Anda di halaman 1dari 198

IKATAN KIMIA

Juni Ekowati
Departemen Kimia Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2014
Page 1

Lingkup Pembahasan Kimia Dasar


Sebagian Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia telah
dipelajari di SMU, maka pada Semester I ini yang
dibahas adalah pendalaman Hukum-hukum Dasar,
pendalaman sifat-sifat dan struktur materi.

Page 2

Peran Kimia Dasar


Kimia Dasar berperan sebagai landasan (basis) bagi
Ilmu-ilmu Kimia yang lain dan bersangkutan
dengan cabang pengetahuan lanjutan.
Kimia Fisik

Kimia Organik

Kimia Analitik

Ilmu-ilmu
lain

Kimia Dasar

Page 3

IKATAN KIMIA
Bila suatu atom berantaraksi dengan atom lain
membentuk suatu bangun baru yang disebut
molekul (dari bahasa Latin : molecula,artinya
massa yang kecil), maka antaraksi yang terjadi
membentuk ikatan kimia.
Pada proses pembentukan ikatan kimia, yang
sangat berperan adalah elektron kulit terluar atau
elektron valensi atom-atom yang berantaraksi itu.

Page 4

Atom terdiri dari :


Elektron terletak di luar
nukleus; bermuatan
negatif.
Proton terletak di dalam
nukleus; bermuatan positif,
setara dengan muatan
negatif elektron.
Neutron terletak di dalam
nukleus; tidak bermuatan.

Page 5

Macam-macam Gaya yang bekerja :


Gravitational force: the force which pulls object toward the
center of the Earth.
Electrical force:
the attraction or repulsion
between two charged
objects.

Fig 2-12

Page 6

Magnetic force: the force generated by charged objects in


motion.

Fig 2-12

Page 7

Courtesy Patrick Watson

Atomic Architecture: Electrons & Nuclei


Table 2-1 Atomic Building Blocks

Name

Symbol

Electron
Proton
Neutron

e
p
n

Charge
-1.6022 x10-19 C
+1.6022 x10-19 C
0

Mass
9.1091 x10-31 kg
1.6726 x10-27 kg
1.6749 x10-27 kg

Page 8

Atomic number, Z : nulcear charge, number of protons

X = Atomic symbol of the element, or element symbol


A = The Mass number; A = Z + N
Z = The Atomic Number, the Number of Protons in the Nucleus
N = The Number of Neutrons in the Nucleus

Page 9

Isotop

Atom yang memiliki jumlah proton sama, tetapi


jumlah neutron yang berbeda.
Isotop ini menunjukkan sifat kimia yang hampir sama.
Sifat kimia atom ini disebabkan sifat elektronnya.
Hampir semua senyawa yang ada di alam berada
dalam campurannya dengan isotopnya.

Page 10

Atomic Diversity
Isotop :

A
ZX

Contoh :
16
8 O
12
6 C
14
6 C

8 proton, 8 neutron, 8 elektron


6 proton, 6 neutron, 6 elektron
6 proton, 8 neutron, 6 elektron

Page 11

Isotop dari Sodium

Page 12

Isotop

Kelimpahan isotop Cl di alam

Page 13

Page 14

Elektron
valensi

- Elektron valensi (valence electrons)


adalah Elektron yang terlibat dalam
suatu ikatan
- Elektron valensi merupakan faktor
penting dalam ikatan kimia, letaknya
di kulit terluar orbital atom.
- Elektron tersebut ditulis sebagai titik
(dots) disebelah simbol dari elemen.
- Bentuk seperti itu dinamakan Lewis
Structures atau Lewis Dot Structures.

Page 15

Struktur Lewis dan Aturan Oktet

Page 16

JENIS-JENIS IKATAN KIMIA


Pada proses pembentukan ikatan terjadilah
penataan ulang susunan elektron terluar kedua
atom itu sehingga menjadi susunan elektron
yang baru.
Menurut sifat-sifat dan susunan elektron valensi
yang baru setelah dua atom berantaraksi, terdapat tiga
jenis ikatan kimia, yaitu :
1. Ikatan elektrovalen (ikatan ion)
2. Ikatan kovalen
3. Ikatan logam
Page 17

Ikatan ion

Page 18

Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang dihasilkan oleh daya tarik menarik
elektrostatik antara ion-ion yang berlawanan muatan.
Kekuatan ikatan (20-40 kJ mol-1)
Kekuatan tarik menarik akan semakin berkurang bila jarak antar ion
semakin jauh dan pengurangan tersebut berbanding terbalik dengan
jaraknya.

Beberapa obat mengandung gugus fungsi


asam maupun amina yang terionisasi pada
pH fisiologis, memungkinkan terbentuknya
ikatan ion antara senyawa obat dan reseptor.

Page 19

IKATAN ION)
-Pada pembentukan ikatan ion, atom-atom akan berusaha
mencapai konfigurasi oktet dalam membentuk ion positif atau
ion negatif.
Kaidah Oktet
Atas dasar konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Kossel
mengajukan Kaidah (Aturan) Oktet, yaitu bahwa susunan
(konfigurasi) elektron dengan jumlah delapan elektron
merupakan susunan elektron yang stabil.

Page 20

Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron adalah suatu pemerian mengenai
struktur elektron dari unsur.

Chapter 9

Page 21

Pembentukan ion positif

Ion positif terbentuk dengan pengeluaran elektron valensi.


Contoh :
Na

Na+
+e
Atom Na
Ion Na+

Konfigurasi :
Atom Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
Ion Na+
: 1s2 2s2 2p6
Terlihatlah bahwa konfigurasi ion Na+ sama dengan konfigurasi
atom Ne.

Page 22

Pembentukan ion
negatif

Ion negatif terbentuk dengan penarikan elektron dari luar ke


dalam kulit elektron valensi.
Contoh :
F
+ e F
Atom F
Ion F-Konfigurasi :
Atom F : 1s2 2s2 2p5
Ion F : 1s2 2s2 2p6
Ternyata konfigurasi elektron ion F sama dengan konfigurasi
elektron atom Ne.
Jadi terlihatlah bahwa konfigurasi elektron yang stabil adalah
konfigurasi dengan jumlah elektron terluar delapan.
Page 23

Konfigurasi elektron

Page 24

Konfigurasi elektron

Page 25

Struktur Lewis untuk senyawa ionik

Cl

Mg

2+

2+
O

2 Cl

Cl

Ba

Mg

MgCl2

Ba

BaO

Page 26

Pembentukan ikatan ionik


(ikatan elektrovalen)

Ikatan ionik akan terbentuk bila :


Terdapat atom unsur dengan potensial ionisasi rendah
(yang akan menjadi ion positif) dan atom unsur dengan
afinitas elektron tinggi (yang akan menjadi ion negatif)
Terjadi tarik menarik antara ion-ion tersebut melalui
gaya elektrostatik (gaya Coulomb)

Q1Q2
Ek
d
Q1, Q2 = charge on ions
k = 8.99 x 109 J-m/c2
d = distance between ions
Page 27

Contoh :
Na (2s2 2p6 3s1) Na+ (2s2 2p6) + e
F (2s2 2p6) + e F- (2s2 2p6)
Na + F
Na+F-

Page 28

Chapter 9

29

Page 29

Keelektronegatifan :

Ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron


luarnya, atau elektron valensi
Karena elektron luar dari atom yang digunakan
untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna
untuk meramalkan dan menerangkan kereaktifan
kimia.
Keelektronegatifan dipengaruhi oleh jumlah proton
dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung
elektron

Page 30

Skala Pauling :
Skala numerik dari keelektronegatifan.

Page 31

Ikatan ion terbentuk bila perbedaan


keelektronegatifan antara dua atom adalah besar
(> 1,7)
Misalnya : atom Na (keelektronegatifan : 0,9),
atom Cl (keelektronegatifan : 3,0).

Page 32

Potensial ionisasi
rendah

Afinitas elektron
tinggi

Atom Na

Atom F

Na+

F-

Gaya elektrostatik

Page 33

Dalam pembentukan ikatan ionik berlaku


aturan :
jumlah elektron yang dilepas oleh suatu atom
sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh
atom yang lain.

Page 34

Ikatan ionik
Na(s) + Cl2(g) NaCl(s) Hf = -410.9 kJ
- Reaksi ini bersifat sangat eksotermik
- Sodium kehilangan satu elektron menjadi ion
Na+
- Klorin menerima sebuah elektron menjadi ion
Cl
- Na+ memiliki konfigurasi elektron dari atom Ne
dan Cl memiliki konfigurasi elektron dari atom
Ar

Page 35

Unsur-unsur yang dapat membentuk ikatan ionik


Unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
Unsur-unsur dengan potensial ionisasi rendah :
Golongan IA (golongan logam alkali)
Golongan IIA (golongan logam alkali tanah)
Unsur-unsur dengan afinitas elektron tinggi :
Golongan VIIA (golongan halogen)
Golongan VIA (golongan kalkogen)
Page 36

Page 37

Dengan demikian ikatan ionik dapat terjadi pada


unsur golongan :
IA dengan VIIA (jadi senyawa AY)
IA dengan VIA (jadi senyawa A2X)
IIA dengan VIIA (jadi senyawa BY2)
IIA dengan VIA (jadi senyawa BX)

Page 38

Ciri-ciri senyawa ionik :


-

Kebanyakan senyawa ionik menyerupai NaCl yaitu


berwarna putih

- Mudah larut dalam air


- Leleh pada suhu tinggi
- Lelehan senyawa ionik dapat menghantarkan arus
listrik
- Bentuk padat juga terdiri atas ion-ion, yang tersusun
dalam suatu kristal.
Page 39

Jari-jari ion
Ion positif : jari-jari ion positif lebih kecil daripada
jari-jari atomnya.
Hal ini disebabkan kation kehilangan elektron pada
kulit terluarnya
Ion negatif : jari-jari ion negatif lebih besar daripada
jari-jari atomnya
Hal ini disebabkan pada anion kulit terluar
bertambah elektronnya

Jari-jari ion berpengaruh terhadap sifat fisik


senyawanya
Page 40

Jari-jari ion
Makin kecil jari-jari kation, makin tinggi titik
lelehnya.
Hal ini disebabkan makin kecil jarak
antara kation dan anion sehingga gaya
tarik keduanya makin besar dan sukar
dipisahkan dengan pemanasan

Page 41

Ionic Crystals
The highly ordered solid collection of ions is called an
ionic crystal
Contoh : pembentukan kristal NaCl

EOS

Page 42

Sifat kristal senyawa ion


Isomorfi

Polimorfi

Bila ada dua zat yang mempunyai


bangun kristal yang sama, maka
dikatakan bahwa kedua zat itu
isomorf. Contohnya campuran
NaCl dan KCl yang sama bangun
kristalnya dan perbedaannya
hanya pada besar ion Na+
dan K+.

Di alam banyak terdapat zat atau


senyawa yang berada dalam
berbagai bentuk kristal, mis.CaCO3
yang dapat berbentuk heksagonal
dalam mineral kalsit atau ortorombik
dalam mineral aragonit.
Kedaan demikian disebut polimorfi.
Senyawa-senyawa yang mempunyai
sifat polimorfi menunjukkan sifat-sifat
yang khas pada masing-masing
bentuk kristalnya, sehingga
manfaatnya pun berlainan.
Misalnya batu pualam dan gragal
yang merupakan bentuk polimorfi
CaCO3.
Page 43

Alotropi :
- Bangun kristal berlainan yang dimiliki oleh suatu unsur.

- Unsur-unsur yang mempunyai sifat alotropi adalah karbon (intan, arang dan
grafit), fosfor (merah dan kuning), belerang (rombik dan monoklinik) dan
oksigen (O2 dan O3).
- Suatu alotrop dapat berubah menjadi alotrop yang lain dengan perlakuan fisika
atau kimia. Contoh perlakuan fisika adalah pemanasan pada suhu tertentu yang
disebut suhu transisi.

Amorfi :
- Ada juga zat-zat yang tidak dapat membentuk kristal. Biasanya hal ini terjadi pada
senyawa-senyawa dengan massa rumus (berat molekul) tinggi, dan umumnya
terdapat sebagai polimer.
- Contoh-contoh polimer adalah karet (alam atau buatan), karbohidrat (amilum dan
selulosa), protein dan kaca.
- Zat yang amorf tidak mempunyai titik lebur yang tajam, melainkan suatu trayek
lebur.
Page 44

Air kristal
Senyawa anorganik padat sering dinyatakan sebagai kristal hidrat,
yaitu suatu senyawa yang mengandung molekul-molekul air dan
yang turut menyusun kisi kristal, misalnya CuSO4. 5H2O; Na2SO4.
10H2O; CaSO4. 2H2O dan lain-lain.
Sebagian atau semua air kristal dapat lepas dari ikatannya karena
pengaruh suhu atau tekanan uap, sehingga kristalnya menjadi
kering. Contoh reaksinya ialah :
MgSO4. 7H2O MgSO4. H2O + 6 H2O
Sebaliknya, kristal dapat pula mencair bila banyak molekul air
masuk dan terikat oleh kristal. Sifat ini dinamakan higroskopik.

Page 45

Chapter 9

46

Page 46

Page 47

48

Page 48

Skema interaksi ionik obatreseptor

49

Page 49

Contoh obat yang bekerja berdasarkan ikatan ionik


antibakteri akridin :

Page 50

IKATAN KOVALEN

Page 51

IKATAN KOVALEN
PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen, yang juga disebut ikatan atom, terbentuk


dari pemakaian bersama pasangan-pasangan elektron
yang berasal dari atom-atom yang berikatan.

Bila suatu atom berdiri sendiri, maka elektron-elektronnya


hanya dipengaruhi oleh inti atomnya sendiri.

Bila dua buah atom saling mendekati, maka elektron dan


inti atom keduanya saling mempengaruhi, sehingga
tercapai keadaan yang lebih stabil (tingkat energi lebih
rendah) sewaktu terjadi ikatan kimia.

Ikatan kovalen sangat kuat (40-140 kkal/mol) dan secara


prakstis bersifat irreversible.
Page 52

Contoh pada molekul H2, terdiri dari nukleus bermuatan


positif dan satu elektron valensi 1s yang bermuatan negatif.
Jika dua atom hidrogen berdekatan, akan terjadi gaya tarik
elektrik, yaitu repulsive dan attractive .
Gaya elektrik repulsive terjadi antara dua muatan positif
dan dua muatan negatif.
Gaya elektrik attractive terjadi antara muatan positif
masing-masing nukleus dengan muatan negatif masingmasing elektron.
Karena gaya tarik (attractive ) lebih kuat daripada tolakan
(repulsive), maka ikatan kovalen terbentuk dan atom
hidrogen dapat berikatan bersama sebagai H2.

Page 53

ikatan
kovalen

Page 54

ikatan kovalen

Page 55

Contoh pada pembentukan ikatan kovalen molekul klorin (Cl2)


- Atom Cl memiliki 7 elektron valensi dan konfigurasi elektron kulit
terluarnya adalah
- Jika digunakan simbol elektron dot , maka masing-masing atom Cl
dinyatakan sebagai
- Apabila dua atom Cl saling mendekat, elektron 3p yang tidak
berpasangan akan digunakan bersama-sama oleh kedua atom sebagai
ikatan kovalen.
- Masing-masing atom Cl pada molekul Cl2 memiliki 6 elektron pada kulit
terluar dan membentuk elektron valensi oktet seperti Ar.

Page 56

Ikatan kovalen dari atom-atom yang sama :


H2, N2, F2, Cl2, Br2, I2

Page 57

PENGGAMBARAN BANGUN IKATAN


KOVALEN
Ada dua cara (metode) dalam menggambarkan ikatan kovalen,
yaitu :
1.Cara Ikatan Valensi (Valence Bond Method)
2.Cara Orbital Molekul (Molecular Orbital Method)

Cara Ikatan Valensi


disebut juga cara Heitler-London-Slater-Pauling (cara HLSP),
dg anggapan bahwa molekul terdiri atas atom-atom yang
Berdiri sendiri-sendiri, kecuali satu atau beberapa elektron kulit
terluar suatu atom digunakan oleh atom lain dalam kulit
terluarnya.
Page 58

elektron
terluar

elektron yang
dipakai bersama

Page 59

Cara Orbital Molekul


disebut juga cara Hund-Mulliken-Hckel (cara
HMH), dengan anggapan bahwa seluruh molekul
beserta elektron-elektronnya sebagai satu
kesatuan.
Elektron bergerak karena pengaruh semua inti dan
elektron-elektron lain dalam orbital baru, yang
disebut orbital molekul.

Page 60

orbital atom

orbital molekul

+
atom A

atom B

molekul AB

Page 61

PENGGAMBARAN RUMUS BANGUN


SENYAWA KOVALEN

Pembentukan ikatan (sigma) dari tumpang


tindih orbital s
G.N. Lewis mengajukan gambaran senyawa
kovalen dengan titik dan garis, yaitu :
1.Dua titik menggambarkan satu pasang elektron
2.Satu garis sama dengan dua titik
3.Dua titik atau satu garis menggambarkan satu
ikatan tunggal
Page 62

Lewis Simbol

Elektron valensi ditunjukkan


dengan titik (dots) disekitar
elemen

EOS

Page 63

Banyaknya ikatan kovalen yang dibentuk


oleh sebuah atom tergantung pada
banyaknya elektron tambahan yang
diperlukan agar atom itu mencapai
konfigurasi gas mulia

Page 64

Page 65

Lewis Structures for Molecules Containing


C,N,O, X (Halogen), and H

Page 66

Contoh : metana (CH4)


H

H
H

C
H

H atau

Gambar 7.9. Rumus bangun senyawa kovalen CH4 dengan


titik dan garis
Satu atom H dikelilingi oleh 2 elektron (konfigurasi elektron
helium) dan satu atom C dikelilingi oleh 8 elektron (oktet).
Page 67

Struktur Kerangka
Atom hidrogen selalu berada di ujung .
Atom pusat umumnya atom yang memiliki
sifat keelektronegatifan paling rendah.
Atom karbon hampir selalu menjadi atom
pusat .
Umumnya struktur merupakan senyawa yang
kompak dan simetris .

Page 68

Pembentukan ikatan sigma dari tumpang tindih


orbital p
Pada molekul H2, ikatan sigma dapat terbentuk dari tumpang tindih
(overlap) orbital-orbital s.
Ikatan sigma dapat juga terbentuk dari tumpang tindih orbital p

Kekuatan ikatan sigma :


Ikatan sigma merupakan ikatan kovalen yang
paling kuat, dengan energi ikatan yang paling
besar.
Page 69

(a)

(b)
(c)
titik simpul
(a) : Dua orbital atom pz yang terpisah
(b) : Tumpang tindih segaris
(c) : Diagram batas orbital molekul

Pada orbital molekul sigma yang berasal dari dua orbital s,


tidak ada titik simpul pada sumbu orbital tersebut, tetapi pada
orbital sigma yang berasal dari orbital p, terdapat dua simpul
pada sumbu orbital tersebut.
Page 70

Pembentukan ikatan (pi)


Selain dapat bertumpang tindih secara segaris, orbital p dapat melakukan tumpang
tindih secara menyamping membentuk ikatan

- Ikatan lebih lemah daripada ikatan

(b)
(c)

(a)
(a) : Dua orbital atom py yang terpisah
(b) : Tumpang tindih menyamping
(c) : Diagram batas orbital molekul

Page 71

Pembentukan orbital molekul dari orbitalorbital atom s dan p


Kemungkinan pembentukan orbital molekul
dari berbagai orbital atom adalah :
1.Dari orbital atom s hanya dapat terbentuk
orbital molekul sigma ()
2.Dari orbital atom p dapat terbentul orbital
molekul sigma () dan pi ()

Page 72

Gambarkan Rumus Struktur :


a.
b.
c.
d.
e.

HCN
CO2
N2
C2H2
C2H3Cl

Page 73

Multiple Covalent Bonds

Page 74

Multiple Covalent Bonds

Page 75

Page 76

Page 77

SIFAT KEPOLARAN, MUATAN DAN


RESONANSI
SENYAWA KOVALEN
KONSEP KEPOLARAN
Kepolaran (dari bahasa Latin polus, tiang atau sumbu langit)
berarti sifat mengutub atau dimilikinya kutub, dalam pengertian
elektrostatik, oleh suatu senyawa.
Kepolaran dalam molekul diatomik
Dua atom yang berikatan membentuk suatu molekul belum
tentu masing-masing mempunyai keelektronegatifan yang
sama.
Sebagai akibatnya, penyebaran elektron dalam molekul belum
tentu merata dalam seluruh molekul tersebut.
Page 78

1. Ikatan Kovalen Non-polar


- Yaitu ikatan kovalen yang elektron-elektronnya tersebar
merata dan titik pusat muatan negatif (awan elektron) terletak
ditengah-tengah molekul dan berimpit dengan titik pusat
muatan positif (inti atom).
- Contoh : molekul H2.

H
+

titik pusat muatan negatif


dan positif berimpitan

H
+

Molekul H
2

o = Titik pusat muatan negatif


= Titik pusat muatan positif

Page 79

Senyawa dengan ikatan kovalen non-polar


disebut senyawa non-polar
Pada senyawa diatomik, keelektronegatifan
kedua atom sama

Contoh : H2, N2, O2, F2, Cl2, Br2, I2

Page 80

2. Ikatan polar
-Yaitu

ikatan kovalen yang elektron-elektronnya tersebar tidak


merata dan titik pusat muatan negatif (awan elektron) tidak
terletak ditengah-tengah molekul dan tidak berimpit dengan titik
pusat muatan positif (inti atom).
-Contoh : molekul HCl .
titik pusat muatan negatif
dan positif tidak berimpitan

H
+

o Cl
+

= titik pusat muatan positif


o = titik pusat muatan negati

Molekul HCl
-Senyawa

dengan ikatan kovalen polar disebut senyawa polar


-Pada senyawa diatomik, keelektronegatifan kedua atom tidak
Page 81
sama.

Covalent Bonds

Cl

Page 82

Dwikutub (dipole) dan momen dwikutub


(dipole moment)
Molekul polar mempunyai pusat muatan positif dan negatif
yang tidak berimpit, maka seolah-olah molekul tersebut
mempunyai
dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif.
- Keadaan demikian merupakan dwikutub (dipole).
- Suatu dwikutub dilambangkan sebagai anak panah dengan
ujung anak panah mengarah ke kutub negatif.
-

kutub
negatif

kutub
positif

yang dilambangkan sebaga

Suatu dwikutub (dipole)

ke arah negatif

Gb.9.3. Gambaran dan Lambang dwikutub

Page 83

Momen dwikutub (dipole moment)

Kemampuan suatu dwikutub untuk berorientasi


dalam medan listrik dikenal sebagai momen
dwikutub (dipole moment), yang besarnya dapat
dirumuskan sebagai berikut :
= zxd
(mu) =momen dwikutub, dengan satuan Debye.
z = muatan dalam satuan elektrostatik (Statcoulomb)
d =jarak dalam cm

Page 84

Momen dwikutub dan kepolaran :


Molekul-molekul diatomik dengan kedua atom sama, maka momen
dwikutubnya = nol, karena d (jarak antara kutub negatif dan kutub
positif) adalah nol (berimpit) dan molekul bersifat non-polar.
Molekul diatomik dengan atom-atom yang berbeda, maka 0,
jadi molekul tersebut polar.
Momen dwikutub merupakan besaran vektor, jadi untuk molekulmolekul triatomik atau lebih, momen dwikutub total merupakan
resultan dwikutub-dwikutub yang berasal dari tiap-tiap ikatan yang
ada.
Bila resultan momen-momen dwikutub tersebut = 0, maka molekul
tersebut bersifat non-polar, dan bila resultannya 0, maka molekul
tersebut bersifat polar.
Page 85

Analisis momen dwikutub beberapa senyawa


diatomik atau lebih
Berikut ini adalah gambaran beberapa molekul triatomik atau lebih dengan resultan dwikutubdwikutubnya :
momen dwikutub
total R
()
R 0

R 0
(NH 3 polar)

O
H

momen dwikutub
masing-masing
ikatanO
H

R 0
=
(CO2 non-polar)

Page 86

Cl

C
H

H
R=0

CH4 bersifat non-polar

Cl
H
R =/= 0

Cl

CHCl3 bersifat polar

Page 87

Momen Dipol

Prentice-Hall
2002

Slide 88 of 43

Page 89

Kepolaran

Page 90

Electronegativity Differences

Page 91

Prediksikan manakah dari kedua molekul dibawah ini yang


bersifat polar :
HCN dan H2C=CHCl

Page 92

ENERGI PADA IKATAN KOVALEN


Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk
memecah atau membentuk suatu ikatan kovalen
Struktur Lewis tidak menggambarkan kekuatan
relatif dari ikatan kovalen.
Contoh: ikatan H2 dan Cl2 digambarkan garis
tunggal identik, tetapi dalam eksperimen
ternyata diperlukan energi yang lebih besar
untuk memecah ikatan H2 daripada Cl2.
Maka Ikatan H2 > Cl2

Page 93

Suatu besaran kuantitatif yang mengukur


kestabilan suatu molekul disebut Energi disosiasi
(pemecahan) Ikatan.
Energi disosiasi (pemecahan) ikatan yaitu:
Perubahan entalpi yang diperlukan untuk
memecah suatu ikatan tertentu dalam 1 mol
senyawa diatomik yang berwujud gas.
Satuannya: kJ/mol
Contoh: untuk molekul hidrogen
H2 (g) H (g) + H (g)
A= + 436,4 kJ
Page 94

Artinya : untuk memecah ikatan kovalen dalam


1 mol gas H2 diperlukan 436,4 kJ energi.
Sebaliknya :
H(g) + H(g) H2(g)
AH0= - 436,4 kJ
Artinya : dalam pembentukan ikatan kovalen 1
mol gas H2 dari 2 atom H(g) diperoleh 436,4 kJ
energi.
Energi yang diperoleh ini disebut energi
pembentukan ikatan.

Page 95

Kekuatan ikatan kovalen


Entalpi Ikatan (Energy) Energi yang dibutuhkan untuk memecah ikatan kovalen pada substansi gas.
Cl2(g) 2Cl(g)
H = DCl-Cl
- Jika lebih dari satu ikatan pecah, entalpi ikatan
adalah fraksi dari H pada reaksi atomisasi :
CH4(g) C(g) + 4H(g)
H = 1660 kJ
DC-H = H = (1660 kJ) = 415 kJ.
- Entalpi ikatan dapat bernilai positif atau negatif.
Page 96

Kekuatan Ikatan Kovalen

Page 97

Interaksi obat-reseptor dengan pembentukan ikatan


kovalen diperlukan pada kondisi tertentu, misalnya untuk
tujuan antikanker

X R
+
Alkyl halide

..
H2N

Alkylation
Target
Nucleophilic group

H
R N

Target

X
Good leaving
group

Gugus fungsi yang sangat reaktif seperti alkil halida


membentuk ikatan kovalen yang bersifat irreversibel
dengan reseptor target. Contoh : cycloposphamide
Page 98

Contoh : anti kanker cyclophosphamide :

Page 99

Kestabilan suatu senyawa/molekul


Kestabilan suatu senyawa/molekul
dipengaruhi oleh beberapa faktor a.l. :

1. Suhu
2. Cahaya
3. Adanya oksigen di udara
4. Kelembaban
5. Tekanan
6. Keasaman/Kebasaan
Page 100

Contoh :
1. Pengaruh suhu / pemanasan dan tekanan
misalnya Pelepasan air kristal pada
MgSO4.7H2O jadi MgSO4
2. Cahaya dan Oksidasi udara
misalnya Vit C putih jadi coklat
3. Kelembaban
mis. Amoksisilin, Aspirin
4. Keasaman / kebasaan : Aspirin
Page 101

IKATAN KOVALEN KOORDINASI


(IKATAN DATIF)

Page 102

IKATAN KOVALEN KOORDINASI


(IKATAN DATIF)
DEFINISI
Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan datif adalah ikatan
kovalen yang pasangan elektronnya yang dipakai bersama
berasal dari satu atom saja.
Contoh 1 : Ion amonium (NH4+)
H
H N
H

H
+ H

pasangan elektron bebas


yang dapat disumbangkan

H N

H
ikatan datif

Page 103

-Molekul

NH3 mempunyai pasangan elektron bebas,


sedangkan ion H+ mempunyai orbital kosong yang
dapat ditempati oleh pasangan elektron bebas yang
disumbangkan tersebut.

Page 104

TERBENTUKNYA IKATAN KOVALEN KOORDINASI

Ikatan kovalen koordinasi (datif) terbentuk


jika :
1.Salah satu atom mempunyai pasangan
elektron bebas
2.Atom yang lain mempunyai orbital
kosong
atau setengah penuh.

Page 105

SENYAWA KOMPLEKS
(SENYAWA KOORDINASI)
Senyawa koordinasi adalah suatu senyawa netral yang
mengandung satu atau lebih ion kompleks.
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas satu ion pusat
(kation logam) yang terikat dengan satu atau lebih molekul
atau ion.
Ligan adalah molekul atau ion yang mengikat ion pusat itu.
Secara ringkas dapat dikatakan di sini bahwa senyawa
kompleks dapat terdiri atas :
[Kation kompleks] + Anion - (bukan kompleks) atau
Kation+(bukan kompleks) [Anion kompleks]- atau
[Kation kompleks]+[Anion kompleks]Page 106

Terbentuknya ion kompleks


Antaraksi antara ion logam dengan ligan dapat
dianggap sebagai reaksi asam-basa Lewis.
Basa Lewis adalah suatu substansi yang dapat
menyumbangkan satu atau lebih pasangan elektron.
Setiap ligan mempunyai paling sedikit satu
pasangan elektron bebas, misalnya :
O
H

N
H

Cl

Jadi ligan berperan sebagai basa Lewis.


Page 107

- Sebaliknya, suatu atom logam dari golongan


unsur transisi, baik dalam keadaan netral atau
bermuatan positif, berperan sebagai asam
Lewis, yang menerima dan memakai bersama
pasangan elektron bebas dari basa Lewis.
- Dengan demikian, ikatan logam-ligan
biasanya berupa ikatan kovalen koordinasi.

Page 108

Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi dalam senyawa
koordinasi adalah jumlah atom donor yang
mengelilingi atom atau ion pusat dalam
suatu senyawa kompleks.
Contoh bilangan koordinasi :
Ion Ag+ dalam [Ag(NH3)2]+ adalah 2
Ion Cu2+ dalam [Cu(NH3)4]2+ adalah 4
Ion Fe3+ dalam [Fe(CN)6]3+ adalah 6.
Page 109

Bilangan Koordinasi
Atom donor
Atom dalam ligan yang terikat langsung
dengan ion atau atom pusat disebut atom
donor.
Contoh : nitrogen adalah atom donor
dalam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+.

Page 110

Penggolongan ligan
Ditinjau dari jumlah atom dalam molekul atau
ion ligan, maka ligan dapat digolongkan
menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan
Ligan polidentat.

Ligan semisal H2O dan NH3 adalah ligan


monodentat, karena hanya mempunyai satu
atom donor tiap ligan.
Page 111

Ligan bidentat yang umum adalah etilendiamina


Kedua atom nitrogen dapat mengadakan
ikatan kovalen koordinasi dengan suatu
atom logam
H2N

CH2

CH2

NH2

Page 112

Pembentukan
kelat

Ion etilendiaminatetraasetat (EDTA) adalah


suatu ligan polidentat yang mengandung
enam atom donor, yaitu dua atom nitrogen
dan empat atom oksigen. Keempat atom
oksigen tersebut berada dalam empat
gugus COO- yang berikatan tunggal
dengan atom karbon.
Ligan-ligan bidentat dan polidentat juga
disebut pembentuk kelat, karena
kemampuannya mengikat atom logam
bagaikan cakar (dari bahasa Yunani : chele
yang berarti cakar).
Page 113

(EDTA)
Page 114

Kegunaan senyawa kompleks


Beberapa peranan dan kegunaan senyawa kompleks :
Hemoglobin dan klorofil merupakan senyawa
kompleks dengan atom pusat besi dan magnesium
dengan ligan berbagai protein.
Dalam kimia analitik dikenal kompleksometri, yaitu
penentuan kadar logam dengan EDTA, juga
kolorimetri dengan menggunakan kompleks yang
berwarna.
EDTA dan BAL (dimerkaptopropanol) yang
digunakan untuk penawar keracunan logam berat,
juga senyawa kompleks platina yang digunakan
untuk anti kanker.

Page 115

GAYA ANTAR MOLEKUL


Molekul-molekul dalam wujud gas, cair dan padat
saling berantaraksi satu dengan yang lainnya.
Antaraksi ini berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika
senyawa tersebut, misalnya titik leleh, titik didih,
kelenturan, kekerasan dll.
Secara garis besar, antaraksi antar molekul dapat
digolongkan menjadi :
1. Gaya Van der Waals
2. Ikatan hidrogen
3. Ikatan kimia antar molekul
4. Gaya antar ion.
Page 116

GAYA VAN DER WAALS


Gaya Dispersi (gaya London)

Gaya ini terjadi di antara molekul-molekul non-polar.


Pada senyawa non-polar, pada saat-saat tertentu, secara
kebetulan, elektron-elektron terkonsentrasi pada suatu
tempat tertentu dalam molekul.
Perpindahan elektron ini menyebabkan molekul yang normalnya non-polar menjadi polar. Maka terbentuklah
dwikutub sesaat, kemudian elektron-elektron molekul
tetangganya bergeser sehingga menjadi dwikutub pula.
Proses ini disebut induksi dan dwikutub yang baru saja
terbentuk disebut dwikutub terinduksi. Sebagai
akibatnya, terjadilah gaya tarik antar molekul, yaitu gaya
tarik antara dwikutub sesaat dengan dwikutub terinduksi
yang dikenal sebagai gaya dispersi atau gaya London
(penafsiran secara mekanika kuantum oleh Fritz London
(1930).
Page 117

(a)

(b)

(c)

(d)

Page 118

Terjadinya gaya dispersi (gaya London)


1.Sebuah molekul non-polar
2.Molekul non-polar itu menjadi dwikutub
sesaat
3.Dwikutub sesaat menginduksi molekul
tetangganya
4.Molekul tetangga menjadi dwikutub
terinduksi dan terjadilah gaya tarik.

Page 119

Antaraksi dwikutub-dwikutub
Pada senyawa polar, molekul-molekul
cenderung menyusun diri dengan cara
ujung ujung positif suatu molekul
mengarah kepada ujung negatif molekul
yang lain, gambar berikut ini :
+ - +
+ - +

+ - +
+ - +

+ - +
+ - +

+ - +
- + + - +
- + -

- +
+ - +
+ -

- +
+ - +
+ -

- + + - +
- + + - +
Page 120

Ikatanhidrogen

Kekuatanikatanbervariasi
Lebihlemahdaripadainteraksielektrostatik,tetapilebihkuatdaripada
VanderWaalsinteraksi
Ikatanhidrogenterbentukantarasuatuatomhidrogenyangterikatpada
heteroatomyangkayaelektrondenganheteroatomyangkayaelektron
(NatauO)
Atomhidrogenyangterikatpadaheteroatomyangkayaelektrondisebut
ahydrogenbonddonor
Heteroatomyangkayaelektron(NatauO)disebutahydrogenbond
acceptor

+
X H
Drug

Y Target

HBD

HBA

Drug Y

HBA

+
H X

Target
HBD

Page 121

IKATAN HIDROGEN

Ikatan hidrogen terbentuk jika satu atom H yang terikat


kepada salah satu dari atom yang sangat elektronegatif
(F, O atau N).

Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar molekul yang


cukup kuat, dengan energi ikatan berkisar antara 15 - 40
kJ/mol.

Pada pembentukan ikatan hidrogen, atom yang sangat


elekronegatif yang mengikat atom H secara kovalen,
menarik elektron atom H tersebut menjauhi inti atomnya
yang berupa suatu proton. Hal ini menyebabkan proton
tersebut terpapar (terbuka) sehingga tertarik oleh suatu
pasangan elektron bebas atom tetangganya yang sangat
elektronegatif pula.

Ikatan hidrogen dalam air


Air adalah senyawa yang paling umum yang di
dalamnya terdapat ikatan hidrogen.
atom O
atom H

molekul H2O yang dikelilingi


4 molekul H2O yang lain

Gambar 12.5. Ikatan hidrogen dalam air


Page 123

Ikatan hidrogen pada senyawa-senyawa lain.

Ikatan hidrogen dapat menyebabkan terjadinya


dimerisasi (penggabungan dua molekul menjadi
satu molekul yang lebih besar) asam asetat.
160 pm

H3C

O 100 pm

C
O

Gambar 12.6. Dimer asam asetat

CH3

Ikatan hidrogen juga dapat menerangkan


terjadinya kenaikan kekentalan pada senyawa2
tertentu,mis. Alkohol dan sorbitol.
sorbitol lebih kental karena kemampuan
senyawa sorbitol (polihidroksi) dalam
membentuk ikatan hidrogen lebih banyak.
Walaupun sebagian besar ikatan hidrogen
melibatkan senyawa-senyawa N, O dan F yang
mengikat hidrogen, tetapi ikatan hidrogen yang
lemah juga terdapat pada senyawa-senyawa Cl
dan S yang mengikat hidrogen.

Page 125

Page 126

Ikatan Hidrogen intra dan intermolekular


mempengaruhi sifat fisiko kimia maupun aktivitas
-OH posisi orto membentuk
ikatan-H intramolekular kelarutan
dalam air menurun, kemampuan
menembus membran sistem saraf
pusat meningkat
efek analgesik
-OH posisi para membentuk
ikatan-H intermolekular
kelarutan dalam air lebih besar,
lebih sulit menembus membran
sistem saraf pusat
tidak memiliki efek analgesik
gugus karboksilat dan OH fenolik
terlindung,
aktivitas anti bakteri lebih rendah
daripada asam orto-hidroksi- 127
benzoat
Page 127

Ikatan Logam

Page 128

Dalam bentuk padat, tiap atom Cu terikat dengan 12 atom tetangganya.


Hal ini karena pada Cu bangun kristal logam berbentuk kubus berpusat
muka, dengan bilangan koordinasi 12.

Bilangan koordinasi ini menunjukkan jumlah atom yang mengelilingi atom


tertentu

Ikatan antara 2 atom Cu terjadi seperti hibrida resonansi, yaitu elektronelektron valensi tiap atom Cu dapat berpindah ke atom yang lain
sehingga atom-atom Cu dapat berganti-ganti menjadi ion positif dan
negatif, dan terjadilah ikatan antara atom-atom Cu tersebut.

Page 129

SIFAT LOGAM
Model Lautan Elektron :

Teori sederhana yang dapat menerangkan


sifat logam adalah logam padat sebagai
jaringan ion-ion positif yang tercelup dalam
lautan elektron.
Misalnya pada Li, ion positipnya adalah Li+
dan satu elektronnya disumbangkan untuk
lautan elektron tsb. Elektron-elektron tersebut
bebas dan mudah bergerak.

Page 130

Ciri khas logam :


1. Penghantaran listrik : jika elektron dari sumber
luar masuk kawat logam dari satu ujung, maka
elektron-elektron yang bebas melewati kawat dan
menuju ujung yang lain sehingga aliran elektron
(aliran listrik) dapat lancar melalui kawat/logam.

Page 131

Beberapa ciri khas logam:


2. Sifat mengkilap : Elektron-elektron bebas pada
permukaan logam mampu menyerap foton dan
memancarkan kembali cahaya yang jatuh pada
permukaan tersebut dengan frekuensi yang sama,
sehingga permukaan logam tampak mengkilap.
3. Kemampuan untuk diubah bentuknya (deformasi) :
bila satu lapisan logam mendapat beban melewati
lapisan lain, tidak ada ikatan yang putus dan
struktur bagian dalam logam tidak mengalami
perubahan dan lautan elektron segera menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.

Page 132

SIFAT KEMAGNITAN
Bila dua kutub magnet yang berlawanan muatan berada dalam vakum, maka terjadilah
garis-garis gaya yang homogen :

- Paramagnetik (a) yaitu :


zat yang bersifat meningkatkan permeabilitas medan magnit.
- Diamagnetik (b) yaitu :
zat yang bersifat menurunkan permeabilitas medan magnit.

(b)

(a)

S
zat ditarik
magnit

medan magnit menjadi


lebih kuat, zat bersifat
lebih permeabel terhadap medan magnit

S
zat ditolak
magnit

medan magnit menjadi


lebih lemah, zat bersifat
kurang permeabel terhadap medan magnit

Page 133

Sifat paramagnetisme dan diamagnetisme


Digambarkan sebagai berikut :
(a) dua elektron pada dua orbital berbeda, spin sama akan
menghasilkan medan magnit yang saling memperkuat (paramagnetik).
(b) saling meniadakan(spin berlawanan)(diamagnetik)

(a)

(b)

Page 134

Paramagnetik : Unsur yang punya jumlah elektron gasal.


Diamagnetik : Unsur yang mempunyai jumlah elektron genap, tetapi tidak
semua unsur yang mempunyai jumlah elektron genap akan bersifat
diamagnetik.
Beberapa contoh :
H : 1s1

Elektron tunggal, jadi bersifat paramagnetik


2

He : 1s

Elektron genap, jadi bersifat diamagnetik

B : 1s2 2s2 2p1

Terdapat satu elektron tunggal, bersifat


paramagnetik

C : 1s2 2s2 2p2

Terdapat dua elektron tunggal, dalam


orbital yang berbeda,masing-masing
mempunyai spin paralel, sehingga
bersifat paramagnetik

Sifat Feromagnetisme
Unsur-unsur besi, kobalt, nikel dan gadolinium (Gd)
mempunyai sifat-sifat kemagnitan yang sangat tinggi.
Besi merupakan unsur yang paling penting, maka sifat ini
dinamakan feromagnetisme dan kelompok unsur di atas
disebut bersifat feromagnetik.
Ciri utama unsur feromagnetik adalah kelompok-kelompok
atom, yang ukurannya di sekitar 0,001 mm sehingga dapat
diamati dengan mikroskop, sifat kemagnitannya maksimum,
karena atom-atomnya tersusun sehingga momen magnetiknya sejajar dan jarak antar atomnya tertentu.
Sifat kemagnitan ini kira-kira seribu kali kekuatan unsur paramagnetik.
Page 136

Susunan molekul unsur feromagnetik & paramagnetik

Kelompok atom unsur feromagnetik


,
ada atau tidak ada
medan magnit luar

bila ada medan


magnit luar

bila tak ada medan


magnit luar

Kelompok unsur
atom paramagnetik

Page 137

BANGUN MOLEKUL

Page 138

BANGUN MOLEKUL
Bangun molekul adalah gambaran geometrik yang diperoleh dengan cara
menghubungkan inti-inti atom yang berikatan, dengan garis lurus.
Contoh : Bangun molekul air yang triatomik
(terdiri atas tiga atom) :

d 1 = d 2, =104,45
- panjang ikatan (d) : jarak antara inti-inti atom yang
berikatan
- sudut ikatan () : sudut antara dua garis yang
menggambarkan ikatan

Page 139

Semua molekul Diatomik mempunyai bangun


linier
Molekul Triatomik dapat mempunyai bangun
linier (sudut =180o), dan bersudut/bentuk V
(sudut<180o).
Molekul Poliatomik, beberapa ada yang punya
bangun linier, tetapi umumnya melukiskan
gambaran bangun geometrik tiga dimensi.

Page 140

Bangun molekul dalam hubungannya dengan


jenis hibridisasi orbital molekul :
Bangun molekul senyawa kovalen yang
dihasilkan dari hibridisasi orbital-orbital atom
pusatnya ditentukan oleh jenis hibridisasinya.

Page 141

Tabel 7.2. Orbital-orbital hibrida & bangun geometriknya


Orbital atom

Orbital
hibrida

Bangun Geometrik

Contoh

s+p

sp

Linier

BeCl2, C2H2

s+p+p

sp2

Trigonal planar

BF3, C2H4

s + p + p +p

sp3

Tetrahedral

CH4

d+s+p+p

dsp2

Segiempat datar

[Pt(NH3)4]2+

s + p + p +p + d

sp3d

Trigonal bipiramidal

PCl5

s + p + p +p +d + d

sp3d2

Oktahedral

SF6

d + d + s + p + p +p

d2sp3

Oktahedral

[Co(NH3)6]2+

Page 142

Bangun Molekul :
Valence Shell Electron Pair Repulsion Theory (VSEPR)

- Teori VSEPR didasarkan adanya ide yang


berdasarkan gaya tolakan elektrostatik dari
elektron diturunkan sampai minimum jika
beberapa daerah yang memiliki densitas
elektron yang cukup tinggi diletakkan sejauh
mungkin.
- Daerah yang memiliki densitas elektron tinggi
antara lain :
- Pasangan elektron bebas
- Ikatan kovalen bonds (tunggal, rangkap dua,
rangkap tiga)
Page 143

Molecular Shapes

To minimize ee
repulsion, lone pairs are
always placed in equatorial
positions.

Page 144

Balloon Analogy

Prentice-Hall 2002

Page 145

Page 146

Bentuk Molekul

Page 147

Molecular Shapes
Predicting Molecular Geometries

Page 148

Predicting Molecular Geometries

Page 149

Molecules with Expanded Valence Shells

Page 150

Prediksi Bentuk Molekul


- Gambarlah struktur Lewis
- Tentukan jumlah ikatan total dan pasangan
elektron bebas di sekitar atom pusat
- Atur daerah ikatan dan pasangan elektron
bebas sedemikian rupa sehingga tolakan e-e
menjadi minimal
- Ikatan rangkap dianggap sebagai satu daerah
ikatan

Page 151

larutan

Page 152

Larutan
Larutan adalah materi homogen yang tidak mempunyai susunan
(komposisi) kimia tertentu.

Suatu larutan terdiri dari :


1. Pelarut (= solven)
Pelarut dapat berupa zat tunggal atau campuran
2. Zat terlarut (= solut = linarut)
Zat terlarut juga dapat terdiri dari dari zat tunggal atau
campuran

Page 153

Komponen Larutan

Page 154

Penggolongan larutan
Menurut wujud akhirnya, larutan dapat dibagi menjadi :
1.Larutan Gas
Larutan gas : baik pelarut maupun linarut (solven dan solut)
berupa gas.
Contoh : Uap air dalam udara
Larutan gas disebut juga campuran gas.
2.Larutan cair
Larutan cair : pelarutnya berwujud cair, sedangkan menurut
wujud linarutnya, larutan cair dibagi menjadi :
2.a. Larutan gas dalam cair
Contoh : Larutan oksigen (O2) dalam air
2.b. Larutan cair dalam cair
Contoh : Larutan etanol dalam air
2.c. Larutan padat dalam cair
Contoh : Larutan Gula dalam air
Page 155

Page 156

Contoh berbagai macam


Larutan

Page 157

3. Larutan padat
Larutan padat : pelarutnya berwujud padat,
sedangkan menurut wujud linarutnya, larutan padat dapat
dibagi menjadi :
3.a. Larutan gas dalam padat
Linarut berupa gas, misalnya gas hidrogen (H2) yang larut
dalam paladium (Pd)
3.b. Larutan cair dalam padat
Linarut berupa cairan, misalnya amalgam (larutan logam dalam
raksa).
Contoh : amalgam perak, yaitu Ag dalam Hg
3.c. Larutan padat dalam padat
Linarut berupa padatan, umumnya berupa larutan logam atau
paduan logam (aliasi = alliage), misalnya kuningan (Cu
dalam Zn).
Page 158

Peristiwa melarut
Terjadinya larutan dapat melalui salah satu dari tiga proses
berikut :
1.Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan
membentuk zat baru.
Keadaan ini terjadi bila ada antaraksi antara pelarut
dengan linarut, yaitu dengan pemecahan satu atau lebih
ikatan kimia.
Contoh :

P2O5 + 3 H2O 2 H3PO4


NH3 +
H2O NH4OH
Page 159

2. Zat terlarut berantaraksi dengan pelarut tanpa


perubahan sifat zat terlarutnya.
Peristiwa ini dikenal sebagai solvasi dan
khusus untuk pelarut air disebut hidrasi.
Contoh : pelarutan NaCl dalam air
Solvasi terjadi antara pelarut polar dengan
linarut polar atau ionik.
Contoh lain adalah larutan etanol (polar)
dengan air (polar).

Page 160

Proses hidrasi NaCl


H
H

NaCl

H2O

H
H

Air sebagai dwikutub

H
O

Na+
O

O
H

H
H

H H
H

ClH H

H
O
O

H O

H
Ion Na+ dan Cl- yang tersolvasi dalam air
Page 161

162
Page 162

3. Zat terlarut mengalami dispersi


(penyebaran) dalam pelarut.
Keadaan ini terjadi pada pelarut dan linarut
yang keduanya non-polar.
Contoh : Benzena yang terdispersi dalam CCl 4.
+
Benzena

CCl4

Benzena terdispersi
dalam CCl4

Gambar 13.3. Dispersi benzena dalam CCl4

Kedua molekul, benzena dan CCl4, bersifat nonpolar. Kelarutan terjadi karena kecenderungan
benzena dan CCl4 terdispersi sejauh mungkin.

164
Page 164

SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat koligatif adalah sifat yang ditentukan oleh banyaknya zat (materi) yang ada dan bukan ditentukan
oleh macamnya zat.
Sifat-sifat koligatif larutan adalah :
1. Penurunan Tekanan Uap
2. Penurunan Titik Beku
3. Kenaikan Titik Didih
4. Tekanan Osmotik
Page 165

Titik Beku
Adalah temperatur dimana terjadi keseimbangan antara
wujud padat dan wujud cair.
Pada keadaan ini kedua wujud tersebut tidak
mengalami perubahan.
Contoh : titik beku air pada 1 atm. adalah 0oC.
Tekanan Uap
Molekul-molekul suatu zat yang berada dalam fasa cair
mempunyai kecenderungan lolos keluar dari wujud cair
menjadi wujud gas.
Bila cairan tersebut berada dalam ruang tertutup, maka
molekul-molekul yang lolos ini menimbulkan tekanan
yang besarnya tergantung kepada temperatur waktu itu.
Tekanan ini disebut tekanan uap zat tersebut pada
temperatur itu.
Page 166

Titik Didih
Titik didih suatu cairan adalah temperatur
yang menunjukkan tekanan uap cairan sama
dengan tekanan udara luar.
Bila tekanan tersebut = 1 atm., maka titik didih
itu disebut titik didih standar cairan tersebut.
Pada titik didihnya, terjadi gelembung uap
pada cairan yang naik ke permukaan cairan.
Peristiwa ini disebut pendidihan cairan.

Page 167

Penentuan Titik Didih Cairan


Titik didih cairan pada tekanan udara normal
dapat diukur dengan cara penyulingan (destilasi)
cairan tersebut pada tekanan udara normal
(fasa cair berhubungan dengan udara terbuka).
Temperatur diukur sewaktu cairan mulai
menetes.
Gelembung uap cairan

Cairan yang sedang mendidih

Page 168

Penurunan Tekanan Uap Larutan


Bila suatu cairan berisi zat terlarut yang tidak
mudah menguap, maka kecenderungan lolos
molekul cairan tersebut berkurang.
Karena ada hambatan pada permukaan
maka kecenderungan lolos berkurang

: pelarut
: linarut

Gambar 13.9.Berkurangnya kecenderungan


lolos
Page 169

Hukum Raoult
F.M. Raoult (1887) secara eksperimental
menemukan : Tekanan parsial uap pelarut
yang berkeseimbangan dalam larutan encer
berbanding lurus dengan fraksi mol pelarut
dalam larutan.
Dapat dirumuskan sbb. :
P = P0 . X
P : tekanan parsial pelarut dalam larutan
P0 : tekanan uap pelarut murni
X : fraksi mol pelarut dalam larutan
Page 170

Fraksi mol pelarut =

jumlah mol pelarut


jumlah mol (pelarut + linarut)

Page 171

Penurunan Titik Beku larutan


Pada diagram fasa air dan larutan dalam air, maka titik beku larutan
selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya.
Penurunan titik beku larutan encer berbanding lurus dengan
konsentrasi zat terlarut, yang dapat dirumuskan sebagai berikut
(Raoult, 1883) :
Tf = Kf . m

Tf :Penurunan titik beku larutan

Kf : Tetapan penurunan molal pelarut (tetapan krioskopik)

m : Konsentrasi linarut dalam molal, yang dapat dirumuskan


sbb :
m =

1000 x W2
W1 x M2

W1: Berat pelarut W2 : Berat linarut M2 : massa molekul linarut

Kenaikan titik didih larutan


Besarnya kenaikan titik didih larutan juga
berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut,
yang dapat dirumuskan sebagai berikut

Tb = Kb .m = Kb x

1000 x W2

W1 didih
x M2
Tb : kenaikan titik
larutan
Kb : tetapan kenaikan molal pelarut
(tetapan ebulioskopik)
m : molalitas linarut
W1 : berat pelarut
W2 : berat linarut
M2 : massa molekul linarut

Tekanan Osmotik Larutan


Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik yang
terjadi akibat peristiwa osmosis.
Peristiwa osmosis adalah adalah peristiwa perpindahan
molekul-molekul melalui membran semi-permeabel.
Membran semi-permeabel (selaput setengah tembus)
adalah suatu lapisan yang dapat dilewati oleh molekulmolekul yang kecil tetapi tidak dapat dilewati oleh
molekul-molekul yang besar.
Dalam hal larutan, selaput tersebut dapat dilewati oleh
pelarut, tetapi tidak dapat dilewati oleh zat terlarut
(linarut).
Page 174

Peristiwa Osmosis
: molekul pelarut
: molekul linarut
Membran semi permeabel

Gambar 13.11. Peristiwa osmosis melalui membran semipermeabel


Page 175

Terjadinya tekanan osmotik


- Peristiwa difusi

Pada peristiwa difusi, suatu linarut akan bergerak dari


konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah, sehingga
konsentrasinya merata.

H
O
2

Dif usi : yang bergerak


linarut
KMnO4

Gambar 13.12. Difusi kristal KMnO4 dalam air

Pengukuran dan perhitungan tekanan


osmotik
Rumus gas yang umum :
P x V = n x R x T (Boyle-Gay Lussac-Avogadro)
dengan :
P : tekanan gas (atm.)
V : volume gas (liter)
n : jumlah mol gas
R : tetapan gas (0,082 L . atm . mol-1. oK-1)
T : temperatur mutlak (oK)
untuk larutan berlaku :
x V = n x R x T (Boyle-Gay Lussac- van t Hoff)
dengan :
: tekanan osmotik (atm)
V : volume larutan (liter)
n : jumlah mol linarut

Page 177

TETAPAN-TETAPAN CAIRAN LAIN


Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah energi dalam erg yang
diperlukan untuk membentuk permukaan cairan seluas 1
cm2.
Terjadinya tegangan permukaan

Gaya pada permukaan


dengan resultan =/= 0

Gaya di bawah permukaan


dengan resultan = 0

Gambar 13.13. Gaya-gaya pada cairan

Pada molekul cairan, terjadi gaya tarik jarak


pendek (gaya van der Waals). Sebagian besar
molekul cairan tersebut, gaya van der Waals
saling meniadakan sehingga hasil akhir = 0.
Pada molekul yang berada di permukaan, gaya
dari atas tidak ada, sehingga resultan gaya
tersebut adalah ke arah bawah, dan molekulmole-kul menekan ke bawah seolah-olah cairan
tersebut mem-punyai kulit.
Inilah yang disebut tegangan permukaan.
Adanya tegangan permukaan, memungkinkan
cairan berusaha untuk mempunyai permukaan
sesempit mungkin (bentuk bola).
Page 179

Pengaruh temperatur terhadap tegangan


permukaan :
Bila temperatur suatu cairan meningkat, maka
gerakan molekulnya makin cepat.
Akibatnya, gerakan ini akan melawan gaya tarik antar
molekul cairan tersebut, sehingga tegangan
permukaan cairan akan menurun.
Pada temperatur kritisnya, cairan akan kehi-langan
tegangan permukaannya.

Page 180

KEKENTALAN (VISKOSITAS)
Kekentalan adalah besaran yang menyatakan hambatan suatu sistem
untuk mengalir, bila terhadap sistem itu dikenakan suatu tekanan.

Satuan kekentalan adalah poise, yaitu gaya geser


yang diperlukan untuk memperoleh kecepatan 1
cm/detik antara dua bidang sejajar suatu cairan yang
masing-masing luasnya 1 cm2 dan dipisahkan
dengan jarak 1 cm.

1 poise = 1 dyne.det.cm-2 = 1 dyne.det/cm2


= gram x cm/det2 = gram
cm2
cm.det
Page 181

- Fluiditas ( = phi) adalah kebalikan dari viskositas

Pentingnya pengukuran viskositas


Pengetahuan dan pengukuran viskositas sangat
penting dalam pembuatan preparat-preparat cair
dan setengah cair, misalnya pada pembuatan obat
semprot hidung, krim salep dan obat gosok.
Viskositas juga penting dalam kedokteran, misalnya
dalam pengukuran tekanan darah. Bila viskositas
darah naik, maka tekanan darah naik pula, yang
dapat membebani kerja jantung.

Page 182

Indeks bias Indeks bias suatu zat adalah perbandingan


antara kerapatan optik zat itu dengan kerapatan optik
ruang hampa.

Pengukuran Indeks bias


Indeks bias suatu zat diukur dengan alat yang
disebut refraktometer. Salah satu contoh
refraktometer adalah refraktometer Abbe.
Prinsip kerja
Refraktometer Abbe membandingkan indeks
bias zat yang akan diukur dengan indeks bias
prisma yang telah diketahui.
Lambang : nD20
Page 183

KEJENUHAN LARUTAN
Hubungan antara keadaan larutan dengan
jumlah relatif linarut dan pelarut ada 3
macam, yaitu :
1. Larutan jenuh
2. Larutan tak jenuh
3. Larutan lewat jenuh

Page 184

Larutan jenuh
Larutan jenuh adalah suatu larutan yang di
dalamnya zat terlarut (solut/linarut) yang berada
dalam larutan, berkesetimbangan dengan zat
terlarut murni yang berada dalam wadah tempat
larutan itu berada tetapi di luar sistem larutan itu.
Larutan tak jenuh
Larutan tak jenuh adalah suatu larutan yang di
dalamnya konsentrasi zat terlarut lebih kecil
daripada kelarutan zat terlarut dalam pelarutnya
pada temperatur tertentu.
Page 185

Gambar13.21. Gambaran larutan jenuh

pelarut

Konsentrasi solut dalam larutan


tersebut
dikenal sebagai :kelarutan linarut dalam
pelarut tersebut
(pada temperatur tertentu)
Pada umumnya kelarutan suatu zat meningkat dengan kenaikan temperatur.

linarut dalam
larutan

linarut murni

Page 186

Larutan lewat jenuh


Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung linarut dengan konsentrasi lebih besar
daripada kelarutan linarut tersebut pada temperatur
tertentu.
Contoh :
Larutan Na2S2O3 (natrium tiosulfat) dan
CH3COONa (natrium asetat)
Sejumlah Na2S2O3 atau CH3COONa yang melebihi
kelarutannya dapat dilarutkan dalam air dengan
pemanasan. Bila dibiarkan dingin, linarut tersebut tidak
mengkristal walaupun konsentrasinya melebihi
kelarutannya.
Larutan semacam ini disebut larutan lewat jenuh dan
bersifat metastabil.
Page 187

Larutan jenuh metastabil dapat dijadikan


larutan jenuh yang stabil dengan cara :
1. Mengkristalkan linarut dengan memancingnya
dengan menambahkan kristal linarut dari luar.
2. Mengocok wadah dengan keras.
3. Menggores dinding wadah dengan pengaduk.

Page 188

189
Page 189

Tabel 13.5. Istilah perkiraan kelarutan

Istilah

Bagian (volume)
pelarut untuk
melarutkan satu
bagian (berat) linarut

Istilah

Bagian (volume)
pelarut untuk
melarutkan satu
bagian (berat) linarut

Sangat larut

<1

Sedikit larut

100 - 1000

Larut bebas

1 - 10

Sangat Sedikit
larut

1000 10.000

-Larut
-Agak larut

10 -30
30 - 100

(Praktis) tidak
larut

> 10.000

Page 190

Larutan elektrolit dan bukan elektrolit


Bila ke dalam air dilarutkan :
Gula atau Alkohol atau Urea

maka berlaku rumus-rumus penurunan tekanan uap, penurunan titik


beku dan kenaikan titik didih sebagai berikut :
P = PoX; Tf = Kf x m dan Tb = Kb x m

Larutan-larutan tersebut mengikuti Hukum Raoult dan tidak


menghantarkan arus listrik.
Oleh karena itu disebut larutan non-elektrolit (larutan bukan
elektrolit).

Tetapi bila ke dalam air dilarutkan :


Asam atau Basa atau Garam

maka terjadi penyimpangan dari Hukum Raoult, yaitu bahwa


hasilnya lebih besar daripada rumus-rumus di atas.
Larutan ini disebut Larutan elektrolit (penghantar listrik cair)
Page 191

192
Page 192

SISTEM HETEROGEN
ADALAH SISTEM YANG MEMPUNYAI BAGIAN2 YANG TIDAK SAMA DALAM
KESELURUHAN SISTEM

PENGGOLONGAN:
1.
SUSPENSI
adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi > 0,1
(1 = 10-4)
2.
KOLOID (DISPERSI KOLOID)
adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi antara
0,001 - 0,1 (1,0 - 100m)
EMULSI
merupakan jenis koloid yang medium pendispersi maupun fasa
terdispersinya berupa cairan yang tidak saling campur.
-Kedua fase terdiri dari fase minyak dan air atau sebaliknya.
-Emulgator = zat penstabil emulsi
Contoh emulsi : susu, santan, minyak ikan, minyak rambut (cream)
Page 193

Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi


Karakteristik

Larutan

Koloid

Suspensi

-Tidak tampak
- Tidak tampak

-Tidak tampak
-Tampak

-Tampak
-Tampak

-Kertas saring
-Membran semipermiabel

-Lolos
-Lolos

-Lolos
-Tertahan

-Tertahan
-Tertahan

-Sifat difusi
-Fasa
-Kejernihan
-Bila dibiarkan

-Cepat
-Satu fasa
-Jernih
-Tidakmengendap

-Sangat lambat
-Dua fasa
-Baur
-Tidakmengendap

-Tak mendifusi
-Dua fasa
-Tdk tmbs chy
-Mengendap

Penampakan
-Mikroskop biasa
-Mikroskop
elektronik

Penyaringan

Page 194

SIFAT-SIFAT KOLOID
1. SIFAT OPTIK
Efek Faraday-Tyndall
berupa kerucut cahaya bila sistem koloid disinari dari samping.
Efek ini disebkan oleh penghamburan sinar oleh partikel-partikel
terdispersi.
2. SIFAT KINETIK
a. Gerak Brown : gerakan acak partikel terdispersi dalam medium
terdispersi.
b. Difusi : partikel terdispersi scr spontan bergerak (berdifusi)
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Akibat langsung dari
gerak Brown.

Page 195

3. SIFAT ELEKTRIK

a. Elektroforesis
adalah pergerakan partikel terdispersi dengan
adanya pengaruh listrik.
b. Elektro-osmosis
adalah pergerakan medium pendispersi dengan
adanya pengaruh listrik, sedangkan fasa
terdispersi diam. (kebalikan elektroforesis)

Page 196

CARA PENGENDAPAN KOLOID

1. Penambahan sejumlah besar elektrolit


2. Pemanasan
3. Dengan muatan listrik

Page 197

Selamat Belajar
198

Page 198

Anda mungkin juga menyukai