Konsep Dasar Ekonomi Islam
Konsep Dasar Ekonomi Islam
EKONOMI ISLAM
Oleh :
Juniar Endrawanto, SE
Hidup di Dunia
Mati
Lahir
Dari Mana?
Ke Mana?
Untuk Apa?
Kehidupa
Kehidupan
n setelah
Kehidupan dunia
sebelum
Dunia
dunia
AL-UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
- Simpul semua pertanyaan
- Bila terurai maka terurai pula
pertanyaan cabang
TIGA PERTANYAAN MENDASAR
MANUSIA
DARI MANA MANUSIA BERASAL?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
KEMANA SETELAH MATI ?
Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar,
sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah
Qaidah fikriyah
Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
JAWABAN SEKULER
kepada-Nya
Setelah mati akan hidup
abadi di alam akherat: di
sorga atau neraka
Tergantung hidupnya di
dunia: beriman atau tidak;
bila beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)
jasmani
Setelah mati, akan ada hidup
yang abadi di alam lain (?), atau
pasti di sorga karena sudah
diampuni
Alam nanti tidak ada hubungan
dengan sekarang (?)
(Sumber: pemikiran spekulatif)
Quran
Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya
bisa benar bisa salah
Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar,
maka pemikiran spekulatif tentang hakekat
hidup di dunia pasti salah adanya.
MAKA
DARI MANA
Manusia,
alam semesta dan
kehidupan berasal?
DICIPTAKAN ALLAH
MACAM IBADAH
Makna Khusus
Aktivitas hubungan dengan Allah
(Shalat, puasa, Zakat, doa, dll)
Makna Umum
Segala aktivitas manusia
Keyakinan
Perbuatan
Balasan
1. Muslim
Taat
Kekal di Surga
2. Muslim
Ingkar
3. Kafir
Kekal di Neraka
Dalil .
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka
itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn
yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya
selamanya
Tipologi 2
Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu
orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan
syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang
ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada
bekas sujud.. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah 6)
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di
dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.
KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1
Bahagia
TIPOLOGI 2
TIPOLOGI 3
KESIMPULAN
Shillatul khalqiShillatul batsi wa nushur
Kehidupan
Sebelum
Dunia
Allah
Kehidupan
Dunia
Ibadah
Kehidupan
setelah
Dunia
Akherat
Hubungan 3
fase kehidupan
Hubungan dengan
kehidupan dunia
Sebelum dunia
Sesudah dunia
Penciptaan
Kebangkitan
Perhitungan
Landasan iman
Tolok ukur perbuatan aturan
kesenangan jasmani
Landasan hawa nafsu
Tolok ukur perbuatan: manfaat
Orientasi hidup dunia semata
Hidup untuk kepentingan diri
dan keluarga sendiri
Makna kebahagiaan:
WALLAHUALAM
BI AL-SHAWAB
Disampaikan:
Dalam Kuliah Ekonomi Islam
Universitas Muhammadiyah Malang 2009
I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno);
Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik
yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga
pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada
masyarakat.
Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Sistem Ekonomi
Masalah Ekonomi
Islam:
Barang
Jasa
Kebutuha
n Manusia
(human
need)
Terbatas
(limited):
Primary
needs
Tak
terbatas
(unlimited):
Scondary
needs
Mempunyai
Nilai Guna
(Utility)
Menjadi
Alat Pemuas
Perspektif Islam
Jumlahny
a
Terbatas
(Scarcity)
Cukup
Tidak
Cukup
Kemiskinan
Individu warga
negara?
Muncul
Distribusi
Barang
dan Jasa
Masalah
Ekonomi
Kemiskinan
negara?
Peningkata
n GDP dan
GNP
Negara
Perspektif Kapitalisme
dan Sosialisme
Asas dan
Kaidah
Sistem
Ekonomi
Islam
Distribusi
(Distribution)
Disposisi
(Tasharruf)
Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan Umum
(Public Ownership)
Kepemilikan
Negara (States
Ownership)
Menjamin Kebutuhan
per Individu Warga
Negara
Pengembangan Hak
Milik
Kebijakan Ekonomi
Islam:
Kebutuhan Pokok
Kebutuhan
per Individu
(Primary Needs)
Wajib
Dipenuhi
Kebutuhan Sekunder
(Scondary Needs)
Tidak Wajib
tapi Dibantu
Kebutuhan
Mewah (Luxury
Needs)
Human Needs
Kebutuhan
Manusia
Kebutuhan
Kelompok
Pendidikan
(Needs for
Education)
Kesehatan
(Needs for
Health)
Keamanan
(Needs for
Savety)
Khilafah
Islam
Wajib
Dipenuhi
II- Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari) untuk memanfaatkan zat dan jasa
tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan
(utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Bentuk Kepemilikan:
Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan
(Ownership)
Kepemilikan
Umum (Public
Ownership)
Kepemilikan
Negara (States
Ownership)
Tatacara Memiliki:
Shahih
(Benar)
Manusia
Hajat Adhuwiyah:
Kebutuhan Jasmani
Kaifiyah
Tamalluk: Sebab
Pemilikan
Hubb at-Tamalluk:
Keinginan untuk
memiliki
Kammiyah
Tamalluk:
Pembatasan
Jumlah
Gharizah al-Baqa:
Naluri Survival
Hurriyah
Tamalluk:
Kebebasan Hak
Mlk
Batil (Salah)
Islam
Sosialism
e
Kapitalism
e
Sebab
Kepemilikan
(Asbab atTamalluk)
Waris
Menghidupka
n Tanah Mati
Harta yang
Diperoleh tanpa
Kompensasi
Menggali
Kandungan
Bumi
Berburu
Bekerja
Makelar
Kebutuhan Harta
Penyambung
Hidup
Mudharabah
Pemberian
Negara
Ijarah
Musaqat
Infaq
(Perbelanj
aan)
Disposisi
(Tasharruf)
Hukum Syara
dalam
Memanfaatka
n Barang dan
Jasa
Pengemba
ngan Harta
Tanah
Harta yang Diperolah dari
Pertukaran
Yang Diperoleh dgn Mengubah
Bentuk
Faktor Hubungan:
Wasiat, Hadiah
Faktor Nafkah: Ayah
kepada anak
Pertanian (Ziraah)
Perdagangan
(Tijarah)
Perindustrian
(Shinaah)
Pembelian Lahan
Tahjir: Memagari
Ekstensifikasi
Tanah Pertanian
Ihya al-Mawat:
Menghidupkan Tanah
Mati
Iqtha ad-Dawlah:
Pemberian Negara pd
Petani
Pengembang
an Tanah
Pertanian
Wajib Mengelola
Tanah Pertanian
Intensifikasi
Tanah Pertanian
Haram Menyewakan
Tanah Pertanian
Sebab
Pengembangan
Hukum Perdagangan:
Halal
Perdagangan
Domestik
Jual-Beli
Salam
Barang dg
Barang
Istishna
Sharf
Uang dg
Uang
Riba
Uang dg
Uang
Barang dg
Barang
Bentuk
Perdagangan
Perdaganga
n Luar
Negeri
Ghabn
Fahisy
Tadlis
Penimbunan
Haram
Hukum Perindustrian:
:
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum
barang yang diproduksinya.
Produk
Halal
(Pabrik /
Kilang yang
halal)
Hukum
Pabrik
dan Kilang
Hukum Produk
(Barang yang
Diproduksi)
Produk
Haram
(Pabrik /
Kilang yang
haram)
Milik Individu
Milik Umum
Milik Negara
Hukum Syarikah:
Akad Syari:
Ijab dan
Qabul
Hukum
Syarikah
dalam Islam
Orang yang
Boleh Melakukan
Tasharruf
Obyek Akad:
Sesuatu yang Bisa
Diakadkan
Sepakat
Melakukan
Syarikah
Sepakat
Memberikan
Modal
Sepakat
Melakukan
Syarikah dalam
Urusan
Tertentu
Barang
Belum
Sah
Sah
Sah
Jasa
Syarikah Amlak:
Zat Barang
Pemburan
Syarikah
Syarikah Inan:
Badan-Badan(+)Harta
Bentuk Syarikah
dalam Islam
Syarikah Uqud:
Pengembangan Harta
Semua
Kerugian
Dikembalikan
kepada
Harta dan Pemiliknya,
Sementara
Keuntungan
Milik Kedua Belah Pihak.
Syarikah Abdan:
Badan-Badan(-)Harta
Gila
Mudharabah:
Badan(+)Harta
Mati
Syarikah Wujuh:
Badan-Badan(+)Harta
Orang Lain
Badan-Badan(+)Harta
Pembelian Berdua
Mufawadhah:
Gabungan Syarikah
Mahj
ur
Dibuba
rkan
Sepiha
k
Bentuk
Syarikah
Kapitalis
Perseroan
FIRMA:
Badan-Badan
Dagang
Perseroan
Terbatas:
Koperasi:
Asuransi:
Kerjasama
Penjaminan
Hukumnya
Haram
Bertentangan
dengan Syarat
Syarikah Islam
Bertentangan
dengan Fakta Akad
Syari
Bertentangan
dengan Obyek
Akad Syari
Tidak Dijalankan
oleh Badan tapi
Modal
Infaq:
Taraf (Foya-foya)
Taqtir (KikirBakhil)
Judi
Tasharruf
yang
Diharamkan
Riba
Pengembang
an Harta:
Syarikah
Kapitalis
Ghabn Fakhisy
Tadlis
Ihtikar
Mematok
Harga
Fasilitas
Umum:
Hilangnya
Fasilitas Umum ini Menyebabkan
Sengketa bagi Masya-rakat
Bentuk dan
Ciri Harta Milik
Umum
Haram
Privatisa
si
yang dibiarkan).
Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak
tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai
dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah
membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum
tersebut kembali kepada fungsi asalnya.
Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati,
yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas
umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air,
padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua
hal di atas.
Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi yang memiliki
sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh
Rasul dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya,
selain untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.
V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim,
sementara
pengelolaannya
menjadi
kewenangan
khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu
kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan
Fai,
Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan
dan
ijtihadnya.
yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai adalah
rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.
harta
Baitul Mal:
Sumber Pemasukan
Fai
Ghanimah, dan Anfal
Khumus
Kharaj
Jizyah
Dharibah dan Usyur (Bea
Cukai)
Harta haram
Harta Kalalah
Harta Orang Murtad
Zakat
Pos-pos Pengeluaran
Penyusunan APBN:
Sistem Kapitalis
Sistem Khilafah
APBN
tidak
disusun
pertahun oleh pemerintah,
dan tidak perlu disahkan
oleh Majlis Ummah, karena
pendapat
mereka
tidak
mengikat Khalifah.
RAPBN
diajukan
oleh
pemerintah melalui Menteri
Keuangan kepada Panitia
Anggaran Parlemen
Setelah
jadi
APBN,
dikeluarkan
peraturan
perundang-undangan untuk
mengesahkan APBN
Ekonomi Islam
Inti kehidupan manusia di dunia ini
adalah mencapai falah (kemuliaan
didunia dan di akhirat).
Pernyataan normatif.
Ekonomi konvensional
1. Aspek positif dan aspek normative terpisah.
2. Fakta ekonomi merupakan suatu
independen terhadap norma.
3. Tidak ada kausalitas antara norma dan
fakta.
atau realitas ekonomi merupakan suatu yg
bersifat independen, dan karena bersifat
objective dan akhirnya berlaku universal
Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang
yang ditawarkan meningkat.
cateris paribus adalah pernyataan positif
Hukum tersebut berlaku karena para produsen
memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah
kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah
mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi tingginya
produsen mengharuskan mencari keuantungan
maksimum adalah pernyataan normative
a. Al Quran.
b. Sunnah.
c. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama)
d. Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat
dalam
Al Quran & Sunnah)
Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah :
sosial.
Objek ekonomi Islam (bagan terlampir).
Akidah
Sejarah
Islam
Syariah
Akhlak
Fiqh Muamalah
-Nilai Ekonomi Islam
-Prinsip Ekonomi Islam
Konsumsi
Metode
Deduksi
Produksi
Realitas
ekonomi
Metode
Induksi
Teori
Ekonomi
Distribusi
Makro Ekonomi
Kerja.
Kompensasi.
Efisiensi.
Profesionalisme.
Kecukupan.
Pemerataan kesempatan.
Kebasan.
Kerjasama
Persaingan.
Keseimbangan.
Solidaritas.
Informasi simetri
Tujuan :
Fallah
ANATOMI SISTEM
EKONOMI ISLAM
Ekonomi
Islam
Ekonomi
Sosialis
Paradigma
Materialism
e
Paradigma
Syariah
Paradigma
Dialektika
Seluruh aktivitas
ekonomi bernilai
materi /
bermanfaat
boleh dilakukan
Liberalisme
ekonomi
Seluruh
aktivitas
ekonomi
berdasarkan
syariah Islam
Seluruh aktivitas
ekonomi mengikuti
dialektika
masyarakat yang
ditetapkan negara
Otoriterianisme
negara
Ilmu Ekonomi
Teknik/upaya
mengadakan dan
meningkatkan
produktivitas
Universal, tidak terkait
ideologi tertentu
KEPEMILIKAN
Jenis
Kepemilika
n
Individ
u
Umum
Negara
Cara
Kepemilika
n
Halal
Haram
DISTRIBUSI
2
PENGELOLAAN
Pembelanja
an
Halal
Haram
Pengemban
gan
Halal
Haram
K. NEGARA
NEGARA
Ekonomi Negara
Produksi
PERTANIAN
Konsumsi
K. UMUM
KEPEMILIKAN
PENGELOLA
SEKTOR
PENGELOLAAN
PERDAGANGAN
PERINDUSTRIAN
Industr &,
Ketenagakerjaan
BIDANG
HUKUM
PERAN NEGARA
Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang
jaminan kebutuhan primer individu
Menyusun dan menerapkan kebijakan
ekonomi
Kebijakan Pertanian
Kebijakan Industri
Kebijakan Perdagangan
Kebijakan Moneter
Pengelolaan kepemilikan umum dan negara
melalui baitul maal
Menjaga mekanisme pasar
Pengawasan dan penghukuman penjahat
ekonomi
DISTRIBUSI KEKAYAAN
DISTRIBUSI KEKAYAAN
Distribusi kekayaan
1. Mekanisme ekonomi : baitul mal,
larangan menimbun emas dan
perak
2. Mekanisme non ekonomi : zakat,
LANDASAN
EKONOMI ISLAM
- -
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian
integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila
ekonomi konvensional dengan sebab situasi
kelahirannya- terpisah secara sempurna dari
agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi
Islam adalah keterkaitannya secara sempurna
dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah.
Apabila
(Prof. Dr. Ahmad Muhammad Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, AnNizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)
Halaman
14
Ulama
Mereka berkata, Hai Syuaib, apakah
agamamu yang menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh nenek
moyang kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami. Sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang penyantun lagi
berakal
Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terusmenerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana
firman Allah (hlm.16)
No Nama Kitab
Hadits
Jumlah Hadits
Ekonomi
Keterangan
Shahih Bukhari
199
Shahih Muslim
115
Kitab al-buyu
179
Buyudan Al-Ijarah
Sh.Ibn Khuzaimah
290
Kitab al-Buyu
Sunan at-Tirmizi
117
Kitab al-Buyu
Sunan al-Nasaiy
254
Kitab al-Buyu
170
Kitab at-Tijarah
Sunan al-Darimi
10
Sunan Baihaqi
1145
11
MuwattaMalik
78
12
13
Musannaf A.Razzaq
14
Mustadrak al-Hakim
300-an
94
1000-an
Al-buyu
Kitab al-buyu;
Kitab al-buyudan al-ijarah
Buyu,ijarah, musaqat
639 Bab
1354
Kitab al-Buyu
245
Kitab al-buyu
SEJARAH
PEMIKIRAN
EKONOMI ISLAM
Bibel :
Etika & moralitas, bisnis, riba dll
g
r
e
a
t
Abad 2-4 SM
Awal Masehi
Abad 10
g
a
p
Abad 13 scholastik
St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)
Abad ke 7 M:
Quran & Hadist
Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 19
Terima Kasih
Thank You
Syukria
KONSEP MAKRO
EKONOMI ISLAM I
Oleh :
Juniar Endrawanto
Zakat.
Ushr (5-10%)
Ushr (2,5%)
Zakat fitrah.
1.
Wakaf.
2.
Amwal Fadhla
3.
Nawaib
Sadaqah yag lain
khums
jizya.
Kharaj
Ushr (5%)
ghanimah.
Fa
Uang tebusan
Pinjaman dari kaum
muslim
Hadiah dari pemimpin/
negara lain
Kesimpulan
Tidak ada satu pun instrumen
kebijakan moneter yang digunakan
pada masa awal periode keislaman.
Karena penggunaan uang sebagai
alat tukar, tidak ada alasan untuk
melakukan perubahan supply uang
melalui kebijakan diskresioner.
KONSEP MAKRO
EKONOMI ISLAM II
(Sektor Keuangan)
Oleh :
Juniar Endrawanto
Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini,
termasuk harta benda, adalah Allah SWT (kepemilikan oleh
manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan
amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuanNya).
Status harta yang dimiliki manusia adalah :
1.
Harta sebagai amanah (titipan, as a trust) dari Allah SWT.
2.
Einstain berpendapat, manusia tida mampu menciptakan
energi, yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari
satu bentuk
energi ke bentuk energi lain.
5.
Harta sebagai perhiaasan hidup yang memungkinkan
manusia bisa meninkmati dengan baik dan tidak berlebihan.
6.
Harta sebagai ujian keimanan. (menyangkut cara
mendapatkan dan memanfaatkan.
7.
Harta sebagai bekal ibadah
Sektor Lembaga
Keuangan
1. Secara implisit didalam Al Quran dan
Hadist tidak tercantum istilah bank.
2. Fungsi perbankan secara partial telah
diaplikasikan sejak zaman Rasulullah
dan Khulafaur Rasyidin (yaitu menerima
simpanan, menyalurkan dana dan
memberikan jasa pengiriman uang)
Sektor Lembaga
Keuangan
Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan
satu
fungsi dari perbankan) tersebut adalah :
Sektor Lembaga
Keuangan
Ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu individu tumbuh
dan berkembang dizaman Bani Abbasiyah, dan lebih
berkembang pesat lagi setelah beredarnya jenis mata uang
Pada zaman Abbasiyah, pada saat pemerintahan Muqtadir
(908-932 M). Saat itu setiap wazir mempunyai bankir sendiri,
misalnya Ibnu Abi Isa menunjuk Ali Ibn Isa ; Hamid Ibnu
Wahab mnunjuk Ibrahim Ibnu Yuhana.
Kemajuan praktik perbankan pada zaman itu ditandai
dengan beredarnya alat pembayaran saq (cek) sangat luas
sebagai media pembayaran.
Perbankan saat itu tidak menggunakan konsep bunga dalam
operasionalnya, namun menggunakan konsep bagi hasil
disisi penghimpunan dananya, dan jual beli, gadai, sewa dan
bagi hasil disisi pembiayaannya.