungjawaba Dinas kesehatan

Selama

kesalahan

kota/kabupaten

tidak

Perorangan

terjadi Badan pengelola

kelalaian,bertanggungja

/ keuangan (ASKIN),
Dinas Kesehatan

wab kepada diri sendiri Provinsi, Keluarga


17

Syarat Menjadi

Dokter + PNS

dan kepada Tuhan

yang menyewa jasa

Dokter

Dokter + pelatihan
dokter keluarga

Aspeksetelahrujuk

Tidakterikat

Tidakterikat follow up

Terikat follow up

follow up

Perbedaan antara Puskesmas dan Praktik Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) sebagai
berikut:
Puskesmas

PDKM

Sifat layanan

Public good

Private good

Kategori badan

Not for profit

For profit

hukum
Bentuk badan

Organisasi pemerintah

Perserikatan, PT, koperasi

hukum
Kepemilikan

PEMDA

Individu/badan hukum

Aset/liability

PEMDA

Individu/badan hukum

Praktik dokter

Bebas pajak

Kena pajak

Budget (APBD + APBN)

Kapitasi/peserta/bulan

PNS/PPT

Bekerja untuk dirinya

Legalitas:

Perizinan
Pajak
Finansial
Sumber pendapatan
Dokter
Status pegawai
Tanggung jawab

Pada masyarakat yang

Pada individu yang menjadi

tingla di wilayah

kliennya

administratif puskesmas
Tugas pokok

Mencegah

Memelihara, mengobati dan

terjadinya wabah

meningkatkan kesehatan

penyakit

individu yang menjadi

Memberantas

kliennya

18

penyakit menular

Memelihara dan
meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat di
wilayah

Kompetensi

administratifnya
Dokter kesehatan

Dokter keluarga (dokter +

masyarakat (dokter+

pelatihan paket A, B, C, D)

pelatihan epidemiologi,
biostatistik, surveilans,
sanitasi & lingkungan.

Cara dan syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter keluarga
Dokter praktik umum (DPU) yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan menjalankan
praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta kompetensinya diakui oleh Kolegium
Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter
keluarga selanjutnya mendapat gelar profesi sebagai Dokter Keluarga (DK). Para DPU yang
ingin diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK dapat mengikuti program
konversi PDKI. Para DK ini dalam sistem pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur
menjalankan praktiknya di strata pertama.
Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang
berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang
memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen
tersebut dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya
sehingga benar-benar mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni
dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik diri (self
assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan profesional
dokter tersebut. Jadi, program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak
praktik atau praktik kurang dari 5 tahun.
Pelatihan untuk menjadi dokter keluarga
19

Pelatihan dokter keluarga adalah upaya mendapatkan kompetensi (pengetahuan dan


ketrampilan) sesuai standar kompetensi dokter keluarga. Kurikulum yang telah disepakati
dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI/ KDKI-FKDepkes) meliputi empat paket, yaitu:
Paket A : Konsep Dokter Keluarga
1. konsep dan wawasan
2. prinsip pelayanan dokter keluarga
3. pengaruh keluarga komunitas dan lingkungan
4. tugas dan fungsi dokter keluarga dalam layanan primer
Paket B : Manajemen Klinik Dokter Keluarga
1. management sumber daya manusia
2. management fasilitas
3. management informasi
4. management data
Paket C : Keterampilan Klinis
1. Keterampilan klinis non bedah
2. Keterampilan mengatasi keadaan klinis umum
3. Keterampilan meangani masalah klinis khusus
4. Keterampilan menggunakan sarana penunjang
5. Keterampilan medis teknis bedah
Paket D : Keluasan Ilmu Dan Penerapannya
1. Masalah kesehatan kelompok usia
2. Masalah kesehatan kelompok khusus
Pada kasus :
Yang harus dilakukan oleh :
dr. Sukses :

Membatasi jam praktek, sekaligus jumlah pasien.

Profesional dan tanggung jawab sebagai dokter UKM

dr. Arif :

Memenuhi sarana dan prasarana


1. Standar fasilitas praktik
a. Fasilitas praktik
b. Kerahasiaan dan privasi
c. Bangunan dan interior
d. Alat komunikasi
e. Papan nama
2. Standar peralatan klinik
20

a. Peralatan medis
b. Peralatan penunjang medis
c. Peralatan penunjang non medis
3. Standar proses-proses penunjang medik
a. Pengelolaan rekam medik
b. Pengelolaan rantai dingin
c. Pengelolaan pencegahan infeksi
d. Pengelolaan limbah
e. Pengelolaan air bersih
f. Pengelolaan obat

21

Anda mungkin juga menyukai