Anda di halaman 1dari 169

BAB.

1
KONSEP DASAR
EKONOMI ISLAM
Ekonomi dlm Pandangan Islam

Ekonomi/iqtishad; keseimbangan dan keadilan,


jalan lurus, dekat, hemat.
Qashada/iqtashada: menuju pada keseimbangan,
keadilan, kejujuran, dan keharmonisan.
Islam; selamat

Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan


spiritualitas atau ritualitas, namun agama merupakan serangkaian
keyakinan, ketentuan, danperaturan serta tuntutan moral bagi
setiap aspek kehidupan manusia.
3 Pondasi Ekonomi Islam
• Akidah (tawhid);
(1) Pemahaman ttg ek islam yg bersifat ekonomi Illahiyah; Adanya niat
bahwa segala sesuatu yg dikerjakan oleh manusia adalah dalam rangka
beribadah kepada Allah. QS al-An’am (16:102) dan adz-Dzariyat (51:56)
(2) Pemahaman ttg ek Islam yang bersifat rabbaniyah. Mengesakan Allah
melalui segala hal yg diciptakan-Nya, dengan selalu meyakini bahwa Allah
merupakan pencipta alam semesta (az-Zumar, 39:62), Allah sang pemberi
rezeki (Hud, 11:6), dan Allah adalah Tuhan pengatur alam semesta (ali-
Imran, 13:26-27)
• Hukum (syari’ah); kaidah yg berlakuk utk aktivitas ekonomi adalah:
“Segala sesuatu (dlm hal muamalah) boleh dilakukan, sampai ada dalil yang
mengharamkan.”
Mewujudkan kemaslahatan dan meniadakan kerusakan.
• Akhlak (moral); segala aktivitas perekonomian adalah untuk menjunjung
tinggi moral
DEFINISI EKONOMI ISLAM
Ekonomi islam merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari
metode untuk memahami dan memecahkan masalah ekonomi
yang didasarkan atas ajaran agama islam

M.A Mannan: Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial


yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami oleh nilai-nilai Islam.

Ekonomi Islam merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai universal


Islam seperti al-Adl (keadilan) yang tertuang dalam al-Qur’an dan
al-Hadis yang mengarahkan manusia pada tujuan pencapaian
kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Hasanuzzaman )
• Menurut M.Akra Khan, ilmu ekonomi islam merupakan ilmu
yang bertujuan untuk mengkaji tentang kebahagiaan hidup
manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya
alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi.

• Umer Chapra (2006) mendefinisikan ekonomi islam sebagai


sebuah pengetahuan yang membahas upaya mewujudkan
kegahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber
daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu
pada pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu
atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan
dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan
lanjutan…….
S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan
dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang
mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran
sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia
dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban
mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu
pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi
dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya
sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi
dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan
tersebut dari sudut pandang Islam.”

6
lanjutan……..

M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir


muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka.
Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah
maupun akal dan pengalaman.”

M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari


kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan
mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama
dan partisipasi.”

Louis Cantori, “ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan


upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi
manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses
individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.”
7
Definisi Ekonomi Konvensional
• Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya yang tak terbatas menggunakan faktor-faktor
produksi yang terbatas.

• Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan


(choices)

8
Sistem Ekonomi Islam
• Paradigma dasar ekonomi Islam menekankan pada nilai moral,
kebersamaan dalam berperikemanusiaan serta keadilan dalam
kesejahteraan sosial dan ekonomi.

• Kebutuhan manusia terbatas, sementara sumber daya alam dan alat


pemenuhan kebutuhan manusia tidak terbatas
Fungsi Sistem Ekonomi Islam
Memerangi kebodohan
Apa yang dimaksud bodoh ?
Kebodohan; orang yg tidak berakal (tidak memfungsikan akalnya secara
baik / orang yg menyembah, berbakti, takut, bekerja serta beribadah
selain kepada Allah).

Memerangi kemiskinan
Apa yang dimaksud kaya/miskin ?
Kaya menurut Islam: sebagian besar rizki yg mrp titipan Allah diberikan
kepada 8 asnab (fakir, miskin, orang kehabisan bekal di perjalanan, orang
terlilit hutang, mualaf, budak, fisabilillah, dan amil.
• Memerangi kesakitan
Siapa orang sakit ?
Orang sakit: orang yang tertutup mata, telinga, hati, dan kalbunya (al-
Baqarah/7).

• Memerangi kebathilan
Apa itu kebathilan ?
Bathil: menghalalkan segala cara untuk mencari kedudukan setinggi
mungkin.
Tujuan Ekonomi Islam
• FALAH
Tujuan Islam (Maqasid al-Syar’i) pada dasarnya ingin mewujudkan
kebaikan hidup di dunia dan akhirat (FALAH)
QS al-Jumu’ah (62:10), yang artinya: “Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya
kamu beruntung
QS al-Anbiya (21:107), yang artinya: “Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam
 Keadilan
QS an-Nahl (16:90), yang artinya: “Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran”.
•Mashlahah
Kemanfaatan bagi umat, dan mencegah
mafsadah (kerusakan)
Menurut as-Shatibi;
Maslahah sebagai dasar bagi kehidupan manusia
memiliki lima hal, yaitu: agama (dien), jiwa (nafs),
intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nasl),
dan material (wealth).
Basis Kebijakan Ekonomi Islam

• Penghapusan Riba (prohibition of riba)


• Pelembagaan Zakat (implementation of zakat)
• Pelarangan Gharar (risk)
• Pelarangan yang Haram/Menjalankan usaha yang halal (permissible
conduct)

14
Ekonomi Islam - Ekonomi Rabbani

• Surah Ali Imran (3) ayat 109:


Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah
–lah dikembalikan segala urusan
• Surat Asy-Syura (42) ayat 12:
Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan
rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya).
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
• Surah Ar-Ra’d (13) ayat 26:
Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia
kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal
kehiduan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah
kesenangan (yang sedikit)
• Surah Hud (11) ayat 6:
Dan tidak ada suatu bintang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh).

15
BAB 2
KONSEP MAQASIS SYARI,AH
DALAM EKONOMI ISLAM
Maqashid Syari’ah:
• Maqashid (jamak maqshud); yang berarti tujuan.
• Syariah; jalan menuju ke arah sumber kehidupan
Al-Imam al-Ghazali;
“Penjagaan terhadap maksud dan tujuan syari’ah
adalah upaya mendasar untuk bertahan hidup, menahan
faktor-faktor kerusakan dan mendorong terjadinya
kesejahteraan”
Al-Imam al-Syathibi;
“Al-Maqashid terbagi menjadi dua, pertama berkaitan
dengan maksud Tuhan selaku pembuat syariah, dan
kedua berkatian dengan maksud mukallaf”.
Lanjutan…..

Ahmad al-Raysuni;
“Maqasid al-syari’ah merupakan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan oleh syari’ah untuk dicapai
demi kamaslahatan manusia”.
Abdul Wahab Khallaf;
“Tujuan umum ketika Allah menetapkan hukum-
hukum-Nya adalah untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia dengan terpenuhinya
kebutuhan yang dlaruriyah, hajiah, dan
tahsiniyah”
Maksud dan Tujuan Syari’ah

1) Untuk membangun dan menjaga kemaslahatan manusia, melalui


keadilan, kedamaian, kebijakan, dan kebaikan.
2) Kemaslahatan bersifat umum dan universal. Umum berlaku bagi
individu, masyarakat, dan negara. Universal berarti berlaku
selamanya, tidak hanya masa tertentu saja.
Makna Maslahah; (Jalal al-Din Abd al-Rahman)
• Etimologi: “Segala sesuatu yang mengandung manfaat bagi
manusia.”
• Terminologi: “Segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia,
yang dapat diraih oleh manusia dengan cara memperolehnya
maupun dengan cara menghindarinya. Seperti halnya
menghindari perbudakan yang tentu membahayakan manusia”
Pembagian Maqashid Syari’ah (al-Syatibi)

• Dlaruriyah
Suatu keadaan dimana suatu kebutuhan wajib
untuk dipenuhi dg segera, jika diabaikan akan
menimbulkan bahaya dan beresiko pada rusaknya
kehidupan manusia.
Dlaruriyah dibagi menjadi 5 poin: (1) penjagaan thd
agama, (2) penjagaan thd jiwa, (3) penjagaan thd
akal, (4) penjagaan thd keturunan, (5) penjagaan
thd harta benda.
lanjutan…….

• Hajiah (skunder)
Hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kemudahan dan menghilangkan kesulitan yang dapat
menyebabkan bahaya dan ancaman. Bila dipenuhi
akan dpt menambah value (efisiensi, efektivitas, dan
added value) bagi aktivitas manusia.
• Tahsiniah (tersier)
Melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
menghindari yang buruk seseuai dg apa yg telah
diketahui oleh akal sehat. Kebutuha tahsiniah mrp yg
dpt meningkatkan kepuasan dalam hidup.
BAB 2
SISTEM EKONOMI DUNIA & SISTEM EKONOMI ISLAM
Sistem Ekonomi Kapitalis
Membebaskan segala macam bentuk kegiatan ekonomi.
Pemerintah tidak ada urusan dengan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh rakyat.
Kelebihan:
• Bebas memiliki alat-alat dan sumber-sumber
produksi, baik perorangan maupun kelompok.
• Hak milik perorangan dijamin sepenuhnya
• Kegiatan ekonomi sebagian besar dilakukan oleh
swasta
• Campur tangan pemerintah terbatas
• Modal memiliki peran terpenting dalam kegiatan
ekonomi
• Bebas bersaing dengan cara apapun
• Didorong oleh motif memperoleh laba sebesar-
besarnya.
Kekurangan:
• Kebebasan berusaha akan muncul kelompok yang
sangat dominan, dan ada kelompok lemah
• Menimbulkan monopoli yang merugikan
masyarakat
• Menimbulkan penindasan thd manusia karena
mengejar laba sebanyak-banyaknya
• Tidak ada pemerataan pendapatan, karena setiap
individu berlomba-lomba mencari keuntungan.
Sistem Ekonomi Sosialis;

Pemerintah menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, bahkan hak miliki


pribadi pemerintah pusatlah yang mengatur. Kemampuan berpikir
kreatif dibatasi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis;
• Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara
• Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat.
• Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur oleh
pemerintah secara terpusat.
• Hak milik individu tidak diakui.
Kelebihan SE Sosialis;
• Pemerintah mudah melakukan pengawasan thd
jalannya perekonomian.
• Tidak ada kesenjangan ekonomi, karena distribusi
pemerintah dapat dilakukan dengan merata.
• Pemerintah lebih mudah mengatur barang/jasa
yang akan diproduksi sesuai kebth masyarakat.
• Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam
pembentukan harga.
Kelemahan SE Sosialis;

• Hak milik pribadi tidak diakui


• Inisiatif dan daya kreasi masyarakat tidak berkembang.
• Segala kebijakan pemerintah harus dilakukan oleh rakyat dan
pemerintah bersifat paternalisme.
Sistem Ekonomi Campuran;

• Sumber daya vital dikuasai oleh pemerintah


• Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan
kebijakan di bidang ekonomi.
• Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan
penggunaannya tidak merugikan kepentingan
umum.
• Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial
dan pemerataan pendapatan.
Sistem Ekonomi Islam;

• Ilmu ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
Islam
Perbedaan SE Islam & Konvensional;
1. Sumber (Epistimology).
Ekonomi islam rujukan utama adalah al-Qur,an dan
al-Sunnah. Dalam al-Qur,an terdapat hukum-hukum
yang bersifat global sedangkan al-Sunnah
menjelaskan dalam bentuk yang lebih praktis,
termasuk persoalan muamalah (ekonomi, riba,
perniagaan dsb), dan kesemuanya itu menjurus
kepada suatu tujuan yaitu keseimbangan antara
rohani dan jasmani manusia berasaskan tauhid.
Sedangkan ekonomi konvensional bersumber dari
pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan
waktu atau masa.
Lanjutan……
2. Tujuan ekonomi islam mencapai al-falah di dunia dan akherat,
sedangkan ekonomi konvensional mencoba menyelesaikan segala
permasalahan yang timbul dengan menafikan unsur Tuhan dan wahyu
serta unsur keakhiratan tetapi lebih kepada kesejahteraan dan
kemudahan manusia di dunia saja.
BAB 3
KARAKTERISTIK DAN RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
Karakteristik Ekonomi Islam
1. Tujuan Ekonomi Islam
• Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan
semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja,
tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi.
• Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan
kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam
guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi
Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat
sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan
sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.

39
2. Karateristik Ekonomi Islam
• Harta Kepunyaan Allah dan Manusia merupakan
khalifah atas harta
• Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum), dan
moral.
• Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.
• Kebebasan individu dijamin dalam Islam
• Negara diberi wewenang turut campur dalam
perekonomian.
• Bimbingan konsumsi
• Petunjuk Investasi
• Zakat
• Larangan Riba
40
Karakteristik Ekonomi Islam (Fauzia & Riyadi, 2014)
• Bersumber dari Tuhan
• Bertujuan untuk Tuhan
• Pengawasan
• Penggabungan yg tetap dan yg lunak
• Keseimbangan antara maslahah individu dan masyarakat
• Keseimbangan materi dan spiritual
• Realistis
• Universal
3. Prinsip Ekonomi Islam
• Kerja (resource utilization)
• Kompensasi (compensation)
• Efisiensi (efficiency)
• Professional (professionalism)
• Kecukupan (efficiency)
• Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
• Kebebasan (freedom)
• Kerja sama (cooperation)
• Persaingan (competition)
• Keseimbangan (equilibrium)
• Solidaritas (solidarity)
• Information simetri (Symmetris information)
• Hidup hemat/tidak bermewah-mewah (abstain from
wasteful and luxurious living)

42
4. Nilai Dasar Sistem Ekonomi

Pemilikan Keseimbangan Keadilan

1. Pemilikan hanya 1. Sederhana 1. Berarti kebebasan


atas manfaatnya 2. Hemat bersyarat akhlak
2. Pemilikan terbatas 3. Menjauhi Islam
sepanjang umur pemborosan (thdp 2. Harus diterapkan di
3. Tak ada pemilikan pemilikan & semua fase kegiatan
individu atas barang pengelolaan ekonomi
umum sumber daya) 3. Alokasikan sejumlah
4. Menikmati hasil hasil kepada yang tak
pembangunan mampu masuk pasar
5. Perbaikan atau tak sanggup
kesejahteraan membeli menurut
setiap individu kekuatan pasar.
4. Kebenaran,
Kejujuran, 43
5. Nilai Instrumental Sistem Ekonomi

ISLAM

Zakat
Pelarangan Riba
Kerjasama Ekonomi

Jaminan Sosial

Peranan Pemerintah
Hakekat Tauhid (QS 39:38);

• Penyerahan diri yg bulat kepada kehendak Illahi, baik menyangkut


ibadah maupun muamallah.
• Menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik
ekonomi, politik, sosial maupun budaya.
Dua Hal yg Utama dlm Tauhid;

1. Allah menyediakan SDA yg tidak terbatas. SDA mrp nikmat Allah yg


tidak terhitung sebagaimana dlm QS (14:34)
2. Semua SDA mrp ciptaan dan milik Allah secara absolut (mutlak dan
hakiki). Kepemilikan mutlak tdk dibenarkan oleh Islam, karena
berlawanan dg konsep absolut.
Rancang bangun Ekonomi Islam (Dawam Raharjo, 2015)
BAB 4
SEJARAH PEMIKIRAN
EKONOMI ISLAM
Pendahuluan;
• Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu
pengetahuan modern baru muncul pada tahun
1970-an, tetapi pemikiran tentang ekonomi
Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan
melalui Nabi Muhammad saw
• Karena rujukan utama pemikiran ekonomi Islami
adalah al-Qur’an dan Hadis, maka pemikiran
ekonomi ini munculnya juga bersamaan dengan
diturunkannya al-Qur’an dan masa kehidupan
Rasulullah saw pada abad akhir 6 M hingga awal
abad 7 M.
• Pada periode Rosulullah di Mekkah kondisi perekonomian belum
ditata dengan baik, mengingat pada masa itu penuh perjuangan
untuk mempertahankan diri dari intimidasi orang-orang Quraisy
• Barulah pada periode Madinah Rosululloh memimpin sendiri
membangun masyarakat Madinah sehingga menjadi masyarakat
yang sejahteran dan beradab
Karakter umum dari perekonomian;
• Komitmennya yang tinggi terhadap etika dan norma,
serta perhatiannya yang besar terhadap keadilan dan
pemerataan kekayaan.
• Usaha-usaha ekonomi harus dilakukan secara etis
dalam bingkai syariah Islam, sementara sumber daya
ekonomi tidak boleh menumpuk pada segelintir orang
melainkan harus beredar bagi kesejahteraan seluruh
umat.
• Pasar menduduki peranan penting sebagai mekanisme
ekonomi, tetapi pemerintah dan masyarakat juga
bertindak aktif mewujudkan kesejahteraan dan
menegakkan keadilan.
Perekonomian di Masa Khulafaurrasyidin
• Khalifah pertama, Abu Bakar Assiddiq (537-634 M); banyak menemui
permasalahan dalam pengumpulan zakat, sebab pada masa itu mulai
muncul orang-orang yang enggan membayar zakat. Beliau membangun
kembali Baitul Maal dan meneruskan system pendistribusian harta untuk
rakyat sebagaimana pada masa Rasulullah saw.
• Khalifah kedua, Umar bin Khattab (584-844 M); Umar menyadari
pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian. Langkah yang diambil
misalnya dengan menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat
yang bersedia menggarapnya, namun siapa saja yang gagal mengelola
dalam kurun waktu 3 tahun, maka dia harus kehilangan hak
kepemilikannya. Saluran irigasi terbentang hingga di daerah-daerah
taklukan. Umar melakukan pengurangan pajak terhadap barang nabati
dan kurma sebesar 50%. Pendirian pasar diperbanyak termasuk di
daerah pedalaman (Ubulla, Yaman, Damaskus, Makkah, dan Bahrain).
Umar membangun baitul maal yang regular dan permanen di ibu kota.
• Khalifah ketiga, Ustman bin Affan (577-656 M); permasalahan
ekonomi pada masa Utsman semakin sulit, sejalan dengan
semakin luasnya wilayah Negara Islam. Pemasukan Negara dari
zakat, jizyah, dan juga rampasan perang semakin besar. Dalam
pemerintahan Utsman komposisi kelas sosial dalam masyarakat
berubah demikian cepat, yang kemudian juga menimbulkan
berbagai masalah sosial politik yang berbuah konflik.
• Khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib (600-661 M); khalifah Ali
terkenal sangat sederhana, dengan kendali pemerintahan wilayah
yang sangat luas, tetapi banyak potensi konflik. Ali mengelola
perekonomian secara hati-hati, bahkan ia menarik secara sukarela
dari daftar penerima dana bantuan baitul maal. Upaya
monumental dari Khalifah Ali adalah pencetakan mata uang
sendiri atas nama pemerintahan Islam, dimana sebelumnya
kekhalifahan Islam menggunakan uang dinar dari Romawi dan
dirham dari Persia.
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Fase pertama: Abad awal s.d abad ke-5 hijriyah (abad 11


masehi).....mrp fase dasar ek Islam yg dirintis oleh para Fukaha,
Sufi, dan Filosof.
 Mengeksploitasi konsep maslahah (utility) dan mafsadah
(disutility) terkait dg aktivitas ekonomi.
 Manfaat sesuatu yg dianjurkan agama, dan kerugian bila
melanggar agama.
 Mendorong kemitraan yg saling menguntungkan, tdk rakus
dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah swt
 Menolak penempatan tuntutan kekayaan dunia yg terlalu
tinggi.
Tokoh: Zaid bin Ali (80 H/738 M), Abu Hanifah (150 H/767 M),
Abu Yusuf (182 H/798 M).
Zaid bin Ali (80-120 H/699-738 M)
Penjualan secara kredit dg harga lebih tinggi
drpd harga tunai mrp suatu bentuk transaksi yg
sah dan dapat dibenarkan selama transaksi tsb
dilandasi oleh prinsip saling ridha antar kedua
belah pihak.
Keuntungan pedagang dr penjualan scr kredit
mrp murni bagian dari sebuah perniagaan dan
tidak termasuk riba.
Keuntungan pedagang dr menjual scr kredit mrp
bentuk kompensasi atas kemudahan yg
diperoleh seseorang dlm membeli suatu barang
tanpa membayar secara tunai.
Abu Hanifah (80-150 M/699-767 H)
 Mrp seorang fukaha dan pedagang di kota Kufah sbg pusat
perdagangan dan perekonomian yg sedang maju dan
berkembang.
 Mengembangkan konsep SALAM, yaitu menjual barang yg akan
dikirimkan kemudian sedangkan pembayarannya dilakukan scr
tunai pada waktu akad disepakati.......keabsahan......perselisihan.
Perlu merinci apa yg harus diketahui dan dinyatakan dg jelas di
dalam akad ( komoditi, mutu, kuantitas, wkt, tempat pengiriman)
 Melindungi yg lemah: membebaskan pemilik harta yg dililih
hutang dan tdk sanggup menebusnya dr kewajiban membayar
zakat. Tidak mempernankan pembagian hasil panen (muzara’ah)
dalam kasus tanah yg tidak menghasilkan apapun, karena utk
melindungi penggarap tanah yg umumnya orang-orang lemah.
Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Menekankan pentingnya prinsip keadilan, kewajaran dan penyesuaian
thd kemampuan membayar dalam perpajakan, serta perlunya
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Negara memiliki peran
besar dlm menyediakan fasilitas publik, spt jalan, jembatan, bendungan,
dan irigasi.
Fase kedua;
Pemikiran ekonomi pada masa ini banyak dilatarbelakangi
menjamurnya korupsi dan dekadensi moral, serta melebarnya
kesenjangan antara golongan miskin dan kaya.
Tokoh-tokohnya antara lain:
1. Al Ghazali (1055-1111M)
Keg ekonomi mrp amal kebajikan mencapai maslahah untuk
memperkuat sifat kebijaksanaan, kesederhanaan, dan
keteguhan hati manusia. Manusia dibagi dlm 3 kategori.
Pertama orang yang melupakan akherat, kedua orang yg
mementingkan tujuan akherat, dan ketiga golongan
pertenganhan.
2. Ibnu Taimiyah
Membahas pentingnya persaingan dalam pasar bebas. Negara
sbg market supervisor dan dapat mengimolementasikan aturan
main yg islami, shg produsen, pedagang, dan agen melakukan
transaksi secara jujur dan fair.

3. Ibnu Khaldun (1332-1404M)


Menentang intervensi negara thd masalah ekonomi dan
percaya akan efisiensi sistem pasar bebas. Pentingnya demand
side economics khususnya pengeluaran pemerintah.
Kemerosotan ekonomi, pajak harus dikurangi dan pemerintah
harus meningkatkan pegeluarannya.
4. Nasiruddin Tusi (1093 M)
• Spesialisasi dan pembagian tenaga kerja telah
menciptakan surplus ekonomi shg memungkinkan
terciptanya kerja sama dlm masyarakat utk saling
menyediakan barang dan jasa kebutuhan hidup.
(konsep political-economy).
• Pentingnya tabungan dan mengutuk konsumsi
berlebihan serta pengeluaran tdk produktif.
• Pembangunan pertanian utk kesejahteraan
masyarakat.
Periode Ketiga (1446-1932 M)
• Shah Waliullah (1703-1762M)
Perlunya kerjasama dg orang lain, misal: dlm pertukaran
brg/jasa, usaha, pengelolaan pertanian. Melarang
kegiatan yg merusak semangat kerja sama, misal: judi
dan riba. Dua faktor yg menyebabkan penurunan
pertumbuhan ekonomi; pengeluaran tdk prodktif dan
pajak tinggi.
• Muhammad Iqbal (1837-1938M)
Penumpukan harta (kapitalisme) bertentangan dg
semangat islam. Komunisme yg melakukan paksaan jg
bertentangan dg nilai2 islam
BAB 5
RIBA
What is Riba ?
• Madzab Maliki: “setiap nama yang diberikan bagi
setiap jual beli yang diharamkan”.
• Madzab Hanafi: “jual beli yang ada tambahan (barang
sejenis)”
• Madzab Syafi’i: “transaksi terhadap suatu benda
dengan ganti yang khusus yang tidak memiliki
kesamaan menurut syarat saat transaksi atau disertai
pengakhiran dua obyek transaksi atau salah satu
diantara keduanya”
• Madzab Hambali: “riba adalah ketidaksamaan pada
sesuatu atau dengan cara mengakhirkan sesuatu
yang tertentu pada sesuatu”

Kesimpulan: Riba adalah tambahan atas modal yang


tidak sesuai syari’at.
BEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH

1 BUNGA MARGIN KEUNTUNGAN

2 Uang sebagai Objek dan Barang sebagai Objek


komoditas
3 Bunga bisa berubah Harga yang telah disepakati
secara sepihak tidak bisa berubah
Tidak dikaitkan dengan Sektor Moneter dan Riel
4 sektor riel (Sektor terkait kuat, sehingga
Moneter & Riel terpisah) mendorong percepatan arus
barang dan produksi
5 ‫و حرم الربا‬ ‫و أحل هللا البيع‬
6 Bila macet, bunga berbunga
Margin dan harga tidak berubah
67
JENIS-JENIS RIBA
1. Riba Qardh ( ‫) ِربا القرض‬
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berhutang (muqtaridh)
2. Riba Jahiliyyah (‫) ِربا الجاهلية‬
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
3. Riba Fadhl (‫) ِربا الفضل‬
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu
termasuk dalam jenis barang ribawi.
4. Riba Nasi’ah ( ‫) ِربا النسيئة‬
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi
lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dengan yang diserahkan kemudian.
68
TAHAPAN PELARANGAN RIBA
dalam AL-QURAN
Larangan riba yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan
sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap.

Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang


pada zhahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah

"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta


manusia bertambah, Maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang -orang yang melipatgandakan
(pahalanya).“
(Q.S. Ar Rum: 39).
69
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk.
Allah mengancam dengan balasan yang keras kepada
orang Yahudi yang memakan riba.

"Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami


haramkan atas mereka yang (memakan makanan) yang
baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan
karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang
bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang
kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (Q.S. An Nisa:
160-161)

70
Tahap ketiga, Allah mengharamkan riba yang
berlipat ganda. Sedangkan riba yang tidak berlipat
ganda belum diharamkan. Allah berfirman :"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat-ganda dan
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).

Ayat ini turun pada tahun ke 3 hijriyah. Secara umum


ayat ini harus dipahami bahwa kriteria berlipat-
ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya
riba (jikalau bunga berlipat ganda maka riba tetapi
jikalau kecil bukan riba), tetapi ini merupakan sifat
umum dari praktek pembungaan uang pada saat itu.
Tahap Keempat, Allah dengan jelas dan tegas
mengharam-kan apa pun jenis tambahan yang diambil
dari pinjaman baik bunga yang kecil maupun besar. Ini
adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada


Allah dan tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu
tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya." (Al
Baqarah: 278-279)
72
Perbedaan Investasi dengan
Membungakan Uang
Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan
uang. Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi dan makna
masing-masing.

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena


berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan
kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang
mengandung risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang
relatif pasti dan tetap.

Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam


mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang
membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas, menyimpan uang di
bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan
kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap.
73
Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-gantung kepada hasil usaha
DOSA RIBA/BUNGA
• Pelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS.2:275)
• Mudah dipengaruhi Syetan (QS. 7:96)
• Riba diperangi Allah dan Rasulnya (QS. 2:279)
• Sistem Riba Sumber Petaka (QS.2:275)
• Rezekinya tidak berkah (QS.2:276)
• Doanya tidak Maqbul (QS.2:186)
• Dosanya lebih berat dari menzinai ibu kandungnya
sendiri (Hadits Riwayat Hakim dari Ibnu Mas’ud)
• Dilaknat Rasulullah Saw (H.R.Ahmad & At-Tarmizi)
• Termasuk 7 dosa besar yang dimurkai Allah (H.R.Muttafaq Alaih)
• Tidak akan masuk syurga (Pemakan riba, peminum khamar, pemakan harta
anak yatim, durhaka kpd ibu-Bapa, Hadits Riwayat Al-Hakim)

74
ANCAMAN BAGI PEMAKAN RIBA
• Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syetan, lantaran tekanan
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, disebabkan disebabkan mereka
berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil
riba, maka praktek yang lalu menjadi urusan Allah. Tetapi siapa yang
mengulangi kembali, mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. Mereka
kekal di dalamnya (Surah Al-Baqarah : 275)
• Allah mencabut berkah riba dan menyuburkan sedeqah, Sesungguhnya Allah
tidak menyukai setiap orang yang engkar dan berdosa (QS. 2.276)
• Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah
sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman
(QS.2:278)
• Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasulnya akan memerangi kamu. Jika kamu bertaubat dari riba maka bagimu
pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi (QS.279)

75
HADITS-HADITS TENTANG DOSA RIBA
• Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi Saw bersabda :
“ Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan). Yang paling rendah
dosanya, sama dengan seseorang yang berzina dengan
ibunya”.

‫ الربا ثالثة وسبعون بابا‬: ‫عن ابن مسعود ان النبي صلعم قال‬
)‫ايسرها مثل ان ينكح الرجل أمه )رواه الحاكم‬

• Dari Abdillah bin Hanzalah, Nabi Saw bersabda :


“Satu dirham yang diterima seseorang dengan sengaja lebih
buruk daripada berzina sebanyak 36 kali” (H.R.Ahmad)

76
• Sabda Nabi Saw, “Jauhi kamulah 7 dosa besar yang membinasakan !!!, :
1. Syirik kepada Allah
2. Sihir
3. Membunuh orang yang diharamkan Allah
4. Makan riba
5. Makan harta anak yatim
6. Lari dari medan perang
7. Menuduh orang beriman yang telah kawin melakukan zina (Muttafaq
‘Alaih)
Fakta Implikasi Riba
 Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan
derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion hanya dalam sehari,
sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di
sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun.
 Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku
mereka a history of money from ancient times to the present day), telah
terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor
keuangan).
 Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang
ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24% di
WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% diWB dan 62% di IMF.
 Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih
terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di
negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600,
dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang
dari satu dollar perhari.
78
Hikmah Pelarangan Riba
• Bagi jiwa manusia; menimbulkan perasaan egois, menghilangkan jiwa
kasih sayang, kemanusiaan, dan sosial.
• Bagi masyarakat; menimbulkan kasta yang saling bermusuhan.
• Bagi perekonomian; menyebabkan manusia dalam dua golongan
besar, yaitu orang miskin/tertidas dan orang kaya/menindas.
BAB 6
ZAKAT
Zakat

Zakah on
Zakah Fitrah
Wealth

Life stock Gold Fishing Jewelery

Animal
Honey Mining Agriculture
Product

Silver
Commercial Rent Building Fixed Capitas
Currency

Zakah on salary, wages,


Agriculturre
bonuses, grants, gift
Product
and etc.
ZAKAT
• UU No. 23 tahun 2011, pengelolaan zakat
• potensi zakat Indonesia per tahun mencapai Rp
213,7 triliun
• Hampir seluruh responden (99%) mengaku
menyumbang karena dorongan ajaran agama
• alokasi zakat telah ditentukan untuk 8 ashnaf
sesuai dengan QS. At Taubah: 60 (fuqara,
masakin, amilin alaiha, muallafat ul qulub, fir
riqab, gharimin, fi sabilillah, ibn us sabil),
Pertanggungjawaban ZIS
Pertanggung
jawaban ZIS

•Semua tahapan
kegiatan Bazda
•Bantuan yg sudah Kejelasan
Obyek Pertanggung disalurkan
pelaksanaan
jawaban •Laporan kegiatan
dan bantuan kegiatan

Accountability
Personil •Pengelola ZIS Profesionali dan transparansi
Bertanggungjawab •Pelaksana harian sme pertanggun
kegiatan jawaban ZIS

Metode •Media inf


Pertanggung pertanggungjawaban Transparansi
•Konsistensi waktu Pertanggung
jawaban •Kelengkapan data
jawaban
•Kemudahan akses
Islam sebagai Sistem Hidup

Tugas-tugas kekhalifahan (QS Al-Hajj; 22:41):


“Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi ini, niscaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang munkar”.
QS Al-Anbiya; 21:107:”Dan tidaklah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam:.
Kedudukan Akal dlm Islam

QS Shad; 38:29, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan


kepadamu penuh dengan berkah supaya mereke memperhatikan ayat-
ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran”.
BAB 7
Peranan Sektor Publik dalam Perekonomian
Peran & Fungsi Negara (Yusuf Qardhawy)
1. Menjamin kebutuhan minimal rakyat; fungsi ini bertujuan utama untuk
memelihara keimanan rakyat dengan menekan atau bahkan menghilangkan hambatan-
hambatan ekonomi yang mengganggu hubungan mereka dengan Allah SWT.

2. Memberikan pendidikan dan pembinaan; fungsi ini bertujuan untuk


meningkatkan keimanan rakyat agar kualitas hubungan manusia dengan Allah SWT dapat
terus meningkat.

ASUMSI: Keimanan merupakan parameter utama dari Keberhasilan


sebuah negara

Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber-sumber


ekonomi serta sebagai lembaga pengawas kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah.

Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s.a.w., sebagai lembaga pengawas pasar yang
menjamin tidak adanya pelanggaran moral di pasar, monopoli, perkosaan terhadap hak
konsumen, dan sebagainya. Hisbah adalah independen.

89
Peran & Fungsi Negara (Hasanuzzaman)
1. Pembuat kebijakan dan legislasi. Kebijakan dan legislasi yang menjadi wewenang negara
diharapkan mampu menekan inefisiensi dan diskriminasi.
2. Pertahanan negara. Dalam hal ini Islam bukan hanya mempertahankan negara secara fisik tapi juga
mempertahankan risalah Islam secara normative.
3. Pendidikan dan penelitian. Dengan begitu diharapkan keilmuan yang mapan mampu memberikan efek
multiplier bagi pembangunan segala bidang yang dilakukan negara. Dengan kata lain program ini bukan hanya
meningkatkan pembangunan baik secara kuantitas dan kualitas, tapi juga memperkokoh kewujudannya.
4. Pembangunan dan pengawasan moral-sosial masyarakat. Sudah menjadi kemestian secara otomatis
bahwa negara Islam harus menjaga prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan warga negaranya. Fungsi negara
untuk kategori ini dimainkan oleh institusi negara yag di sebut Hisbah.
5. Menegakkan hokum, menjaga ketertiban dan menjalankan hudud. Sejalan dengan fungsi negara
kategori sebelumnya, bahwa usaha negara dalam mewujudkan ketertiban dan kedisiplinan fisik maupun moral,
diperlukan penegakkan hokum yang jelas dan tegas yang bersifat mengikat, beserta dengan konsekwensi dan
pengawasannya.
6. Kesejahteraan publik. Dalam kategori ini, fungsi negara adalah menjadi katalisator bagi warga negara
untuk mencapai kesejahteraannya. Kesemuanya ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi keimanan
warga, dengan begitu tidak ada hambatan-hambatan ekonomi yang dapat memposisikan warga negara pada satu
kondisi dimana hubungannya dengan Allah SWT terganggu.
7. Hubungan luar negeri. Menurut Hasanuz Zaman, selain bertujuan untuk memelihara hubungan baik
dengan negara lain, negara juga dapat menggunakan misi diplomatiknya untuk mengawasi potensi perlawanan
atau konspirasi yang ingin menghancurkan negara Islam.
90
Peran & Fungsi Negara (M.N. Siddiqi)
1. Fungsi yang menjadi tugas dari syariat. Fungsi negara ini merupakan tugas yang
secara spesifik terangkum dalam Qur'an dan Sunnah dan di benarkan oleh para
Fuqaha. Fungsi ini tidak tergantung pada perubahan social masyarakat. Contoh
dari fungsi negara jenis ini adalah fungsi pertahanan, ketertiban umum,
pelarangan riba dan implementasi Zakat.
2. Fungsi turunan dari syariat yang merupakan hasil dari ijtihad berdasarkan
situasi kontemporer. Fungsi negara kategori ini bersumber dari analogis
argumentasi yang berbasiskan Qur'an dan Sunnah, yang sangat bergantung pada
keadaan (tempat dan waktu), misalnya fungsi negara dalam menjaga lingkungan
dari masalah-masalah social.
3. Fungsi yang ditugaskan oleh masyarakat melalui mekanisme syura (parlemen)
kepada negara. Fungsi negara kategori ini merupakan "permintaan" masyarakat
melalui mekanisme yang dibenarkan syariat, dalam hal ini melalui kewenangan
syura (parlemen), misalnya fungsi negara dalam menyediakan fasilitas publik,
seperti listrik, air bersih dan rumah murah.

91
Anggaran Negara
PENERIMAAN PENGELUARAN
Jenis Regulasi
Zakat Kebutuhan Dasar
Kharaj Kesejahteraan Sosial
Jizyah Pendidikan & Penelitian
Ushur Infrastruktur (Fasilitas Publik)
Jenis Sukarela Dakwah & Propaganda Islam
Infak-Shadaqah Administrasi Negara
Wakaf Pertahanan & Keamanan
Hibah-Hadiah
Jenis Kondisional
Khums
Pajak
Keuntungan BUMN (Fay’)
Lain-lain

92
Keuangan Publik Dalam Perekonomian
Islam (Umar Bin Khattab)

Zakat Fay’ Pajak Takaful

• Zakat ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat dengan terlebih dahulu menjamin


kebutuhan dasar bagi tiap warga negara.
• Jika zakat tidak cukup maka negara dapat menggunakan harta negara yang bersumber
dari fay’ meliputi kharaj, jizyah, khums, ushr, al mustaglat, dan lain-lain.
• Jika fay’ tidak cukup negara diperkenankan mengambil pajak pada golongan
masyarakat yang kaya saja, dengan membuat kriteria objek pajak dan tingkat pajak yang
dibenarkan syariah.
• Jika pajak juga tidak cukup, maka negara dibolehkan melakukan pemerataan (takaful).

93
Struktur Fay’ 1
• Kharaj: Hasanuzzaman mengungkapkan bahwa pajak tanah ini terbagi menjadi dua
jenis, yaitu pajak Ushr dan pajak Kharaj. Pajak ushr dikenakan pada tanah di jazirah arab,
baik yang diperoleh secara turun temurun maupun dengan penakhlukan. Sedangkan
pajak kharaj dikenakan pada tanah diluar jazirah arab. Sementara Abu Yusuf berpendapat
bahwa setiap tanah yang pemiliknya masuk Islam adalah tanah ushr, dan diluar itu,
seperti tanah orang-orang asing yang telah didamaikan penduduknya dan menjadi
tanggungan umat Islam, maka tanah itu adalah kharaj. Besarnya pajak jenis ini menjadi
hak Negara dalam penentuannya. Dan Negara sebaiknya menentukan besarnya pajak ini
berdasarkan kondisi perekonomian yang ada.
• Jizyah (poll tax) merupakan pajak yang hanya diperuntukkan bagi warga negara bukan
muslim yang mampu. Quthb Ibrahim Muhammad dan Hasanuzzaman serta beberapa
pakar sejarah ekonomi Islam klasik mengungkapkan bahwa jizyah ini rata-rata dikenakan
pada setiap laki-laki dewasa non-muslim sebesar 2 dinar. Golongan laki-laki dewasa ini
pada hakikatnya adalah golongan non-muslim Dzimmah, yang disebut dzimmi.

94
Struktur Fay’ 2
• Ushur merupakan pajak khusus yang dikenakan atas barang niaga yang masuk ke
Negara Islam (impor). Menurut Umar bin Khattab, ketentuan ini berlaku sepanjang
ekspor Negara Islam kepada Negara yang sama juga dikenakan pajak ini. Dan jika
dikenakan besarnya juga harus sama dengan tariff yang diberlakukan negara lain tersebut
atas barang Negara Islam.
• Infaq-Shadaqah-Wakaf merupakan pemberian sukarela dari rakyat demi
kepentingan ummat untuk mengharapkan ridha Allah SWT semata. Namun oleh Negara
dapat dimanfaatkan dapat digunakan Negara dalam melancarkan proyek-proyek
pembangunan Negara.
• Al Mustaglat yaitu pendapatan negara yang bersumber dari government investment.
Sumber pendapatan ini termasuk sumber baru bagi negara yang diperkenalkan oleh
Walid bin Abdul Malik. Untuk komoditi yang vital bagi kepentingan rakyat negara
diperkenankan berusaha komersil dengan tujuan penyediaan kebutuhan vital bagi warga
negara.
• Lain-lain. Penerimaan negara dapat juga bersumber dari variable seperti warisan yang
memiliki ahli waris, hasil sitaan, denda, hibah atau hadiah dari negara sesama Islam,
hima dan bantuan-bantuan lain yang sifatnya tidak mengikat baik dari negara luar
maupun lembaga-lembaga keuangan dunia.
95
Tugas Lembaga Hisbah
 Mengawasi timbangan, ukuran dan harga.
 Mengawasi praktek riba, maisir, gharar dan penipuan.
 Mengawasi jual beli terlarang.
 Mengawasi bongkar muat barang di pasar dan pelabuhan.
 Mengawasi kehalalan, kesehatan dan kebesihan suatu
komoditas.
 Pengaturan (tata letak) pasar.
 Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan.
 Menyuruh membayar hutang bagi orang yang mampu tapi
enggan membayar hutang.
 Melakukan intervensi pasar.
 Memberikan hukuman terhadap pelanggaran (ta’zir).

96
Arsitektur Ekonomi Islam
Otoritas Ekonomi Lembaga Hisbah
(Economy Authority) (Hisbah Council)
Bait Al Maal Otoritas Pasar
(Treasury House) (Market Authority)

Qiradh
(Financial Authority)

Perbankan Lembaga Non-Bank


(Banking Institution) (Non-Banking Institution)

Pasar (Market)

97
BAB 8
MEKANISME PASAR DAN PEMBENTUKAN HARGA
Mekanisme Kerja Pasar dan Pembentikan
Rosul sangat menghargai harga yang dibentuk
oleh pasar sbg harga yang adil, dan menolak
price intervention.
Unsur moralitas mutlak diperlukan (persaingan
sehat, jujur, terbuka, adil)
Rosul sebagai pengawas pasar/al-muhtasib, agar
mekanisme pasar dapat berjalan secara islami.
Pasar mrp hukum alam yang harus dijunjung
tinggi
QS an-Nisa;29

• “Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan cara batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”
Pasar dlm pandangan Sarjana Muslim
Mekanisme Pasar; Abu Yusuf (731-798M)..al-Kharaj
 Masyarakat memahami bhw harga hanya ditentukan oleh penawaran
saja. Jika tersedia brg sedikit, hg mahal dan sebaliknya.
 Hg ditentukan juga oleh permintaan
 Variabel lain: jumlah uang beredar, penimbunan/penahanan barang.
Evolusi Pasar (Al-Ghazali, 1058-1111M)

Para penghasil menyimpan di tempat masing2, kmd pembeli akan


mendatangi.
Pasar timbul utk menggantikan sistem barter.
Munculnya spesialisasi menurut keunggulannya masing2.
Menekankan etika dalam bisnis (sesuai dg nilai-nilai islam)
Pemikiran Ibn Taimiyah tentang Harga:

Keinginan orang thd barang seringkali berbeda-beda.


Jumlah orang yang meminta
Kuat lemahnya kebutuhan brg ybs
Kualitas pembeli barang
Jenis uang pembayaran yang digunakan
BAB 9
TEORI KONSUMSI ISLAMI
KUALITAS DAN KEMURNIAN
“Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara
rezki yang baik yang Kami berikan kepadamu” (2:172)
“Makan makanlah rezki yang halal lagi baik yang telah
diberikan Allah kepadamu” (16:114)
“Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan, karena setan itu musuh yang nyata
bagimu” (6:142)
“Makan dan minumlah rezki yang diberikan Allah dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan” (2:60)
Larangan melampaui batas;
• “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah
kamu melampaui batas” (5:87)
• “Makan dan minumlah, namun janganlah berlebih-lebihan,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”
(QS al-A’raaf :31)

Makanan yg dilarang:
• “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain
Allah” (2:173)
• “Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minum-minuman
keras, berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan
panah adalah perbuatan keji. Sebab itu hendaklah kamu tinggalkan,
supaya kamu beruntung” (5:90)
Prinsip Konsumsi dlm Islam
• Keadilan
QS al-Baqarah ayat 173: Dalam soal makanan
dan minuman yang dilarang adalah darah, daging
binatang yang telah mati sendiri, daging babi dan
daging binatang yang ketika disembelih tidak
disebutkan nama Allah”
• Kebersihan
• Kesederhanaan
• Kemurahan Hati
• Moralitas
1. Teori Konsumsi
• Konsumen mencari kepuasan tertinggi
• Batasan konsumsi --- kemampuan anggaran

Mashalahah dalam Konsumsi;


• Memilih barang atau jasa yg memberikan
mashlahah maksimum
• Mashlahah --- manfaat & berkah

109
Perilaku Konsumsi
Perilaku Konsumsi
TUJUAN:
(Dr. Yusuf Qardhawi);
Memenuhi kebutuhan baik • Konsumsi pada barang yang halal &
baik; berhemat (saving), berinfak
jasmani maupun ruhani
(mashlahat) serta menjauhi judi,
sehingga mampu khamar, gharar & spekulasi
memaksimalkan fungsi • Konsumsi yang menjauhi
kemanusiaannya sebagai kemegahan, kemewahan,
hamba Allah SWT untuk kemubadziran dan menghindari
mendapatkan kebahagiaan hutang
dunia dan akhirat (falah).

110
Hukum Penguatan Kegiatan Mashlahah:

1. Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang dari suatu


kegiatan konsumsi
2. Konsumen yang merasakan adanya mashlahah dan menyukainya
akan tetap rela melakukan suatu kegiatan meskipun manfaat dari
kegiatan tersebut bagi dirinya sudah tidak ada.
• Islam melarang adanya penggantian (substitusi) dari barang atau
transaksi yang halal dengan barang atau transaksi yang haram.
• Hukum permintaan menyatakan bahwa jika harga barang/jasa
meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta konsumen
akan menurun, selama kandungan mashlahah pada barang
tersebut dan faktor lain tidak berubah
• Semakin tinggi barang halal yang dikonsumsi seseorang,
tambahan maslahah yang diterimanya akan meningkat. Bagi
orang yg tidak peduli adanya berkah, peningkatan maslahah
adalah identik dengan peningkatan manfaat duniawi semata

111
Teori Konsumsi: Konvensional vs Islam

• Konvensional: memiliki 2 nilai dasar Rasionalisme;


homoeconomicus, self interest
Utilitarianisme; pandangan benar salah
berdasarkan kriteria kesenangan, kesusahan, baik
dan buruk.
Prinsip dasar konsumsi Ek. Konvensional;
“Saya akan mengkonsumsi apa saja dan dalam
jumlah berapapun sepanjang anggaran saya
memenuhi dan saya memperoleh kepuasan
maksimum (maximum utility)”
Konsumsi perspektif Islam;

1) Untuk mencapai maximum maslahah;


Maslahah bertolak dari pemenuhan kebutuhan manusia
Maslahah dijadikan tujuan dari seluruh pelaku ekonomi, yaitu
produsen,konsumen dan distributor
Maslahah mrp konsep yg lebih terukur dan dapat
diperbandingkan
Etika dan Norma Konsumsi Islam

• Mengutamakan akhirat daripada dunia (konsumsi utk ibadah)


• Konsisten dalam prioritas dan pemenuhannya (dlaruriyah, hajiyyah,
dan tahsaniyah)
• Memperhatikan etika dan norma (prinsip keadilan, kebersihan,
kesederhanaan, kemurahan hati, dan moralitas)
Tujuan Konsumsi (Umar bin Khathab)
• Konvensional; konsumen adalah raja
• Islam; sarana wajib seorang muslim merealisasikan tujuan yang
dikehendaki Allah swt dlm penciptaan manusia ((Adz Dzariyat:56).
Implikasinya:
• Manusia wajib mengkonsumsi apa yg dpt menghindarkan dari
kerusakan dirinya.
• Sarana penolong dlm beribadah kepada Allah swt
KAIDAH-KAIDAH KONSUMSI
Kaidah Syari’ah:
• Kaidah akidah; konsumsi sbg sarana yang
dipergunakan seorang muslim dalam menaati Allah
swt
• Kaidah ilmiah; seorang muslim harus mengetahui
hukum-hukum syari’ah yang berkaitan dengan
dengan apa yang dikonsumsinya.
• Kaidah amaliah; mrp aplikasi dari kedua akidah, yakni
dg memperhatikan bentuk barangkonsumsi (halal-
unta zakat)
Kaidah Kuantitas:
• Sederhana; “Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang demikian (al-
Furqon:67)
• Kesesuaian konsumsi dg pemasukan
“Hendaknya orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rizkinya hendaknya memberi nafkah
dari harta yang diberikan Allah kepadanya” (QS ath-
Thalaq:7)
• Penyimpanan dan pengembangan
1. Keseimbangan konsumsi dan penyimpanan
Prioritas Konsumsi:
• Kebutuhan primer
• Kebutuhan sekunder
• Kebutuhan tersier
Kaidah Sosial:
• Umat: “perumpamaan orang-orang yang beriman
dalam saling mencintai dan saling kasih sayang di
antara mereka adalah seperti satu tubuh, yang jika
satu anggota darinya mengeluh, seluruh anggota
tubuh yang lainnya begadang dan demam” (al-
Bukhari dan Muslim)
• Keteladanan; Pejabat negara tidak berlebihan dlm
makanan, kendaraan, pakaian, dan barang2
konsumtif.
• Tidak membahayakan orang lain

Kaidah Lingkungan:
Dampak Penyelewengan Konsumsi yg benar
(p.192)
• Merusak agama
• Pengaruh dlm ibadah
• Pangaruh dlm akhlak
• Pengaruh dlm kesatuan umat
• Kerusakan dan kemerosotan
• Kehinaan dan kenistaan
• Kehancuran ekonomi dan kemandekan produksi
• Pengaruh dlm kesehatan
BAB 10
TEORI PRODUKSI ISLAMI
• Tanggung jawab manusia sbg khalifah di muka bumi
adalah mengelola resources yang disediakan oleh
Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan
dan keadilan dapat ditegakkan. Dan suatu hal yang
harus dihindari oleh manusia adalah berbuat
kerusakan di muka bumi ini. Dengan demikian
semua kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk
mencari keuntungan, tanpa berakibat pada
peningkatan resources utility tidak disukai dalam
islam.
Konsep Produksi dlm Maqasit Syari’ah
Kebutuhan manusia meliputi dlaruriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.
Dlaruriyat terbagi menjadi 5 point; penjagaan thd agama,
penjagaan thd jiwa, penjagaan thd akal, penjagaan thd ketutunan,
dan penjagaan thd harta benda. Dalam Islam seharusnya hal inilah
yang menjadi alasan bagi pelaku industri, ketika ingin memproduksi
suatu barang/jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Produksi (al-Ghazali)
Pengerahan secara maksimal SDA oleh SDM, agar menjadi
barang yang bermanfaat bagi manusia.
Implikasi:
a) Produsen hanya menghasilkan barang yg menjadi
kebutuhan, memiliki manfaat riil bagi kehidupan islami,
bukan sekedar memberikan kepuasan maksimum. Prinsip
CS tidak bisa diimplementasikan begitu saja.
b) Kuantitas produksi tidak akan belebihan, hanya sebatas
kebutuhan yang wajar. Produksi barang/jasa berlebihan
berdampak pada mis-alokasi SDE dan kemubaziran.
c) Produksi berarti menciptakan manfaat, bukan berarti
menciptakan sesuatu secara fisik secara yang tidak ada,
karena tidak seorang pun dapat menciptakan benda.
PRODUKSI (al-Ghazali)

Pengerahan secara maksimal sumber daya alam (raw


material) oleh sumber daya manusia, agar menjadi
barang yang bermanfaat bagi manusia.

• Manusia hanya dapat membuat barang atau jasa menjadi


berguna dan bermanfaat.
Contoh : kapas - benang
benang - kain
kain - pakaian
• Kahf (1992) : usaha manusia untuk memperbaik tidak hanya
kondisi fisik material nya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana
untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam
agama islam, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
• Mannan (1992) : menekankan pada pentingnya motif altruisme
(mementingkan atau memperhatikan orang lain) bagi
produsen.
• Siddiqi (1992) dan Rahman (1995) : memfokuskan pada
pentingnya sikap produsen untuk berpegang pada nilai keadilan
dan kebajikan/kemanfaatan (maslahah) bagi masyarakat dalam
rangka mewujudkan distributif justice.
• Ul Haq (1996) : tujuan dari produksi adalah memenuhi
kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardlu kifayah.
Prinsip-prinsip Produksi dlm Islam
1) Dilandasi nilai-nilai islam dan maqashid al-syariah
(penjagaan thd agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta)
2) Prioritas produksi sesuai kebutuhan; dlaruriyat, hijayat,
dan tahsiniyat
3) Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek
keadilan, sosial, zakat, sedeqah, infak, dan waqaf.
4) Mengelola SDA secara optimal, tdk boros, berlebihan,
dan merusak lingkungan.
5) Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik dan
pengelola, manajemen dan buruh.
Makna Produksi (Umar bin Khattab)

 Kegiatan produksi berhubungan erat dengan asas manfaat


 Manfaat dapat diartikan; (1) Dibenarkan syari’ah, (2) Tidak
mengandung unsur mudharat bagi orang lain, (3) Manfaat dunia
akhirat.
 Terminologi produksi: Ishlahul mal (memperbaiki harta), kasab
(berusaha), imarah (memakmurkan), dan ihtiraf (bekerja)
Urgensi Produksi
Kegiatan produksi sbg salah satu bentuk jihad fi
sabilillah. “Demi Zat yang diriku di Tangan-Nya.
Sungguh bila aku meninggal ketika mencari
sebagian karunia Allah adalah lebih aku sukai
daripada aku meninggal di atas tempat tidurku”
(Haristi)
Aktivitas produksi lebih bagi daripada
mengkhususkan wkatu untuk ibadah-ibadah
sunnah. (kisah 3 org)
Kaum muslimin dalam memperbaiki ekonomi
dengan melakukan kegiatan yang produktif.
Tujuan Produksi (Umar bin Khatab);
• Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin.
(sesuai batasan-3x dan kaidah syariah).
• Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga.
(kisah Umar dg putranya Ashim)
• Tidak mengandalkan orang lain.
• Melindungi harta dan mengembangkannya
• Mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-
sumber ekonomi
• Pembebasan dari belenggu Taklid ekonomi
• Taqarrub kepada Allah
Kaidah Berproduksi (Umar bin Khattab)

• Kaidah Syariah
Aspek akidah; aspek ekonomi tercakup dlm
wilayah ibadah.
Aspek ilmu; terkait hukum-hukum syariah, shg
tahu apa yg baik dan buruk.
Aspek amal; implikasi pada distribusi yg baik.
• Prinsip Akhlak
• Kualitas
• Skala Prioritas Produksi
Faktor Produksi dlm Islam (al-Ghazali)
• Tanah; penekanannya pada tanah mati
• Tenaga kerja; kinerja, hubungan kerja
• Modal; bebas dari riba (mudharabah, musharakah)
• Manajemen produksi; pengelolaan (P,O,A,C)
• Teknologi;
• Bahan baku; bahan alam/sintetis
Faktor Produksi (Umar bin Khattab)
1)Pekerjaan; setiap aktivitas yang legal secara syar’i dengan imbalan
gaji, baik berupa pekerjaan fisik, seperti pekerjaan tangan maupun
pemikiran.
2)Manajemen
3)Tanah; QS al-Jatsiyah:13…”Dan Dia menundukkan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir”.
4)Modal; modal barang dan modal uang.
Modal barang terdiri dari:
1. Musyarakah; menyerahkan modal barang untuk andil dalam
proses produksi, dan berhak mendapatkan prosentase dari hasil
kegiatan.
2. Ijarah; menyewakan hal-hal yang dapat dimanfaatkan, namun
tidak habis ketika dipergunakan.
Modal Uang terdiri dari;
1. Musyarakah; pemilik modal menyerahkan uangnya kepda
orang yang akan mengelolalnya dalam kegitan produksi, dan
mendapatkan persentase dari hasil produksi tersebut.
2. Qardhul Hasan; pemilik modal meminjamkan uangnya kepada
orang yang akan menggunakannya dalam kegiatan produksi.
Motivasi Produksi
Maslahah maximizer, artinya: berproduksi untuk
memenuhi kebutuhan material dan spiritual,
mendapatkan keuntungan, memiliki etika, dan
tanggung jawab sosial produsen.

M= ∏ + B
M = maslahah
∏ = keuntungan
B = berkah (ZIS)
TEORI PRODUKSI
• Teori Produksi membahas perilaku produsen
dalam berproduksi.
• Produsen diasumsikan bersikap rasional, yakni
dengan kombinasi jumlah faktor produksi (input)
tertentu berusaha menghasilkan barang-jadi
(output) dalam jumlah yang maksimal; atau
menghasilkan barang-jadi sejumlah tertentu
dengan menggunakan faktor produksi yang
minimal.
• Alat analisis yang digunakan adalah fungsi-fungsi
produksi.
• Dalam islam kegiatan produksi dapat dipandang
sebagai bagian dari amal ibadah.
• Kegiatan produksi merupakan wujud syukur kepada
sang Khaliq yang telah menganugrahkan bumi dan
segala kekayaan alamnya.
• Kegiatan produksi yang dilakukan dimaksudkan untuk
memenuhi kepentingan umat manusia.
• Kegiatan produksi harus sesuai dengan al-Qur'an dan
Sunnah.
• Masalah produsen dalam pandangan ekonomi islam
adalah maslahah maximizer.
• Mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan
bisnis lain memang tidak dilarang, sepanjang berada
dalam bingkai tujuan dan hukum islam.
• Produsen harus memperhatikan dua komponen
berikut, yaitu keuntungan dan berkah.
Fungsi Produksi

Fungsi Produksi:
Fungsi atau persamaan yang menjelaskan hubungan
teknis antara jumlah hasil produksi (output) dengan
jumlah faktor produksi (input) yang digunakan.

Fungsi Produksi Total (total product)


Fungsi Produksi Rata2 (average product)
Fungsi Produksi Marjinal (marginal product)
ZAKAT

Pengusaha muslim memiliki kewajiban untuk membayar zakat atas keuntungan/


penghasilan yang diperoleh.
Jadi Keuntungan Produsen Muslim merupakan selisih antara Pendapatan Total
dengan Biaya Total ditambah Zakat.
NPM = TR - TC – Z
Semakin tinggi keuntungan, maka semakin besar pula zakat yang harus
dikeluarkan.
BAB 11
TEORI DISTRIBUSI ISLAMI
Kasus-kasus

• Kartel Sapi
• Distribusi investasi ke kota-kota besar
• Pertumbuhan ekonomi vs jumlah pengangguran
• Re-fungsionalisasi
• Reinventing Government
Distribusi pada prinsipnya menjelaskan bagaimana
pembagian kekayaan atau pendapatan yang
dilakukan oleh para pelaku ekonomi

QS al-Hasyr (59:7); “Apa saja harta rampasan (fa’i)


yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka
adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang miskin, dan orang-orang yang
berada dalam perjalanan. Supaya harta itu jangan
beredar di kalangan orang-orang kaya saja di antara
kamu. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.
Konsep Distribusi Konvensional
• Konsep Egalitarian; setiap orang dalam kelompok
masyarakat menerima barang sejumlah yang
sama
• Konsep Rawlsian; maksimalisasi utility orang
yang paling miskin
• Konsep Utilitarian; maksimalkan total utility dari
setiap orang dalam kelompok masyarakat
• Konsep market oriented; hasil pertukaran melalui
mekanisme pasar yaitu yg paling adil.
Konsep Distribusi Islam
• Seluruh keinginan tidak dapat diloloskan kecuali
harus melewati 2 saringan, yaitu: maslhahah
syari’ah, dan mekanisme harga pasar
• Agen ekonomi perlu dimotivasi untuk melakukan
pemuasan kebutuhan dengan cara tidak
membahayakan lingkungan.
• Perlu restrukturisasi bidang sosek dengan tujuan
mengurangi konsentrasi kekayaan yang beredar di
kalangan tertentu, menghapuskan pola konsumsi
pamer, hura-hura, dan mereformasi sistem
keuangan utk mewujudkan dua tujuan di atas.
Alat Distribusi Kekayaan (Fauzia & Riyadi, 2014)
1) Nafaqah; kewajiban kepala rumah tangga untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya, baik istri, anak,
ortu, atau mertua.
2) Zakat; syarat: islam, harta sdh 1 th dimiliki, jumlah
sudah cukup (nishab)
3) Hukum warisan; penerima bagian, penerima sisa
waris, dan kerabat jauh.
4) Hukum wasiat; tidak boleh > 1/3 harta. Untuk
melawan kemiskinan, kesengsaraan, penyakit,
kebodohan, dan buta huruf.
5) Hukum wakaf; membaktikan harta kepada Allah utk
keperluan fakir, miskin, orang sakit,perantau dsb.
6) Zakat fitrah;
7) Infaq; pemenuhan hak bagi orang miskin (sunnah), tdk
mengenal nishab.
8) Sadaqah; Hadis: Sungguh, sedekah itu meredakan
murka Allah dan menghilangkan rasa sakit sakaratul
maut”……..Sungguh, naungan bagi orang beriman di
hari kebangkitan adalah sedekahnya”.
9) Qard Hasan; Pengeluaran yang dilakukan seseorang
di jalan Allah, baik dalam bentuk sedekah, infak dll.
10)Memberi makan kaum miskin
11)Kurban dan Aqiqah
12)Musa’adah, Huquq Jiran dan Huquq Dhuyuf
Musa’adah; memberikan bantuan kepada orang lain
dg barang yang baik, layak,dan pantas.
huquq Jiran; hak-hak tetangga yg harus ditegakkan
Huquq Dhuyuf; distribusi kekayaan kepada tamu
Tujuan Distribusi;
a) Tujuan dakwah; bagian muallaf dlm zakat, dan sistem distribusi
dlm ghanimah dan fa’i
b) Tujuan pendidikan; :Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
(at-Taubah:103)
c) Tujuan sosial; memenuhi kel yg membutuhkan, dan
menghidupkan prinsip solidaritas di dalam masyarakat muslim.
d). Tujuan ekonomi

• Mengembangkan harta dan pembersihannya


• Memberdayakan SDM yg menganggur
• Merealisasikan kesejahteraan ekonomi
• Penggunaan terbaik sumber ekonomi
BAB 12
SUMBER DAYA INSANI DALAM EKONOMI ISLAM
Kisah-kisah Sukses:

•Teh botol Sosro


•Lion Air
•Thomas Alfa Edison
•Pembersih sepatu
3 Perangkat dlm Organisasi

•Perangkat insani
•Perangkat keras
•Perangkat lunak
• Stephen MR Covey menyatakan tolok
ukur keberhasilan seseorang dinilai dari
kematangan dan kompetensinya

•Rosul menilai manusia dari nilai


kepercayaan dan kejujuran
Bagaimana menjadi kompetitif ?
Meningkatkan produktivitas kerja adalah penting

• Produktivitas Peralatan
• Produktivitas Material Dapat ditiru
secara langsung
• Produktivitas Kerja

Tidak dapat ditiru


secara langsung
SDI dlm QS surat al-Ahqaf-46:19
“ Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.
Surat al-Isra’ 17:36
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan,
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Keteladanan Rosululloh:

• Modal intangible assets berupa kejujuran


• Kompetensi
• Bekerja secara mandiri dan team
• Skill dan integritas
• Motivasi ibadah
BAB 13
TEORI MONETER ISLAMI
ISLAM DAN LINGKUNGAN
Latar Belakang
Revolusi Industri dan New Industrial Revolution (Berry dan
Rondinelli, 1998)
Peran negara G-7 menguasai 47,7% dari PDB dunia dan
55,6% dari ekspor barang dan jasa dunia (World Bank
Economic Outlook, 1994)
Pertumbuhan Ekonomi di beberapa negara Asia Tenggara
yang cenderung meningkat (World Bank Economic
Outlook, 2005)
Asia Tenggara sebagai a cheaper production house dan
70% kegiatan manufaktur dunia dilakukan di Asia (Rao,
2004).
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB
nilainya tertinggi, yaitu 30,6% (2003), sementara di Jawa
Tengah kontribusinya 32,12% (2004).
FAKTOR PENDORONG
MANAJEMEN LINGKUNGAN PROAKTIF
Tugas Manusia di Bumi sbg Khalifah:
• Al-Intifa’: mengambil manfaat dan
mendayagunakan sebaik-baiknya.
• Al-I’tibar: mengambil pelajaran. Memikirkan,
mensyukuri, seraya menggali rahasia-rahasia
dibalik alam ciptaan Allah.
• Al-Islah: memelihara dan menjaga kelestarian alam
sesuai dengan maksud Sang Pencipta, yakni untuk
kemaslahatan dan kemakmuran manusia, serta
tetap menjaga harmonisasi kehidupan alam ciptaan
Allah.
Yavie (2006)

Islam memandang bahwa agama tidak bentrok dengan ilmu


pengetahuan dan teknologi, karena ilmu tidak bersifat sekuler.
Bahkan nilai-nilai agama selalu menjiwai ilmu dan teknologi. Dalam
pandangan Islam, hidup manusia tidaklah terpisah dari
ekosistemnya, melainkan terintegrasi.
Konsep Kesejahteraan:
Enterprise Theory: mempertimbangkan aspek etika dan
moral (keadilan, kebenaran, kejujuran, amanah dan
pertanggungjawaban), namun disinyalir masih bersifat
duniawi dan belum memiliki konsep tauhid.

Syariah Enterprise Theory (Triyuwono, 2006):


menggunakan metafora amanah untuk melihat,
memahami, dan mengembangkan organisasi bisnis
dan sosial. Metafora ini memberikan implikasi yang
fundamental, terutama dalam konsep manajemen.
Bentuk nyata dari metafora amanah dalam organisasi
bisnis adalah realitas organisasi yang dimetaforakan
dengan zakat, pelestarian lingkungan alam, dan
kepentingan stakeholders.
Manusia adalah khalifatullah fil ardh yang membawa misi
menciptakan dan mendistribusikan kesejahteraan bagi
seluruh manusia dan alam. Premis ini mendorong syariah
enterprise theory untuk mewujudkan nilai keadilan terhadap
manusia dan lingkungan alam. Oleh karena itu, diyakini bahwa
syariah enterprise theory akan membawa kemaslahatan bagi
stockholders, stakeholders, masyarakat dan lingkungan alam
dengan syarat kewajiban dalam membayar zakat sebagai
manifestasi ibadah kepada Allah. Syariah enterprise theory
memberikan bentuk pertanggungjawaban utamanya kepada
Allah (vertikal) yang kemudian dijabarkan lagi pada bentuk
pertanggungjawaban (horizontal) pada umat manusia dan
lingkungan alam.
Kepemimpinan (Rahardjo, 2002)
QS al-Baqarah (30); Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi”

Manusia mengemban amanat kekhalifahan karena kualitas


dan kemampuannya dalam berpikir, menangkap, dan
mempergunakan simbol-simbol komunikasi.

Manusia diberi tugas untuk mengelola sumber-sumber


kehidupan di bumi, sebagaimana terdapat dalam QS Huud
ayat 16: Dan Allah telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan menugaskan kamu untuk memakmurkannya.
Revolusi Bidang Lingkungan:
(Berry and Rondinelli, 1998)

- Tahun 1960-an; era krisis


- Tahun 1980-an; era reaktif
- Tahun 1990-an; era proaktif
Konsep Pengelolaan Lingkungan (Yusmin Alim)

• Dalil pertama, dijelaskan dalam QS al-An’aam (6: 101 ),


Artinya: ”Allah pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan
segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu”.
• Dalil ke dua, Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Khalifah di muka bumi bukanlah sesuatu yang otomatis didapat ketika
manusia lahir ke bumi. Dijelaskan dalam QS al-Baqarah (2:30):
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
• Dalil ke tiga, menyangkut tauhid. Tauhid adalah pengakuan kepada keesa-
an Allah serta pengakuan bahwa Dia-lah pencipta alam semesta ini.
Pemahaman bahwa Allah bersifat esa merupakan salah satu kunci bagi
manusia dalam memahami masalah lingkungan hidup. Sebagaimana
firman Allah dalam QS al-An’aam (6:79):
Artinya: ”Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan”.
lanjutan…….
• Dalil ke empat, membahas keteraturan sebagai kerangka
penciptaan alam semesta seperti firman Allah dalam QS al-
An’aam (6:1):
Artinya: ”Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang”.

• Dalil ke lima, menjelaskan maksud dari penciptaan alam


semesta. Dijelaskan dalam QS Hud (11:7): Artinya: ”Dan
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa,.....Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih
baik amalnya”. Itulah salah satu tujuan penciptaan
lingkungan hidup, yaitu agar manusia dapat berusaha dan
beramal sehingga tampak di antara mereka siapa yang taat
dan patuh kepada Allah.
Lanjutan…….
• Dalil ke enam, adalah kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada
Allah sebagai maha pemelihara alam semesta ini. Perintah ini tertuang
dalam QS al-An’aam (6:102):
Artinya: ”Dialah Allah Tuham kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta
segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala
sesuatu”.
• Dalil ke tujuh, adalah penjabaran lanjut dari dalil kedua yang mewajibkan
manusia untuk melestarikan lingkungan hidup. Adapun rujukan dalil ini
adalah QS al-A’raaf (7:56):
Artinya: ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya”.
• Dalil ke delapan. Selanjutnya dalil ini mengurai tugas lebih rinci untuk
manusia, yaitu menjaga keseimbangan lingkungan hidup, seperti yang
difirmankan Allah dalam QS al-Hijr (15:19):
Artinya: ”Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran”.
Lanjutan…….
• Dalil ke sembilan, menunjukkan bahwa proses perubahan diciptakan
untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) bumi. Dalam literatur
barat proses ini disebut juga dengan siklus Hidrologi. Dalil ini bersumber
dari QS ar-Ruum (30:48):
Artinya: ”Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut
yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu
kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu
turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira”.

• Dalil ke sepuluh, sebagai kalifah sudah tentu manusia harus bersih


jasmani dan rohaninya, sehingga kebersihan jasmani merupakan bagian
integral dari kebersihan rohani, seperti ditegaskan dalam QS al-Baqarah
(2:222):
Artinya: ”....sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertobat,
dan senang kepada orang yang membersihkan diri.”

Anda mungkin juga menyukai