Anda di halaman 1dari 5

PAJAK RESTORAN

Dasar :
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran
Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Gorontalo Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran
Pengertian
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
termasuk jasa boga/catering
Objek Pajak
Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun
di tempat lain.
Tidak termasuk objek Pajak
Tidak termasuk objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran
yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah)
per bulan
Subjek Pajak
Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang membeli makanan dan/atau
minuman dari restoran
Wajib Pajak
Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan restoran
Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang
seharusnya diterima restoran
Tarif Pajak
Tarif Pajak restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen)
Cara Penghitungan Pajak
Pajak Restoran = Dasar Pengenaan Pajak X Tarif Pajak
Contoh Perhitungan :
Jumlah pembayaran yang diterima sesuai bill/dokumen lain = Rp.15.000.000
Tarif Pajak

= 10 %

Pajak Restoran

= 15.000.000 X 10 %
= Rp. 1.500.000

Masa Pajak
Masa pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang
diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar
bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang
Saat Terutang Pajak
Saat terutangnya pajak ditetapkan pada saat terjadi pelayanan di restoran
Saat terutangnya pajak mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, bar, dan
sejenisnya termasuk usaha jasa boga dan katering.
Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya pelayanan
Pembayaran pelayanan menggunakan bill atau bukti pembayaran lainnya
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
Setiap Wajib Pajak harus mengisi SPTPD
SPTPD harus diisi denganjelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak
ataukuasanya.

SPTPD harus disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah
berakhirnya masa pajak.
SPTPD digunakan untuk menghitung, menetapkan dan membayar Pajak
Pembayaran Pajak
Wajib Pajak membayar sendiri menggunakan SPTPD
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan dengan menggunakan SPTPD,
SKPDKB, dan/atau SKPDKBT
Tata Cara Pembayaran Pajak

Wajib Pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Seksi Pajak
Bidang Pendapatan Dinas PPKAD

Petugas Seksi Pajak Membuat SKPD dan ditanda tangani oleh Kepala Bidang/Kepala
Seksi Pajak

Petugas Seksi Pajak membuatkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah)

Wajib Pajak Membayar Pajak Daerah dilampiri SSPD ke Tempat Pembayaran

Wajib Pajak Menyerahkan Bukti Pembayaran Pajak yang dilampiri SSPD ke Petugas
Seksi Pajak

Petugas Seksi Pajak Menyerahkan SKPD dan SSPD kepada Wajib Pajak , dan lembar
lainnya diarsip

Tempat Pembayaran
PT. Bank Sulut Cabang Limboto Nomor Rekening : 007.02.11.000707.5 atas nama Kas Umum
Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo
Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Bupati dapat menerbitkan STPD jika:
1. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
2. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah
tulis dan/atau salah hitung; dan/atau
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD ditambah dengan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas)
bulan sejak saat terutangnya pajak.
PENGURANGAN DAN KERINGANAN PAJAK
Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan dan
keringanan pajak, dalam hal:
1. terjadi suatu bencana;
2. pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib Pajak dengan memperhatikan
kemampuan Wajib Pajak;
3. usaha pengentasan kemiskinan;
4. usaha peningkatan perekonomian masyarakat; dan
5. terdapat alasan lain dari Wajib Pajak yang dapat dipertanggung jawabkan
PEMERIKSAAN
Bupati atau pejabat yang berwenang berhak melakukanpemeriksaan kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
Wajib Pajak atau pihak-pihak yang terkait yang diperiksa wajib:
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang dasarnya
dan dokumen lain yang berhubungan dengan obyek pajak;
2. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu
dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
3. memberikan keterangan yang diperlukan
KETENTUAN PIDANA
Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan
tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar.
Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak
benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar.

Anda mungkin juga menyukai