Anda di halaman 1dari 5

FALSAFAH EKONOMI ISLAM

1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat


2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan
kebahagiaan hidup manusia di dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik
4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan
manusia.

AL-’UQDATU AL-KUBRA (SIMPUL BESAR)

- Simpul semua pertanyaan


- Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang

Jawaban dari simpul besar, sebagai

1. Aqidah
2. Fikrah kulliyah
3. Qaidah fikriyah
4. Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
 Mempengaruhi gaya hidup
 Menentukan kualitas hidup

BERIBADAH KEPADA ALLAH

 Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu ma syara’a minaddini


(taat kepada Allah tunduk padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah
disyariatkan di dalam agama Islam).
 Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan hubungan penciptaan,
perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi).
 Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan kebangkitan dan perhitungan
(shilatul ba’tsi wan nushur dan shillatul muhasabah).

MACAM IBADAH

 Makna Khusus : Aktivitas hubungan dengan Allah (Shalat, puasa, Zakat, do’a,
dll).
 Makna Umum : Segala aktivitas manusia

AMAL BERNILAI IBADAH

 Amal Terbaik :
- Ikhlas hanya untuk Allah SWT
- Benar sesuai tuntunan syariat Islam
DALIL

 Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8) “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal


shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang
mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya”.
 Tipologi 2 “… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-
orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang
berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya,
yakni di wajahnya ada bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA).
 Tipologi 3 (Al Bayyinah 6) “Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya.
Mereka adalah seburuk-buruk makhluq”.

KEADAAN DI AKHIRAT

 TIPOLOGI 1 : Bahagia
 TIPOLOGI 2 : Menyesal kurang banyak beramal (al-fajr:24)
 TIPOLOGI 3 : Menyesal lebih baik jadi tanah (An naba’:40)

AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA

Keterikatan muslim pada aturan islam

 Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik)


 Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu)
 Dalam urusan akhlaq (mulia)
 Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu)
 Dalam urusan pakaian (menutup aurat)
 Dalam urusan keluarga (sakinah)
 Dalam urusan pekerjaan (profesional)
 Dalam urusan masyarakat (peduli)
 Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

Pemikiran dan Hukum tentang

 Kepemilikan
 Pemanfaatan kepemilikan
 Distribusi kekayaan
 Politik Ekonomi
 Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah)
 Moneter
 Kelembagaan ekonomi Islam
 Manajemen
 Sumberdaya manusia
SISTEM EKONOMI ISLAM

 Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi :
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi
berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1)
memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara
pendistribusiannya kepada masyarakat.
 Definisi Kepemilikan :
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang
menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan
kompensasi darinya.

Hima dan Pemeliharaan Fasum:

 Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat yang dibiarkan).
 Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak tertentu,
sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti
jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima,
sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya.
 Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati, yang bisa
dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama
dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara.
Negara boleh memproteksi dua hal di atas.
 Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki sumber air dan
tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul dari orang yang hendak
menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk menggembala kuda-kuda perang
mereka.

Kepemilikan Negara:

Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi
kewenangan khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum
Muslim berdasarkan pandangan dan ijtihadnya.

 Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh
melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh,
tanpa melalui peperangan.
 Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah).
 Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan
perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
 Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim
karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
 Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum
Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara
tidak ada harta di Baitul Mal.
 Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti
Narkoba, dll.
 Harta Kalalah:
 Harta Orang Murtad

Penyusunan APBN:

Sistem Kapitalis

 APBN disusun pertahun oleh pemerintah disahkan oleh Parlemen


 RAPBN diajukan oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan kepada Panitia
Anggaran Parlemen
 Setelah jadi APBN, dikeluarkan peraturan perundang-undangan untuk mengesahkan
APBN

Sistem Khilafah

 APBN tidak disusun pertahun oleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis
Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah.
 Ketentuan APBN, sumber dan pos-posnya telah diatur oleh hukum syara’, dan di sini
berlaku ijtihad khalifah. Khalifahjuga tidak perlu mengeluarkan peraturan baru,
karena hukumnya sudah tetap..

Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami
(cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)

Difinisi Ekonomi Islam

adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola
sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai Al Quran
dan Sunnah

Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal yang penting dalam memahami
terminologi :

1. Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi)

2. Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya
dilakukank Eknomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma.

Ekonomi konvensional

 Aspek positif dan aspek normative terpisah.


 Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma.
 Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta. atau realitas ekonomi merupakan suatu
yg bersifat independen, dan karena bersifat objective dan akhirnya berlaku universal

 Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara normative


economics dan positif economics.
 Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih tinggi,
jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika lah yg harus
menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)

PERTANYAAN
1. Bagaimana hubungan antara kehidupan sebelum dunia, saat di dunia dan
setelah dunia menurut pandangan gaya hidup islami?
2. Apakah yang menjadi tolak ukur dalam menentukan Hima dan
pemeliharaan fasum?

Anda mungkin juga menyukai