Anda di halaman 1dari 27

Pendidikan Agama Islam

Ekonomi Islam
Universitas Sriwijaya
Kelompok 3
1. ‘A’isyah Syifa Arrahman (05071382227073)
2. M. Farras Fakhri (05071382227082)
3. Laras Helianti Putri (05071382227089)
4. Gusti Armanda (05071382227090)
5. Al Aziiz Afi Akbar (05071382227091)
Pengertian Ekonomi
Islam
 Ekonomi Islam adalah ekonomi rakyat yang diilhami
oleh nilai-nilai Islam (M. Abd Mannan, 1997).

 Ekonomi Islam ialah kajian tentang prilaku ekonomi


umat Islam representatif dalam masyarakat muslim
modern (S. Nawab Haidar Naqvi, 1994).

 Ekonomi Islam adalah ekonomi dengan peresfektif


Islam (M. Umer Chapra, 2001).
Ekonomi Islam,
sistem atau Ilmu:
 Ekonomi Islam sebagai suatu ilmu merupakan
pengetahuan yang sistematis tentang manusia,
bukan sebagai indivudu yang terisolasi, tetapi
mengenai individu sosial yang meyakini nilai-
nilai hidup Islam.

 Ekonomi Islam sebagai sebuah sistem yang


menjadi bagian dari suatu prinsip yang
mengatur tata kehidupan yang lengkap,
berdasarkan empat bagian nyata dari
pengetahuan yakni, al-Qur’an, Sunnah/Hadis,
Ijma dan Ijtihad.
Tujuan Dari Suatu
Sistem Ekonomi

Tujuan suatu sistem ekonomi sangat


ditentukan oleh bagaimana cara
pandang sistem ekonomi tersebut
terhadap dunia yang akan
menghasilkan tujuan dan strategi.
Cara Pandang Menghasilkan:
• Tujuan sistem ekonomi
• Strategi yang dilakukan untuk mencapai
tujuan.

Kedua hal tersebut merupakan hasil


logisdari pandangan terhadap dunia.
Cara Pandang Terhadap dunia menurut
konsepsi Islam
• Pertanyaan-pertanyaan yang perlu
diajukan:

1. Untuk apa alam ini diciptakan?


2. Apa tujuan dari hidup manusia
dan bagaimana
merealisasikannya?
3. Apa peran manusia dalam
kehidupan ini?
Tiga Konsep Fundamental
Mengenai Pandangan Hidup
Dalam Islam

Cara memandang hidup dalam konsep Islam.

• Tauhid (KeEsaan Allah SWT)


• Khalifah (Wakil Allah dimuka bumi)
• Keadilan (adalah)
A. Tauhid

KeEsaan Allah SWT, akan mengandung implikasi bahwa


alam semesta secara sadar dibentuk dan diciptakan oleh
Allah dengan tujuan tertentu dan manusia yang
merupakan salah satu bagian didalamnya dituntut untuk
hidup dalam kepatuhan dan ibadah kepada Allah. (al-
Baqarah: 21-22, Ali Imran: 191, Shad: 27, al-Mu’minun:15)
B. Khalifah

Manusia adalah khalifah (wakil) Allah dimuka bumi untuk


melaksanakan perintah-perintahnyaNya, dan dengan itu
manusia ditugaskan untuk memakmurkan bumi. Khalifah
bukan hanya tertumpu pada seseorang, kelompok
tertentu, atau bahkan negara tertentu, tetapi setiap
individu adalah khalifah. (al-Baqarah: 30)Semua sumber
daya yang ada adalah amanah dan sebagai khalifah
manusia bertanggung jawab kepada-Nya.
C. Keadilan (‘adalah)

Konsep keadilan dan khalifah mengandung makna


persatuan fundamental dan persaudaraan umat, yang
akan menjadi konsep tanpa arti jika tidak diaplikasikan
secara bersamaan, karena menegakkan keadilan
merupakan salah satu tujuan utama yang ingin dicapai
oleh rasul Allah. (al-Hadid: 25).
Tujuan Ekonomi Islam
Berdasarkan paradigma dan
konsep funamental tersebut, yang
menjadi tujuan pokok dari
Ekonomi Islam ialah kesejahteraan
(falah) bagi umat manusia, yang
terimplementasi dalam Maqasid
as Syari’ah (Tujuan Syariat).
Maqasid as-Syariah (Tujuan Syariat)
• Tujuan syariat dalam menciptakan kesejahteraan
manusia mencakup:

 Terlindunginya keimanan
 Terlindunginya kehidupan
 Terpeliharanya akal
 Terjaganya keturunan
 Terjaganya harta benda.

Apa saja yang menjamin terlindunginya lima pilar


tersebut adalah maslahah bagi manusia (Imam al-
Ghazali, al-Mustasfa, 1937, Vol 1, hlm 139-140).
Paradigma digunakan Ekonomi Islam

Paradigma yang digunakan dalam Ekonomi Islam mengakar pada


doktrin-doktrin agama, mengutamakan nilai-nilai moral, persaudaraan
dan keadilan sosial-ekonomi, yang diarahkan pada peran
mengintegrasikan nilai-nilai, institusi, pasar, keluarga, masyarakat dan
negara untuk menjamin terrealisasinya falah untuk semua.
Mengapa Masalah-masalah dalam Ekonomi
Timbul:

Adanya realitas bahwa sumber


daya Terbatas dan kebutuhan
yang tak terbatas berpengaruh
pada peran distribusi dan
Konsumsi yang berujung pada
persoalan pilihan dari individu.
Bagaimana Ekonomi
Islam Menjawab
Permasalahan Tersebut?
Batasan moral sangat ditekankan dalam Ekonomi Islam,
yang bersumber dari doktrin Agama dalam Distribusi dan
Konsumsi, sebagaimana terlihat dalam garafik berikut:
Ekonomi Islam
Manusia (Sosial namun religius)

Kebutuhan yang tak


terbatas
Sarana Terbatas

Masalah-masalah Ekonomi

Pilihan (dituntun oleh nilai Islam)

Pertukaran terpadu dan transfer satu arah (Etika Islam, kekuatan pasar
dan bukan pasar)
Ekonomi Modern
Manusia (Sosial)

Kebutuhan yang tak


terbatas
Sarana Terbatas

Masalah-masalah Ekonomi

Pilihan (dituntun oleh kepentingan individu)

Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar (Yang terkuat yang


menang/Darwinisme sosial)
Bagaimana Perkembangan Ekonomi Islam di
Indonesia?
 Perkembangan lembaga keuangan bank.
 Perkembangan lembaga keuangan non bank.
 Perkembangan lembaga keuangan umat.
Masalah Riba dan Bunga

Larangan riba dalam Islam secara berangsur melalui empat tahapan:

1. Peringatan bahwa riba tidak menambah kebaikan disisi Allah


SWT. (ar-Ruum: 39).
2. Memberikan gambaran siksa bagi Yahudi yang salah satu
karakternya suka memakan riba. (An-Nisa: 160-161).
3. Allah SWT melarang memakan riba yang berlipat ganda. (Ali
Imran: 130).
4. Allah SWT melarang dengan dengan keras dan tegas semua jenis
riba. (al-Baqarah: 278-279).
Solusi dari Riba:

Akad dalam Muamalah


• Akad Tijarah:
1. Jual beli (Bai’). (al-Baqarah: 275)
2. Kerjama (Sirkah). (an-Nisa: 12)

• Akad Tabarru’ (tolong menolong). (al-Hadid: 11)


Proses memperoleh keuntungan
dalam Akad Tijarah

1. Jual beli (Bai’), dalam akad ini keuntungan penjualan telah dimasukkan
dalam harga jual.
2. Kerjasama (Syirkah), akad kerjasama dalam melakukan usaha tertentu yang
halal, yang didasarkan pada kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian
akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi kerja sama (prinsip bagi
hasil).
Sudahkah Tujuan Ekonomi Islam
terwujud dengan perkembangan
lembaga-lembaga tersebut?
Mengapa Perlu Mempelajari
Ekonomi Islam?
• Untuk belajar dari pengalaman dengan mengidentifikasi alasan tetang
kewajaran dan ke tidak wajaran praktek Ekonomi Islam masa lampau
dengan teori.
• Untuk menjelaskan keadaan ekonomi aktual.
• Untuk mengidentifikasikan kesenjangan antara Ekonomi Islam yang
ideal dan praktek saat ini.
“Apabila telah ditunaikan sembayang, maka bertebaranlah kamu dimuka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu beruntung.” (al-Jumu’ah: 10).

“Perumpamaan oarang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah


adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir; pada
tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia
kehendaki dan Allah maha luas dan maha mengetahui”. (al-Baqarah:
261).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai