Juni Ekowati
Departemen Kimia Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2014
Page 1
Page 2
Kimia Organik
Kimia Analitik
Ilmu-ilmu
lain
Kimia Dasar
Page 3
IKATAN KIMIA
Bila suatu atom berantaraksi dengan atom lain
membentuk suatu bangun baru yang disebut
molekul (dari bahasa Latin : molecula,artinya
massa yang kecil), maka antaraksi yang terjadi
membentuk ikatan kimia.
Pada proses pembentukan ikatan kimia, yang
sangat berperan adalah elektron kulit terluar atau
elektron valensi atom-atom yang berantaraksi itu.
Page 4
Page 5
Fig 2-12
Page 6
Fig 2-12
Page 7
Name
Symbol
Electron
Proton
Neutron
e
p
n
Charge
-1.6022 x10-19 C
+1.6022 x10-19 C
0
Mass
9.1091 x10-31 kg
1.6726 x10-27 kg
1.6749 x10-27 kg
Page 8
Page 9
Isotop
Page 10
Atomic Diversity
Isotop :
A
ZX
Contoh :
16
8 O
12
6 C
14
6 C
Page 11
Page 12
Isotop
Page 13
Page 14
Elektron
valensi
Page 15
Page 16
Ikatan ion
Page 18
Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang dihasilkan oleh daya tarik menarik
elektrostatik antara ion-ion yang berlawanan muatan.
Kekuatan ikatan (20-40 kJ mol-1)
Kekuatan tarik menarik akan semakin berkurang bila jarak antar ion
semakin jauh dan pengurangan tersebut berbanding terbalik dengan
jaraknya.
Page 19
IKATAN ION)
-Pada pembentukan ikatan ion, atom-atom akan berusaha
mencapai konfigurasi oktet dalam membentuk ion positif atau
ion negatif.
Kaidah Oktet
Atas dasar konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Kossel
mengajukan Kaidah (Aturan) Oktet, yaitu bahwa susunan
(konfigurasi) elektron dengan jumlah delapan elektron
merupakan susunan elektron yang stabil.
Page 20
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron adalah suatu pemerian mengenai
struktur elektron dari unsur.
Chapter 9
Page 21
Na+
+e
Atom Na
Ion Na+
Konfigurasi :
Atom Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
Ion Na+
: 1s2 2s2 2p6
Terlihatlah bahwa konfigurasi ion Na+ sama dengan konfigurasi
atom Ne.
Page 22
Pembentukan ion
negatif
Konfigurasi elektron
Page 24
Konfigurasi elektron
Page 25
Cl
Mg
2+
2+
O
2 Cl
Cl
Ba
Mg
MgCl2
Ba
BaO
Page 26
Q1Q2
Ek
d
Q1, Q2 = charge on ions
k = 8.99 x 109 J-m/c2
d = distance between ions
Page 27
Contoh :
Na (2s2 2p6 3s1) Na+ (2s2 2p6) + e
F (2s2 2p6) + e F- (2s2 2p6)
Na + F
Na+F-
Page 28
Chapter 9
29
Page 29
Keelektronegatifan :
Page 30
Skala Pauling :
Skala numerik dari keelektronegatifan.
Page 31
Page 32
Potensial ionisasi
rendah
Afinitas elektron
tinggi
Atom Na
Atom F
Na+
F-
Gaya elektrostatik
Page 33
Page 34
Ikatan ionik
Na(s) + Cl2(g) NaCl(s) Hf = -410.9 kJ
- Reaksi ini bersifat sangat eksotermik
- Sodium kehilangan satu elektron menjadi ion
Na+
- Klorin menerima sebuah elektron menjadi ion
Cl
- Na+ memiliki konfigurasi elektron dari atom Ne
dan Cl memiliki konfigurasi elektron dari atom
Ar
Page 35
Page 37
Page 38
Jari-jari ion
Ion positif : jari-jari ion positif lebih kecil daripada
jari-jari atomnya.
Hal ini disebabkan kation kehilangan elektron pada
kulit terluarnya
Ion negatif : jari-jari ion negatif lebih besar daripada
jari-jari atomnya
Hal ini disebabkan pada anion kulit terluar
bertambah elektronnya
Jari-jari ion
Makin kecil jari-jari kation, makin tinggi titik
lelehnya.
Hal ini disebabkan makin kecil jarak
antara kation dan anion sehingga gaya
tarik keduanya makin besar dan sukar
dipisahkan dengan pemanasan
Page 41
Ionic Crystals
The highly ordered solid collection of ions is called an
ionic crystal
Contoh : pembentukan kristal NaCl
EOS
Page 42
Polimorfi
Alotropi :
- Bangun kristal berlainan yang dimiliki oleh suatu unsur.
- Unsur-unsur yang mempunyai sifat alotropi adalah karbon (intan, arang dan
grafit), fosfor (merah dan kuning), belerang (rombik dan monoklinik) dan
oksigen (O2 dan O3).
- Suatu alotrop dapat berubah menjadi alotrop yang lain dengan perlakuan fisika
atau kimia. Contoh perlakuan fisika adalah pemanasan pada suhu tertentu yang
disebut suhu transisi.
Amorfi :
- Ada juga zat-zat yang tidak dapat membentuk kristal. Biasanya hal ini terjadi pada
senyawa-senyawa dengan massa rumus (berat molekul) tinggi, dan umumnya
terdapat sebagai polimer.
- Contoh-contoh polimer adalah karet (alam atau buatan), karbohidrat (amilum dan
selulosa), protein dan kaca.
- Zat yang amorf tidak mempunyai titik lebur yang tajam, melainkan suatu trayek
lebur.
Page 44
Air kristal
Senyawa anorganik padat sering dinyatakan sebagai kristal hidrat,
yaitu suatu senyawa yang mengandung molekul-molekul air dan
yang turut menyusun kisi kristal, misalnya CuSO4. 5H2O; Na2SO4.
10H2O; CaSO4. 2H2O dan lain-lain.
Sebagian atau semua air kristal dapat lepas dari ikatannya karena
pengaruh suhu atau tekanan uap, sehingga kristalnya menjadi
kering. Contoh reaksinya ialah :
MgSO4. 7H2O MgSO4. H2O + 6 H2O
Sebaliknya, kristal dapat pula mencair bila banyak molekul air
masuk dan terikat oleh kristal. Sifat ini dinamakan higroskopik.
Page 45
Chapter 9
46
Page 46
Page 47
48
Page 48
49
Page 49
Page 50
IKATAN KOVALEN
Page 51
IKATAN KOVALEN
PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN
Page 53
ikatan
kovalen
Page 54
ikatan kovalen
Page 55
Page 56
Page 57
elektron
terluar
elektron yang
dipakai bersama
Page 59
Page 60
orbital atom
orbital molekul
+
atom A
atom B
molekul AB
Page 61
Lewis Simbol
EOS
Page 63
Page 64
Page 65
Page 66
H
H
C
H
H atau
Struktur Kerangka
Atom hidrogen selalu berada di ujung .
Atom pusat umumnya atom yang memiliki
sifat keelektronegatifan paling rendah.
Atom karbon hampir selalu menjadi atom
pusat .
Umumnya struktur merupakan senyawa yang
kompak dan simetris .
Page 68
(a)
(b)
(c)
titik simpul
(a) : Dua orbital atom pz yang terpisah
(b) : Tumpang tindih segaris
(c) : Diagram batas orbital molekul
(b)
(c)
(a)
(a) : Dua orbital atom py yang terpisah
(b) : Tumpang tindih menyamping
(c) : Diagram batas orbital molekul
Page 71
Page 72
HCN
CO2
N2
C2H2
C2H3Cl
Page 73
Page 74
Page 75
Page 76
Page 77
H
+
H
+
Molekul H
2
Page 79
Page 80
2. Ikatan polar
-Yaitu
H
+
o Cl
+
Molekul HCl
-Senyawa
Covalent Bonds
Cl
Page 82
kutub
negatif
kutub
positif
ke arah negatif
Page 83
Page 84
R 0
(NH 3 polar)
O
H
momen dwikutub
masing-masing
ikatanO
H
R 0
=
(CO2 non-polar)
Page 86
Cl
C
H
H
R=0
Cl
H
R =/= 0
Cl
Page 87
Momen Dipol
Prentice-Hall
2002
Slide 88 of 43
Page 89
Kepolaran
Page 90
Electronegativity Differences
Page 91
Page 92
Page 93
Page 95
Page 97
X R
+
Alkyl halide
..
H2N
Alkylation
Target
Nucleophilic group
H
R N
Target
X
Good leaving
group
Page 99
1. Suhu
2. Cahaya
3. Adanya oksigen di udara
4. Kelembaban
5. Tekanan
6. Keasaman/Kebasaan
Page 100
Contoh :
1. Pengaruh suhu / pemanasan dan tekanan
misalnya Pelepasan air kristal pada
MgSO4.7H2O jadi MgSO4
2. Cahaya dan Oksidasi udara
misalnya Vit C putih jadi coklat
3. Kelembaban
mis. Amoksisilin, Aspirin
4. Keasaman / kebasaan : Aspirin
Page 101
Page 102
H
+ H
H N
H
ikatan datif
Page 103
-Molekul
Page 104
Page 105
SENYAWA KOMPLEKS
(SENYAWA KOORDINASI)
Senyawa koordinasi adalah suatu senyawa netral yang
mengandung satu atau lebih ion kompleks.
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas satu ion pusat
(kation logam) yang terikat dengan satu atau lebih molekul
atau ion.
Ligan adalah molekul atau ion yang mengikat ion pusat itu.
Secara ringkas dapat dikatakan di sini bahwa senyawa
kompleks dapat terdiri atas :
[Kation kompleks] + Anion - (bukan kompleks) atau
Kation+(bukan kompleks) [Anion kompleks]- atau
[Kation kompleks]+[Anion kompleks]Page 106
N
H
Cl
Page 108
Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi dalam senyawa
koordinasi adalah jumlah atom donor yang
mengelilingi atom atau ion pusat dalam
suatu senyawa kompleks.
Contoh bilangan koordinasi :
Ion Ag+ dalam [Ag(NH3)2]+ adalah 2
Ion Cu2+ dalam [Cu(NH3)4]2+ adalah 4
Ion Fe3+ dalam [Fe(CN)6]3+ adalah 6.
Page 109
Bilangan Koordinasi
Atom donor
Atom dalam ligan yang terikat langsung
dengan ion atau atom pusat disebut atom
donor.
Contoh : nitrogen adalah atom donor
dalam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+.
Page 110
Penggolongan ligan
Ditinjau dari jumlah atom dalam molekul atau
ion ligan, maka ligan dapat digolongkan
menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan
Ligan polidentat.
CH2
CH2
NH2
Page 112
Pembentukan
kelat
(EDTA)
Page 114
Page 115
(a)
(b)
(c)
(d)
Page 118
Page 119
Antaraksi dwikutub-dwikutub
Pada senyawa polar, molekul-molekul
cenderung menyusun diri dengan cara
ujung ujung positif suatu molekul
mengarah kepada ujung negatif molekul
yang lain, gambar berikut ini :
+ - +
+ - +
+ - +
+ - +
+ - +
+ - +
+ - +
- + + - +
- + -
- +
+ - +
+ -
- +
+ - +
+ -
- + + - +
- + + - +
Page 120
Ikatanhidrogen
Kekuatanikatanbervariasi
Lebihlemahdaripadainteraksielektrostatik,tetapilebihkuatdaripada
VanderWaalsinteraksi
Ikatanhidrogenterbentukantarasuatuatomhidrogenyangterikatpada
heteroatomyangkayaelektrondenganheteroatomyangkayaelektron
(NatauO)
Atomhidrogenyangterikatpadaheteroatomyangkayaelektrondisebut
ahydrogenbonddonor
Heteroatomyangkayaelektron(NatauO)disebutahydrogenbond
acceptor
+
X H
Drug
Y Target
HBD
HBA
Drug Y
HBA
+
H X
Target
HBD
Page 121
IKATAN HIDROGEN
H3C
O 100 pm
C
O
CH3
Page 125
Page 126
Ikatan Logam
Page 128
Ikatan antara 2 atom Cu terjadi seperti hibrida resonansi, yaitu elektronelektron valensi tiap atom Cu dapat berpindah ke atom yang lain
sehingga atom-atom Cu dapat berganti-ganti menjadi ion positif dan
negatif, dan terjadilah ikatan antara atom-atom Cu tersebut.
Page 129
SIFAT LOGAM
Model Lautan Elektron :
Page 130
Page 131
Page 132
SIFAT KEMAGNITAN
Bila dua kutub magnet yang berlawanan muatan berada dalam vakum, maka terjadilah
garis-garis gaya yang homogen :
(b)
(a)
S
zat ditarik
magnit
S
zat ditolak
magnit
Page 133
(a)
(b)
Page 134
He : 1s
Sifat Feromagnetisme
Unsur-unsur besi, kobalt, nikel dan gadolinium (Gd)
mempunyai sifat-sifat kemagnitan yang sangat tinggi.
Besi merupakan unsur yang paling penting, maka sifat ini
dinamakan feromagnetisme dan kelompok unsur di atas
disebut bersifat feromagnetik.
Ciri utama unsur feromagnetik adalah kelompok-kelompok
atom, yang ukurannya di sekitar 0,001 mm sehingga dapat
diamati dengan mikroskop, sifat kemagnitannya maksimum,
karena atom-atomnya tersusun sehingga momen magnetiknya sejajar dan jarak antar atomnya tertentu.
Sifat kemagnitan ini kira-kira seribu kali kekuatan unsur paramagnetik.
Page 136
Kelompok unsur
atom paramagnetik
Page 137
BANGUN MOLEKUL
Page 138
BANGUN MOLEKUL
Bangun molekul adalah gambaran geometrik yang diperoleh dengan cara
menghubungkan inti-inti atom yang berikatan, dengan garis lurus.
Contoh : Bangun molekul air yang triatomik
(terdiri atas tiga atom) :
d 1 = d 2, =104,45
- panjang ikatan (d) : jarak antara inti-inti atom yang
berikatan
- sudut ikatan () : sudut antara dua garis yang
menggambarkan ikatan
Page 139
Page 140
Page 141
Orbital
hibrida
Bangun Geometrik
Contoh
s+p
sp
Linier
BeCl2, C2H2
s+p+p
sp2
Trigonal planar
BF3, C2H4
s + p + p +p
sp3
Tetrahedral
CH4
d+s+p+p
dsp2
Segiempat datar
[Pt(NH3)4]2+
s + p + p +p + d
sp3d
Trigonal bipiramidal
PCl5
s + p + p +p +d + d
sp3d2
Oktahedral
SF6
d + d + s + p + p +p
d2sp3
Oktahedral
[Co(NH3)6]2+
Page 142
Bangun Molekul :
Valence Shell Electron Pair Repulsion Theory (VSEPR)
Molecular Shapes
To minimize ee
repulsion, lone pairs are
always placed in equatorial
positions.
Page 144
Balloon Analogy
Prentice-Hall 2002
Page 145
Page 146
Bentuk Molekul
Page 147
Molecular Shapes
Predicting Molecular Geometries
Page 148
Page 149
Page 150
Page 151
larutan
Page 152
Larutan
Larutan adalah materi homogen yang tidak mempunyai susunan
(komposisi) kimia tertentu.
Page 153
Komponen Larutan
Page 154
Penggolongan larutan
Menurut wujud akhirnya, larutan dapat dibagi menjadi :
1.Larutan Gas
Larutan gas : baik pelarut maupun linarut (solven dan solut)
berupa gas.
Contoh : Uap air dalam udara
Larutan gas disebut juga campuran gas.
2.Larutan cair
Larutan cair : pelarutnya berwujud cair, sedangkan menurut
wujud linarutnya, larutan cair dibagi menjadi :
2.a. Larutan gas dalam cair
Contoh : Larutan oksigen (O2) dalam air
2.b. Larutan cair dalam cair
Contoh : Larutan etanol dalam air
2.c. Larutan padat dalam cair
Contoh : Larutan Gula dalam air
Page 155
Page 156
Page 157
3. Larutan padat
Larutan padat : pelarutnya berwujud padat,
sedangkan menurut wujud linarutnya, larutan padat dapat
dibagi menjadi :
3.a. Larutan gas dalam padat
Linarut berupa gas, misalnya gas hidrogen (H2) yang larut
dalam paladium (Pd)
3.b. Larutan cair dalam padat
Linarut berupa cairan, misalnya amalgam (larutan logam dalam
raksa).
Contoh : amalgam perak, yaitu Ag dalam Hg
3.c. Larutan padat dalam padat
Linarut berupa padatan, umumnya berupa larutan logam atau
paduan logam (aliasi = alliage), misalnya kuningan (Cu
dalam Zn).
Page 158
Peristiwa melarut
Terjadinya larutan dapat melalui salah satu dari tiga proses
berikut :
1.Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan
membentuk zat baru.
Keadaan ini terjadi bila ada antaraksi antara pelarut
dengan linarut, yaitu dengan pemecahan satu atau lebih
ikatan kimia.
Contoh :
Page 160
NaCl
H2O
H
H
H
O
Na+
O
O
H
H
H
H H
H
ClH H
H
O
O
H O
H
Ion Na+ dan Cl- yang tersolvasi dalam air
Page 161
162
Page 162
CCl4
Benzena terdispersi
dalam CCl4
Kedua molekul, benzena dan CCl4, bersifat nonpolar. Kelarutan terjadi karena kecenderungan
benzena dan CCl4 terdispersi sejauh mungkin.
164
Page 164
Sifat koligatif adalah sifat yang ditentukan oleh banyaknya zat (materi) yang ada dan bukan ditentukan
oleh macamnya zat.
Sifat-sifat koligatif larutan adalah :
1. Penurunan Tekanan Uap
2. Penurunan Titik Beku
3. Kenaikan Titik Didih
4. Tekanan Osmotik
Page 165
Titik Beku
Adalah temperatur dimana terjadi keseimbangan antara
wujud padat dan wujud cair.
Pada keadaan ini kedua wujud tersebut tidak
mengalami perubahan.
Contoh : titik beku air pada 1 atm. adalah 0oC.
Tekanan Uap
Molekul-molekul suatu zat yang berada dalam fasa cair
mempunyai kecenderungan lolos keluar dari wujud cair
menjadi wujud gas.
Bila cairan tersebut berada dalam ruang tertutup, maka
molekul-molekul yang lolos ini menimbulkan tekanan
yang besarnya tergantung kepada temperatur waktu itu.
Tekanan ini disebut tekanan uap zat tersebut pada
temperatur itu.
Page 166
Titik Didih
Titik didih suatu cairan adalah temperatur
yang menunjukkan tekanan uap cairan sama
dengan tekanan udara luar.
Bila tekanan tersebut = 1 atm., maka titik didih
itu disebut titik didih standar cairan tersebut.
Pada titik didihnya, terjadi gelembung uap
pada cairan yang naik ke permukaan cairan.
Peristiwa ini disebut pendidihan cairan.
Page 167
Page 168
: pelarut
: linarut
Hukum Raoult
F.M. Raoult (1887) secara eksperimental
menemukan : Tekanan parsial uap pelarut
yang berkeseimbangan dalam larutan encer
berbanding lurus dengan fraksi mol pelarut
dalam larutan.
Dapat dirumuskan sbb. :
P = P0 . X
P : tekanan parsial pelarut dalam larutan
P0 : tekanan uap pelarut murni
X : fraksi mol pelarut dalam larutan
Page 170
Page 171
1000 x W2
W1 x M2
Tb = Kb .m = Kb x
1000 x W2
W1 didih
x M2
Tb : kenaikan titik
larutan
Kb : tetapan kenaikan molal pelarut
(tetapan ebulioskopik)
m : molalitas linarut
W1 : berat pelarut
W2 : berat linarut
M2 : massa molekul linarut
Peristiwa Osmosis
: molekul pelarut
: molekul linarut
Membran semi permeabel
H
O
2
Page 177
Page 180
KEKENTALAN (VISKOSITAS)
Kekentalan adalah besaran yang menyatakan hambatan suatu sistem
untuk mengalir, bila terhadap sistem itu dikenakan suatu tekanan.
Page 182
KEJENUHAN LARUTAN
Hubungan antara keadaan larutan dengan
jumlah relatif linarut dan pelarut ada 3
macam, yaitu :
1. Larutan jenuh
2. Larutan tak jenuh
3. Larutan lewat jenuh
Page 184
Larutan jenuh
Larutan jenuh adalah suatu larutan yang di
dalamnya zat terlarut (solut/linarut) yang berada
dalam larutan, berkesetimbangan dengan zat
terlarut murni yang berada dalam wadah tempat
larutan itu berada tetapi di luar sistem larutan itu.
Larutan tak jenuh
Larutan tak jenuh adalah suatu larutan yang di
dalamnya konsentrasi zat terlarut lebih kecil
daripada kelarutan zat terlarut dalam pelarutnya
pada temperatur tertentu.
Page 185
pelarut
linarut dalam
larutan
linarut murni
Page 186
Page 188
189
Page 189
Istilah
Bagian (volume)
pelarut untuk
melarutkan satu
bagian (berat) linarut
Istilah
Bagian (volume)
pelarut untuk
melarutkan satu
bagian (berat) linarut
Sangat larut
<1
Sedikit larut
100 - 1000
Larut bebas
1 - 10
Sangat Sedikit
larut
1000 10.000
-Larut
-Agak larut
10 -30
30 - 100
(Praktis) tidak
larut
> 10.000
Page 190
192
Page 192
SISTEM HETEROGEN
ADALAH SISTEM YANG MEMPUNYAI BAGIAN2 YANG TIDAK SAMA DALAM
KESELURUHAN SISTEM
PENGGOLONGAN:
1.
SUSPENSI
adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi > 0,1
(1 = 10-4)
2.
KOLOID (DISPERSI KOLOID)
adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi antara
0,001 - 0,1 (1,0 - 100m)
EMULSI
merupakan jenis koloid yang medium pendispersi maupun fasa
terdispersinya berupa cairan yang tidak saling campur.
-Kedua fase terdiri dari fase minyak dan air atau sebaliknya.
-Emulgator = zat penstabil emulsi
Contoh emulsi : susu, santan, minyak ikan, minyak rambut (cream)
Page 193
Larutan
Koloid
Suspensi
-Tidak tampak
- Tidak tampak
-Tidak tampak
-Tampak
-Tampak
-Tampak
-Kertas saring
-Membran semipermiabel
-Lolos
-Lolos
-Lolos
-Tertahan
-Tertahan
-Tertahan
-Sifat difusi
-Fasa
-Kejernihan
-Bila dibiarkan
-Cepat
-Satu fasa
-Jernih
-Tidakmengendap
-Sangat lambat
-Dua fasa
-Baur
-Tidakmengendap
-Tak mendifusi
-Dua fasa
-Tdk tmbs chy
-Mengendap
Penampakan
-Mikroskop biasa
-Mikroskop
elektronik
Penyaringan
Page 194
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. SIFAT OPTIK
Efek Faraday-Tyndall
berupa kerucut cahaya bila sistem koloid disinari dari samping.
Efek ini disebkan oleh penghamburan sinar oleh partikel-partikel
terdispersi.
2. SIFAT KINETIK
a. Gerak Brown : gerakan acak partikel terdispersi dalam medium
terdispersi.
b. Difusi : partikel terdispersi scr spontan bergerak (berdifusi)
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Akibat langsung dari
gerak Brown.
Page 195
3. SIFAT ELEKTRIK
a. Elektroforesis
adalah pergerakan partikel terdispersi dengan
adanya pengaruh listrik.
b. Elektro-osmosis
adalah pergerakan medium pendispersi dengan
adanya pengaruh listrik, sedangkan fasa
terdispersi diam. (kebalikan elektroforesis)
Page 196
Page 197
Selamat Belajar
198
Page 198