Anda di halaman 1dari 29

Bagaimana cara membuat sendiri nutrisi hidroponik, mari kita bahas di sini:

Bahan :
1.

Pupuk Urea 1000 gr

2.

Pupuk KCL 1000 gr

3.

Pupuk NPK 1000 gr

4.

Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) 50 gr.


Peralatan

1.

Ember bervolume 20 liter

2.

Drum plastik bervolume 100 liter

3.

Timbangan digital

4.

Alat pengaduk

5.

Air sumur, air sungai

6.

Air PDAM tidak diperkenankan kecuali sudah diendapkan selama 7-10 hari.
Cara membuat :

Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter.

Tuangkan iar sumur sebanyak 20 liter ke dalam ember tersebut sedikit demi sedikit
sambil diaduk-aduk. Selanjutnya pengadukan hingga air mencapai volume 20 liter dan tidak
ada lagi pupuk yang masih mengkristal ( tidak ada endapan )

Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter.

Kucurkan air sumur ke dalam bak penampungan sambil diaduk-aduk hingga penuh.
( mencapi volume 100 liter )
Larutan Nutrisi siap digunakan.
Selamat mencoba..
Jangan lupa mas aplikasi nya cukup 5 : 1 = 500 PPM artinya untuk 5 mili dalam 1
liter air atau 10 : 1 = 1000 ppm. Jangan banyak2x nanti bisa terbakar daun
tanamannya..500ppm itu biasanya untuk tanaman yang masih baru pindah tanam biasanya 15
hari setelah tanam atau sudah berdaun empat.
Bagaimana cara untuk meracik larutan hidroponik sebagai nutrisi, ikuti panduan
berikut ini :
1. Siapkan Nutrisi hidroponik AB MIX
2. Siapkan ember beserta air bersih

3. Siapkan jirigen 5 liter


4. Siapkan gelas pengukur
1. Isi ember dengan gelas pengukur air sebanyak 5 liter air.
2. Beri tanda pada ember untuk ketinggian 5 liter air.
3. Kurangi air dalam ember secukupnya misalnya 3 liter air.
4. Masukkan pupuk MIX A kedalam ember dan aduklah sampai merata sehingga tidak
ada lagi gumpalan pupuk A.
5. Tambahkan air dalam ember setinggi ukuran 5 liter.
6. Aduk kembali secara merata dan pada tahap ini selesai.
7. masukkan larutan dalam jirigen 5 liter dan beri label AB MIX A.( warna larutan
coklat )
Lakukan hal yang sama seperti diatas untuk pupuk AB MIX Type B. Warna larutan
AB MIX B adalah putih.
Demikianlah cara untuk meracik nutrusi hidroponik padat, semoga bermanfaat.
Ada yang menanam tanaman berbuah, seperti Tomat, dengan EC 2,5 terus menerus,
tanpa meningkatkan EC tersebut! Bisakah ia berhasil? Bisa ! Contohnya? Simak cerita
berikut.
Digunakan sistem fertigasi, dengan menggunakan irigasi tetes, pada polybag berkapasitas 7
liter, dengan ukuran lebar terlipat X tinggi = 40 x 45 cm, diisi dengan kuntan = arang
sekam, yang agak dipadatkan. Anak semai, yang ditanam di tengah sepotong kubus rockwool
5 X 5 X 5 cm , berdaun sejati 1 helai, berumur 10 hari, dengan akarnya yang sudah
panjang, ditanam ditengah polybag.
Pada hari-hari awal anak semai yang baru pindah-tanam itu dibanjur larutan pupuk 2
X/hari a 200 ml, 400 ml/hari, yang ber-EC 2,5. Beberapa hari kemudian di tingkatkan
menjadi 3 X 250 ml = 750 ml/hari. Semakin berumur, semakin banyak pemberian pupuknya.

Ditingkatkanlah pemupukan menjadi 4 X 300 = 1200 ml/hari. Karena tanaman tomat di-duacabangkan, maka ditingkatkan lagi pemupukan dengan 5 X 350 = 1750 ml/hari. Semua
peningkatan pemberian pupuk ini, tidak disertai peningkatan EC larutan.
Memang kita tergiur untuk meningkatkan EC, karena pengaruh positifnya sangat
besar terhadap kualitas dan kuantitas hasil. Tetapi kita harus mempertimbangkan jenis
tanaman. Tomat tanaman yang berkayu toleran terhadap EC yang tinggi, jadi kita bisa saja
meningkatkan EC hingga misalnya 5 mS. Bila tanaman itu melon, yang sukulen, banyak
berair, yang nilai ambangnya hanya pada EC 3,0, maka kita harus main di zona aman, yaitu
maksimum EC 2,5.
Memang ada yang berani menggunakan EC 2,8, tetapi tanaman berada di ujung
tanduk, rentan terhadap phytotoxicity/keracunan. Seperti dimaklumi, bila ada angin kering
meniup keras mendadak, maka tanaman banyak ber-respirasi, banyak kehilangan air, atau
dehidrasi, maka EC bisa saja mendadak meningkat menjadi 3,0, dan kalau hal ini berlangsung
lebih dari satu jam, mungkin saja nilai ambang keracunan terlampau, dan daun akan gosong.
Keterangan ini a.l. ingin menerangkan bahwa peningkatan pemupukan bukan hanya
dengan meningkatkan electro conductivity saja, melainkan juga dengan peningkatan
pemberian volume pupuk. Pada NFT, dengan meningkatkan flowrate/curah, misalnya dari
1 l/gully/menit menjadi 2 l/gully/menit. Pada NFT mungkin pula dilakukan dengan
memperbesar tangens kelandaian, dari 2,5 % menjadi misalnya 5 %, sehingga larutan
meluncur dengan lebih cepat. Berarti jumlah pupuk yang mengaliri akar jumlahnya lebih
banyak, yang memberi kesempatan akar menyerap hara nutrisi lebih banyak lagi, yang
berpengaruh positif bagi produksi.
Bayangkan, bila Anda mendapat telefon dari sebuah hotel ternama, yang memesan
100 titik Kailan ukuran besar, untuk pengiriman dalam waktu seminggu ke depan, karena
adanya suatu event di hotel tersebut, yang memerlukan sekian banyak Kailan untuk
masakan tertentu.
Ketika petugas hotel melakukan survey di kebun Anda, nampak bahwa kalau cara
perawatan tanaman dilakukan dengan cara biasa, order itu tidak akan dapat terpenuhi pada
waktunya. Selain berpengaruh pada penghasilan, masalah ini juga akan mempengaruhi citra

perusahaan hidroponik, yang ngakunya siap sedia sembarang waktu! Apa yang kita harus
lakukan.
1. Karena matahari menentukan derajat kecepatan pertumbuhan tanaman, maka
seharusnya diusahakan peningkatan intensitas cahaya matahari dengan cara misalnya
membersihkan atap plastik sebersih mungkin, mengingat semenjak berdirinya greenhouse
belum pernah ada pencucian atap plastik.
2. EC (electro conductivity) yang biasanya 2,0 mS/cm, ditingkatkan menjadi EC 2,5.
Malahan, kalau memiliki keberanian yang lebih, digunakanlah EC 3,0, dengn penuh kehatihatian, karena pada level EC 3,5 ada nilai ambang keracunan (phytotoxicity level), disertai
pengertian bahwa semakin tinggi dan mendekati nila ambang keracunan, efisiensi penyerapan
hara sangat menurun, deminishing. Dengan kehati-hatian dimaksud, bahwa bila ada angin
kering meniup dan RH/kelembaban nisbah menurun, maka kita turunkan sedikit EC ke zona
aman.
3. Pada NFT dimana pada gully/talang diberlakukan kelandaian tangens misalnya 2
%, tingkatkan kelandaian menjadi 4 5 %. Larutan akan mengalir lebih cepat, berarti
peningkatan ketersedianya nutrisi meningkat. Pun film larutan pada dasar gully, yang 4 mm
tebalnya menjadi 3 mm, yang secara indirect meningkatkan oksigen-terlarut, yang akan
berpengaruh positif pada respirasi.
4. Pada NFT berlaku anjuran curah/flowrate 1 liter/gully/menit. Dengan mengganti
pompa airnya atau dengan menyetel backflow, flowrate diperbesar menjadi 2
liter/gully/menit. Dengan meningkatnya curah, potensi penyerapan nutrisi oleh akar
meningkat.
Hasil akhir semua tindakan tersebut di atas, yang dilakukan secara sikron dan
holistik/menyeluruh, maka waktu delivery yang diberikan seminggu, sebagian besar bisa
terkejar, malahan mungkin terkejar dengan sempurna! Jelas, bahwa semua tindakan ekstra itu
harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian.
Alternatif ber hidroponik tanpa menggunakan AB Mix
Menurut pengalaman beberapa teman, ada alternatif menggunakan pupuk selain AB
MIX yang dapat digunakan untuk menanam hidroponik. AB Mix merupakan salah satu

konsep pupuk dimana kalsium tidak boleh bercampur dengan pospat dan sulfat dalam
keadaan pekat. Di luar negeri, ada yang menggunakan hanya satu jenis pupuk saja dimana
pupuk hidroponik dapat larut dalam air. Jadi meskipun bukan Nutrtisi Hidroponik AB Mix,
selama pupuk masih dapat larut dalam air berarti bisa digunakan untuk berhidroponik.
NPK Mutiara 16-16-16 Alternatif AB Mix untuk Para Penghobi
Bagi anda yang menanam sayuran dengan sistem hidroponik, khususnya untuk
sekadar belajar berhidroponik atau penghobi hidroponik, ada baiknya anda dapat mencoba
pupuk NPK Mutiara. Pupuk ini dapat menggunakan NPK Mutiara 16-16-16. Biasanya
berbentuk butiran berwarna biru dan mudah larut dalam air. Pupuk ini sudah mengandung
nitrogen 16%, pospat 16%, kalium 16%, magnesium 0,5%, dan kalsium 6%.
Walaupun tidak lengkap, sebenarnya magnesium, kalsium, dan beberapa unsur hara
mikro sudah terkandung sebagian dalam air baku. Tetapi kalau untuk tanaman berumur
pendek dan bukan untuk skala bisnis, rasanya pupuk NPK saja sudah cukup. Selain itu
pupuk NPK Mutiara lebih mudah diperoleh dan lebih mudah penggunaannya. Dosisnya
setengah sendok teh untuk satu liter air. Untuk aplikasi, Anda tinggal menyesuaikan saja
dengan ukuran tandon atau wadah Anda. Misal Anda menggunakan wadah wick 10 liter,
maka 5 sendok teh NPK Mutiara sudah cukup.
Tentu sebenarnya hasilnya masih lebih baik menggunakan nutrisi AB Mix ketimbang
NPK Mutiara. Tetapi ini adalah solusi alternatif jika nutrisi AB Mix tidak tersedia di daerah
anda dan cuma untuk sekedar hobi.
Jika anda ingin sayuran yang anda tanam lebih bagus, anda bisa menyemprotkan
pupuk Gandasil D dengan dosis 10 gram/10 liter air tiap 10 hari sekali pada saat pagi atau
sore. Pemberian gandasil D agar mengoptimalkan unsur hara mikro yang kurang di sayuran.
Tandon Nutrisi Hidroponik AB MIX pada sistem NFT Tanpa Greenhouse,
Ukuran Harus Besar
Bila hujan turun deras pada kebun sistem hidroponik beratapkan langit, dengan sistem
NFT (nutrient film technic, hidroponik talang landai), yang memakai talang sebagai gully,
maka banyak air hujan yang masuk ke dalam gully, melalui lubang-tanam pada gully-tutup
yang dibuat dengan jarak antara 15 - 20 cm. Karena gully dipasang dengan kelandaian sekitar
tangens 2,5 %, maka larutan pupuk yang sudah berpenambahan air hujan, semuanya mengalir
secara gravitasi ke tandon. Kalau hujannya lebat dan panjang, maka penambahan air hujan itu
sangat banyak, dapat melebihi daya tampung tandon, melimpahnya larutan nutrisi ke

sekeliling, dan menimbulkan kerugian besar dengan hilangnya larutan nutrisi yang begitu
berharga.
Dapat dipastikan bahwa ukuran tandon harus extra besar kapasitasnya supaya dapat
menampung tambahan air hujan yang besar sekalipun. Banyak penggemar lupa
memperhitungkan ukuran tandon ini, sehingga tiba-tiba terkejut ketika hujan deras tandonnya
meluap.
Penambahan air hujan ke dalam tandon menyebabkan kepekatan EC larutan pupuk menurun,
dan perlu segera ditambahi pekatan A dan B hingga kembali pada level yang diharapkan. Bila
enggan melaksanakannya, maka konsistensi sel akan amburadul, karena tanaman yang
biasanya kita majakan dengan EC dan pH tertentu, tiba-tiba menghadapi kenyataan bahwa
apa

yang

tanaman

dapati,

berbeda

kondisinya.

Mungkin sekali, secara fisik akan menyebabkan tanaman bentuknya amorf, tiada bentuk
tertentu, sehingga berpenampilan kurus, pucat, dan lunak. Belum lagi rasa dan aromanya
akan terpengaruh, sehingga kenikmatan mengkonsumsinya berkurang. Penampilannya pun
akan terpengaruh, sehingga akan mempengaruhi penjualan.
Tandon berukuran besar kadang memaksa kita membuat kolam, dengan kapasitas
beberapa m3 larutan. Sekaligus kita jadikan kolam tersebut sebagai sistem budidaya rakit
apung, dengan mengambangkan helaian-helaian styrofoam 2 m X 1 m, diberi sekitar 30
lubang-tanam, dengan diprodukstifkan dengan menanam berbagai sayuran segar. Tentunya
harus dijaga supaya seluruh permukaan air harus tertutup helaian styrofoam, supaya tercegah
meledaknya pertumbuhan ganggang. Seperti diketahui ganggang dengan eksudat,
limbahnya, dapat menyebabkan allelopathy, keracunan tanaman pokok.
Talang/gully harus sering disikat bersih, dan tandon dikuras, untuk membuang e-e
dan pipis tanaman, limbah hasil metabolisma tanaman, yang karena semakin akumulatif
bertumpuk, semakin toksik terhadap pertumbuhan tanaman pokok. Seberapa seringnya
pengurasan harus dilakukan, tergantung dari manager kebun, dengan melihat awal gejala
keracunan tanaman.
Seri Bertanam Hidroponik : Kebutuhan air oleh tanaman
Berapa banyakkah kebutuhan air oleh tanaman, berapa banyakkah diperlukan air bagi
tumbuhan agar dapat tumbuh dengan subur ? Penyerapan air dari media oleh akar umumnya

karena merespons terhadap transpirasi oleh tanaman. Transpirasi atau berkeringat ialah
pergerakan air di dalam tanaman, untuk mengganti air yang hilang oleh evaporasi atau
penguapan, kebanyakan oleh daun. Memang ada juga kehilangan air, karena digunakan untuk
proses foto-sintesa asimilasi karbohidrat, tetapi jumlahnya tidak seberapa.
Besarnya

evaporasi

disebabkan

oleh

beberapa

faktor

utama,

a.l.

1. Species atau kultivar (cultivated variety) yang ditanam, dengan sifat khasnya, misalnya
lebarnya daun, tipisnya daun, melengkung atau ratanya daun, sudut arahan daun terhadap
ranting,

tata

letak

berdesakannya

daun.

2. Ukuran tanaman. Tanaman yang besar, jumlah luas efektif seluruh daunnya tentunya lebih
besar

daripada

tanaman

yang

ukurannya

kecil.

3. Umur yang berhubungan dengan kedewasaan organ tanaman. Daun, ranting, cabang yang
masih muda, epidermisnya belum tebal, penguapannya besar. Organ yang sudah tua,
epidermisnya sudah tebal dan kuat, kadang sudah diliputi callus, lapisan gabus, yang
mengurangi

penguapan.

4. Radiasi, terutama cahaya matahari. Radiasi semakin intens, semakin banyak kehilangan air.
Gelombang cahaya bila mengenai/menyinari tanaman, berubah menjadi panas, yang
menyebabkan

evaporasi

lebih

besar.

5. Temperatur udara. Bila temperatur udara tinggi, maka temperatur tanaman juga meningkat,
evaporasi

untuk

mendinginkan

kembali

tanaman,

juga

meningkat.

6. Kelembaban nisbah (RH, relative humidity) bila rendah, maka evaporasi tanaman
meningkat,

dan

tanaman

banyak

kehilangan

air.

7. Bila angin bertiup keras, terutama angin yang kering, maka evaporasi meningkat.
Terhadap setiap situasi yang mencekam, pasti ada solusi-nya, tetapi harus dipertimbangkan
mana yang secara teknis lebih mudah diterapkan, dan secara finansial lebih hemat biaya!
Harus segera dikerjakan, karena banyak yang bisa menyebabkan musibah yang lebih besar
lagi, bila tidak secepatnya dilaksanakan.
Pada Budidaya Hidroponik, EC Tinggi dapat mempersingkat umur tanaman
Tanaman kangkung, dengan masa persemaian delapan hari, ditanam di instalasi
hidroponik, dengan EC 2,8, dalam 14 hari bisa mencapai tinggi 50 cm, dan sudah layak
panen, dan dapat dimasukkan ke dalam kantung plastik setinggi 50 cm, dengan ditekuk
sedikit, untuk memungkinkan di-seal panas. Bila ditanam dengan EC 1,5, baru layak panen
pada

umur

>

30

hari.

Ketika penulis berhidroponik di suburb kota Santa Cruz, propinsi Laguna, Filipina, beberapa
tahun yang lalu, di instalasi hidroponik, hanya dalam masa 12 hari bisa dicapai tinggi
tanaman 65 cm. Pada waktu itu musim panas, temperatur udara tinggi sekali, dan ruparupanya kangkung mentolerir atau malah dikatakan menyukai lingkungan yang tinggi
temperaturnya!
Untuk iklim Tangerang dan sekitarnya, termasuk daaran rendah, dengan elevasi
sekitar 45 m dpl, panen kangkung, bayam, caysim, dengan masa tumbuh sekitar 14 hari,
merupakan hal yang lumrah. EC yang digunakan ialah 2,5 dan sering ditingkatkan menjadi
2,8. Bila ditunggu lebih lama lagi, maka ia menjadi terlalu besar untuk kantung plastik
berukuran

tinggi

50

cm,

dan

terpaksa

disingkirkan.

Bekangan ini, setelah beberapa sejawat terjun dalam produksi sayuran secara komersial,
maka mereka juga menceriterakan pengalaman mereka, bahwa dengan EC yang sedangsedang saja telah terjadi penyingkatan masa tumbuh yang lumayan. Diduga ceritera positif
mengenai masa tumbuh hingga layak panen yang memendek lainnya, akan menyusul.
Pada florikultura, budidaya bunga potong, Chrysanthemum yang dipelihara dengan budidaya
aeroponik, dengan menggunakan EC 3,0, umur tanaman hingga layak panen hanyalah
delapan minggu, sedangkan dengan budidaya media tanah topsoil, campur cocopeat, pupuk
kandang, bary layak panen pada umur 12 13 minggu setelah pindah tanam, dengan umur
anak-semai,

cuttings,

11

12

hari.

Penghematan empat minggu biaya listrik, karyawan, pupuk, bunga bank, dsbnya, bukanlah
jumlah yang sedikit. Didapatkan pula bonus dalam bentuk peningkatan keserempakan
berbunga, bentuk bunga yang biasanya berbentuk belah ketupat sekarang menjadi segitiga
terjungkir,

yang

lebih

cantik

dan

mempunyai

nilai

jual

yang

lebih

tinggi.

Jangan menaikkan EC semena-mena, karena adanya nilai-ambang-keracunan, phytotoxicity


level. Misalnya bayam, diduga n-a-k adalah sekitar EC 3,0. Jadi untuk amannya kita bekerja
dengan maksimal EC 2,5. Andaikan ada peningkatan EC mendadak, maka meningkatnya
menjadi sekitar 2,7, masih dalam zona aman. Mungkin saja ada yang nyeletuk, bahwa
sebaiknya bekerja hanya dengan EC 2,0 saja, ngarah aman, tetapi volumenya diperbesar.
Dilain

fihak,

jika

menanam

tomat,

paprika,

terong,

cabai,

pakailah

EC

yang lebih tinggi, karena tanaman itu berkayu dan memiliki toleransi keracunan yang tinggi.

Nilai Ambang Keracunan Nutrisi

Pada tanaman hidroponik, kebanyakan para petani karena ingin meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi, maka sering kali dilakukan peningkatan EC. Disisi lain, harus diingat
bahwa kita tidak bisa semudah itu meningkatkan angka EC, mengingat ada batasan tertentu
yang tidak boleh dilampaui, yaitu Nilai Ambang Fito-toksisitas. Di atas nilai tersebut,
keracunan yang terjadi biasanya gosong pada daun yang menghitam hangus, jaringan mati
oleh kepekatan pupuk yang berlebihan.
Tiap kultivar (cultivated variety) memiliki nilai ambang sendiri. Bisa diterka, bahwa
tanaman yang lunak atau sukulen dan banyak mengandung air, nilai ambangnya rendah, dan
dengan EC yang rendah telah teracun, dengan gejala gosong, menguning, melayu, daun
bergelayutan berkerut, disusul kematian.
Contohnya ialah tanaman pakchoy, caysim, bayam, yang mulai teracun pada EC
sekitar 3,0 mS/cm, sehingga kita bekerja hanya hingga EC 2,5. Jendela sebesar EC 0,5 harus
kita sediakan untuk bila sewaktu-waktu EC meningkat, misalnya karena RH (relative
humidity, kelembaban nisbah) mendadak turun, yang menyebabkan transpirasi meningkat,
tanaman kehilangan air atau dehydrasi, yang mengakibatkan EC naik.

Lagi pula, EC yang semakin tinggi dan mendekati nilai ambang, efisiensi penyerapan
hara nutrisi dari media oleh akar, menurun sekali, berdasarkan hukum law of deminishing
return. Jadi kita harus menahan diri, untuk berhenti pada angka EC tertentu.

Tanaman yang berkayu, semisal cabai, terung, tomat, paprika, mempunyai toleransi yang jauh
lebih tinggi. Pernah diberitakan bahwa di India ada seseorang yang menanam tomat dengan
EC 7,0 dan tidak melaporkan adanya keracunan. Bisa kita simpulkan bahwa nilai ambang
keracunan tomat berada di atas angka EC 7,0. Di lain fihak, sering kita bertanya : Apakah
perlu kita tingkatkan EC hingga mepet pada nlai ambang keracunan? Kadang titik optimal
keuntungan berada jauh di bawah angka nilai ambang.
Bola EC sudah tinggi sekali, tetapi masih ada keinginan untuk meningkatkan
pemupukan, maka tempuhlah jalan volume pemberian pupuk. Pada NFT, flowrate/curah yang
sebesar 1 l/gully/menit, ditingkatkan menjadi 2 l/gully/menit. Atau kelandaian talang yang
tangens 2 %, diperbesar menjadi tangens 4 %, perbedaan tinggi 4 cm per meter talang,
sehingga larutan meluncur dengan lebih cepat, seolah-olah akar disuapi makanan dobbel
lebih cepat.
Dengan memperbesar tangens dari 2 menjadi 4 %, berarti film larutan di talang
menjadi lebih tipis, yang berarti air bersentuhan dengan oksigen dari udara lebih banyak,
kadar oksigen-terlarut meningkat. Respirasi/pernafasan terpacu, energi lebih banyak
terbentuk, tanaman lebih powerfull untuk menyerap ion-ion dari larutan. Komplitnya nutrisi
yang sekarang dapat diserap tanaman, menyebabkan tanaman tumbuh dengan sempurna!
Grade Unsur Esensial yang digunakan dalam budidaya hidroponik
Seperti diketahui, bahwa komposisi pupuk AB mix hidroponik terdiri atas unsur-unsur
esensial makro N, P, K, Ca, Mg, S, dan esensial mikro Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo. Semua
terdapat dalam bentuk garam, dengan dan tanpa air kristal.
Unsur makro, terdapat dalam bentuk garam :
Kalsium amonium nitrat, 5 Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O.

Kalium nitrat, KNO3.

Kalium di-hidro phosphat, KH2PO4.

Amonium sulfat, (NH4)2SO4.

Kalium sulfat, K2SO4.

Magnesium sulfat, MgSO4.7H2O.


Digunakan grade teknis, seperti yang terdapat dalam linkungan industri.
Unsur mikro, terdapat dalam bentuk garam :

Fe, ferrum, dalam bentuk kelat FeEDTA

Mn, manganium, dalam bentuk sulfat atau kelat MnEDTA.

Cu, cuprum, dalam bentuk sulfat atau kelat CuEDTA.

Zn, zincum, dalam bentuk sulfat atau kelat ZnEDTA.

B, boron, dalam bentuk asam borat H3BO3.

Mo, molibden, dalam bentuk garam natrium atau amonium.


Bisa menggunakan grade pro analysis, yang murni, karena pertimbangan bahwa toh
tidak banyak digunakan.
Beberapa orang menambahkan Co, Cl, dan Ni untuk memperpanjang daftar unsur
mikro ini, tetapi pemakaiannya hanya untuk perlakuan khusus tertentu saja, jadi bukan
esensial. Grade yang digunakan bisa saja yang murni, tetapi penggunaannya sangat sedikit
sekali.
Grade yang murni biasanya digunakan pada bakteriologi di laboratorium khusus. Itu
sebabnya pemakaiannya sedikit sekali, dan karenanya sulit ditemui di perdagangan, dan
hanya di supply oleh peluang-peluang tertentu saja.
Pada budidaya hidroponik lumayan besar pemakaiannya, karena kalau tidak
dilengkapi dengan ke-enam macam unsur mikro it dan dalam grade yang murni, maka
kualitas hasil akan turun sekali!
Membuat Sendiri Pupuk Hidroponik Dengan Pupuk Pertanian Biasa
Sahabat Azzam Rumah Herbal, kali ini kita akan ber eksperimen untuk membuat
pupuk sendiri sebagai biang bertanam hidroponik. Pupuk yang akan kita buat kali ini adalah

pupuk bahan bakunya umum ditemui di toko pertanian, sehingga dapat diperoleh dengan
mudah di toko pertanian terdekat di rumah
anda.
Baiklah mari kita persiapkan apa saja
peralatan yang harus dipersiapkan :
1.

TDS Meter untuk mengukur ppm dan

2.

PH Meter untuk mengukur asam basa air.

3.

Pupuk NPK Mutiara 1000 gr ( warna bulat


biru )

4.

Pupuk Urea 1000 gr ( warna putih )

5.

Pupuk KCL 1000 gr

6.

Pupuk Gandasil D 100 gram ( kemasan warna hijau ), dipakai 50 gram saja.

7.

Air bersih ppm rendah ( seperti air hujan ) 20 liter

Cara Pembuatan Pupuk Hidroponik


1.

Siapkan 5 liter Air bersih rendah ppm, misalnya air bekas air conditioner atau air
hujan yang ppm nya rendah pada ember.

2.

Masukkan pupuk NPK Mutiara, KCL dan Urea masing-masing 1000 grm dalam 5
liter air.

3.

Aduk aduk hingga pupuk terlarut dalam air secara sempurna.

4.

Saring larutan pupuk saat akan dipindahkan ke media penyimpanan.

5.

Dari hasil penyaringan biasanya masih ada pupuk yg belum larut sempurna. Jangan
dibuang, masukan saja lagi ke dalam ember dan tambahkan 1 liter air diember dan aduk

kembali hingga sisa pupuk tersebut larut. Aduk kembali sambil ditumbuk supaya larut
sempurna.
6.

Selanjutnya simpan pada media penyimpanan

7.

Larutkan Gandasil D dengan 1 liter air. Dan setelah semuanya larut, campurkan
dengan larutan sebelumnya di media penyimpanan.

8.

Artinya sampai pada proses ini kita sudah menggunakan 7 liter air bersih utk
melarutkan pupuk-pupuk tersebut diatas.

9.

Selanjutnya kita tambahkan lagi air pada media penyimpanan tadi dgn sisa air yg
sudah kita siapkan sebelumnya

10.

Artinya total larutan biang nutrisi adalah 20 liter.


Selesai sudah. sampai pada tahap ini larutan nutrisi hidroponik cukup dibiarkan
beberapa saat agar larutan nutrisi jernih dan ampasnya mengendap didasar media
penyimpanan.

Cara Penggunaan
Apabila kita akan mengaplikasikan pada tanaman hidroponik, pada nutrisi hidroponik
maka kita harus menggunakan table hidroponik yang telah disesuaikan dengan tabel tanaman
hidroponik.
Cara pengaplikasiannya adalah sebagai berikut, sebagai perbandingan mari kita coba
ukur dengan menggunakan TDS meter:
10 : 1 ( 10 ml nutrisi : 1 liter air bersih ). menghasilkan 900 ppm.
Artinya, bila kita menggunakan patokan 5:1 (5 ml nutrisi : 1 liter air) tds yg dihasilkan
adalah 500 ppm.
Apabila PH air nutrisi setelah diaplikasikan pada biang nutrisi (10:1)
Selamat mencoba dengan berkebun hidroponik murah dan mudah.

Hidroponik Beratapkan Langit, keuntungan dan kelebihannya.

Mengingat mahalnya harga plastik UV dan sulitnya konstruksi greenhouse yang


beratapkan plastik UV, karenanya pembuatan budidaya hidroponik tanpa greenhouse dan
beratapkan langit, banyak dilakukan oleh para petani hidroponik untuk rangka menghemat
biaya investasi. Jadi pada lahan yang tersedia dibuatlah instalasi produksi dengan atap yang
terbuka. Dengan demikian pembiayaan hanya tersangkut instalasi produksi saja, tanpa ada
pengeluaran untuk membuat bangunan greenhouse-nya.
Namun hal ini akan menimbulkan beberapa risiko yang harus dihadapi, yang
mungkin timbul, tetapi mungkin pula tidak! Sering kita lihat pula foto-foto di dalam dan di
luar negeri, di mana gully produksi berbaris rapih, dilakukan pada lahan terbuka plong tanpa
ada peneduhan sedikit pun, tetapi terlihat pertanamannya mulus-mulus saja.

Dengan sistem terbuka tanpa atap, matahari di siang hari, di musim kemarau yang
cerah, mungkin intensitasnya mencapai 10.000 foot candles (atau 110.000 lux), akan merusak
semua hormon tumbuh di tanaman, sehingga pertumbuhan akan stagnan, tidak bergerak. Jika

derajat pertumbuhan = 0, maka tanaman tidak akan berpenampilan robust, gagah,


melainkan kerdil dan tidak layak tampil!
Dengan intensitas penyinaran yang tinggi, lettuce sering menjadi getir, pahit,
terutama batangnya. Bagian tengah pucuk tajuk menjadi bagian yang paling pahit, dan
menimbulkan penolakan oleh konsumen. Intensitas matahari yang tinggi rupa-rupanya
merangsang pembentukan alkaloid yang tersa getir itu.
Intensitas cahaya matahari yang intens, ditambah exposure time yang lama,
menyebabkan lettuce berwarna hijau tua, sedangkan seyogyanya lettuce bernuansa hijau
muda! Kecuali Romaine lettuce, yang memang dari awal sudah berwarna hijau gelap.
Dengan mengurangi asupan unsur hara Mg sebagai inti chlorophyl, bisa dihasilkan lettuce
yang tidak terlampau hijau warnanya.
Intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan proses foto-sintesa asimilasi
karbohidrat berjalan sangat tegas, sehingga terjadi karbohidrat banyak sekali, dan
menyebabkan rasio C/N (karbohidrat/protein) sangat besar, dan tanaman cepat beralih ke fase
generatif, dan menghasilkan tangkai bunga, disebut bolting, dan menurunkan harga
penawaran di supermarket.
Hujan yang sering membasahi daun, menyebabkan lettuce peka terhadap penyakit
cendawan Cercospora, penyakit cendawan mata kodok, frog eye disease, menyebabkan
lettuce tidak layak tampil, dan terpaksa dibagikan kepada tetangga. Dengan meningkatkan
asupan unsur hara Ca, P, K, Mg, dan mengurangi amonium, serangan ini bisa diperlunak.
Mengenal Sistem Hidroponik Rakit Apung
Sistem Hidroponik Rakit Apung / Floating raft/ Water Culture
Sahabat Azzam Rumah Herbal, setelah kita membahas sistem hidroponik fertigasi
tetes kali ini kita akan membahas sistem hidroponik rakit apung, disebut juga dengan Floating
Raft atau Water Culture, ada juga yang menyebut nya sistem kambang ponik. Pada sistem
hidroponik rakit apung, dimana lubang tanam diapungkan langsung diatas tandon air
menggunakan busa khusus ataupun styrofoam. Sistem ini disebut sistem hidroponik rakit
apung karena cara menanamnya dengan cara diapungkan diatas larutan nutrisi. Sebagi alat
pengapung biasanya digunakan styrofoam.

Tanaman

diletakkan

pada lubang dan ditempatkan


dimana saja asalkan terkena
paparan

sinar

matahari

langsung, dan yang terpenting


pada saat turun hujan tanaman
tidak kehujanan dan sebaiknya
diberi naungan. Apabila terjadi
hujan sebaiknya larutan nutrisi ditutup sehingga tidak akan menjadi lebih encer dari yang
seharusnya. Apabila Anda tidak memiliki naungan dan langsung beratapkan langit, maka
harus dilakukan pengukuran ulang pada ppm dan ph air pada tandon rakit apung hidroponik.
Jarak tanam ideal untuk sayuran sistem rakit apung ini adalah selebar 15 20 cm
untuk sayuran yang tumbuh atau melebar kesamping seperti aneka selada, pakcoy dan lainlain. Untuk tanaman lain yang tumbuh keatas seperti bayam, kangkung, dan lain-lain jarak
antar tanaman selebar 10 cm.

Cara Penggunaan Sistem Hidroponik Rakit Apung/ Floating Raft /


Water Culture
Anda dapat menggunakan kolam dengan kedalaman 50 cm, dan diisi larutan nutrisi
setebal 40 cm, diapungi styreofoam setebal 3 cm, diberi lubang tanam secukupnya, ditanami
anak semai sayuran daun, dengan akarnya menjuntai masuk ke dalam larutan nutrisi. Dan
ditambahkan aerator udara ke dalam tandon, untuk meningkatkan kadar oksigen-terlarut di
dalam air.
Anak-semai yang sudah berdaun empat diganjal dengan rockwool atau busa,
selanjutnya ditancapkan ke dalam lubang-tanam pada Styrofoam yang sudah di lubangi.
Selanjutnya tanaman ini diambangkan dalam kolam larutan nutrisi, dengan akarnya terendam
ke dalam air. Pada sistem ini, oksigen-terlarut di-supply oleh aerator dengan airstone-nya.

Cara semai bibit hidroponik menggunakan kain flanel


Sahabat Azzam rumah herbal, betapa penting arti semai bagi anda yang
berpengalaman dalam menanam secara hidroponik. Cara semai yang baik dan benar, akan
mendapatkan hasil yang baik dan sehat. Semai yang tidak benar akan menyebabkan bibit
tumbuh dalam kondisi kutilang yaitu tanaman tumbuh kurus tinggi dan langsing.
Keberhasilan semai sangat berpengaruh pada bibit hidroponik dan sangat menentukan tingkat
keberhasilan tanaman Anda pada saat dewasa kelak. Oleh karenanya penting sekali kita
mengetahui cara semai bibit
hidroponik yang baik untuk
tanaman hidroponik kita.
Pada tulisan ini dibahas
bagaimana

cara

kita

untuk

semai bibit cabe hidroponik


dengan
flanel.

menggunakan
Tentunya

kain
dalam

prakteknya anda bisa gunakan


untuk semai bibit yang lain
seperti

tomat

hidroponik,

terong hidroponik dan lain-lain.


Trik ini merupakan langkah
praktis untuk melakukan semai
bibit yang biasanya sprout benih memakan waktu yang lama dan bahkan sering kali benih
gagal sprout.
Penggunaan kain flanel pada semai kali ini diharapkan media selalu dalam kondisi
lembab, sehingga diharapkan bibit selalu dalam keadaan lembab dan bibit lebih cepat
berkecambah.
Cara Semai Menggunakan kain flanel
1. Siapkan bibit yang akan kita semai, misal nya cabe, tomat, dll. Semai Cabe, untuk
sebagian orang adalah lebih membutuhkan kesabaran dari pada sayuran lainnya, terutama

bibit cabe yang tingkat pedasnya lebih tinggi karena mmebutuhkan waktu yang lama sampai
saat berkecambah.
2. Siapkan kain flanel dan wadah semai.
3. Rendam benih / bibit selama 24 jam dengan menggunakan air hangat, semakin
pedas bibit yang di semai sebaiknya semakin lama merendam nya misalnya 2 x 24 jam dan
diganti pada saat air hangat sudah mulai dingin.
4. Selanjutnya setelah cukup lama pada air rendaman, bibit / benih cabe di tebar diatas
wadah semai dihamparkan pada permukaan kain flanel yang sudah dibasahi.
5. Tutup benih dengan kain flanel selanjutnya kain dibasahi secara merata diatas
permukaan kain flanel.
6. Tutup wadah dengan plastik warna hitam dan sembunyikan ditempat yang gelap
biarkan untuk beberapa hari.
7. Apabila anda menanam cabe, semakin pedas cabenya semakin lama waktu semai.
Oleh karennya sebaiknya anda sering periksa bibit di dalam wadah tersebut pada waktu
tertentu sampai ditemukan bibit berkecambah. Hati-hati jangan sampai terlambat untuk
memperkenalkan sinar matahari apabila bibit sudah mulai berkecambah.
8. Pada saat bibit sudah mulai berkecambah, pindahkan bibit pada rockwol yang
sudah dilubangi dan masukkan bibit yang sudah berkecambah itu ke dalam lubang rockwol.
9. Kenalkan bibit yang sudah berkecambah tersebut pada sinar matahari dan jangan
lupa menjaga kondisi rockwol dalam keadaan lembab.
Menanam Hidroponik menggunakan Sistem Pasang Surut
Sobat Azzam yang baik, tentunya kita sudah banyak mengenal sistem hidroponik dan
kali ini kita akan membahas sistem hidroponik Ebb and Flow System atau disebut juga Flood
and Drain System atau Sistem Pasang Surut.

Sistem

hidroponik

pasang

surut

ini

memiliki pola kerja yang cukup unik, mengapa


demikian? karena dalam sistem hidroponik jenis
ebb and flow, tanaman mendapatkan air, oksigen,
dan nutrisi melalui pemompaan dari tandon
nutrisi yang dipompakan ke media yang nantinya
akan dapat membasahi akar (pasang) sampai pada
ketinggian tertentu dan untuk beberapa saat air bersama dengan nutrisi turun kembali menuju
bak penampungan (surut) begitu seterusnya. Waktu pasang dan surut dapat diatur waktunya
dengan menggunakan timer sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan
tergenang atau kekurangan air.

Sistem Hidroponik pasang surut ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pompa
air yang dibenamkan dalam larutan nutrisi (submerged pump) yang dihubungkan dengan
timer (pengatur waktu). Ketika timer menghidupkan pompa, larutan nutrisi hidroponik akan
dipompa ke grow tray (keranjang/tempat/pot tanaman). Ketika timer mematikan pompa air,
larutan nutrisi akan mengalir kembali ke bak penampungan. Timer diatur dapat hidup
beberapa kali dalam sehari, tergantung ukuran dan tipe tanaman, suhu, kelembaban, dan tipe
media pertumbuhan yang digunakan. Sistem hidroponik ebb and flow dapat digunakan untuk
beberapa media tanam hidroponik. Media yang dapat menyimpan air cukup baik untuk sistem
hidroponik ini seperti rockwool, vermiculite, coconut fiber.
Sistem pasang surut ini merupakan sistem hidroponik yang baik untuk beberapa
tanaman, biasanya digunakan untuk tanaman-tanaman seperti cabe, melon, terong, mentimun
dan lain-lain. Anda tertarik untuk menggunakan sistem pasang surut ? Selamat mencoba.

Seri Belajar Tanaman Hidroponik : Memproduksi Anak Semai yang baik


Kendala dalam menanam tanaman hidroponik adalah cara membuat dan merawat
persemaian. Anak-semai yang dihasilkan biasanya kutilang, kurus tinggi langsing,
pucat, kurus, meliuk-liuk, dan bila diteruskan dipelihara, maka makan ati, karena
yang didapat jauh dari yang mereka
bayangkan sebelumnya.
Untuk menghasilkan anak-semai yang
tegap dan tinggi nilai keperidian/viability-nya
membutuhkan pengalaman tersendiri.

Cara

Menyemai

Rupa-rupanya

kebanyakan

hobbyist

ber-

mindset bahwa persemaian itu harus gelap, mengingat begitu halnya di hutan belantara;
benih-benih yang jatuh dari tumbuhan, berkecambah di dasar hutan di mana pencahayaan
hanya remang-remang saja.
Kemudian, mengenai penyebaran benih. Terlalu rapat, hingga berdesak-desakan ,
itulah yang kerap terlihat. Kadang cukup dengan benih seperempat jumlahnya?
Sebenarnya tidak terlampau sulit untuk mengira-ngira lebensraum, lingkungan
hidup, yang diperlukan untuk tiap individu anak-semai. Karena itu, menanam dalam barisan
sering diperkenalkan untuk mengatur jarak tanam anak-semai yang teratur. Tetapi masih saja
ada kesalahan, dengan menyebar benih terlampau rapat di dalam barisan.
Hasilnya adalah anak-semai yang kurus, jangkung, pucat, dengan kotil terlihat diujung
batang yang menjulang tinggi. Bila anak-semai yang demikian dipelihara, maka menurut
pengalaman, umurnya untuk mencapai layak panen, menjadi lebih panjang. Ukuran buah
sukar mencapai ukuran ideal, dan harus puas dengan buah yang berukuran kecil, dan bentuk
yang tidak beraturan.
Cara Pemupukan Persemaian
Anak-semai kelihatan kurus, dan ketika ditanya bagaimana pemupukan persemaian,
jawabnya ialah bahwa ia sama sekali belum memupuk persemaian, mengingat bahwa

kecambah akan memanfaatkan reserve makanan dalam kotil, serupa dengan anak ayam yang
selama beberapa hari mengandalkan reserve makanan dalam bentuk kuning telur yang
dibawanya ketika ia menetas. Sebagian memang benar, tetapi pada kecambah hypocotyl
sudah terbentuk akar, yang alangkah baiknya dimanfaatkan dengan memberi pupuk pada
kecambah, dengan maksud memacu pertumbuhan anak-semai.
Kebanyakan takut memberi pupuk pada anak semai, karena lembutnya kecambah.
Diberi pupuk tipis-tipis saja, takut kecambah menjadi gosong, bila diberi larutan pupuk yang
terlalu pekat. Paling diberinya larutan pupuk dengan kepekatan EC 0,8 mS. Berdasarkan
pengalaman, anak-semai yang dihasilkan akan lebih tegap, lebih banyak yang dapat bertahan
hidup, bila EC ditingkatkan menjadi 1,5 mS. Penulis sendiri menggunakan EC 2,0 tanpa ada
keluhan keracunan maupun gosong.
Cara membuat Pupuk Organik Cair Hidroponik
Pada saat bertanam hidroponik, seseorang membutuhkan pupuk yang selama ini
dibuat dari berbagai ramuan bahan kimia. Tulisan ini adalah pupuk tanaman hidroponik yang
dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan bukan rumus baku.
Kekurangan

Pupuk

Cair

Organik

Biasanya Pupuk Cair Organik hanya mengandung unsur hara mikro saja, atau mengandung
juga hara makro dalam jumlah yang sangat sedikit. Untuk membuat Pupuk organik cair,
seseorang harus menyediakan banyak bahan dan membutuhkan waktu yang p lama dan
baunya terlalu menyengat.
Kelebihan
1.

Bahan

2.

Menggunakan
yang

Pupuk

dibutuhkan

Harga

Organik

banyak

Cair

tersedia

nya

di

relatif

:
sekitar
Murah

3. Pemberian dalam jumlah banyak, tidak membuat tanaman mati atau terbakar.
4. Mengurangi jumlah sampah rumah tangga
A. Ramuan Pupuk Organik Cair ( N )
1.
2.
3.

Urine

kelinci

Kotoran
Tanaman

kipahit

kelinci
(

tithonia

:
:
diversifolia

liter

kg

karung

4.

Air

kelapa

5.

Gula

merah

6.

Bawang

liter

merah

batang

kg

7. dekomposer : 20 cc
Cara membuat :
1.
2.

Kipahit
Campur

3.

bawang

semua

dan

gula

bersih

gentong,simpan

tiap

hari

merah

masukan

air

Tutup
Buka

merah
bahan,

Tambahkan

4.
5.

dan

dihaluskan.

ke

gentong.

20

liter

ditempat
aduk2

teduh.

rata.

Tutup

lagi.

6. Proses ini sekitar 7-8 hari,lama juga ga apa.


B. Ramuan Pupuk Organik Cair ( P )
1.

Daun-daun

2.
3.

kering

Air
Mol

yang

sudah

bersih

tape

jatuh

dekomposer

karung

20
100

liter

cc

10

cc

4. Gula merah : 1 batang


Cara
1.
2.

membuat

Haluskan

daun

Masukkan

3.

ke

kering

dalam

Biarkan

:
dan

gula

gentong,tambah

air

selama

merah
yang

10

tadi.
hari

4. Siap digunakan
C. Ramuan Pupuk Organik Cair ( K )
1. Batang pisang ( ambil bagian dalamnya,yang berwarna putih.Kalo bisa yang paling
deket

ke

akar
2.
3.

/
Mol

bonggolnya
tape
Air

4. Gula merah : 1 batang

dekomposer
:

:
:

50

100cc
10

cm
10

cc
liter

Cara
1.

membuat

Haluskan

2.

Campur

bonggol
semua

bahan,

pisang

:
dan

masukan

ke

gula

merah

dalam

gentong.

3. Diamkan selama 10 hari Kalo udah jadi , campur ketiga bahan yang tadi liter : liter :
liter dengan air 20 liter. Siap diaplikasikan pada tanaman.
Catatan

Apabila saat membuat 3 gentong dianggap ribet, silahkan menggunakan yang A aja.Karena
sayuran
hijau biasanya cukup dengan pupuk yang N-nya tinggi. Dalam pupuk ini, telah tersedia pula
kandungan hara mikronya.
Mol Tapai adalah Mikro Organisme Lokal yang terbuat dari fermentasi tape singkong
ditambah air, didiamkan selama 10 hari, kira-kira Tanaman kipahit dapat diganti dengan
tanaman kacang-kacangan,alga,dadap. Mula mula, terjadi defisiensi tanaman karena
kekurangan unsur Nitrogen. Tapi, dengan perawatan dan dosis yang tepat, hal tersebut dapat
diperbaiki.. Tanaman menjadi bule, daun kuning atau putih Diperbaiki secara perlahan..
Tanaman berikutnya, menjadi hijau alami Jadi jangan terpaku pada rumusan baku ( walaupun
itu

yang

terbaik,menurut

banyak

orang

).

Kondisikan dengan waktu , tempat , biaya , dan ketersediaan bahan di lingkungan


kitamasing-masing. Trus, jangan pernah ragu atau bosan untuk mencoba, siapa tahu malah
menghasilkan hal yang lebih mantap lagi..dan bisa di share ke semua orang. Kita harus terus
mencoba,agar pertanian dapat dilakukan secara sederhana, namun dengan hasil yang luar
biasa Selamat bertani.

Mengontrol

pH

dalam

Hidroponik

Tumbuhan baik yang ditanam di tanah maupun dengan cara hidroponik, kontrol pH
sangat penting. Tanaman akan kehilangan kemampuan untuk menyerap nutrisi yang
berbeda ketika pH bervariasi.
Mengontrol pH dalam hidroponik lebih
mudah daripada media tanah, yang jauh lebih
rumit dan banyak memakan waktu.
pH adalah singkatan dari potential
hydrogen yang berarti merupakan jumlah
konsentrasi ion hidrogen (H +) dan hidroksil
(OH-). Ion hidrogen bersifat asam sedangkan ion
hidroksil bersifat basa.
Air netral/murni memiliki keseimbangan
ion hidrogen (H +) dan hidroksil (OH-). Skala
pH berkisar dari 0 hingga 14. pH 7 merupakan
pH netral. Angka di bawah 7 menunjukkan
senyawa asam dan di atas 7 menunjukkan
senyawa basa. Mengetahui hal ini penting demi
kesuksesan kebun hidroponik Anda.
pH Tanaman Hidroponik
Skala pH adalah logaritmik, yang berarti bahwa setiap unit perubahan sama perubahan
sepuluh kali lipat dalam konsentrasi ion hidrogen / hidroksil. Dengan kata lain, solusi dengan
pH 6,0 adalah 10 kali lebih asam daripada solusi dengan nilai pH 7,0, dan solusi dengan nilai
pH 5.0 akan 10 kali lebih asam daripada larutan 6,0 pH dan 100 kali lebih asam daripada
solusi dengan pH 7,0. Ini berarti bahwa ketika Anda menyesuaikan pH larutan nutrisi Anda
dan Anda perlu untuk memindahkannya 2 poin (contoh: 7,5-5,5) Anda harus menggunakan
10 kali lebih adjuster daripada jika Anda bergerak nilai pH hanya 1 poin (7,5 6,5).
Ketika pH tidak pada tingkat yang tepat tanaman akan kehilangan kemampuannya
untuk menyerap beberapa unsur penting yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat.

Untuk semua tanaman ada tingkat pH tertentu yang akan menghasilkan hasil yang optimal.
Tingkat pH ini akan bervariasi dari tanaman untuk tanaman, tetapi secara umum sebagian
besar tanaman lebih suka lingkungan tumbuh sedikit asam (antara 5,5-6,0), meskipun
sebagian besar tanaman masih bisa bertahan di lingkungan dengan pH antara 5,0 dan 7,5.
Ada banyak cara untuk menguji tingkat pH dalam sistem hidroponik Anda. Salah satu
cara termudah dan paling terjangkau adalah dengan menggunakan strip pH.
Strip perlu dibasahi dengan air dari sistem hidroponik untuk mengukur tingkat
keasamannya. Strip lantas akan menginformasikan tingkat pH dengan menunjukkan angka
antara 0-14.
Seri Belajar Tanaman Hidroponik : Sayuran Penampilan Besar Menarik, tetapi tiada
rasa ketika dikonsumsi
Pernahkah anda mendapatkan tanaman hidroponik, sayur yang besar dan menarik
perhatian kita, namun setelah dikonsumsi terasa hambar ? Pada tulisan kali ini disajikan
salah satu tulisan dari Pak Yos Sutiyoso - Pakar Pertanian Hidroponk mengapa sayur besar
terasa hambar.
Memang, sayuran penampilanya besar,
gagah, dan menarik, membangkitkan selera
pada pembelanja untuk membelinya. Setelah
dihidangkan di meja makan, barulah ketahuan
bahwa

rasanya

jauh

dibawah

kesan

penampilannya. Mengapa sayuran itu bisa


begitu hambar?
Disadari bahwa untuk mencapai bobot
panen yang tinggi, diperlukan dipacunya
pertumbuhan vegetatif, dengan meningkatkan
asupan nitrogen. Yang murah adalah yang
dalam bentuk amonium. Maka ditingkatkanlah
asupan Amonium sulfat, (NH4)2SO4, yang

menghasilkan N-amonium sebesar 21 %. Atau digunakan Urea, CO(NH2)2, dengan N-NH4+


sebesar 46.6 %.
Amonium adalah kation yang ringan. NH4+, yang berat kationnya 18 ( dengan berat
atom N = 14, dan berat atom H = 1) adalah seringan air, H2O, yang juga 18 berat
molekulnya.
Karena ringannya, maka dengan rakus akan diserap sebanyak mungkin masuk melalui
akar, diangkut melalui xylem apikalis, mengarah ke atas, dan memasuki sel dari jaringan di
semua organ tumbuhan. Disadari bahwa setiap ion, kation as well as anion, selalu dimantel-i air, maka dengan banyaknya air yang masuk dan terkumpulnya di kantung-kantung
vakuola, maka terbentuklah sel-selraksasa, yang menyebabkan panampilan tanaman besar
dan gagah, besar, tetapi sel hanya berisi air dan amonium tok, konsistensi sel encer, dan
jangan mengeluh bila sayurannya hambar rasanya.
Cara Agar Tanaman Hidroponik Besar Rasanya dan Tidak Hambar
Solusinya adalah : Kurangi asupan amonium. Bila tanaman masih memerlukan N
untuk pembesaran badannya, gunakan N-nitrat, yang walaupun ukurannya hanya kecil, tetapi
kekompakannya baik, dapat menjamin rasa sayuran, yang rangsangannya didapat melalui
syaraf-syaraf di ujung lidah! Sebagai sumber N-nitrat, gunakanlah kalium nitrat, KNO3,
dengan bonus hara kalium, K, yang dapat meningkatkan rasa. Atau gunakan magnesium
nitrat, Mg(NO3)2, dengan bonus hara magnesium, Mg, yang akan memacu pembentukan
klorofil(chloros = hijau; phyllos = helai daun), yang berarti dalam proses foto-sintesa
asimilasi karbohidrat. Atau gunakan kalsium nitrat, 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dengan
bonus hara kalsium, Ca, yang memperkuat dinding sel dan meningkatkan ketahanan terhadap
serangan penyakit cendawan. Disamping itu, unsur Ca dapat mempengaruhi titik tumbuh
meristem di ujung akar, tepat di bawah udung akar, dengan meningkatkan jumlah, panjang,
dan bercabangnya perakaran.
Drip System , Sistem hidroponik Fertigasi Tetes Pada Tanaman
Sistem tetes ( drip system ) merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling
banyak dipakai oleh para petani sistem hidroponik di seluruh dunia, baik untuk skala
rumahan atau pada petani skala komersial. Konsep pada sistem hidroponik ini sangat mudah
diaplikasikan dan sangat fleksibel serta efektif untuk sistem hidroponik yang ada. Selain

sistem fertigasi tetes ini mudah diaplikasikan, namun pada praktiknya tidak membatasi daya
kreatifitas kita disaat membangun sistem sendiri. Cara kerja sistem fertigasi tetes adalah
dengan hanya meneteskan larutan nutrisi pada akar tanaman untuk menjaga agar akar
tanaman tetap lembab.
Sistem hidroponik fertigasi tetes
dapat dengan mudah dirancang dengan
berbagai cara, mulai dari skala kecil
sampai sistem hidroponik skala besar.
Biasanya sistem fertigasi tetes ini dapat
digunakan

untuk

tanaman

yang

memiliki lebih banyak ruang untuk


perakaran. Dengan sistem tetes tidak
memerlukan lebih banyak air yang membanjiri sistem pada tanaman sehingga lebih
menghemat air nutrisi. Tanaman yang membutuhkan tempat besar dan perakaran besar seperti
melon, cabe, tomat, mentimun dan lain-lain lebih tepat menggunakan sistem vertigasi tetes
ini dibanding dengan menggunakan sistem lainnya. Dengan sistem fertigasi tetes kelembaban
tanaman tetap terjaga dan penyiraman dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Peralatan yang dibutuhkan pada Sistem Fertigasi
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan pada sistem fertigasi tetes. adalah:
1.

Sebuah wadah tempat tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.

2.

Sebuah kontainer untuk tandon larutan nutrisi.

3.

Sebuah pompa air mancur / kolam.

4.

Timer pengatur listrik

5.

Beberapa pipa PVC untuk menjalankan air nutrisi dari pompa di tandon.

6.

Tubing (PVC atau pipa fleksibel) untuk sirkulasi larutan nutrisi tambahan dari
tanaman kembali ke ke reservoir/ tandon.

7.

Media tanam untuk tanaman.

8.

Cara Kerja Sistem Fertigasi Tetes


Bagaimana sitem fertigasi tetes bekerja ? Air larutan nutrisi yang dipompa dari
tandon air melalui pipa masuk ke media tanam (di mana akar tanaman berada), air menetes
keluar dari pipa ke media tanam dalam waktu yang ditentukan, biasanya penyiraman
menggunakan timer listrik. Larutan nutrisi mengalir turun membasahi kedua akar dan media
tumbuh mengalir ke bawah wadah. Selanjutnya larutan nutrisi mengalir melalui lubang, dan
secara gravitasi memungkinkan larutan nutrisi mengalir turun melalui tabung kembali ke

tendon air nutrisi. Sangat penting untuk diingat bahwa letak tanaman setidaknya setinggi 6-8
inci atau lebih di atas tendon nutrisi, sehingga gravitasi yang dapat mengalirkan kelebihan air
9.
10.
11.

kembali ke tendon.
Ada 2 Jenis sistem hidroponik Fertigasi Tetes
Sistem Sirkulasi
Sistem ini biasanya digunakan untuk skala kecil rumahan atau skala hobby. Sistem
sirkulasi tetes pada sistem ini hanya mengacu pada penggunaan kembali larutan nutrisi yang
telah digunakan setelah membasahi akar tanaman dialirkan kembali ke tandon penampungan

12.

dan begitu seterusnya. .


Kelemahan dari sistem ini adalah pada masalah perawatan. Anda harus sering
memeriksa Ph larutan nutrisi yang dapat berubah sewaktu-waktu.

Sistem sirkulasi

mengharuskan Anda secara berkala memeriksa dan menyesuaikan pH yang diperlukan, serta
mengganti larutan nutrisi secara teratur untuk menjaga larutan nutrisi yang seimbang untuk
13.
14.

tanaman.
Non Sirkulasi
Untuk petani komersial sistem drip non-sirkulasi paling banyak diminati. Petani
komersial melakukan penyiraman tanaman ini pada waktu yang telah ditentukan dengan
menggunakan jadwal penyiraman tertentu. misalnya peyiraman sehari 3 kali pada jam

tertentu. Jadi larutan nutrisi menetes ke media tanaman tepat dimana akar tanaman berada.
15.
Larutan nutrisi di non-sirkulasi / non-recovery sistem tetes tidak terlalu
membutuhkan perawatan karena semuanya sudah diotomatisasi. Sistem fertigasi tetes non
sirkulasi ini tidak perlu kembali ketandon dan di daur ulang kembali ke dalam reservoir. Ini
berarti bahwa Anda dapat mengisi reservoir dengan pH yang sesuai kebutuhan tanaman.
Larutan nutrisi seimbang dan itu tidak akan berubah, sehingga Anda tidak perlu terus
menerus memantau sistem. Selama Anda menjaga air di tandon mengalir sehingga unsurunsur yang dibutuhkan tanaman tetap terjaga pada pH seimbang larutan nutrisi yang
disesuaikan. Kelemahan dari sistem ini tentunya lebih boros penggunaan nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai