BAB I
PENDAHULUAN
radiasi sinar
mengerti
yang
harus
dilakukan
jika
kebakaran
terjadi.
Mengevakuasi pasien di rumah sakit akan menjadi hal yang sulit, maka lebih
ditekankan pada pencegahan dan penanggulangan sebelum kebakaran itu
terjadi. Untuk itu penulis ingin mengetahui sistem protektif kebakaran di
rumah sakit dalam hal ini di RSUD Banten.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Pengalaman belajar lapangan (PBL) III / Magang K3 di RSUD
Banten ini bertujuan untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan serta dapat
memberikan pengalaman langsung (hands of experience) di
lapangan dalam mengidentifikasi risiko dan menjalankan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja.
1.2.2
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
c.
1.3 Manfaat
Berbagai manfaat diharapkan dapat diperoleh oleh setiap pihak yang terlibat,
baik mahasiswa, Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, maupun institusi tempat kerja praktik dilaksanakan, yaitu RSUD
Banten:
1.3.1
1.3.2
Bagi mahasiswa
1. Mengetahui dan mengerti dengan berbagai permasalahan nyata
mengenai K3 yang terjadi di lapangan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
lebih aplikatif dalam bidang kesehatan masyarakat.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah.
4. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menggunakan
metode yang relevan untuk melakukan analisa situasi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan alternative pemecahan
masalah, merencanakan program pengendalian serta memonitor
dan mengevaluasi keberhasilan suatu program pengendalian.
5. Mendapatkan
pengalaman
dalam
merencanakan
dan
memobilisasi sumber daya untuk mendapatkan intervensi
mengenai kesehatan.
6. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
diri serta adaptasi dunia kerja
1.3.3
BAB II
KEGIATAN LAPANGAN
Kegiatan
Perkenalan
Adaptasi lokasi
Observasi flow
proses K3
Identifikasi risiko
kebakaran di
lantai 1
Penyusunan
program
intervensi lantai
1
Identifikasi
Risiko Kebakaran
di lantai 2
Penyusunan
program
intervensi lantai
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
Identifikasi
Risiko Kebakaran
di lantai 3
Penyusunan
program
intervensi lantai
3
1
0
Identifikasi
Risiko Kebakaran
di lantai 4
1
1
Penyusunan
program
intervensi lantai
4
1
2
Identifikasi
Risiko Kebakaran
di luar RS
1
3
Penyusunan
program
intervensi luar
RS
1
4
Pembuatan
laporan magang
awal
untuk
mengembangkan
sistem
proteksi
kebakaran.
Hasil
BAB III
Visi :
Seluruh jajaran dan unit kerja di lingkungan RSUD Banten perlu memiliki
pandangan dan komitmen agar RSUD Banten senantiasa dapat eksis, antisipatif,
proaktif dan inovatif di masa depan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
serta menghadapi perubahan lingkungan internal maupun eksternal organisasi
maupun perkembangan permasalahan kesehatan secara lokal, regional maupun
global. Sejalan dengan pandangan dan harapan dimaksud maka Visi RSUD
Banten dinyatakan dalam rumusan, yaitu : Rumah Sakit Pilihan Utama
Dengan Pelayanan Santun. Visi tersebut di atas untuk mendukung terwujudnya
Provinsi Banten menjadi daerah kondusif untuk berinvestasi yang berorientasi
pada pembangunan.
3.5.2
Misi :
Pernyataan misi mengandung secara eksplisit apa yang harus dicapai oleh
dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam upaya mencapai visi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut maka RSUD Banten memiliki misi :
1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit secara
berkesinambungan dalam hal Skill, Knowledge dan Attitude.
2.
3.5.4
1. Tujuan
Tujuan merupakan gambaran hal-hal yang ingin dicapai atau dihasilkan
secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sebagai bagian internal dalam proses
perencanaan strategis, tujuan organisasi difokuskan pada penentuan sasaran
tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan operasional
organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut maka RSUD Banten menetapkan tujuan
sebagai berikut :
pelayanan
kesehatan
perorangan
yang
mendukung
3.5.5
Sumber Daya Manusia yang ada dilingkungan RSUD Banten terdapat dua jenis
Jabatan, yaitu Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional. Jabatan Struktural terdiri
dari Jabatan Struktural Eselon II b, Eselon III b, Eselon IV a, serta Jabatan
Fungsional yang terdiri dari Fungsional Umum (Staf/Pelaksana) dan Jabatan
Fungsional Tertentu antara lain dokter, perawat, bidan, apoteker, dll.
Komposisi pegawai dilingkungan RSUD Banten sampai dengan Tahun 2014
menurut tingkat pendidikan formal sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Distribusi Pegawai RSUD Banten
Jenis Tenaga
1.
2.
Status Pegawai
Strata Pendidikan
1. Magister ( S2 )
2. Spesialis
3. Strata 1 & Diploma IV (Nakes)
4.
Strata 1 Profesi Kedokteran
Kedokteran
5. Strata 1 Profesi Kedokteran Gigi
6. Strata 1 & Diploma IV (Non
7. Diploma III (Nakes)
Nakes)
8. Diploma III (Non Nakes)
9. Diploma I
10. SMA
Jumlah
PNS
104
Non PNS
679
26
11
21
4
4
3
33
1
1
29
65
17
2
89
277
24
176
Sumber data : Subbag Umum & Kepegawaian RSUD Banten Tahun 2014
3.5.6
2. Alat Transportasi
Kendaraan roda 4 yang dimiliki RSUD Banten sementara sebanyak 17 buah,
yaitu 4 ambulans, 1 mobil jenazah, 1 mobil barang, 11 mobil direksi. Kendaraan roda 2
sejumlah 10 buah.
Pelayanan Medik
Pelayanan medis yang tersedia di RSUD Banten, yaitu pelayanan gawat
pelayanan
laundry/linen,
jasa
boga/dapur,
teknik
dan
3.6.5
Status Kepegawaian
PNS
Non PNS
11
Jumlah
21
Dokter Gigi
1
1
Kedokteran Forensik
3.4.2
Struktur Sub-komite K3
STRUKTUR ORGANISASI K3 RUMAH SAKIT UMUM
PROVINSI BANTEN
KEPALA INSTALASI K3RS
INDRA GUNAWAN,SKM, M.Si
NIP.19771020 200112 1 005
ENDA AHADIA
WP, SKM
KAK
APAR
Hydrant
WAHYU
AGUSNINGRUM
, SKM
Analisa 5
Faktor
Kegiatan K3
Bulanan
Promosi K3
HERTY
ANDRINI, SKM
Usulan Kebutuhan
Alat
Arsip
Inventaris Barang
PAK, PAHK
Analisa KAK
Jalur Evakuasi
Lift
3.4.3
Tujuan K3RS
A. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
SDM Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/
pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit
sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
B. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen,
pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja
d. Terlindungnya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
f. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit
g. Mengoptimalisasi sarana dan prasarana yang tersedia sesuai
dengan standar.
3.4.4
3.4.5
Penerapan K3RS
1.
2.
3.
4.
Pengembangan K3RS
Pembudayaan Perilaku K3RS
Pengembangan SDM K3RS
Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan Standar Operasional
5.
6.
7.
8.
Prosedur K3RS
Pelayanan kesehatan kerja
Pelayanan keselamatan kerja
Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya
Pengembangan manajemen tanggap darurat
Pola Ketenagaan
Ketua
Sekertaris
Anggota
No
Jabata
n
1.
Uraian Tugas
1. Memimpin semua
kegiatan K3 di
RSUD Provinsi
RSUD
Provins
i
Banten.
2.
Bagian
Kesekr
Banten
2. Membuat
kebijakan,
peraturanperaturan yang
berkaitan dengan
K3.
3. Menetapkan
program-program
K3 RSUD
Provinsi Banten.
4. Melakukan
monitoring dan
evaluasi setiap
program yang
telah
dilaksanakan.
5. Melaporkan
semua kegiatan
K3 RSUD
Provinsi Banten
kepada Direktur
RSUD Provinsi
Banten.
6. Memimpin
pelasanaan Audit
K3 mengenai
permasalahanpermasalahan
yang ad di RSUD
Provinsi Banten.
Khusunya di
bidang
keselamatan dan
kesehatan kerja.
7. Membentuk
segera organisasi
tanggap darurat
bencana
kebakaran dan
bencana lainnya.
Bagian Kesekretariatan mempunyai 1. Mengurus
tugas
pokok
mengkoordinasikan
masalah-masalah
etariata
n
2.
3.
3.
Safety
Fire
dan
Protecti
on
Emerge
ncy
Respon
e Plan
(Renca
na
tanggap
darurat)
4.
5.
administrasi yang
dibutuhkan d K3
RSUD Provinsi
Banten.
Menampung
semua laporan
dari tiap instalasi
maupun ruangan di
area kerja RSUD
Provinsi Banten
terkait mengenai
masalah K3RS.
Menyusun laporan
dari setiap
coordinator yang
melaporkan setiap
kegaiatan K3 untuk
diteruskan ke
Kepala Instalasi
K3RS.
Membuat program
tanggap darurat
tahunan.
Mengumpulkan
dan mengolah data
terkait masalah
program maupun
kegiatan tanggap
darurat di RSUD
Provinsi Banten.
Mengevaluasi data
hasil kegiatan yang
telah dilakukan.
Membuat laporan
berkala, bulanan
rutin untuk di
serahkan kepada
kepala instalasi
mengenai kegiatan
yang telah
dilakukan.
Membuat program
pelatihan evakuasi
4.
PAK
dan
Pendidi
kan,
pelatiha
n dan
promos
i
kesehat
an
Mempunyai
tugas
pemantauan 1.
mengenai penyakit akibat kerja dan
memberikan arahan,seminar, pelatihan
terkait masalah K3 di Rumah Sakit
serta merencanakan program yang
akan di laksanakan di RSUD Provinsi
2.
Banten serta membuat laporannya.
3.
4.
5.
6.
5.
Maping
Area
dan
Analisa
dan tanggap
darurat secara
periodic
Membuat program
tahunan terkait
mengenai
pendidikan,pelatih
an dan promosi
kesehatan.
Mengadakan
seminar mengenai
K3 di RSUD
Provinsi Banten
Memberikan
arahan-arahan
terkait bagaimana
bekerja secara
aman dan selamat.
Mengadakan
pertemuan safety
setiap 1 bulan
sekali untuk
sharing masalah
keselamatan dan
kesehatan kerja
yang ada di setiap
ruangan.
Membuat laporan
dari kegiatan yang
telah dilakukan
Mengevaluasi
program-program
yang telah
dilakukan.
Membuat laporan
berkala untuk di
tunjukkan kepada
kepala instalasi.
Bahaya
5.
6.
6.
PAK,
PAHK
2.
3.
4.
5.
system proteksi
kebakaran.
Membuat jalur
evakuasi bencana
Menentukan
tempat berkumpul
darurat.
Membuat laporan
bulanan rutin untuk
diberikan kepada
kepala instalasi
Membuat SOP
mengenai
pekerjaan yang
dilakukan.
Mendata mengenai
penyakit akibat
kerja yang ad di
Rumah Sakit
Umum Daerah
Umum Provinsi
Banten.
Mendata mengenai
Penyakit akibat
hubungan kerja
yang ada di Rumah
Sakit Umum
Daerah Provinsi
Banten.
Membuat SOP
mengenai program
yang telah dibuat.
Membuat laporan
rutin bulanan
mengenai program
yang telah
dilaksanakan.
Memastikan pasien
dan pengunjung
serta karyawan
Rumah Sakit
Umum Daerah
Provinsi Banten
selalu dalam
keadaan selamat
dan sehat.
INSTALASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
3.3.4
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Banten yaitu dengan cara melakukan
sosialisasi mengenai peningkatan kapasitas dan efektivitas kerja khususnya
dibidang kesehatan dan keselamatan kerja serta sosialisasi mengenai programprogram K3RS yang berhubungan dengan peningkatan SDM yang Profesional
dan bekerja sesuai dengan prosedur serta standar yang telah diterapkan
berdasarkan peraturan dan Standar di Rumah Sakit.
Program-program yang diterapkan dalam meningkatkan kapasitas serta
kemampuan SDM di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi yaitu diantaranya:
1. Promosi mengenai program K3RS
2. Safety meeting guna meningkatkan kapasitas karyawan
3. Promosi mengenai kesehatan dan Keselamatan Kerja.
3.3.5
Sakit Umum Daerah Provinsi Banten serta analisa mengenai penyakit akibat
kerja, penyakit akibat hubungan kerja dan penyakit akibat kecelakaan kerja
yang
dilakukan
pemeriksaan
serta
pemantauan
setiap
bulan
guna
No
Program K3RS
1.
2.
poster, dll
c. Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di rumah sakit.
Pengembangan SDM K3RS
a. Pelatihan intern rumah sakit khusus SDM rumah sakit.
b. Pengiriman SDM rumah sakit untuk melakukan pendidikan formal,
3.
4.
5.
tinggi.
d. Melaksanakan kegiatan surveilan kesehatan kerja.
Pelayanan Keselamatan Kerja
a. Pembinaan dan pengawasan K3RS, sarana dan prasarana dan peralatan
kesehatan.
b. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah
sakit.
c. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan
6.
rumah sakit.
d. Pengadaan peralatan K3RS.
Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat
a.
b.
c.
d.
denahnya.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat.
8.
terjadi bencana.
h. Memberikan APD pada petugas tempat-tempat yang beresiko
i. Sosialisasi dan penyuluhan keseluruh SDM rumah sakit
j. Evaluasi system tanggap darurat.
Pengelolaan jasa, dan B3
a. Inventarisasi jasa,B3 dan barang berbahaya
b. Membuat prosedur pengadaan,penyimpanan, dan penanggulangan dengan
menggunakan panduan MSDS.
BAB IV
NILAI BELAJAR
tanggap
darurat
adalah
tata
cara
dalam
dan
latihan,
penanggulangan
keadaan
darurat,
organisasi
kebakaran
menurut
Permen
PU
personil
komunikasi,
pemadam
kebakaran,
satu
bentuk
pengembangan
dan
pembekalan
alarm
RSUD
Banten
karena
belum
pernah
2.2 Hidran
Hidran adalah suatu sistem penanggulangaan kebakaran yang
efektif dengan menggunakan media air bertekanan yang dialirkan
melalui pipa pipa dan selang kebakaran. Hidran dilengkapi
dengan selang dan nozel yang tersimpan dalam kotak bercat merah.
Hidran memilki 2 jenis yaitu hidran gedung dan hidran halaman.
1. Hidran gedung adalah hidran yang terletak di gedung dan
system serta peralatannya disediakan serta dipasang dalam
bangunan gedung tersebut.
2. Hidran halaman adalah hidran yang terletak diluar bangunan.
Dan peralatan disediakan serta dipasang di lingkungan tersebut.
RSUD Banten tidak memiliki hidran gedung. Hidran halaman
yang ada berjumlah 10 hidran, 2 diantaranya dilengkapi dengan
selang dan nozel. Titik hidran yang terpasang yaitu, 3 buah hidran
di depan gedung, 2 hidran disamping kanan, 3 hidran disamping
kiri, dan 2 hidran dibelakang gedung. Hidran halaman diletakkan
di sisi sisi jalur/jalan disekitar gedung. Pada saat saya kerja
praktik tidak melakukan pengecekan hidran karena terakhir
pemeriksaan hidran pada tanggal 4 November 2015 dan dilakukan
setiap tiga bulan sekali. Kondisi hidran terakhir adalah baik hanya
saja untuk debit air kurang dari standar terkait kekuatan pompa air
masih kurang.
10 M
Lokasi
penempata
n
Lantai 1
Informasi
Loby
toilet
R.askes
Kasir
Obgyn
Lift
Radiologi
Farmasi
Depo
Obat IGD
Dekat
ruang
bedah
plastic
IGD
Permasalahan
Tindak lanjut
Terdapat
masalah
pada
indicator tekanan yaitu pada
penunjuk tekanan / jarumnya
tidak berfungsi dengan baik.
Selang berkarat namun masih
dapat efektif
Penempatan tabung APAR
yang sesui serta terdapat
masalah
pada
indicator
tekanan yaitu pada penunjuk
tekanan / jarumnya tidak
berfungsi dengan baik
Semua APAR sudah Expaire
Penempatan APAR yang tidak
sesuai
Segera
ulang
pengisian
Pengajuan
yang rusak
APAR
Segera
memindahkan
APAR yang tidak
sesuai
Lantai 2
Lift
gudang
Nurse
stasion R.
kebidanan
Bank
darah
Ruang
Segera
ulang
pengisian
Pengajuan
yang rusak
APAR
Segera
memindahkan
APAR yang tidak
nifas
Lift R.
kebidanan
Poli THT
R.
kepagawai
n
Mushola
ICU
Ruang
ICU
Lift ICU
Tangga
darurat
Lantai 3
sesuai
Ruang bedah
Ruang bedah
Ruang direktur
R. perawatan
bedah
Segera
ulang
pengisian
Pengajuan
yang rusak
APAR
Segera
memindahkan
APAR yang tidak
sesuai
Lift lantai 3
GM
Nurse station
GM
R. prwatan
bedah
Lift gudang
lantai 3
R. VIP anak
Lift VIP anak
Ruang OKA
4
Lantai 4
Lift
perawatan
Segera
pengisian
anak kelas
3
Lift
gudang
lantai 4
Lift
R.
penyakit
dalam
Nurse
stasion
lantai 4
R.
penyakit
dalam
Gudang
Sudah Expaire
farmasi
ulang
Instalasi Gizi
Segera
Pengajuan
APAR
yang rusak
Segera
pengisian
ulang
Sudah Expaire
pengisian
ulang
7
Instalasi
laundry
Belum terpasang
Kantin
Belum terpasang
Segera pemasangan
APAR
Segera pemasangan
APAR
memadamkan
kebakaran
secara
otomatis
dengan
peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
BAB V
ANALISA
Cara penilaian manajemen dan sistem proteksi kebakaran di RSUD Banten
ini dengan mengacu pada Permen PU No.26/PRT/M/2008, Permen Pu
No.20/PRT/M/2009, Standar Nasional Indonesia, dan. Namun hanya mengacu
pada beberapa elemen saja karena terdapat beberapa elemen yang tidak bisa
dibandingkan terkait tidak adanya informasi mengenai elemen tersebut dan
keterbatasan waktu.
1. Manajemen Proteksi Kebakaran
1.1 Prosedur Tanggap Darurat
kebakaran
mencakup
pembentukan
tim
perencanaan,
penyusunan analisis risiko, fire safety plan, dan fire emergency plan.
Struktur organisasi penanggulangan kebakaran termasuk didalam
pedoma tanggap darurat dan RSUD Banten belum memiliki struktur
penanggulangan kebakaran. Informsai prosedur untuk kejadian
kebakaran atau kejadaian darurat belum terlihat di tempat strategis
RSUD Banten. Telepon darurat baik internal maupun internal juga
tidak
dipasang.
Berikut
checklist
yang
saya
buat
untuk
Sesuai/Tidak sesuai
Sesuai/tidak sesuai
Setiap
memiliki
unit
tim
bangunan
penanggulangan
kebakaran
setiap
Tidak sesuai
Tidak sesuai
pengamanan
kebakaran
dari
bahan
seperti
yang
memutuskan
memicu
rantai
meluaskan
kebakaran
e. bila api semakin membesar, berikan informasi melalui
pengeras suara atau bila perlu meminta bantuan dari
pihak luar (pemadam kebakaran kota)
f. apabila api sudah padam monitoring dan cari informasi
sebab kebakaran.
Prosedur ini disampaikan kepada seluruh karyawan pada saat
pelatihan pemadaman dan di pasang pada papan informasi disetiap
ruangan RSUD Banten
2. prosedur evakuasi
a. bila
situasi
kebakaran
tidak
terkendali,
lakukan
evakuasi segera
b. evakuasi dipimpin oleh atasan masing masing dengan
cara sebagai berikut :
-
dipahami
oleh
selurh
karyawan,
pasien
maupun
Bertanggung
jawab
terhadap
seluruh
kegiatan
1.2.3
meningkata
Sesuai/belum
sesuai
Sesuai
belum
belum
sesuai
belum
belum
sesuai
dengan
kurang
didalam
tidak
tersedia
terkait
perencanaan
Sesuai/tidak sesuai
12
Pengecekan
hidran
secara Sesuai
berkala
2.4 Sprinkle
Sprinkle
merupakan
sistem
yang
digunkan
untuk
secara otomatis menyala bila ada kebakaran yang terjadi. Hal yang
harus diperhatikan dalam perencanaan sistem sprinkle adalah jenis,
sistem, fungsi, dan penyedia air. Perencanaan awal suatu sistem
pencegahan kebakaran dimulai sejak perencanaan pembangunan.
Pembangunan gedung RSUD Banten tidak merencakan penyediaan
air untuk sprinkle, sehingga tidak ditemukan sprinkle di gedung A
maupun gedung B RSUD Banten.
2.5 Detector kebakaran
Detector kebakaran yang terdapat di RSUD Banten adalah
jenis detector asap. Jumlah yang terpasang belum memenuhi
ketentuan dan jarak pemasangan detector dengan detector yang
lainnya lebih dari standar (3 m). Penentuan jarak ini dimaksudkan
agar dapat mendeteksi asap yang ada diseluruh ruangan sebelum
terjadinya api. Berikut tabel kesesuaian pemasangan detector asap
dengan SNI 03-3985-2000.
Tabel dan gambar kesesuaian Pemasangan Hidran di
RSUD Banten dengan SNI 03-3985-2000
No
1
SNI 03-3985-2000
Terdapat
detector
Sesuai/tidak sesuai
kebakaran
di Tidak sesuai
seluruh ruangan
2
Diakukan
pemeriksaan
berkala
3
Penyimpanan
hasil
dari
pemeriksaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pemasangan detector
kebakaran di RSUD Banten belum memenuhi seluruh standar.
Karena jumlah, jarak dan tidak dilakukan pemeriksaan secara
berkala. Sehingga tidak diketahui kesensitifitasnya.
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik di RSUD Banten mengenai sistem proteksi
kebakaran dapat disimpulkan :
1. Sistem proteksi kebakaran di RSUD Banten masih memiliki beberapa
kelemahan yaitu belum dibentuknya panitia tanggap darurat kebakaran dan
bencana dengan uraian kerja yang jelas, sarana proteksi sprinkle tidak ada,
smoke detector yang kurang, penempatan apar yang belum sesuai seperti
tinggi APAR yang digantung di dinding melebihi standar yaitu 120m,
letaknya yang tersembunyi sehingga tidak udah dilihat dan beberapa tidak
dipasang cara penggunaanya. Untuk inspeksi dan pemeliharaan APAR
dilakukan rutin tiap bulannya namun pemeliharaan hidran masih belum
dilakukan dengan rutin.
2. Program pencegahan dan pengendalian kebakaran yang terorgansir akan
menekan risiko timbulnya api dan menekan risiko timbulnya kebakaran.
Beberapa program pencegahan kebakaran yang sudah sudah dilakukan di
RSUD Banten yaitu larangan merokok yang sudah disebar diseluruh area
rumah sakit, memenej pengguanaan listrik yang berlebih. Namun
pengawasannya masih rendah
3.
Saran
1. Penambahan alat proteksi kebakaran seperti smoke detector dan
pemasangan sprinkle,
2. Meningkatkan pengawasan terhadap perokok di area RSUD Banten