Sejarah Politik Indonesia
Sejarah Politik Indonesia
juga
kekuasaan
untuk
mengambil
kebijaksanaan,
pengambil
Timokrasi
sekelompok
penguasa
(elit)
yang
lebih
mengutamakan
: tujuan
menghalalkan cara.
Syarat adanya negara harus ada : wilayah, penduduk, pemerintah
yang berdaulat. Sedangkan syarat lainnya mampu berhubungan dengan
negara lain dan adanya pengakuan. Syarat akhir ini tidak mutlak. Pengakuan
MASA/WAKTU
.....ABAD IV
ABAD IV - XV
KETERANGAN
PRA SEJARAH INDONESIA
JAMAN KLASIK/ HINDU BUDHA
LAINNYA
BELUM ADA TULISAN
KERAJAAN NASIONAL :
SRIWIJAYA
MAJAPAHIT
ABAD XV-1908
(kebangkitan nasional
20 mei 1908)
PERLAWANAN FISIK
PRG PADRI (1819-1837
PRG DIPNEGRO (1825-1830)
PRG ACEH (1873-1904)
SEBAB GAGAL :
BERSIFAT LOKAL/KEDAERAHAN
SPORADIS/TIDAK SERENTAK
SENJATA TAK SEIMBANG
ADANYA PENGKHIANATAN
POLITIK DEVIDE ET IMPERA
(PECAH BELAH UNTK DIKUASAI)
1908-1945
1945-1949
(ORLA)
PERGERAKAN NASIONAL
(perlawanan dengan orang. Politik dengan
ormas lainnya)
1945 proklamasi kemerdekaan
(terbentuknya NKRI)
P0ERGERAKAN KEMERDEKAAN
1949-1966
(ORLA)
KONSOLIDASI NASIONAL
1949 : KMB
1959 : DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
11-3-1966 : SUPERSEMAR
MEMBASMI PEMBERONTAKAN :
DI, RMS, PRRI, DITAMBAH
TRIKORA
1966-1998 (ORBA)
1998-......
(REFORMASI)
PERLAWANAN DENGAN :
DIPLOMASI
GRELIYA
MASA PEMBANGUNAN
MASA PERUBAHAN
Mulai
Perang Perang :
Dengan Diplomasi :
N
O
BENTUK
NEGARA
KONSTI
TUSI
DASA
R
NEGA
RA
SISTEM
DEMOK
RASI
REPUBLIK/
NKRI
ITEM
UUD 45
PANCASI
LA
ITEM
D. LIBERAL?
RIS
KONSTI
TUSI
RIS
REPUBLIK/
NKARI
ITEM
6
7
1
2
NAMA
LEGISL
ATIF
KET
PRESIDENSIL
KNIP
DEMOKRA
SI
PARLEMEN
TER
PARLEMENTER/
LIBERAL
KNIP
ITEM
ITEM
ITEM
PARLEMEN
(DPR+SEN
AT)
UUDS/
UUD
1950
UUD
1945
ITEM
D. LIBERAL
ITEM
ITEM
DEMOKRASI
TERPIMPIN
PRESIDENSIL
PARLEMEN
(DPRS
+SENAT)
MPRS+DP
RS
17-81945
14-111945
9MAKLI
MAT NO
X)
27-121945
(ADA 16
NEGAR
A
BAGIAN
)
17-81950
ITEM
ITEM
ITEM
ITEM
MPR+DPR
ITEM
ITEM
ITEM
DEMOKRASI
PANCASILA
D. LIBERAL
(BANYAK
PARTAI)
ITEM
MPR+DPR
ITEM
SISTEM
KABINET
5-71959
(DEKRIT
PRESID
EN)
11-31966
20 MEI
1998
Senat adalah : wakil Negara bagian jaman RIS. DPR adalah wakil
rakyat. Tugas konstituante hasil pemilu 1955 adalah : untuk menyususn
kembali dasar Negara yakni UUDS 1950.
Papda masa pemerintahan Belanda di Indonesia, Belanda membentuk
Parlemen yang disebut Voolksraad (dewan rakyat) yang dipilih tidak melalui
pemilu tetapi di tunjuk langsung oleh Gubernur Jemdral.
Trilogy Van Deventer : politik balas jasa untuk Negara jajahan yakni
Indonesia ada tiga hal yang perlu dilaksanakan, yakni : Edukasi, Irigasi dan
kolonisasi/transmigrasi ke lampung.
Bagan pesta demokrasi di Indonesia {PEMILU}
NO
TAHUN
PESERTA
UNTUK
LEMBAGA
JMLH
KURSI
PEMENAN
G
LAIN-LAIN
1955
28 PARTAI
+
ORMAS=PE
RORANGAN
DPR
KONSTITUS
I
272
544
PNI,NU,
MASYUMI
PKI
1971
10 PARTAI
DPR/MPR
350/
GOLKAR
1977
&1982
1987, 1992
& 1997
3 PARTAI
DPR/MPR
350/
GOLKAR
PEMILU PALING
DEMOKRATIS.
DIANGKAT 12
ORANG SEMUA
GOLONGAN
DIANGKAT 100
ORANG ABRI &
POLRI
ITEM
3 PARTAI
DPR/MPR
425/
GOLKAR
PDIP,
GOLKAR,
PPP
GOLKAR,
PDIP, PPP
1999
48 PARTAI
DPR/MPR
462/
2004
24 PARTAI
DPR/DPD
2009
44 PARTAI
DPR/DPD
550+132(4
x33)
MPR: 582
560+132
MPR: 692
DEMOKRAT
, GOLKAR
PDIP
DIANGKAT 75
ORANG ABRI &
POLRI
DIANGKAT 35
ORANG ABRI &
POLRI
TIDAK ADA YANG
DI
ANGKAT/NETRAL
ITEM
KETERANGAN :
Pada pemilu 2009 hanya ada 9 partai yang menduduki kursi DPR, yakni :
Democrat
Golkar
PDIP
PKS
PAN
PPP
PKB
GERINDRA
HANURA
C. PARTAI POLITIK
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975 jo UU No. 3 Tahun 1985, tentang
Partai Politik dan Golongan Karya di Indonesia ada tiga organisasi kekuatan
social politik, yaitu : Partai Politik (PDI dan PPP) dan Golongan Karya.
Pengertian Kekuatan Sosial pada dasarnya sama dengan pengertian partai
politik dalam arti umum.
Secara etimologis kata Partai berasal dari bahasa latin yakni pars yang
berarti bagian. Dalam perkembangannyapengertian kata partai selalu di
kaitkan dengan badan-badan parlementer dan badan-badan pemilihan.
Sehingga partai menandai dirinya dengan prinsip-prinsip demokrasi. Partaipartai politik berkembang bersamaan dengan berkembangnya proses-proses
parlementer dan proses-proses pemilihan. Pada bagian pertama abad ke 19
konsepsi partai lebih banyak mengacu pada berpikir tentang ideologi dari
pada tentang manusianya yang membentuk dan duduk didalamnya. Studi
yang dilakukan akhir-akhir ini misalnya tentang pembuatan keputusan
(decision making) telah memusatkan perhatiannya tentang apa yang
diperbuat partai dari pada partai organisasinya.
Dalam membuat analisa tentang partai politik manapun juga harus
diperhitungkan aspek-aspek ideologi, dasar-dasar sosial, struktur, organisasi,
partisipasi dan strateginya (Duverger,, 1984 : 3 5).
pada
pengendalian
kekuasaan
pemerintahan
dan
yang
Politik
bertindak
sebagai
penghubung
antara
pihak
yang
disebutkan
diatas,
partai
politik
mempunya
fungsi
dinamakan
artikulasi
kepentingan.
Dalam
praktiknya
atau
kelompok
masyarakat
agregasi
kepentingan.
Seperti
yang
mempunyai
artikulasi
persamaan
kepentingan,
maka
disebut
agregasi
kepentinganpun tidak hanya di jalankan oleh partai politik saja, tetapi dapat
dijalankan oleh kelompok-kelompok kepentingan.
Dalam
suatu
merupakan
sistem
input
yang
politik,
di
artikulasi
salurkan
dan
kepada
agregasi
kepentingan
lembaga-lembaga
yang
umumnya
menyelenggarakan
proses
sosialisasi
kursus-kursus,
politik
ditempuh
penataran-penataran
dengan
atau
cara
ceramah-
politik
juga
dimaksudkan
untuk
menjamin
tampuk
pemerintahan.
Tetapi
jika
sebuah
partai
hanya
pembuat
kebijakan
sebab
fungsinya
hanya
mengkritik
Partai Massa.
Ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukungnya yang banyak.
Dalam partai massa memang jumlah anggota yang dipentingkan. Pada
umumnya partai massa memang mempunya program, walaupun programprogramnyaitu agak kabur dan bersifat agak umum. Anggota partai massa
ini pada umumnya berasal dari berbagai golongan atau kelompok yang ada
pada
masyarakat.
kepentingan
tidak
Apabila
golongan
disalurkan,
maka
atau
kelompok
itu
mempunyai
kelompok-kelompok
itu
akan
Partai Kader.
Sebaliknya, Partai Kader ciri utama dan dipentingkan adalah disiplin dan
ketaatan organisasi. Sehingga partai kader tidak mementingkan jumlah
anggota yang banyak. Bisanya masalah doktrin dan ideologi partai harus
tetap di jaga dan dijamin kemurnian serta kelangsungannya. Disiplin dan
ketaantan dalam arti apabilah anggota-anggotanya menyimpang atau
menyeleweng
dari
doktrin
atau
ideologi
partai
akan
dipecat
dari
karena
di
Negara-negara
baru
para
pemimpin
sering
Konsensus dalam masyarakat mengenai azas dan tujuan sosial yang pokok
kuat,
majemuk (Pluralistis). Apa bila dalam system multi partai ini tidak ada partai
yang dominant biasanya kestabilan politik sulit untuk dipertahankan. Apalagi
bila sistem multi partai menitik beratkan pada lembaha legislatif.
Pola sistem multi partai biasanya ditunjukan dengan sistem pemilihan
perwakilan
berimbang
(proportional
representation).
Dengan
sistem
Suatu peranan yang sangat diharapkan dari partai politik di negaranegara yang sedang berkembang (sedang membangun)adalah sebagai
sarana untuk mengembangkan integrasi dan identitas nasional. Pengalaman
dibeberapa negara menunjukan bahwa partai politik sering kali tidak
mampuh membina integrasi, akan tetapi malahan dapat menimbulkan
pengkotakkan
dalam
pertentangan-pertentangan.
Sekalipun
banyak
partai
politik
dikatakan
lunak
apabila
partai
politik
yang
Suatu partai politik dikatakan bersifat moderat apabila partai politik itu
berdasarkan ajaran yang dijadikan
secara loyal dapat bekerjasama dengan partai politik lain yang hidup dan
berkembang dalam suatu wilayah negara yang sama.
Dalam kenyataannya pembedaan tersebut hanya bersifat gadrasi karena
pada dasarnya yang mewarnai suatu partai politik adalah para pelaku politik,
(Pandoyo, 1981 : 19-21).
c.
kekuatan
sosial
politik
di
Indonesia
telah
1.
Dua partai Politik yang pada saat berlakunya UU ini bernama : Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
2. Satu Golongan Karya yang pada saat berlekunya UU ini bernama : Golongan
Karya.
Partai Persatuan Pembangunan merupakan hasil fusi dari kelompok
Partai Politik yang bernafaskan Islam, yaitu :
1. Partai NU
2. Parmusi
3. PSII
4. PERTI
Sedangkan Partai Demokrasi Indonesia merupakan hasil fusi dari :
1. PNI
2. Parkindo
3. Partai Katolik
4. IPKI
5. Partai Murba
Jadi sebelum terjadinya fusi yang kemudian tertuang dalam UU No.3
Tahun 1975 tersebut di Indonesia terdapat 9 Partai Politik dan 1 Golongan
Karya.
Partai Politik dan Golongan Karya sebagai organisasi yang dibentuk
oleh anggota masyarakat warga negara RI atas dasar persamaan kehendak,
mempunyai kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban yang sama dan sederajad
sesuai dengan UU ini dan kedaulatannya berada di tangan anggota.
Partai Politik dan Golongan Karya berdasarkan Pancasila sebagai satusatunya azas. Azas dimaksud hdala azas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Tujuan Partai Politik dan Golongan Karya adalah :
1. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
2.
2.
II.
III.
IV.
kerakyatan
Yang
dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Kebijaksanaan
Dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
V.
Kerakyatan
Yang
Dipimpin
Permusyaratan/Perwakilan
Oleh
Hikmat
Konstitusi Ris (27 Desember 1949) maupun UUD Sementara (17 Agustus
1950) :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Social
(Tercantum pada bagian Pembukaan)
I.
PENGERTIAN ISTILAH.
Krisis secara etimologis
kalut, genting, keadaan yang kalut, saat genting. Krisis dalam arti luas
meliputi keadaan kalut, genting disegalah bidang kehidupan masyarakat
sehingga ada krisis ekonomi, krisis moral, krisis kebudayaan, krisis politik
dan sebagainya.
Reformasi, berasal dari Formasi dari akar kata Form, yang berarti bentuk,
rupa. Formasi secara etimologis dari bahasa Inggris yakni Formation, artinya
ukuran, susunan. Reformasi berarti membentuk lagi, menyususn lagi,
menata kembali, memperbaiki lagi. Dengan demikian Reformasi Politik
adalah perubahan terhadap susunan atau bentuk atau sistem ke bentuk atau
susunan
atau
model
yang
baru
mengganti
yang
lama,
dibidang
dengan
istilah
Polites
warga
negara,
Politikos
demikian
Krisis
Politik
adalah
krisis
kenegaraan
atau
krisis
kekuasaan (pemerintah).
II.
Mentri
untuk
mengatasi
pemberontakan
PKI
sekaligus
pihak
parlemen
(DPRS)di
tuduh
terlalu
ikut
campur
dalam
PPKI
pada
tanggal
22
Agustus
1945
dengan
keputusannya
Kabinet
DPRGR,
partai
disederhanakan
menjadi
tinggal
10
partai
dan
diambil dari kalangan ABRI, contohnya pabrik rokok Faroka (Belgia), dimana
dirutnya adalah Mayor Harmani.
Adapun Dekrit Presiden tak mungkin berhasil bila tanpa dukungan AD yang
mana KSAD kembali di jabat oleh Mayjen. AH. Nasution pada tahun 1955.
konsepsi Dwi Fungsi ABRI dikemukakan oleh AH.Nasution pada waktu
memberi kuliah umum di AMN Magelang pada tahun 1958, dimana intinya
ABRI bukan hanya sekedar alat negara tetapi juga ikut serta dalam
penyelenggaraan negara. Kiranya ini rentetan dari peristiwa 17 oktober 1952
yang juga akibat dari kurangnya kewibawaan sipil (partai sipil) dalam
mengatasi krisis negara.
Surat Perintah Sebelas Maret 1966/Demokrasi Pancasila.
Krisis politik akibat adanya G 30 S/PKI serta jatuhnya Presiden Soekarno (SI
MPRS 1967) menjadikan Supersemar dianggap sebagai kelahiran ORBA yang
menggantikan ORLA . dimana Demokrasi Terpimpin diganti Demokrasi
Pancasila (1966-1998). Reformasi antara lain :
ABRI tak ikut dalam pemilu tetapi diangkat (konsensus Pelabuhan Ratu pada
tahun 1968) antara Presiden Soeharto dengan Partai Politik.
ABRI sebagai golongan fungsional dapat menjadi anggota Eksekutif,
Legislatif di pusat maupun di daerah, termasuk menjadi pimpinan MA.
Partai Politik disederhanakan dari 10 partai (Pemilu 1971) menjadi 3 partai
dengan diadakan nya fusi pada tahun 1973.
UUD 1945 disakralkan sehingga MPRS/MPR lewat TAP nya tetap akan
mempertahankan (Ingat referendum yang sulit untuk dilaksanakan).
Kembali ke Demokrasi Parlementer 1998.
Setelah presiden Soeharto menyerahkan kekuasaannya kepada Wapres
Habbie pada tanggal 21 November 1998, sangat marak tuntutan reformasi
disegalah bidang, antara lain :
Pemilu tahun 1999 diikuti 48 partai politik
Kabinet dibentuk multi partai karena tak ada yang menang mutlak, tetapi
ada menteri yang masih dari ABRI.
Adanya upaya amandemen UUD 1945, diantaranya kejelasan masa jabatan
presiden.
Adanya upaya menghapuskan Dwi Fungsi ABRI paling tidak sejak tahun 2004
ABRI tidak duduk lagi di DPR, mungkin hanya di MPR (?).
Masa sekarang ini kekuasaan di pegang oleh sipil (partai politik) dan berbeda
dengan masa ORBA dimana kekuasaan dipegang oleh Militer dengan baju
Golkar.
KESIMPULANNYA :
Kabinet
(1959 -.)
Legislatif : KNIP SENAT/PARLEMEN DPRS DPR DPRGR/MPRS DPR/MPR
Demokrasi : Parlementer Terpimpin Pancasila Parlementer
Konstitusi : UUD 1945 Konstitusi RIS UUDS UUD 1945 -....(?)
Bentuk Negara : NKRI RIS NKRI (bandingkan adanya otonomi luas dengan
negara bagian RIS).
AKIBATNYA :
: Demokrasi......(?)
: Demokrasi Liberal
: Partai Sosialis
: Ekstra Parlementer
: Ekstra Parlementer
: Masyumi
: PNI
: PNI
: Partai Sosialis
: Masyumi
: Masyumi
: PNI
: Zaken Kabinet/Non
partai
: Demokrasi Terpimpin.
: Pres. Soekarno
: Pres. Soekarno
: Triumvirat (Soekarno, H.
Buwono dan Adam
Malik)
: Demokrasi Pancasila.
: Soeharto/Pjb. Presiden
: Soeharto/Pres. Soeharto
REFORMASI
5. Presidensial (1998...............................................)
: Demokrasi Parlemnter
(23 bln)
Yud.
Yud.
CATATAN :
Dengan bukti banyak partai (48) partai dan kabinet Wahid di ganti menunjukan
kebangkitan Demokrasi Parlementer/ partai berperan
Masa Demokrasi Parlementer (45 47 atau 45 59) kabinet mengalami jatuh
bangun dimana selama 12 tahun atau 14 tahun terdapat 11 kabinet tanpa
menghitung reformasi kabinet yang bersangkutan. Usia terlama adalah kabinet Ali I
selama 23 bulan.
POSISI
DAN
KEDUDUKAN
REFORMASI YAITU :
MPR
SEBELUM
DAN
SESUDAH
AMANDEMEN
DAN
Catatan
Tidak ada lembaga tertinggi negara. Semua lembaga sama kedudukannya/sejajar.
Malang 17 Oktober 2001
Soepratignyo