gugus asil ke sebuah senyawa. Senyawa yang menyediakan gugus asil disebut sebagai agen
pengasil.
Asil halida sering digunakan sebagai agen pengasil karena ia membentuk elektrofil yang kuat ketika
diberikan beberapa logam katalis. Sebagai contoh pada asilasi Friedel-Crafts menggunakan asetil
klorida, CH3COCl, sebagai agen dan aluminium klorida (AlCl3) sebagai katalis untuk adisi
gugus asetil ke benzena.:
Asil halida dan anhidrida asam karboksilat juga sering digunakan sebagai agen pengasil untuk
mengasilasi amina menjadi amida atau mengasilasi alkohol menjadiester. Dalam hal ini, amina dan
alkohol adalah nukleofil; mekanismenya adalah adisi-eliminasi nukleofilik. Asam suksinat juga
umumnya digunakan pada beberapa tipe asilasi yang secara khusus
disebut suksinasi. Oversuksinasi terjadi ketika lebih dari satu suksinat diadisi ke sebuah senyawa
tunggal. Contoh industri asilasi adalah sintesis aspirin, di mana asam salisilat diasilasi oleh asetat
anhidrida.
Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan
katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada
posisi ion klorida sebelumnya.
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari
reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil. Oleh karena ini, hidrogen yang lainnya
tersubstitusikan oleh rantai alkil lainnya, menghasilkan molekul yang kelebihan gugus alkil. Jika
atom klorin tidak berada dalamkarbon tersier, reaksi penataan-ulang akan terjadi. Ini dikarenakan
stabilitas karbokation tersier yang lebih stabil dari karbokation sekunder maupun primer.
Rintangan sterik dapat digunakan untuk membatasi banyaknya alkilasi yang terjadi seperti pada t-
butilasi 1,4-dimetoksibenzena.
Alkilasi tidak hanya terbatas pada alkil halida: reaksi Friedel-Crafts dapat terjadi pada seluruh zat
antara karbokation seperti zat antara dari reaksi alkena dengan asam protik ataupun asam Lewis.
Dalam satu kajian, elektrofilnya adalah ion bromonium yang diturunkan dari alkena dan NBS:[2]
Dalam reaksi ini, samarium(III) triflat dipercaya mengaktfkan pendonor NBS halogen pada formasi
ion halonium.
Sebagai contoh, pada adisi bromoetana pada benzena, substitusi orto dan para diharapkan terjadi
pada tahap substitusi yang pertama karena gugus alkil termasuk dalam gugus aktivasi. Namun hasil
produk reaksi yang sebenarnya adalah 1,3,5-trietilbenzena dengan seluruh gugus alkilnya berada
pada posisi meta.[3] Kontrol reaksi termodinamika menyebabkan substitusi meta lebih difavoritkan
daripada substitusi orto dan para yang melalui reaksi kesetimbangan kimia. Oleh karena itu, hasil
paling akhir reaksi ini disebabkan oleh rentetan reaksi alkilasi dan dealkilasi.
Pada akhirnya atom klor bereaksi menjadi HCl dan katalis AlCl3 terbentuk kembali seperti
semula: