Proposal - Penerapan Model Problem Based Learning
Proposal - Penerapan Model Problem Based Learning
Oleh :
KELOMPOK I
(1329040022)
Reski Amelya
(1329041061)
Hendra Morin
(1329040124)
Muhammad Hikmah
(1329042042)
(1529043007)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting guna
membangun kualitas sumber daya manusia yang berpengetahuan global,
bermoral,
bermartabat
dan
mampu
mempersipakan
diri
mengikuti
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Irsan, 2009 :1)
Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa adalah model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan
model pembelajaran, dosen harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana
kelas. Model konvensional cenderung di pilih dosen karena dianggap lebih
mudah dan efisien jika diterapkan pada kelas dengan jumlah mahasiswa
cukup besar serta sumber dan media yang terbatas. Banyak mahasiswa yang
kurang memperhatikan penjelasan dari dosen, akibatnya pembelajaran tidak
lebih dari penyampaian informasi secara verbal kepada mahasiswa dan
tertutupnya kemungkinan mahasiswa untuk melatih daya kritis dan kreatifitas
melalui pengalaman yang nyata maka guru harus mempunyai kreatifitas
tinggi dalam memilih model pembelajaran yang menarik minat mahasiwa
(Fadliana, 2014 : 2)
Pengembangan
kurikulum
2013
diisyaratkan
bahwa
proses
dengan
sifat
pembelajaran
yang
kontekstual.
(Sumber:
model
model
pembelajaran
yang
di
pandang
sesuai
dengan
model
senantiasa
antusias
berpikir
dan
berperan
aktif
model
adalah siswa lebih aktif dalam berpikir dan memahami materi secara
berkelompok
dengan
melakukan
investigasi
dan
inquiri
terhadap
menumbuhkan
pola
berpikir
kritis
(sumber:
https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/pengaruh-penggunaan
model-pembelajaran-pbl-problem-based-learning-terhadap-hasil-belajarsiswa/)
Tujuan
dari
PBL
untuk
menantang
mahasiswa
mengajukan
dapat
meningkatkan
keaktifan
mahasiswa
dalam
belajar
bagaimna
belajar.
(sumber:
https://ian43.wordpress.com/2011/06/07/pengertian-problem-basedlearning/#more-1204).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Universitas Negeri
Makassar khususnya di fakultas teknik jurusan Pendidikan Teknik Infomatika
dan Komputer (PTIK) di ketahui bahwa dosen menggunakan pembelajaran
langsung
setiap
kegiatan
pembelajarannya
di
kelas
baik
dalam
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar Mahasiswa PTIK UNM pada mata
kuliah Kecerdasan Buatan melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pendidikan dan
pembelajaran khususnya mengenai penerapan strategi PBL dalam
mengadakan
variasi
metode
pembelajaran
guna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Defenisi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu
hasil dan belajar yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu
untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan
dibahas dulu pengertian hasil dan belajar.
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak
melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan
perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan,
sungguhsungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang
mampu untuk mancapainya.
Sedangkan Daryanto (2010:2) mengatakan belajar adalah suatu
proses usahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan
Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil
belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu
tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur. Nasution
( 1995 : 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri
individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan,
tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan
penghargaan diri pada individu tersebut.
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil yang
dicapai dalam belajar. Hasil belajar juga merupakan perubahan yang
terjadi pada diri seseorang dari proses belajar. Menurut Oemar Hamalik
(2007: 30) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan
unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur
motoris adalah unsur jasmaniah.
2. Aspek-aspek Hasil Belajar
Menurut Teori Bloom dan rekan-rekannya dalam Arikunto (2013:
131) ranah tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan dalam tiga ranah
yaitu: 1) Ranah Kognitif (Cognitive Domain), 2) Ranah Afektif (Affective
Domain, dan 3) Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain). Ketiga ranah
tersebut dirinci menjadi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Ranah kognitif menjelaskan bahwa tujuan aspek kognitif terdiri atas
enam bagian:
a. Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari
dua atau lebih jawaban. Dalam bagian mengenal terdapat
kategori mengungkap/mengingat kembali. Pada dasarnya kedua
kategori tersebut menjadi satu jenis yakni ingatan. Kategori ini
merupakan katehori yang paling rendah tingkatnya karena tidak
terlalu banyak meminta energi.
b. Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan
bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara faktafakta atau konsep.
c. Penerapan (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu
abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara)
secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan
menerapkannya secara benar.
d. Analisis (analysis)
kembali
hal-hal
yang
spesifik
agar
dapat
didalamnya
mengaplikasikan,
kemampuan
menganalisis,
menghafal,
mensintesis,
dan
memahami,
kemampuan
mengevaluasi.
2) Ranah Efektif menjelaskan bahwa tujuan aspek afektif terdiri dari
atas dua bagian:
a. Pandangan atau pendapat (opinion)
Mengacu kepada pandangan seseorang yang menghendaki
respons yang melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat
pribadi terhadap hal-hal yang yang relatif sederhana tetapi bukan
fakta.
b. Sikap atau nilai (attitude, value)
Mengacu kepada respons yang melibatkan sikap atau nilai
telah
mendalam
di
sanubarinya,
dan
diminta
untuk
mempertahankan pendapatnya.
Ranah afektif berhubungan dengan respons yang melibatkan
ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga
menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Dengan
klasifikasi gerak sederhana sampai dengan yang lebih rumit. Ranah
psikomotor sangat berhubungan dengan gerakan tubuh baik
sederhana seperti melipat kertas ataupun gerak yang lebih rumit
seperti merakit komputer.
Ketiga ranah tersebut saling terkait satu sama lain, namun menurut
Nana Sudjana (2009: 23) mengemukakan bahwa diantara ketiga ranah
tersebut ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
Kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut
dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor dari bagaimana siswa belajar.
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Muhibbin Syah (2006: 132) secara global menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, yakni keadaan/kondisi jasmaniah dan rohaniah siswa.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perubahan
perilakunya,
baik
perilaku
dalam
bentuk
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun sikap. Hasil belajar biasanya juga dapat dilihat
dari penguasaan pelajaran, tingkat penguasaan pelajaran di sekolah yang
dilambangkan dengan angka. Aspek-aspek hasil belajar yaitu aspek kognitif,
aspek efektif dan aspek psikomotorik.
Hasil belajar diharapkan dapat sesuai dengan tujuan pendidikan, yang
diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir. Ranah
afektif berhubungan dengan respons yang melibatkan ekspresi, perasaan atau
pendapat pribadi. Ranah psikomotor berhubungan dengan gerak otot
memperoleh
kebebasan
dalam
menyelesaikan
program
yang dibutuhkan dari masalah yang diberikan. Peran aktif siswa dalam
pembelajaran membuktikan bukan proses transfer ilmu antara siswa dan
pendidik, melainkan guru sebagai fasilitator yang menyediakan masalah
dan siswa mecoba mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian beberapa para ahli di atas maka dapat
disimpulkan Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran
yang mengintegrasikan teori dan praktek serta mendorong kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dalam pemecahan suatu masalah dari materi
pelajaran sehingga dapat membangun pengetahuannya secara pribadi.
Siswa juga dapat mengingat kembali materi pelajaran yang diberikan dari
proses PBL sehingga siswa dapat mentransfer pengetahuan mereka untuk
masalah baru.
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tertentu,
karakteristik yang dimiliki pada model PBL yang dikembangkan Barrow
dalam Liu (2005: 2), karakteristik model pembelajaran Problem Based
Learning adalah:
1) Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada
siswa untuk belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
2) Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang
otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah
tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya
dimasa yang akan datang.
3) New information is acquired through self-directed learning
Proses pemecahan masalah memungkinkan masih terdapat siswa
yang belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan
prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
berbagai sumber.
4) Learning occurs in small groups
Indikator
masalah
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membimbing
pengalaman
individual/kelompok
untuk
mendapatkan
Mengembangkan dan
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
refleksi
atau
evaluasi
terhadap
guru
tidak
lagi
membagi
kelompok,
tetapi
masalah.
Siswa
juga
dapat
menggunakan
perwakilan
diberikan
kesempatan
untuk
bagi
siswa
untuk
mengaplikasikan
mandiri
dan
kelompok;
7)
Mengembangkan
dan
kemampuan
menghafal,
memahami,
mengaplikasikan,
sebelum
siswa
mempelajari
suatu
hal,
mereka
diharuskan
mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telah
kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan
kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah
tersebut. Penerapan metode PBL ini merupakan suatu bentuk implementasi team
learning dan personal mastery menuju suatu organisasi pembelajar.
Aspek-aspek yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
1. Ranah kognitif yaitu berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
Model Pembelajaran
Broblem Based Learning
(X)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penerapan PTK
dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Kegiatan dilakukan terhadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian
yang digunakan dalam PTK meliputi beberapa siklus, masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran akan berlanjut ke siklus
berikutnya jika indikator keberhasilan kerja belum tercapai. Di dalam PTK
tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Menurut
Suharsimi Arikunto (2012: 75) banyaknya siklus tergantung pada
pencapaian tolak ukur, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
Penelitian dilakukan secara partisipatif dan kolaboratif. Bersifat
partisipatif karena peneliti terlibat langsung dalam semua tahapan
penelitian yang meliputi penentuan topik, perumusan masalah, perencaaan,
pelaksanaan, analisis, dan pelaporan penelitian. Bersifat kolaboratif karena
penelitian ini melibatkan dosen selaku kolaborator dalam penelitian
tindakan serta teman sejawat yaitu teman mahasiswa yang memiliki peran
ketika melakukan pengamatan agar kegiatan observasi lebih mudah, lebih
teliti, dan lebih objektif. Peran peneliti adalah sebagai perancang
pembelajaran dan pengamat proses pembelajaran, sedangkan dosen
bertindak
sebagai
kolaborator
yang
melaksanakan
pembelajaran.
secara
tujuan
pembelajaran.
(2)
Tahap
Penyajian
yaitu
model
pembelajaran
PBL dan
terjangkau
dalam
Aspek Yang
Indikator
Sumber
Nomor
Diamati
Kinerja Guru
Kegiatan Inti
(Pembelajaran
PBL)
Penutup dan
Evaluasi
Data
1. Mengucapkan salam
Guru
dan doa
2. Presensi Siswa
3. Motivasi
4. Pembentukan
Kelompok
5. Tujuan Pembelajaran
6. Apersepsi
1. Orientasi siswa pada Guru dan
masalah
Mahasisw
2. Mengorganisisr siswa a
untuk belajar
3. Membimbing
pengalaman
individual/kelompok
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Refleksi
Guru
2. Evaluasi hasil belajar
3. Guru
memberikan
PR
4. Penutup dan Doa
Item
1
2
3
4
5
6
1,2
3,4
5,6
7,8
9,8
1
2
3
4
b. Tes
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Menurut Sudaryono dkk
(2013: 40), tes kemampuan hasil belajar atau tes prestasi belajar
adalah tes untuk mengukur kemampuan yang dicapai seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Tes yang digunakan berupa tes pilihan
ganda (multiple choice) digunakan untuk mengukur pengetahuan
siswa dilakukan pada akhir setiap siklus dan tes praktik digunakan
untuk mengukur keterampilan siswa dilakukan penilaian pada
setiap pertemuan.
Tabel. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
No Kompetensi Dasar
Indikator
Siklus I Pengetahuan
Memahami materi a. Menjelaskan defenisi mesin
tentang kecerdasan
cerdas
b.
Menjelaskan sejarah kecerdasan
buatan
buatan
c. Menjelaskan tujuan kecerdasan
buatan
d. mengetahui domain /bidangbidang aplikasi kecerdasan
buatan
e. metode / konsep kecerdasan
buatan
f. Memahami perbandingan
kecerdasan buatan dengan
kecerdasan alamiah.
Tabel. Kisi-kisi instrument Tes Hasil Belajar Siklus II
Nomor Jumlah
Soal
Soal
No Kompetensi Dasar
1
Indikator
Siklus II Pengetahuan
Memahami materi
a. Menjelaskan defenisi mesin
tentang kecerdasan
cerdas
b.
Menjelaskan
sejarah kecerdasan
buatan
buatan
c.
d. Menyebutkan berbagai macam
basis data
e. Mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan dalam penggunaan
basis data
f. Menjelaskan cara pembuatan
database pada program Visual
Basic
g. Menjelaskan cara pembuatan
tabel database dalam Ms.
Access
1,2
3,4
5,6
7,8,9
10,
11,12
13,14,15
Nomor Jumlah
Soal
Soal
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10,
11,12
13,14,15
16, 17
18, 19,
20
selanjutnya
membandingkan
dengan
jumlah
skor
X ratarata=
X
N
Keterangan:
Xrata-rata = Nilai rata-rata
x = jumlah seluruh nilai siswa
N = Jumlah siswa (Siswidyanti, 2009)
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Standar yang digunakan untuk menentukan kriteria keberhasilan
tindakan yaitu dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%
siswa dari jumlah kelas terlibat secara aktif. Sedangkan hasil belajar
dikatakan berhasil apabila terlihat nilai rata-rata kelas minimal 75 dari
jumlah siswa telah memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu minimal siswa mencapai nilai 75 sesuai dengan yang telah
ditentukan pada mata kuliah Kecerdasan Buatan di PTIK UNM.
DAFTAR PUSTAKA
Optik Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngaglik. Skripsi: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Wirabuana, trihadi. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Tersedia:https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/pengaruhpenggunaan-model-pembelajaran-pbl-problem-based-learningterhadap-hasil-belajar-siswa/. Diakses tanggal 3 april 2016.
Widjajanti, Djamilah Bondan. (2011). Problem Based Learning dan Contoh
Implementasinya, Makalah. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Wordpress.
2011.
Pengertian
Problem
Based
Learning.
Tersedia: