Anda di halaman 1dari 17

IKLIM ETIKA DAN

ORGANISASI BERINTEGRITAS
KELOMPOK 10 :

1. RIZKE NOFITRIYENI
2. ROSALIA CLAUDIA LUCVI
3. SAYYIDA NABILA
4. SEKAR RANI SALSABILA
Apa yang dimaksud dengan Iklim Etika dan Organisasi Berintegritas ?

• Iklim Etika adalah suatu perubahan


moral atau etika yang dipengaruhi oleh
faktor tertentu.
• Organisasi Berintegritas adalah suatu
organisasi pondasi dalam merancang
kinerja yang optimal diseluruh aspek
organisasi
PENTINGNYA MEMBANGUN IKLIM
ETIKA DAN ORGANISASI BERINTEGRITAS
• Banyak pimpinan organisasi dan perusahaan yang
beranggapan bahwa permasalahan etika adalah
permasalahan individual. Setiap individu
bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan
tidak beretika yang mereka lakukan,sementara itu
organisasi tidak dapat berbuat apa-apa untuk
mempengaruhi etika seseorang karena sudah
terbentuk melalui keluarga dan pendidikan pada
masa kecil mereka.
• Organisasi dan perusahaan sangat berkepentingan
terhadap perilaku etika dari orang-orang yang
bekerja pada organisasi dan perusahaan tersebut.
Keterbatasan Program Compliance

• Seorang pegawai yang melanggar hukum berisiko


menghadapi kasus hukum berdampak pada konsekuensi
biaya yang signifikan dan kehilangan nama naik serta
kepercayaan pelanggan pada perusahaan mereka.
• Risiko ini membuat banyak perusahaan menyadari
pentingnya etika orgnaisasi dan kemudian
mengembangkan etika organisasi yang mampu mendeteksi
dan mencegah pelanggaran hukum. Hal ini sesuai dengan
himbauan Pemerintah Amerika agar perusahaan
menerapkan program compliance yang menekankan pada
pencegahan tindakan hukuman bagi pelanggar, melalui
peningkatan pemantauan standar dan prosedur serta
dengan memberikan hukuman bagi para pelanggar.
Hukuman bagi para pelanggar antara lain :

1) Seorang manajer harus mengembangkan standar dan prosedur

2) Menugaskan pegawai-pegawai yang memiliki jawabatan tinggi untuk mengawasi


kepatuhan terhadap standar dan prosedur

3) Menghindari pendelegasian wewenang kepada orang-orang yang berpotensi untuk


melakukan pelanggaran

4) Mengkomunikasikan standar dan prosedur melalui pelatihan dan publikasi

5) Melakukan audit kepatuhan, proses pemantauan, sistem whistleblowing dimana


pegawai dapat melaporkan tindakan melawan hukum tanpa merasa takut dihukum

6) Secara konsisten menegakkan standar melalui tindakan-tindakan disiplin

7) Secara cepat melakukan tindakan jika terdeteksi pelanggaran

8) Melakukan langkah-langkah pencegahan agar pelanggaran sejenis tidak terulang di


masa depan
Terdapat beberapa keterbatasan atas program compliance yaitu:

1) Perbedaan hukum dan aturan di tiap negara.

2) Terlalu menekankan pada pemberian ancaman


deteksi dan hukuman untuk mendorong perilaku
yang mentaati hukum.
3) Program ini cenderung untuk tidak mendorong
terciptanya imajinasi moral atau komitmen.
4) Bukan pedoman etika untuk perilaku keteladanan
atau bahkan praktik-praktik yang baik.
Integritas sebagai Tata Kelola Etika

• Integritas sebagai tata kelola etika mendorong


organisasi memiliki standar yang lebih kuat dan
memiliki integritas berbasis konsep pengelolaan
sendiri (self-governance) berdasarkan sekumpulan
prinsip. Dari prinsip integritas, tugas dari manajemen
etika adalah:
1. Untuk mendefinisikan dan menghidupkan nilai
organisasi
2. Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
prilaku etika yang baik
3. Untuk menanamkan rasa akuntabilitas bersama
antar pegawai
• Bentuk dari program integritas menyerupai dengan program
compliance, seperti kode etik, pelatihan, mekanisme pelaporan,
investigasi atas potensi pelanggaran, dan audit dan pengawasan
untuk menjamin standar dan aturan perusahaan dijalankan dan
dipatuhi. Jika dirancang secara tepat dapat menciptakan dasar
untuk mencari kemanfaatan dari kepatuhan terhadap hukum.
• Pendekatan berintegritas lebih luas, lebih dalam, dan lebih sulit
dari program compliance. Lebih luas karena pendekatan ini
berupaya untuk memungkinkan terciptanya perilaku
bertanggung jawab. Lebih dalam karena mencakup ethos dan
sistem operasi dari organisasi dan anggota-anggotanya, nilai-
nilai yang mereka pedomani, cara berpikir dan berperilaku.
Lebih sulit karena membutuhkan upaya secara aktif untuk
mendefinisikan tanggung jawab dan aspirasi yang menjadi
bagian dari pedoman etika organisasi.
Perbedaan karakteristik dan implementasi antara program compliance
dan organisasi berintegritas, sebagai berikut.

Karakteristik Program Compliance Program Integritas

Sesuai dan taat dengan standar Mengelola sendiri sesuai


Etika yang diterapkan dari luar dengan standar yang dipilih
organisasi
Mencegah terjadinya tindakan Mendorong tindakan-

Tujuan melawan hokum tindakan yang bertanggung


jawab

Dipimpin oleh ahli hukum Dipimpin oleh manajemen

Kepemimpinan dengan bantuan ahli hukum,


spesialis SDM dan lain-lain

Pendidikan, pengurangan Pendidikan, kepemimpinan,


kewenangan, auditing dan akuntabilitas, sistem
pengawasan, pemberian organisasi dan proses
Metode hukuman pengambilan keputusan,
auditing dan pengawasan,
pemberian hukuman.

Otonom/individualis yang Sosial, yang dipandu oleh


didorong oleh kepentingan diri kepentingan sendiri yang

Asusmsi perilaku sendiri yang bersifat material bersifat material, nilai-nilai,


kesempurnaan dan rekan
sejawat
Perbedaan Implementasi Program Compliance dan Integritas

Implementasi Program Compliance Program Integritas

Hukum Pidana dan UU terkait Nilai-nilai dan aspirasi


dengan kegiatan perusahaan organisasi, lewajiban sosial,
Standar
termasuk kewajiban taat
hukum

Staffing Ahli hokum Pimpinan dan manajer

Mengembangkan standar Menjalankan organisasi


compliance dan komunikasi, berdasarkan nilai-nilai dan
pelaporan pelanggaran, standar, pelatihan dna
investigasi, audit atas ketaatan, komunikasi, pengintegrasian
penegakan standar nilai-nilai ke dalam sistem
Kegiatan organisasi, memberikan
bimbingan dan pelatihan,
menilai kinerja berbasis
nilai-nilai, identifikasi dan
pemecahan masalah,
mengawasi ketaatan

Sistem dan standar compliance Pengambilan keputusan dan


Pendidikan nilai-nilai organisasi, sistem
dan standar compliance
Program Integritas yang Efektif

Terdapat beberapa karakteristik dari program integritas yang


efektif, yaitu:

1) Nilai dan komitmen yang masuk akal dan secara jelas dikomunikasikan
• Nilai dan komitmen ini mencerminkan kewajiban organisasi. Pegawai
dari berbagai tingkatan menerima nilai dan komitmen tersebut dengan
sungguh-sungguh, merasa bebas untuk mendiskusikannya, dan
memahami pentingknya dalam praktisi. Hal ini bukan berarti semuanya
sudah jelas sehingga tidak ambiguitas dan konflik. Namun selalu ada
keinginan untuk mencari solusi yang sesuai dengan kerangka nilai
tersebut.
2) Pimpinan organisasi secara pribadi memiliki komitmen, dapat
dipercaya, dan bersedia untuk melakukan tindakan atas nilai-nilai
yang mereka pegang
• Mereka tidak sekedar juru bicara. Mereka bersedia untuk
memeriksa keputusannya sesuai dengan nilai-nilai tesebut.
Konsistensi merupakan bagian penting dari kepemimpinan.
Ceramah berkepanjangan dan tidak jelas tentang nilai-nilai
perusahaan hanya memancing ketidak-percayaan pegawai dan
penolakan terhadap program. Pada saat yang sama pemimpin
harus mengambil tanggung jawab untuk membuat keputusan
yang sulit ketika terjadi konflik antara kewajiban etika.
1) Nilai-nilai yang digunakan terintegritas dalam proses pengambilan keputusan manajemen dan tercermin
dalam kegiatan-kegiatan penting organisasi
• Penyusunan rencana, penetapan sasaran, pencarian kesempatan, alokasi sumber daya, pengumpulan dan
komunikasi informasi, pengukuran kinerja, dan pengembangan SDM.
2) Sistem dan struktur organisasi mendukung dan menguatkan nilai-nilai organisasi
• Sistem pelaporan dibuat untuk memungkinkan dilakukannya check and balance untuk mendukung
pertimbangan yang objektif dalam pengambilan keputusan. Penilaian kinerja memperhatikan cara kerja dan
hasil kerja.
3) Seluruh manajer memiliki ketrampilan pengambilan keputusan, pengetahuan dan kompetensi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang berbasis etika setiap hari
• Berpikir dan memiliki kesadaran etika harus menjadi bagian dari perlengkapan mental seorang manajer.
Pendidikan etika biasanya merupakan bagian dari proses.
Dampak Organisasi yang Berintegritas terhadap Akuntan Profesional

• Konsep organisasi berintegritas dapat membantu


akuntan professional dalam dua hal berikut:
• Pertama, untuk akuntan profesional yang
mengembangkan kantor sendiri, maka
pendekatan integritas akan membantu akuntan
profesional dalam menghidupkan dan menjaga
etika akuntan profesional yang akan
memudahkan akuntan professional dalam
menjalankan profesinya. Selain itu, akuntan
professional dapat melakukan penilaian terhadap
integritas organisasi dari kliennya dalam menilai
risiko yang dihadapi.
• Kedua, untuk akuntan professional yang bekerja di
dalam organisasi, penilaian terhadap integritas
organisasi merupakan langkah pertama dalam
pemilihan organisasi tempat bekerja. Akuntan
professional harus memilih tempat bekerja yang
mendorong terciptanya dan terjaganya etika akuntan
professional. Akuntan profesional harus menghindari
tempat bekerja yang berpotensi untuk menciptakan
konflik-konflik etika dan mendorong akuntan untuk
mengorbankan etika profesionalnya. Selain itu, akuntan
professional juga dapat membantu organisasi tempat
bekerja untuk menjadi organisasi berintegritas di mana
nilai-nilai organisasi selaras dengan nilai-nilai etika
profesionalnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai