DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
ABSTRAK
MAKKY JANUARI MUKTI. Profil Kimia Fraksi Aktif Antioksidan dari Ekstrak
Metanol Daun Pohon Penghasil Gaharu Aquilaria microcarpa Hasil Inokulasi.
Dibimbing oleh DUDI TOHIR dan ERDY SANTOSO.
Aquilaria microcarpa merupakan salah satu pohon penghasil gaharu yang
digunakan secara luas dalam produksi minyak atsiri. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi komponen kimia fraksi aktif antioksidan dari ekstrak
metanol daun pohon A. microcarpa hasil inokulasi. Percobaan dilakukan dengan
mengekstraksi daun menggunakan pelarut metanol, lalu ekstrak kasar tersebut
difraksionasi dengan teknik kromatografi kolom gradien menggunakan 4 pelarut
yang berbeda polaritasnya. Fraksionasi dengan kolom silika gel menghasilkan 4
fraksi, yaitu fraksi diklorometana, diklorometana-metanol 1:1, metanol, dan
metanol-air 1:1. Uji aktivitas antioksidan setiap fraksi menunjukkan bahwa fraksi
metanol memiliki aktivitas tertinggi dalam penghambatan radikal 2,2-difenil-1pikrilhidrazil (DPPH) dengan nilai IC50 25.89 g/mL. Kromatogram gas-spektrum
massa fraksi tersebut menunjukkan keberadaan senyawa fenolik, yaitu 5nitropirimidina-2,4-diol (0.22%) dan amina sekunder aromatik, yaitu asam N-(3,5dinitro-2-piridinil)aspartat (0.10%) yang diduga berperan sebagai senyawa
antioksidan. Kapasitas antioksidan yang baik ini menunjukkan potensi daun A.
microcarpa sebagai sumber obat yang berguna.
Kata kunci: amina sekunder aromatik, antioksidan, daun, fenolik, gaharu
ABSTRACT
MAKKY JANUARI MUKTI. Chemical Profile of Antioxidant Active Fraction of
Methanol Extract of Inoculated Agarwood-Producing Tree Aquilaria microcarpa
Leaves. Supervised by DUDI TOHIR and ERDY SANTOSO.
Aquilaria microcarpa is one of the agarwood-producing trees widely used
for highly valuable essential oil production. This study aimed to identify chemical
components in antioxidant active fraction of methanol extract of inoculated A.
microcarpa tree leaves. The experiment was performed by extracting the leaves
with methanol solvent, and then the extract was fractionated using gradient
column chromatography method utilizing 4 solvents with different polarities. This
fractionation using silica gel column gave 4 fractions, namely dichloromethane,
dichloromethane-methanol 1:1, methanol, and methanol-water 1:1 fractions.
Determination on antioxidant activity of each fraction showed that methanol
fraction has the highest inhibition of 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)
radical scavenging activity with IC50 of 25.89 g/mL. Gas chromatogram-mass
spectrum of the fraction showed a phenolic compound as 5-nitropyrimidine-2,4diol (0.22%) and a secondary aromatic amine as N-(3,5-dinitro-2pyridinyl)aspartic acid (0.10%), which presumably act as antioxidant agents. The
antioxidant property indicates the potential of A. microcarpa leaves as a source of
useful drugs.
Keywords: agarwood, antioxidant, leaves, phenolic compound, secondary
aromatic amine
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Profil Kimia Fraksi Aktif
Antioksidan dari Ekstrak Metanol Daun Pohon Penghasil Gaharu Aquilaria
microcarpa Hasil Inokulasi ini berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs Dudi Tohir, MS dan
Bapak Dr Erdy Santoso, MS selaku pembimbing yang telah banyak memberi
bimbingan, arahan, dan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Atep dari KHDTK Carita yang telah membantu dalam pengambilan
sampel dan Bapak Sabur dari Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia
IPB yang telah membantu dalam persiapan alat dan bahan penelitian. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu dan seluruh keluarga atas segala doa,
dukungan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Alat dan Bahan
Pengambilan Sampel
Preparasi Sampel
Penentuan Kadar Air
Ekstraksi
Fraksionasi
Uji Aktivitas Antioksidan
Analisis GC-MS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Ekstraksi
Fraksionasi
Aktivitas Antioksidan
Analisis GC-MS
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
vii
vii
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
4
5
6
6
8
10
10
10
11
13
27
DAFTAR TABEL
1 Aktivitas antioksidan ekstrak kasar dan hasil fraksionasi
2 Profil kimia fraksi metanol ekstrak daun muda A. microcarpa hasil
inokulasi
7
9
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram rendemen fraksi-fraksi ekstrak metanol daun A. microcarpa
hasil inokulasi, menggunakan kolom silika gel dengan varian eluen
2 Reaksi DPPH dengan antioksidan
3 Dugaan senyawa aktif antioksidan dalam fraksi metanol ekstrak daun
muda A. microcarpa hasil inokulasi: 1) alkaloid fenolik (5nitropirimidina-2,4-diol) dan 2) alkaloid amina sekunder aromatik
(asam N-(3,5-dinitro-2-piridinil)aspartat)
6
7
10
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
13
14
15
16
22
23
24
PENDAHULUAN
Gaharu adalah komoditas hasil hutan bukan kayu yang bernilai ekonomi
tinggi karena sangat luas aplikasinya sebagai bahan wewangian, minyak atsiri,
dan pengobatan. Pohon penghasil gaharu terbaik di Indonesia antara lain
Aquilaria malaccensis, Aquilaria microcarpa, dan Gyrinops versteegii. Ketiganya
termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas
Magnoliopsida, ordo Myrtales, dan famili Thymelaeaceae (Chang et al. 2008).
Secara umum, perdagangan gaharu digolongkan ke dalam 3 kelas: gubal,
kemedangan, dan abu. Komponen utama minyak gaharu adalah seskuiterpena dan
kromon seperti agarofuran, 2-(2-feniletil)kromon, agarol, agarospirol, dan jinkoheremol (Bhuiyan et al. 2004). Seskuiterpena dan kromon inilah yang
menghasilkan aroma khas gaharu.
Gaharu merupakan endapan resin yang terakumulasi pada jaringan kayu
sebagai reaksi pohon terhadap infeksi jamur. Masuknya mikrob ke dalam jaringan
tanaman yang terluka dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman
menghasilkan senyawa fitoaleksin yang merupakan metabolit sekunder sebagai
mekanisme pertahanan tanaman terhadap penyakit akibat infeksi tersebut. Kini
pembentukan gaharu dengan teknologi inokulasi membantu produksi gaharu agar
dapat direncanakan dan dipercepat, yaitu melalui induksi jamur pembentuk gaharu
pada batang pohon penghasil gaharu (Siran 2010).
Di bidang pengobatan tradisional, dilaporkan bahwa gaharu dimanfaatkan
sebagai obat gangguan ginjal, hepatitis, sirosis, rematik, malaria, tukak lambung,
sakit perut dan diare, penghilang stres, penghilang rasa sakit, bahan antibiotik,
stimulan kerja syaraf, antiasma, dan antikanker (Novriyanti 2008). Manfaat
gaharu yang sangat tinggi kemudian menyebabkan perburuan besar-besaran pada
spesies pohon penghasil gaharu dan mengakibatkan spesies tersebut menjadi
langka. Aquilaria microcarpa, salah satu pohon penghasil gaharu terbaik yang
banyak tumbuh di Sumatera dan Kalimantan, telah dimasukkan ke dalam
Appendix II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora (CITES) sejak tahun 2004 sebagai tumbuhan yang terancam
punah sehingga dalam penebangan dan perdagangannya dibatasi (CITES 2004).
Penelitian telah banyak dilakukan terhadap gaharu dan mengungkap
berbagai macam aktivitas farmakologis yang dimilikinya. Aktivitas farmakologis
tersebut ditentukan terutama oleh kandungan senyawa metabolit sekundernya
(Lisdawati et al. 2006). Sementara itu, seiring proses pembentukan gaharu,
metabolisme pohon penghasil gaharu juga meningkat sehingga metabolit sekunder
yang dihasilkan diduga terdistribusi ke bagian lain dari pohon terutama daun.
Oleh karena itu, studi pada daun pohon penghasil gaharu perlu dikembangkan
sehingga dapat ditentukan potensi farmakologisnya dan di samping itu, juga dapat
meminimumkan kepunahan spesies akibat penebangan pohonnya.
Uji toksisitas ekstrak kasar berbagai macam daun pohon penghasil gaharu,
baik yang diinokulasi maupun yang tidak, telah dilakukan dan dilaporkan bahwa
konsentrasi mematikan 50% (LC50) ekstrak kasar daun muda pohon A.
microcarpa hasil inokulasi isolat jamur asal Papua sebesar 26.47 g/mL (Dewi
2013). Suatu ekstrak berpotensi sebagai antikanker jika LC50 30 g/mL sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh National Cancer Institute (Ariffin et al.
METODE
Metode penelitian diringkaskan dalam diagram alir pada Lampiran 1 yang
terdiri atas tahap pengambilan sampel, preparasi sampel, maserasi dengan pelarut
metanol, fraksionasi kolom, uji aktivitas antioksidan metode DPPH, dan analisis
kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS).
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Carita, Banten (6 28 LS; 105 85 BB) pada bulan Desember 2014.
Daun berasal dari pohon A. microcarpa hasil inokulasi isolat jamur asal Papua (F.
solani). Daun yang diambil adalah daun muda. Daun muda adalah pucuk sampai
beberapa tangkai daun setelahnya yang daunnya masih bertekstur halus, tidak
kaku, dan berwarna hijau muda mengilat.
Preparasi Sampel
Sampel dikeringkan di dalam oven bersuhu 50 C selama 3 hari hingga
kadar air tidak lebih dari 10%. Setelah itu, sampel digiling hingga menjadi serbuk
yang selanjutnya disebut simplisia.
100
( )
100
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan senyawa dari suatu bahan dengan
menggunakan pengekstrak yang sesuai. Pemisahan berprinsip like dissolved like,
artinya kelarutan zat dalam pelarut bergantung pada kepolarannya. Zat yang polar
akan larut dalam pelarut polar, sedangkan zat yang nonpolar akan larut dalam
pelarut nonpolar (Harbourne et al. 2013). Ekstraksi maserasi didasarkan pada
perpindahan massa komponen zat padat secara difusi ke dalam pelarut. Sampel
tanaman yang direndam akan mengalami pemecahan dinding sel dan membran sel
akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit
sekunder dari dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik (Seidel
2005).
Maserasi dipilih untuk ekstraksi daun A. microcarpa karena pada teknik ini,
sampel hanya direndam pada suhu ruang tanpa mengalami proses lain selain
pengadukan. Hal ini akan menghindari kerusakan komponen senyawa yang belum
diketahui, sehingga maserasi sangat cocok untuk digunakan dalam ekstraksi
pendahuluan senyawa bahan alam. Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan
faktor penting dalam proses maserasi. Secara umum, pelarut untuk ekstraksi harus
selektif, mampu mengekstraksi komponen sasaran, sifat racunnya rendah, mudah
diuapkan, dan harganya terjangkau. Alkohol adalah pelarut serbaguna yang baik
untuk ekstraksi pendahuluan karena dapat mengekstraksi keseluruhan senyawa
(Simanjuntak 2007). Metanol juga dipilih karena mengacu pada hasil penelitian
Dewi (2013), toksisitas ekstrak metanol daun muda A. microcarpa hasil inokulasi
isolat jamur asal Papua sebesar 26.47 g/mL dan memenuhi kriteria berpotensi
antikanker. Pelarut metanol bersifat universal, yaitu dapat menarik sebagian besar
senyawa kimia. Metanol adalah alkohol paling sederhana yang memiliki gugus
polar ( OH) dan gugus nonpolar ( CH3). Hal inilah yang membuatnya mampu
menarik analit dengan polaritas yang bervariasi.
Daun dibuat simplisia dengan tujuan memperluas bidang kontak sampel
dengan pelarut agar ekstraksi berjalan optimal. Maserasi simplisia dilakukan
dalam pelarut metanol (1:10) selama 324 jam dengan bantuan pengadukan
beberapa kali. Pengadukan ini akan membantu kontak pelarut dengan sampel
sehingga mempercepat proses ekstraksi. Filtrat yang dihasilkan selanjutnya
dipekatkan dengan penguap putar. Penguap putar akan menurunkan titik didih
pelarut dengan cara menurunkan tekanan menggunakan bantuan pompa vakum
sehingga pelarut lebih mudah diuapkan. Labu ditempatkan pada penangas air dan
diputar untuk meredam gejolak larutan dan menjamin pencampuran dan proses
transfer kalor berlangsung secara merata. Ekstrak kasar (crude extract), yang
tersisa dalam labu diperoleh sebesar 11.93% (Lampiran 3a). Rendemen ini
menentukan jumlah metabolit sekunder yang terbawa oleh metanol dari simplisia
daun kering yang digunakan. Nilai ini lebih tinggi daripada hasil yang dilaporkan
oleh Dewi (2013), yaitu 4.99%. Hal ini dapat disebabkan oleh populasi sampel
yang berbeda, faktor iklim, dan kondisi hara saat pengambilan sampel pada waktu
yang berbeda, sehingga memengaruhi kandungan metabolit sekundernya.
Fraksionasi
Fraksionasi adalah pemisahan golongan senyawa yang satu dari golongan
yang lain dalam suatu campuran (Day dan Underwood 2002). Pemisahan
golongan senyawa dalam ekstrak kasar daun A. microcarpa dilakukan secara
kromatografi kolom. Kolom kaca dengan cerat pada salah satu ujungnya diisi
dengan fase diam silika gel, lalu ekstrak dituangkan ke atasnya. Pelarut (eluen)
sebagai fase gerak lalu dibiarkan mengalir melalui kolom dengan dorongan gaya
gravitasi. Komponen dengan afinitas yang lebih besar terhadap adsorben secara
selektif akan lebih tertahan dibandingkan dengan komponen yang afinitasnya
kecil yang lebih mudah terbawa bersama eluen. Dengan cara ini, pemisahan
terjadi (Hendayana 2006). Pemisahan golongan senyawa dilakukan secara
gradien, yaitu selama proses elusi polaritas fase gerak terus ditingkatkan. Gambar
1 menunjukkan diagram rendemen fraksi-fraksi yang diperoleh dengan varian
eluen yang digunakan. Data lengkap rendemen fraksi dapat dilihat pada Lampiran
3b.
11.91%
7.21%
FD
20.53%
P FA
FA (Fraksi diklorometana)
FB
20.75%
FC
39.60%
Gambar 1
Aktivitas Antioksidan
Antioksidan adalah bahan yang beraktivitas mencegah atau menghambat
kerusakan sel akibat reaksi oksidasi oleh radikal bebas (Huda et al. 2009).
Aktivitas suatu ekstrak sebagai antioksidan antara lain dapat diketahui dengan
menggunakan metode DPPH. Senyawa DPPH menerima transfer radikal hidrogen
dari antioksidan membentuk molekul hidrazina dan terbentuk radikal baru dari
molekul antioksidan yang kereaktifannya rendah (Gambar 2).
Antioksidan
Radikal
Hidrazina
DPPH
IC50
(g/mL)
3.49
68.99
3244.54
39.69
25.89
54.48
68.99 g/mL, memenuhi kriteria IC50 ekstrak kasar di bawah 200 g/mL yang
berpotensi sebagai antioksidan (Molyneux 2004). Komponen aktif antioksidan
dalam ekstrak ini berada dalam rentang senyawa semipolar sampai sangat polar,
sebab ketiga fraksi pada tingkat kepolaran tersebut memiliki nilai IC50 di bawah
200 g/mL. Hanya fraksi diklorometana yang tidak memiliki aktivitas
antioksidan. Aktivitas tertinggi dihasilkan fraksi metanol dengan IC50 sebesar
25.89 g/mL. Aktivitas antioksidan fraksi ini lebih kuat dibandingkan dengan
ekstrak kasarnya karena senyawa berada dalam kondisi yang lebih murni oleh
pemisahan dengan kromatografi kolom berdasarkan tingkat kepolaran. Namun,
aktivitas tersebut belum sebaik standar vitamin C sebagai antioksidan komersial
yang nilai IC50-nya 3.49 g/mL. Hal ini dikarenakan aktivitas komponen aktif
antioksidan dalam fraksi metanol tersebut dipengaruhi oleh senyawa yang masih
banyak terbawa oleh metanol dari ekstrak kasarnya.
Analisis GC-MS
Analisis GC-MS adalah metode yang menggabungkan fitur dari
kromatografi gas (GC) dan spektroskopi massa (MS) untuk mengidentifikasi
komponen kimia dalam sampel uji. GC-MS terdiri atas 2 bagian: bagian GC yang
memisahkan campuran ke dalam komponen-komponennya dan bagian MS yang
mengidentifikasi dan mengkuantifikasi komponen-komponen tersebut. Setelah
sampel melewati GC, komponen kimia diteruskan ke MS. Molekul ditembak oleh
elektron dan terpecah menjadi fragmen-fragmen yang kemudian berubah menjadi
partikel bermuatan positif. Ion-ion ini kemudian bergerak melewati medan
elektromagnetik yang akan menyaring ion berdasarkan massanya. Ion-ion lalu
memasuki detektor dan jumlah ion dengan massa tertentu akan dihitung.
Informasi ini dikirim ke komputer dan spektrum massa dibuat, berupa hubungan
jumlah ion dengan massanya yang telah bergerak melalui filter (Hamid et al.
2011). Spesifikasi dan kondisi alat GC-MS dapat dilihat pada Lampiran 5.
Fraksi metanol dianalisis dengan GC-MS karena memiliki aktivitas
antioksidan tertinggi dari keempat fraksi yang diperoleh. Identifikasi komponen
kimia didasarkan pada spektrum massa komponen yang dicocokkan dengan
pustaka National Institute of Standard and Technology (NIST) pada perangkat
lunak GC-MS. Kromatogram GC-MS dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil
analisis memperlihatkan adanya 24 senyawa, tetapi 4 senyawa di antaranya
memili i ti g t e irip spe tru 72% (Lampiran 7). Tabel 2 menunjukkan
senyawa-senyawa hasil analisis dengan tingkat kemiripan spektrum 72%.
Komponen utama fraksi metanol ekstrak daun muda A. microcarpa adalah
heneikosana, dengan persen total tertinggi sebesar 7.81%. Heneikosana
merupakan feromon penting yang dilaporkan berpengaruh kuat pada proses
oviposit nyamuk Aedes spp, sehingga dapat mengendalikan penyebaran penyakit
berbahaya yang diakibatkan oleh nyamuk tersebut, seperti demam berdarah dan
cikungunya (Mendki et al. 2000). Komponen utama lain yang teridentifikasi di
antaranya adalah 13,17,21-trimetilpentatriakontana, 8-(2-oktilsiklopropil)oktanal,
dan asam-asam lemak seperti asam oktadekanoat dan asam heksadekanoat.
Senyawaan alkaloid teridentifikasi sebagai komponen minor, di antaranya adalah
1
2
Waktu
retensi
(menit)
7.447
9.450
368 800
361 031
Persen
total
(%)
0.22
0.22
10.213
167 424
0.10
14.900
6 815 227
4.12
17.721
1 318 574
0.80
6
7
8
18.125
18.686
19.958
5 575 616
3 931 889
5 324 487
3.37
2.38
7.04
20.359
8 369 753
5.06
10
11
20.588
21.167
3 568 477
3 902 915
2.16
2.36
12
21.526
11 353 647
6.86
13
14
15
22.104
22.564
24.742
2 068 898
1 010 454
3 626 475
4.38
1.72
2.19
16
25.746
3 870 798
2.76
17
26.231
2 050 185
1.24
18
26.663
325 438
0.20
19
20
27.600
28.308
12 922 296
417 846
7.81
0.25
No
Luas
Senyawa
2,4,5-Trioksoimidazolidina
5-Nitropirimidina-2,4-diol
Asam N-(3,5-dinitro-2piridinil)aspartat
Asam heksadekanoat
Asam trans-13oktadekenoat
Asam oleat
Metil palmitat
Asam oktadekanoat
8-(2Oktilsiklopropil)oktanal
Metil stearat
Asam cis-vaksenat
13,17,21Trimetilpentatriakontana
1-Heksakosena
cis-1-kloro-9-oktadekena
Tetrapentakontana
Oktatriakontil
pentafluoropropionat
Oktadesil trifluoroasetat
Dokosil
pentafluoropropanoat
Heneikosana
1-Heksakosanol
Rumus
molekul
C3H2N2O3
C4H3N3O4
C9H8N4O8
C16H32O2
C18H34O2
C18H34O2
C17H34O2
C18H36O2
C19H36O
C19H38O2
C18H34O2
C38H78
C26H52
C18H35Cl
C54H110
C41H77F5O2
C30H57F3O2
C25H45F5O2
C21H44
C26H54O
10
Gambar 3 Dugaan senyawa aktif antioksidan dalam fraksi metanol ekstrak daun
muda A. microcarpa hasil inokulasi: 1) alkaloid fenolik (5nitropirimidina-2,4-diol) dan 2) alkaloid amina sekunder aromatik
(asam N-(3,5-dinitro-2-piridinil)aspartat) (Brown 2009)
Saran
Aktivitas antioksidan lazim dihubungkan dengan manfaatnya dalam terapi
kanker. Disarankan pengujian toksisitas fraksi aktif antioksidan yang diperoleh
agar diketahui potensi antikankernya. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
untuk isolasi dan pemurnian menggunakan KCKT preparatif sehingga diperoleh
senyawa bioaktif yang murni dan dapat dielusidasi struktur molekulnya dengan
NMR dan instrumen pendukung lainnya sehingga dapat dibandingkan hasilnya
dengan senyawa yang diperoleh dari hasil analisis GC-MS.
11
DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2006. Official Methods of
Analysis. Ed ke-18. Washington DC (US): AOAC.
Amic D, Beslo D, Trinajstic N. 2003. Structure-radical scavenging activity
relationships of flavonoids. Croatia Chem Acta. 76(1):55-61.
Ariffin SHZ, Haryani WH, Omar W, Ariffin ZZ, Safian MF, Senafi S, Wahab
RMA. 2009. Intrinsic anticarcinogenic effects of Piper sarmentosum
ethanolic extract on a human hepatoma cell line. Cancer Cell Int Primary
Res. 9(6):1-9.
Bhuiyan NI, Begum J, Bhuiyan NH. 2004. Analysis of essential oil of eaglewood
tree by gas chromatography mass spectrometry. Bangladesh J Pharmacol.
4:24-28.
Brown DJ. 2009. The Chemistry of Heterocyclic Compound. New York (US): J
Wiley.
[CITES] Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora. 2004. Amendments to Appendices I and II of CITES. Thirteenth
Meeting of the Conference of the Parties. Bangkok (TH): CITES.
Chang YS, Nor AMA, Mailina J, Abu SA, Abdul MJ, Saidatul HS, Nor HH, Nik
YY. 2008. Comparison of chemical profiles of selected gaharu oils from
Peninsular Malaysia. Malaysian J Anal Sci. 12(2):338-340.
Day RA, Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Sopyan I,
penerjemah; Wibi H, Simarmata L, editor. Jakarta (ID): Erlangga.
Terjemahan dari: Quantitative Analysis. Ed ke-6.
Dewi KS. 2013. Toksisitas dan aktivitas antioksidan ekstrak daun pohon
penghasil gaharu hasil inokulasi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Hamid AA, Aiyelaagbe OO, Usman LA. 2011. Essential oils: its medicinal and
pharmacological uses. Int J Curr Res. 3(2):86-98.
H rbour e N, M rete E, J cquire JC, O iord D. 2013. Conventional extraction
techniques for phytochemicals. Di dalam: Tiwari BK, Brunton NP, Brennan
CS, editor. Handbook of Plant Food Phytochemicals: Sources, Stability, and
Extraction. New Jersey (US): Wiley-Blackwell.
Hendayana S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis
Modern. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya.
Herawati, Nuraida L, Sumarto. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik. Bogor
(ID): IPB Pr.
Huda AWN, Munira MAS, Fitrya SD, Salmah M. 2009. Antioxidant activity of
Aquilaria malaccensis (Thymelaeaceae) leaves. Pharmacogn Res. 1(5):270273.
Ichzan AM. 2014. Pemrofilan kandungan metabolit sekunder temu hitam
(Curcuma aeroginosa) dengan kromatografi gas-spektroskopi massa dan
kemometrik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Iswani S. 2014. Isolasi senyawa antitumor dari karang lunak Sarcophyton sp.
Kepulauan Seribu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
12
13
Ekstrak kasar
Residu
Fraksi-fraksi
Fraksi teraktif
Dianalisis GC-MS
Profil kimia
14
Contoh perhitungan:
d r ir
bobot s
pe
bobot s
d r ir
(1.0010 0.9557) g
1.0010 g
d r ir
4.52
er t
4.52
4.41
3
4.38
bobot s
pe
100
4.44
pe
hir
100
15
Rendemen (%)
Ekstrak
280.0000
31.9189
11.93
Contoh perhitungan:
e de e e str
bobot s
bobot e str
pe
100
d r ir
e de e e str
31.9189 g
280.0000 g 100 4.44
e de e e str
11.93
100
100
Rendemen (%)
12.1166
2.4875
4.7983
2.5140
0.8739
20.53
39.60
20.75
7.21
Fraksi A
Fraksi B
Fraksi C
Fraksi D
Contoh perhitungan:
e de e fr si
bobot fr si
bobot e str
e de e fr si
2.4875 g
12.1166 g
e de e fr si
20.53
Keterangan:
100
100
16
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.7550
0.7550
0.4290
0.4250
0.2540
0.2610
0.0470
0.0450
0.0300
0.0320
0.0240
0.0200
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.7550
0.4270
0.2575
0.0460
0.0310
0.0220
0.00
43.44
65.89
93.91
95.89
97.09
2.9957
3.6889
4.0943
4.3280
4.6052
120
100
y = 36.3060x + 4.5937
R = 0.9377
80
% inhibisi 60
40
20
0
0
0.5
1.5
2.5
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.7550 0.4270
0.7550
i hibisi
43.44
pe
100
100
17
lanjutan Lampiran 4
4. b Ekstrak metanol daun muda A. microcarpa hasil inokulasi
Konsentrasi
(g/mL)
Blangko
20
40
60
80
100
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.3840
0.3840
0.3340
0.3280
0.2670
0.2730
0.2250
0.2230
0.1880
0.1710
0.1390
0.1260
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.3840
0.3310
0.2700
0.2240
0.1795
0.1325
0.00
13.80
29.69
41.67
53.26
65.49
1.0986
1.7918
2.1972
2.4849
2.7081
70
y = 31.6110x 83.8410
R = 0.9705
60
50
40
% inhibisi
30
20
10
0
0
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.3840 0.3310
0.3840
i hibisi
13.80
pe
100
100
83.8410, maka
4.2340
68.99
18
lanjutan Lampiran 4
4. c Fraksi diklorometana
Konsentrasi
(g/mL)
Blangko
5
10
25
50
100
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.7550
0.7550
0.6840
0.7010
0.6540
0.6750
0.6490
0.6590
0.6230
0.6110
0.5210
0.5180
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.7550
0.6925
0.6645
0.6540
0.6170
0.5195
0.00
8.28
11.99
13.38
18.28
31.19
1.6094
2.3026
3.2189
3.9120
4.6052
35
30
y = 6.7357x 4.4563
R = 0.8303
25
20
% inhibisi
15
10
5
0
0
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.7550 0.6925
0.7550
i hibisi
8.28
pe
100
100
4.4563, maka
8.0847
3244.54
19
lanjutan Lampiran 4
4. d Fraksi diklorometana-metanol 1:1
Konsentrasi
(g/mL)
Blangko
5
10
25
50
100
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.7550
0.7550
0.6670
0.6840
0.6360
0.6690
0.5140
0.5260
0.4290
0.3990
0.1060
0.1230
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.7550
0.6755
0.6525
0.5200
0.4140
0.1145
0.00
10.53
13.58
31.13
45.17
84.83
1.6094
2.3026
3.2189
3.9120
4.6052
90
80
y = 23.4880x 36.4610
R = 0.8784
70
60
50
% inhibisi
40
30
20
10
0
0
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.7550 0.6755
0.7550
i hibisi
10.53
pe
100
100
20
lanjutan Lampiran 4
4. e Fraksi metanol
Konsentrasi
(g/mL)
Blangko
5
10
25
50
100
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.7550
0.7550
0.6890
0.6970
0.6200
0.6200
0.4280
0.4270
0.2340
0.1900
0.0700
0.0700
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.7550
0.6930
0.6200
0.4275
0.2120
0.0700
0.00
8.21
17.88
43.38
71.92
90.73
1.6094
2.3026
3.2189
3.9120
4.6052
100
90
y = 28.7880x 43.6710
R = 0.9802
80
70
60
% inhibisi 50
40
30
20
10
0
0
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.7550 0.6930
0.7550
i hibisi
8.21
pe
100
100
21
lanjutan Lampiran 4
4. f Fraksi metanol-air 1:1
Konsentrasi
(g/mL)
Blangko
5
10
25
50
100
Absorbans
Ulangan 1 Ulangan 2
0.7550
0.7550
0.7050
0.7060
0.6890
0.6760
0.5810
0.5900
0.4620
0.4490
0.1810
0.1790
Absorbans
rerata
% inhibisi
ln Konsentrasi
0.7550
0.7055
0.6825
0.5855
0.4555
0.1800
0.00
6.56
9.60
22.45
39.67
76.16
1.6094
2.3026
3.2189
3.9120
4.6052
90
80
70
y = 22.0130x 38.0040
R = 0.8655
60
50
% inhibisi 40
30
20
10
0
-10 0
2
3
ln konsentrasi
Contoh perhitungan:
i hibisi
bsorb s b g o bsorb s s
bsorb s b g o
i hibisi
0.7550 0.7055
0.7550
i hibisi
6.56
pe
100
100
22
23
24
Senyawa
Persen
kemiripan
spektrum
2,4,5Trioksoimidazolidina
72
5-Nitropirimidina-2,4diol
78
Asam N-(3,5-dinitro-2piridinil)aspartat
79
Pentanal
64
2,5-Dioksopirolidina-1karboksimidamida
47
N-Metil-1,3-dioksolana2-metanamina
53
N-formildikarbonimida
diamida
49
Struktur molekul
25
lanjutan Lampiran 7
No
Senyawa
Persen
kemiripan
spektrum
Asam heksadekanoat
92
Asam trans-13oktadekenoat
91
10
Asam oleat
91
11
Metil palmitat
96
12
Asam oktadekanoat
95
13
8-(2Oktilsiklopropil)oktanal
95
14
Metil stearat
95
15
Asam cis-vaksenat
90
16
13,17,21Trimetilpentatriakontana
91
Struktur molekul
26
lanjutan Lampiran 7
No
Senyawa
Persen
kemiripan
spektrum
17
1-Heksakosena
95
18
cis-1-Kloro-9oktadekena
93
19
Tetrapentakontana
93
20
Oktatriakontil
pentafluoropropionat
90
21
Oktadesil trifluoroasetat
92
22
Dokosil
pentafluoropropanoat
90
23
Heneikosana
96
24
1-Heksakosanol
83
Struktur molekul
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 22 Januari 1989 sebagai putra
pertama dari Bapak Muksin dan Ibu Hj. Yati Haryati. Penulis lulus dari SMA
Negeri 1 Cibadak Sukabumi pada tahun 2007 dan pada tahun yang sama diterima
di program D-3 Akademi Kimia Analisis (AKA), Bogor. Penulis lulus dari AKA
Bogor dengan predikat Sangat Memuaskan pada tahun 2010. Penulis selanjutnya
bekerja di PT Firmenich Indonesia dan kemudian berkesempatan melanjutkan
pendidikan S-1 melalui program Alih Jenis di Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada
tahun 2012. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten
praktikum Kimia Dasar untuk mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama IPB.
Penulis juga pernah berpartisipasi sebagai staf Deputi Syiar bidang Moslem Study
Centre pada Lembaga Dakwah Kampus AKA Bogor. Penulis melakukan praktik
kerja lapangan di PT Asahimas Chemical dengan judul laporan Validasi Metode
Penetapan Residual Vinyl Chloride Monomer (RVCM) dalam Resin Polyvinyl
Chloride (PVC) secara Kromatografi Gas Teknik Headspace. Beberapa pelatihan
yang pernah diikuti antara lain Pelatihan Pengantar Sistem Manajemen Mutu
(ISO 9001:2008), Pelatihan Pengantar Sistem Manajemen Lingkungan (ISO
14001:2008), dan Advanced Workshop for Capacity Building on the Globally
Harmonized System (GHS) of Classification and Labelling of Chemicals.