OLEH :
AHMAD SYARIF
E31106055
OLEH :
AHMAD SYARIF
E311 06 055
2011
ABSTRAK
Ahmad Syarif. E311 06 055. Strategi Komunikasi Malaria Center Halmahera
Selatan dalam Mengkampanyekan Program Gebrak Malaria. (Dibimbing
oleh M. Iqbal Sultan dan H. Aswar Hasan).
Skripsi ini bertujuan : (1) untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
yang digunakan oleh Malaria Center dalam mengkampanyekan Program Gebrak
Malaria, (2) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan April
sampai Juni 2011 yang dilaksanakan pada kantor Malaria Center Kabupaten
Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara. Tipe Penelitian yang digunakan adalah
deskripsif kualitatif, data-data penelitian diperoleh dengan dua cara yaitu: (1) Data
Primer yaitu data yang diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan melalui tiga
tahap yakni: Observasi, Wawancara mendalam oleh beberapa informan yang
berkompeten sebagai sumber informasi, data diperoleh serta dianalisa secara
deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian yang akan penulis capai. (2) Data
sekunder. Diperoleh dari buku-buku penunjang penelitian serta bahan-bahan lain
yang sesuai dengan kajian penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh: (1) Malaria Center telah melakukan beberapa
tahap ataupun langkah sehubungan dengan program Gerakan Berantas Kembali
Malaria (Gebrak Malaria) di Halmahera Selatan baik dalam pengenalan khalayak,
penyusunan pesan, pemilihan metode, dan seleksi media itu sendiri yaitu pesan
diinformasikan melalui media dan media elektronik dan cetak, pembentukan kader
malaria desa di setiap desa di Halmahera Selatan, sampai kepada pertemuan, diskusi,
serta pembagian stiker, brosur dan leadflat. (2) Dalam kampanye tersebut, yang
menjadi faktor pendukung adalah adanya dukungan dari masyarakat, pemerintah dan
stakeholder yang terhimpun dalam Malaria Center yang bertekad untuk memerangi
malaria dengan program pemberantasan malaria yang berbasis masyarakat, Program
Gebrak Malaria memprioritaskan kemitraan antara pemerintah, swasta atau sektor
bisnis, dan masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit malaria, sedangkan dari
segi penghambatnya yakni dalam usaha kampanye Program Gebrak Malaria di
Halmahera Selatan adalah perubahan perilaku di masyarakat, masyarakat desa yang
tertinggal sangat susah untuk diubah kognisinya, semua pesan yang diberikan hanya
bersifat instuisi sehingga perubahan perilaku di kalangan masyarakat bawah sangat
sulit untuk dilakukan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,
atas segala kekuatan yang diberikan-Nya, atas segala pintu-pintu kebaikan yang
senantiasa terbukakan bagi hamba-Nya, atas segala pintu-pintu maaf yang senantiasa
dibukakan buat hamba-Nya, dan atas segala ilmu pengetahuan dan ide-ide kreatif
yang senantiasa ditiupkan ke dalam ubun-ubun dari kepala setiap hamba-Nya.
Salam dan shalawat akan senantiasa terkirim kepada Rasulullah SAW
beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang menjadi pengikut setianya
hingga akhir zaman.
Kepada Bapak dan Ibu tercinta, H. Syarifuddin, B.A dan Hj. Wagdud,
B.A, atas pengertian, perhatian, dan kasih sayang yang begitu melimpah serta doa
yang tak henti-hentinya mengiringi dan membimbing jalan anaknya sehingga menjadi
seseorang yang lebih dewasa dan bijaksana dalam menjalani hidup.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala
dukungan, bantuan, dan juga bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan
juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. M. Iqbal Sultan, M.Si., sebagai Pembimbing I atas ketulusan hati dan
kesabarannya dalam membimbing penulis dan memberikan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. H. Aswar Hasan, M.Si., sebagai pembimbing II sekaligus Penasehat
Akademik atas curahan ilmu pengetahuan selama masa studi penulis.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin
Bapak Dr. Muh. Najib, M.Ed, M.Lib., beserta Bapak Drs. Sudirman Karnay,
M.Si atas segala dedikasi, bimbingan dan kebersamaan yang menghangatkan.
4. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Komunikasi atas dedikasi yang telah diberikan.
5. Staff Officer di jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Amrullah, Ibu Ida, Ibu Ross
dan Bang Ridho serta Ibu Ida perpus atas segala keikhlasan, kemudahan
birokrasi dan keramahanya.
6. Adik Penulis, ST. Humaerah Syarif dan Harun Syarif atas support sebagai
saudara yang terbaik.
7. My Famili : Kak Herwin, Kak Ijha, Kak Rahmat, Kak Ani, Rani, Yuyu, Putri,
Fajri, dan Baby Fika yang selalu menemani disetiap kesunyian dan kesepian.
8. Malaria Center Kab. Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara : Iswahyudi
SKM, dr. Ahmad Azis, dr. Mohammad Alhabsyi dan seluruh staff yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kanda Firmansyah SKM dan sekeluarga yang selalu memberikan dorongan
dan semangat selama berada di Halmahera Selatan.
10. Teman TRUST 2006 : Wanto S.Sos, Khaerul S.Sos, Yuyu S.Sos, Ophie
S.Sos, Ari S.Sos, Bilqis S.Sos, Asma S.Sos, Iman S.Sos, Lisda S.Sos, Sari
S.Sos, Tari S.Sos, Vina S.Sos, Izky S.Sos, Noe S.Sos, Icha S.Sos, Hijri S.Sos,
Othe S.Sos, Siska S.Sos, Rhyri S.Sos, Afni S.Sos, Ira S.Sos, Cici S.Sos, Isra
S.Sos, Fari S.Sos, Dewi S.Sos, Izal S.Sos, Lilies S.Sos, Mitha S.Sos, Damira
S.Sos, Erna S.Sos, Feby S.Sos, Ain, Dody, Andy, Rustan, Syahrul, Wawan,
Diman, Alam, Rolly, Himas, Amel, Ikhan, Munir, Irwan, Opan, Alva, Ikha,
Chandra, Ola, Diah, Arsanti, Debra, Asty dan yang lainnya, Semoga cepat
sarjana. Amin.....
11. Keluarga Besar Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas (KOSMIK-UH)
yang senantiasa menemani dan memberikan ide-ide gila untuk terus berkarya.
12. Teman-teman KKN Gelombang Khusus 2009 Kec. Duampanua Kab. Pinrang,
terkhusus dan spesial buat posko Bittoeng : Abang Dino, Otto, Arma, Ocha,
Iphonk, Reni & Elyn.
13. Teman-teman DIKSAR XII KSR PMI Unhas : Atza, Desy, Wawa, Ady, Ichal,
Chey, Farid, Tati, Titi, Niar, Oya, Phia, Ami, & Wira.
14. Keluarga Besar Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Universitas
Hasanuddin (KSR PMI Unhas). Noi Siamo Tutty Frately.
15. Volunteer Creatifs : Bang Salam, Kak Fajar & Kak Indah, Kak Ikra, Kak
Mail, Kak Bake & Kak Kia, Kak Iful, Kak Alfa, Kak Egi, Kak Rahmat, Kak
Mas Jo, Kak Juphe, Kak Pandank, Kak Iccank, Kak Dwi, Kak Selpa, Kak
Erni, and many more..
16. Keluarga Besar Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Selatan dan
PMI Kota Makassar.
17. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama
untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Wassalam.
Ahmad Syarif
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................
D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 10
E. Kerangka Konseptual .............................................................................. 10
F. Definisi Operasional................................................................................. 20
G. Metode Penelitian.................................................................................... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi ................................................................................................... 24
1. Definisi Strategi . ........ ... 24
2. Tingkat-Tingkat Strategi ........................ .................................. 27
DAFTAR TABEL
Nomor
halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor
halaman
1.1 Gambar Peta KLB Malaria Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2007 ............
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan
otak.
Pada
kelompok
prasekolah
dan
usia
sekolah
mengakibatkan absensi yang cukup tinggi serta pada kelompok usia produktif
mengakibatkan hilangnya produktivitas 40-60% akibat malaria.
Kondisi di Maluku Utara menjadi keadaan yang double trouble
dengan penyakit-penyakit yang lain seperti Kusta, TB, Filaria, DBD, Gizi
buruk, Kecacingan, Penyakit yang dicegah dengan imunisasi dan lain-lain.
Melalui bantuan Global Fund pada tahun 2003, maka dilakukanlah
intervensi-intervensi berupa penemuan dan pengobatan kasus, kelambunisasi
(distribusi kelambu), penyemprotan rumah, peningkatan mutu sumber daya
pelaksana kegiatan dan lain-lain, guna menurunkan kesakitan dan kematian
akibat malaria.
Permasalahan-permasalahan tersebut sudah dilakukan upaya intervensi
yang
cukup
maksimal.
menggembirakan.
Malaria
Namun
masih
keadaan
tetap
yang
menjadi
dihasilkan
ancaman
belum
kesehatan
masyarakat. Filaria masih memerlukan tindakan yang ekstra. DBD juga masih
sangat meresahkan. Polio menjadi re-infeksi pada tahun 2006. Setiap tahun
KLB Campak terdengar beritanya di Maluku Utara. Rabies semakin meluas.
Kusta juga masih menjadi kasus yang tidak henti-hentinya ditemukan.
(sumber: Malaria Center Propinsi Maluku Utara, 2010).
Kondisi ini sangat memprihatinkan, sementara Indonesia memiliki
misi Indonesia Sehat 2015. Jika kegiatan yang dilakukan merupakan
rutinitas dalam kondisi yang serba dinamis dari dulu hingga saat ini maka
sekalipun terjadi eliminasi ataupun eradikasi, hal tersebut tidak akan bertahan
lama. Berita new emerging disease atau re-infeksi akan muncul 5, 10 atau 15
tahun yang akan datang.
Kabupaten Halmahera Selatan merupakan kabupaten kepulauan hasil
pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara menurut UU No. 1 Tahun 2003
yang secara historis merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Bacan.
Di kabupaten Halmahera Selatan, malaria menjadi masalah kesehatan
nomor satu selama bertahun-tahun. Masalah malaria bukan hanya masalah
kesehatan semata, bukan saja merupakan tanggung jawab sektor kesehatan.
Tetapi malaria telah menjadi masalah sosial ke masyarakat yang memberikan
dampak luas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
250
200
205
150
100
63
50
6
2003
2004
0
2005
19
2006
2007
2008
1
2009
45
40
38
35
35
35
31
30
26
25
27
20
20
15
38
14
14
Kasus/Hari
10
5
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tabel 1.2 Kasus Malaria/Hari di Kabupaten Halmahera Selatan tahun 20032009
hakekatnya adalah semua aktifitas dari manusia itu sendiri dalam menghadapi
simulus baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari hasrat yang timbul dari
apa yang dirasakan patut untuk dilakukan. Tingkat pengetahuan tentang
pencegahan, cara penularan serta upaya pengobatan sesutu terhadap penyakit
sangat berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya terhadap terjadinya
manifestasi malaria.
Landasan pemikiran itulah yang mengilhami pembentukan Malaria
Center atau Pusat Pengendalian Malaria. Malaria Center dibentuk dengan
dikeluarkannya Keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 168 Tahun 2004
tanggal 8 Desember 2004.
Peran sektor mitra pemerintah, swasta dan masyarakat sangat
diperlukan dalam pengendalian malaria melalui pemberdayaan potensi dan
sumber daya sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Pada
tanggal 9 Juni 2007, dideklarasikan program pengendalian malaria di
Halmahera Selatan dengan nama Deklarasi Labuha Gebrak Malaria.
Isi Deklarasi Labuha ini mendukung Gerakan Berantas Kembali
Malaria (GEBRAK MALARIA) atau Roll Back Malaria yang telah
dicanangkan sebelumnya oleh WHO, Bank Dunia, UNDP dan UNICEF pada
tahun 1998 dan tahun 2000 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
mendukung Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals/MDGs) 2015 sebagai usaha untuk mewujudkan masyarakat mampu
hidup sehat dalam lingkungan yang terbebas dari penularan malaria.
Pemberdayaan
masyarakat
merupakan
misi
utama
dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah ke dalam bentuk pertanyakan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi komunikasi Malaria Center Halmahera Selatan dalam
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung bagi
Malaria Center Halmahera Selatan dalam mengkampanyekan Program
Gebrak Malaria?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi Malaria Center Halmahera Selatan
dalam mengkampanyekan Program Gebrak Malaria.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Praktis
1. Memberikan pengetahun tambahan kepada penulis dan praktisi
komunikasi mengenai strategi komunikasi.
2. Sebagai masukan bagi Malaria Center Halmahera Selatan dalam
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria.
Kegunaan Teoritis
1. Pengembangan keilmuan melalui upaya mengkaji, menerapkan, menguji
teori, konsep dan hipotesis.
2. Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
E. Kerangka Konseptual
Pengertian komunikasi berkembang sejalan dengan perkembangan
masyarakat, mulai dari masyarakat kecil dalam bentuk keluarga sampai
masyarakat besar seluas negara dan seluas bumi. Maka selain pemberitahuan,
komunikasi berarti pula pengumuman, penerangan, penjelasan, penyuluhan,
perintah, instruksi, komando, nasehat, ajakan, bujukan, rayuan dan
sebagainya. Komunikasi tidak lagi merupakan upaya agar seseorang tahu,
tersebut.
Artinya
kegiatan
komunikasi
harus
mampu
selain
diperlukan
rumusan
tujuan
yang
jelas
juga
3.
4.
perpaduan
dari
perencanaan
komunikasi
(communication
(communication management)
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujun tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach)
bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.
Untuk mengkonseptulisasikan kerangka berfikir penulis terhadap
masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka digambarkan sebagai
berikut:
Kampanye
Program Gebrak Malaria
Malaria Center
Halmahera Selatan
Strategi Komunikasi
Mengenal khalayak
Menyusun pesan
Menyusun metode
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
Pelaksanaan Kampanye
Gebrak Malaria
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual
F. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian dan cakupan yang terlalu
luas, penulis memberikan batasan terhadap konsep yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
- Strategi Komunikasi
adalah kiat atau cara yang diupayakan dan dilakukan oleh Malaria Center
Halmahera Selatan dalam mengkampanyekan Program Gebrak Malaria.
- Malaria Center Halmahera Selatan
adalah lembaga koordinatif dibawak koordinasi Bupati Halmahera Selatan
untuk menunjukkan tugas dan tanggung jawab pemerintahan daerah dalam
rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang terbebas dari penularan
malaria.
- Kampanye
adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan
untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang
dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
- Gerakan Berantas Kembali Malaria
adalah program pengendalian malaria yang dilakukan oleh Malaria Center
Halmahera Selatan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang penyakit malaria.
- Pesan
adalah sesuatu atau keseluruhan yang ingin disampaikan dalam kampanye
kepada masyarakat sebagai sasaran dari Program Gebrak Malaria.
- Metode
adalah cara-cara atau kiat-kiat yang digunakan oleh Malaria Center
Halmahera Selatan dalam pelaksanaan kampanye.
- Media
adalah alat yang digunakan sebagai perantara dalam melakukan kegiatan
komunikasi dalam mengkampanyekan Program Gebrak Malaria.
G. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan yakni bulan Maret hingga
Juni 2011.
Penelitian ini dilakukan di Malaria Center Halmahera Selatan, Jl. Kebun
Karet Tomori Labuha, Kecamatan. Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan
97791.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif yang
menggambarkan dan menganalisa data atau fakta yang ditemukan secara
objektif.
b. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari studi pustaka yaitu
mengumpulkan beberapa literatur seperti buku-buku, browsing bahan
bacaan di internet, serta dokumen-dokumen yang relevan dengan
penelitian ini.
4. Informan
Informan adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam
menjelankan aktivitas kehumasan dan dianggap mengetahui masalahmasalah yang menyangkut masalah penelitian.
Adapun informan yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Pengelola Program Malaria Center Kabupaten Halmahera Selatan.
2. Pengelola Program Malaria Center Propinsi Maluku Utara.
3. Province Project Officer (PPO) Propinsi Maluku Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
1.
Definisi Strategi
Apakah yang bisa ditarik sebagai pelajaran dari perdebatan
tentang elemen-elemen strategi seperti telah digambarkan. Apakah yang
dimaksud dengan strategi? Untuk itu, perlu diringkaskan kembali
komponen-komponen
atau
unsur-unsurnya.
Salusu
(1996:99)
b.
saling
mempengaruhi.
Sasaran
organisasi
senantiasa
Kemampuan
internal.
Kemampuan
internal
oleh
Shirley
e.
f.
b.
c.
d.
e.
Tingkat-Tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer,
Higgins (1985) dalam Salusu (1996:101)
Enterprise Strategy
Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering
disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu
organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan
bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata dijawab
oleh setiap organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi
pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang
utama? Apakah misi rumah sakit yang utama? Apakah misi rumah
yatim piatu? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi
lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini,
direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu
seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan
kalau keliru dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap
misi universitas ialah terjun ke dalam dunia bisnis agar menjadi kaya
maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya,
terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya.
Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan
keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang
selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c.
Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut
pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi
ini di hati para penguasa, para pengusaha, para anggota legislatif,
para donor, para politisi, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan
untuk dapat memperoleh keuntungan stratejik yang sekaligus mampu
menunjang perkembangan organisasi di tingkat yang lebih baik.
Dalam istilah bisnis, strategi ini memusatkan perhatian pada
keunggulan kompetitif yang untuk kalangan nonprofit lebih disukai
Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk
menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional
yaitu,
(1) Strategi fungsional ekonami yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,
sumber daya, penelitian dan pengembangan;
(2) Strategi
fungsional
manajemen,
mencakup
fungsi-fungsi
Tipe-Tipe Strategi
Dalam mencoba menjelaskan tentang tipe-tipe strategi, Koteen
(1991) sesungguhnya tidak berbeda pandangan dengan Higgins, Wheelen,
dan
Hunger,
meskipun
mereka
yang
disebut
terakhir
ini
sumber
daya
ini
memusatkan
perhatian
pada
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi menurut Effendy (2009:11) terbagi menjadi dua
tahap, yakni secara primer dan sekunder.
1. Proses Komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau
perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang banyak
dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah
yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini; baik mengenai hal yang
kongkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan
masa yang akan datang. Adalah berkat kemampuan bahasa maka kita
dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles,
Plato, dan Socrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya;
dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade,
bahkan abad yang akan datang.
Kial (gesture) memang dapat menerjemahkanpikiran seseorang
sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan,
atau memainkan jari jemari, atau mengedipkan mata, atau menggerakkan
komunikator
menggunakan
media
kedua
dalam
komunikasi
bermedia
(mediated
communication)
Sender
Decoding
Message
Encoding
Receiver
Media
Noise
Feedback
Response
Media:
Saluran
komunikasi
tempat
berlalunya
pesan
dari
Komunikasi
Internasional,
dan
sebagainya,
semakin
jelas
diperlukan.
Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran (public) menjadi efektif,
Arifin (1982:64) menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai berikut:
1. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah langkah pertama bagi komunikator
dalam usaha komunikasi yang efektif . sebagaimana telah dijelaskan
bahwa dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak passif,
melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja
terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya
2.
Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa
yang dianjurkan kepadanya.
3.
4.
5.
merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk
menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan
dari kelompoknya.
Pada dasarnya komunikasi dilakukan oleh manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik yang bersifat pribadi maupun
yang bersifat sosial. Pemenuhan kebutuhan itu tidak lain daripada usaha
manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Dengan
kata lain usaha pemenuhan kebutuhan hidup itu merupakan perwujudan
perjuangan manusia untuk hidup. Hal inilah yang memotivasi segala
aktivitas dan dinamika manusia dalam hidupnya, termasuk dalam
memberi
reaksi
menyentuhnya.
terhadap
rangsangan-rangsangan
pesan
yang
2. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah
selanjutnya dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, yaitu
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.
Hal lain yang menyangkut menarik perhatian, Willbur Schramm
dalam Arifin (1982:77) selanjutnya mengemukakan apa yang disebut
dengan availibity (mudahnya diperoleh) dan contrast (kontras). Kedua hal
ini adalah menyangkut dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign
of communication) dan penggunaan medium.
Availalibity, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam
persoalan yang sama atau orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu
yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga. Sedang contrast
menunjukkan, bahwa pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan
medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya.
Sehingga ia kelihatan atau kedengaran sangat menjolok, dan dengan
demikian mudah diperoleh. Sesuatu yang menjolok ialah karena lebih
nyaring, lebih terang, lebih besar atau merupakan gerak yang tiba-tiba
dalam keterangan, perubahan pada suara tiba-tiba, intensitas, irama, dan
sebagainya.
Dalam
batas-batas
yang
mudah
diperoleh
haruslah
oleh mudahnya diperoleh pesan itu dan karena kontrasnya saja melainkan
juga karena isi pesan yang dilontarkan.
3. Menetapkan Metode
Efektivitas
dari
suatu
komunikasi
selain
tergantung
dari
Redundancy (Repetition)
Adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang
pesan kepada khalayak. Dengan metode ini sekalian banyak manfaat
yang dapat ditarik darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak
akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras dengan
pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak
mengikat perhatian.
Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah
melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang itu.
Selanjutnya dengan metode repetition ini, komunikator dapat
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja dalam penyampaian-penyampaian sebelumnya.
b.
Canalizing
Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh
kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya
komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan
standar kelompok dan mayarakat dan secara berangsur-angsur
merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini
kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara
perlahan-perlahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok
itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian
pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama
sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah
diterima oleh komunikan.
c.
Informatif
Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk
pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang
bertujuan
mempengaruhi
khalayak
dengan
jalan
(metode)
memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa
sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta
pendapat-pendapat yang benar pula. Atau seperti ditulis oleh Jawoto
dalam Arifin (1982:83):
1.
2.
d.
Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk.
Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan
terutama perasaanya.
Metode persuasif merupakan suatu cara untuk mempengaruhi
komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau
dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar. Justru itu,
dengan
metode
persuasif
ini,
komunikator
terlebih
dahulu
Menghambat (inhibition)
2.
e.
Edukatif
Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi
khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat
diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi: pendapat-pendapat,
fakta-fakta dan pengalaman-pengalaman.
Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak
sesungguhnya, diatas fakta-fakta, pendapat, atau pengalaman yang
dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya, dengan
disengaja, teratur dan terencana, dengan tujuan mengubah tingkah
laku manusia kearah yang diinginkan.
f.
Kursif
Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak
lagi, untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilontarkan.
Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapatpendapat juga berisi ancaman-ancaman.
Metode kursif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Dan
untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya dibelakanginya
berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.
D. Malaria
1.
Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera
dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan
oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari
gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
Dengan munculnya program pengendalian yang didasarkan pada
penggunaan residu insektisida, penyebaran penyakit malaria telah dapat
diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di
hampir seluruh Benua Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di
beberapa bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus
penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya
fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan
penyebab utama kematian di negara berkembang.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk,
serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran
penyakit tersebut. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan
penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak
antara nyamuk dengan manusia yang bermukim didaerah tersebut.
2.
b.
untuk
memperbaiki
kesuksesan
pengobatan.
Karena
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
ditumbuhi
rempah-rempah
yang
bernilai
tinggi,
sehingga
sedangkan luas daratannya yang berupa puluhan pulau besar dan kecil hanya
mencapai 8.779,32 km.
1.
: Kota
Ternate,
Kota
Tidore
Kepualauan,
dan
: Laut Maluku
Timur
: Laut Halmahera
3.
Potensi Pariwisata
Benda-benda bersejarah peninggalan dari Kesultanan Bacan yang
sampai saat ini masih daat dijumpai antara lain, Keraton, Mesjid Keraton,
Mahkota Sultan, Benteng Bernevald peninggalan bangsa Portugis dan
Belanda. Selain wisata sejarah, potensi yang dapat dikembangkan di
kabupaten Halmahera Selatan adalah wisata bahari seperti Pantai Kupai,
Pantai Nusa Ra, Pantai Tawa dan Pantai Bobane Woka di Pulau Bacan,
Pantai Ake Rica dan Pantai Koititi di Kecamatan Gane Barat, Kepualaun
Widi di Kecamatan Gane Timur, Kepulauan Gura Ici di Kecamatan
Kayoa dan Pantai Parawase di Kecamatan Makian serta pulau-pulau kecil
lainnya yang tersebar di pesisir selatan Pulau Halmahera.
4.
wadah
untuk
menghimpun
dan
menggerakkan,
Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
3.
Definisi
Malaria Center adala lembaga koordinatif dibawah koordinasi Kepala
Daerah/Bupati untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pemerintah
daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang terbebas dari
penularan malaria.
4.
Tugas Pokok
a.
b.
5.
Fungsi
a.
untuk
mendukung
kebijakan
pemerintah
dalam
menanggulangi malaria.
b.
c.
d.
6.
2.
3.
7.
Nilai-nilai
a.
Learning
8.
b.
Partnership
c.
d.
Responsiveness
e.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi Malaria Center Halmahera Selatan terbagi atas 2 (dua)
struktur yaitu:
1.
e. Ruang untuk jamuan makan dan juga WC yang terpisah antara pria
dan wanita sebanyak 4 kamar WC
Lantai 2
a. Ruang Gebrak Malaria sebagai ruangan tempat pelatihan/pertemuan
yang dapat menampung 40 orang atau 1 kelas pelatihan.
b. Kamar-kamar tempat tidur sebanyak 10 kamar dengan kapasitas 30
orang. Kamar tidur masing-masing diberi nama dari spesies nyamuk
anopheles yang ada di Halmahera Selatan.
c. Ditambah dengan WC terpisah antara pria dan wanita sebanyak 6
kamar WC.
Disamping itu terdapat sarana penunjang lainnya yang tersedia yaitu:
a. Telepon dan faximile
b. Komputer dan sistem LAN
c. Televisi
d. Mesin Genset kapasitas 11.000 watt
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1.
komprehensif
yang
mengandung
pemberdayaan
secara
strategi
yang
telah
diterapkan
oleh
semua
sosial
dari satu kesatu, oleh karena itu dari tangga kesatu kita mengerti
masyarakat itu modelnya apa. Apa saja ciri-ciri, untuk kedua bagaimana.
Yang mengantar mereka dari tangga satu ke tangga dua adalah motivasi
kepada Need dan Demand. Jadi need itu kebutuhan mendasar, misalnya
orang perlu buang air, orang perlu makan, tapi bagaimana buang air
yang tepat disini faktor demand. Dan bagaimana makan yang bergizi dan
bagaimana dan bagaimana itu berada di faktur motivasi terhadap
demand. Sehingga apa yang dilakukan masyarakat itu betul-betul datang
dari pemahamannya. Ada masyarakat Endors, yaitu masyarakat yang
sebenarnya mengerti, tetapi dia kekurangan faktor eksternal seperti
modal, barang, kalau kita berikan oke. Tapi kalau masyarakat Empower,
kita berikan sumur, berikan jambang, dia tidak akan buang air disitu, dia
tetap mempertahankan buang airnya di tempat biasa yang dia lakukan,
beda kalau dia sudah paham.
Kita punya motto, Biarlah masyarakat itu menyelesaikan persoalan
mereka sendiri, kita hanya membuka pikiran dan mata hati mereka.
Keberhasilan malaria tidak mungkin hanya dilakukan dengan
pendekatan medis, kita juga harus melakukan dengan pendekatan sosial
kultur masyarakat. Satu-satunya kunci untuk eliminasi adalah perubahan
perilaku, perubahan perilaku berarti meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Disitulah strategi cara kita bagaimana mendekatkan itu.
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah
selanjutnya dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, yaitu
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.
Dalam penyusunan pesan yang terkait dengan program Gebrak
Malaria Center, maka Malaria Center menggunakan penyajian pesan yang
bersifat Verbal dan Non-verbal.
Menurut Pengelola Program Malaria Center Kabupaten Halmahera
Selatan,
Firmansyah
bahwa
penyajian
pesan
dilakukan
dengan
malaria,
penularan,
bahaya
malaria,
dan
bagaimana
genangan-genangan
air
sebagai
sumber
tempat
atau
from
Attention
to
Action
Procedure.
Artinya
dengan
membangkitkan
perhatian
(attention)
kemudian
dan
akhirnya
diambil
keputusan
(decision)
untuk
bersifat
langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
selalu
Propinsi
Maluku
Utara,
Iswahyudi,
pendekatan
PLA
dari
suatu
komunikasi
selain
tergantung
dari
Pelatihan
Fasilitator/Kader
malaria
desa
dengan
PLA
Quality Assurance
untuk
diagnosis malaria.
merebut pengaruh dalam masyarakat, dalam abad ke-20 ini, adalah suatu
hal yang merupakan keharusan. Sebab selain media massa dapat
menjangkau jumlah besar khalayak, juga dewasa ini rasanya kita tak
dapat lagi hidup tanpa surat kabar, radio, film dan mungkin juga televisi.
Dan agaknya alat-alat itu kini betul-betul telah muncul sebagai alat
komunikasi massa yang sejati yang selain berfungsi sebagai alat penyalur,
juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.
2.
semua
kalangan
masyarakat
yang
berkomitmen
untuk
B. PEMBAHASAN
1.
2. Menyusun pesan
3. Menetapkan metode
4. Seleksi dan penggunaan media
Dengan menggunakan keempat hal tersebut di atas, maka kita dapat
mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh Malaria Center
dalam Mengkampanyekan Program Gerakan Berantas Kembali Malaria
(Gebrak Malaria).
1. Mengenal Khalayak
Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa mengenal khalayak
haruslah merupakan langkah pertama bagi seorang komunikator
dalam usaha komunikasi yang efektif. Sebagaimana yang telah
dijelaskan bahwa proses komunikasi khalayak sama sekali tidak pasif
melainkan aktif dan bersifat heterogen sehingga antara komunikator
dan komunikan bukan saja terjadi saling berhubungan melainkan
juga terjadi proses saling mempengaruhi oleh komunikan.
Dalam penyusunan strategi komunikasi Gebrak Malaria,
Malaria Center Halmahera Selatan yang menjadi sasaran/khalayak
adalah seluruh masyarakat Halmahera Selatan karena pemberantasan
dan penanggulangan malaria merupakan penyakit yang berbasis
masyarakat hal ini sesuai dengan keterangan Pengelola Program
Malaria Center Kabupaten Halmahera Selatan.
untuk
menunjang
program
Pemerintah
Kabupaten
2. Menyusun Pesan
Pesan yang disampaikan kepada khalayak bisa dikatakan
sebagian besar berisi seruan kepada masyarakat untuk memberantas
3. Menetapkan Metode
Dari data di atas dikatakan bahwa Malaria Center dalam
mengkampanyekan Program Gebrak Malaria menggunakan metode
khalayak
untuk
memperhatikan
pesan
yang
disampaikan.
Pendekatan PLA dipilih karena teknik-teknik dalam PLA
mudah dipakai untuk mengajak masyarakat untuk mempelajari hal
baru dan untuk menyusun rencana tindakan. Selain belajar tentang
malaria, mereka juga belajar mengenali masalah malaria yang ada di
lingkungannya serta berperan aktif dalam melakukan kegiatan
pemberantasan tempat perindukan nyamuk.
PLA malaria adalah sebuah bentuk pelatihan awal bersama
warga desa untuk mengenali masalah dan menyusun rencana aksi.
Tindak lanjut dari PLA adalah pelaksanaan dari rencana aksi
tersebut. Bentuk kegiatannya tidak hanya berupa kampanye dan
sosialisasi, namun juga berupa kegiatan pemberantasan vektor,
melalui kerja bakti rutin untuk menghilangkan genangan-genangan
air sebagai sumber tempat perindukan nyamuk malaria yang terdapat
di desanya.
Malaria
Center
sendiri
dalam
proses
kampanye
ini
Selain itu, pembagian lembar balik, brosur, leaflet, dan spanduk juga
dibagikan
kepada
masyarakat
untuk
mempersuasifkan
diri
pengulangan
atau
Redudancy
(Repetition).
Metode
masyarakat
akan
sering
muncul
seiring
dengan
Penggunaan
media
elektronik
seperti
radio
dalam
media
massa
dapat
dipertanggungjawabkan
yang kuat, yang artinya faktor isi dan metode disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menarik perhatian khalayak.
Alat komunikasi massa pada dasarnya mempunyai pengaruh
yang cukup besar karena merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia sebagai tuntutan dalam perkembangan dunia modern, maka
media massa mempunyai potensi yang sangat besar dalam
membentuk watak, sikap dan kepribadian manusia.
2.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah penulis gambarkan dalam bab-bab
sebelumnya, maka adapun kesimpulan yang dapat penulis paparkan antara
lain:
1.
strategi
komunikasi
seperti
menentukan khalayak,
pemberantasan
malaria.
Dan
tidak
terencana
seperti
2.
Dalam kampanye ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung
dan faktor penghambat. Faktor pendukung tidak lain berasal dari adanya
dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan malaria, dan
membangun kerja sama antarsektor, NGO, dan lembaga donor. Program
Gebrak Malaria memprioritaskan kemitraan antara pemerintah, swasta
atau sektor bisnis, dan masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit
malaria. Sementara dari segi penghambatnya yaitu perubahan perilaku di
kalangan masyarakat bawah yang masih sangat sulit untuk dilakukan.
B. SARAN
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
A. Graeff, Judith dkk. 1996. Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku.
Gadjah Mada University Press.
Arifin, Anwar. 1982. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Lembaga Kajian
Inovasi Indonesia (LKII).
. 2007. Public Relations. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada
Indonesia Y.A.I. bekerjasama dengan Pustaka Indonesia.
Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. 2010. Menuju Indonesia Bebas
Malaria.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan RI. 2009. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Firman, Fahri. 2009. Strategi Komunikasi PT. PLN (Persero) Cabang Parepare dalam
Mengatasi Masalah Keluhan Pelanggan. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Masakke, Antonius. 2007. Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Makassar Membangun
Brand Makassar Great Expectation. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 1997. Manajemen Humas dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
. 2002. Kampanye Public Relation. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
. 2006. Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Salulu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik (untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soejono, Eddy. 2006. Teori Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.
Sugiarto, Heri. Juli-September 2005. Sekilas Tentang Kabupaten Halmahera Selatan
Provinsi Maluku Utara. Warta Oseanografi. Vol.XIX.3:29.
Lain-lain