Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN I

PESAWAT ATWOOD
I.Tujuan
Untuk mempelajari hubungan antara gaya total, massa, dan percepatan seperti
yang dinyatakan pada Hukum II Newton
II.

Alat dan Bahan


1. Photogate/sistem katrol
2. Beban (50g, 10g, dan 5g)
3. Gantungan beban
4. Universal Table Clamp
5. Batang statif 60 cm
6. Multi Clamp
7. Tali
8. 850 Universal Interface
9. PASCO Capstone software

III.

Dasar Teori
Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia

menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda


berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun
kemudian, Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh
pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk bendabenda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara.
Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh.
Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai
dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai
orang pada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan
Aristoteles yang menyatakan bahwa, Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain
akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan.
Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,Jika resultan gaya yang
bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang.
F = 0Hukum Newton II berbunyi: Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu
benda dengan massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami
percepatan ke arah yang sama dengan gaya. Hukum Newton II memberikan
pengertian bahwa :
1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
2.
Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.
3.
Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan
sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.
Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu
percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya. Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang
digunakan untuk mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini
mulai dikembangkan sekitar abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan
gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias menemui penerapan pesawat
Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas seutas tali yang
dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa beban
m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan

diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2 >
m1), maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2.
Hukum Newton III: Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda,
menimbulkan gaya lain yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan
arah. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi. Faksi = -Freaksi untuk percepatan
yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus Berubah
Beraturan.
Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini
berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan- persamaan
gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan
besaran fisis massa (m) pada gerak linier. Momen inersia suatu benda terhadap poros
tertentu harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan
kuadrat dan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.
Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda
yang jatuh. Besarnya gaya gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding
lurus dengan luas permukaan benda. Makin besar luas permukaan benda, makin
besar gaya gesekan udara yang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu saja akan
memperlambat gerak jatuh benda. Untuk lebih memahami secara kualitatif tentang
hambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak penerjun payung.
Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya hambatan
udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak
tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika
sampai di tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang
melaju sangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah.
Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar,
sehingga gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun cukup basar untuk
memperlambat kelajuan terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik
kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara dapat diabaikan maka setiap
benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa bergantung
pada bentuk dan massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan
gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi

bernilai kira-kira 9,80 m/s2. Untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan
menjadi 10 m/s2.
Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara
dihilangkan, setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa
bergantung pada benda dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan
percobaan menjatuhkan dua benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di
dalam ruang vakum. Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak
suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama
geraknya mengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak
jatuh bebas termasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam
gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah
perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif.

IV.

Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini

3. Menghubungkan ujung kabel photogate ke input 850 Universal Interface yang


terhubung ke software PASCO
4. Menambahkan beban 55 gram pada gantungan pertama sebagai m 1 dan 50
gram pada gantungan kedua sebagai m2
5. Meletakkan m1 di titik tertinggi
6. Melepaskan m1 bersamaan dengan menekan tombol RECORD pada PASCO
dan menekan tombol STOP ketika m1 menyentuh lantai
7. Menyimpan data dengan nama 60vs55
8. Menambahkan beban 5 gram pada gantungan pertama dan mengulangi langkah
4-5 dan menyimpan data dengan nama 65vs55
9. Mengulangi langkah 7 dan menyimpan data dengan nama 70vs55
10. Memasukkan data pada hasil pengamatan

V.

Hasil Pengamatan
m1

Total

m1-m2
(g)

Theory
a
(m/s2)

Exp.a
(m/s2)

0,43

0,32

(g)

m2
(g)

60

55

massa
(g)
115

65

55

120

10

0,82

0,70

70

55

125

15

1,18

1,03

55vs60

55vs65

55vs70

VI.

Analisa Data

Total massa (g)


60vs55

m1+ m2

= 60 +

55
= 115 g

65vs55
m1+ m2

= 65 +

55
= 120 g

= 125 g

70vs55
m1+ m2

= 70 +

m1 m2 (g)
60vs55

m1- m2 = 60 55
= 5g

65vs55

m1- m2 = 65 55
= 10 g

70vs55

m1- m2 = 70 55

= 15 g

55

Theory a (m/s2)

60vs55

65vs55

g (m1m2)
(m1+m2)

g (m1m2)
( m1+m2)
=

9,8(6055)
(60+55)

9,8(6555)
(65+55)

a=

9,8(5)
(115)

a=

9,8(10)
(120)

a=

49
115

a=

98
120

a = 0,43 m/s2

a = 0,82 m/s2

70vs55

a=

g (m1m2)
( m1+m2)

a=

9,8(7055)
(70+55)

a=

9,8(15)
(125)

a=

147
125

a = 1,18 m/s2
2

Exp. a (m/s )

60vs55

65vs55

dv = v2 v1
= 0,74 0,16
= 0,58 m/s
dt = t2 t1
= 2,39 0,59
= 1,80 s
a=

dv 0,58
=
dt 1,80
= 0,32 m/s2

dv = v2 v1
= 1,02 0,17
= 0,85 m/s
dt = t2 t1
= 1,71 0,49
= 1,22 s
a=

dv 0,85
=
dt 1,22
= 0,70 m/s2

70vs55

a=

dv = v2 v1
= 1,28 0,23
= 1,05 m/s
dt = t2 t1
= 1,52 0,50
= 1,02 s

dv 1,05
=
dt 1,02

= 1,03 m/s2

VII.

Pembahasan

Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II

Newton, yaitu percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Pesawat Atwood merupakan alat
eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum mekanika gerak yang berubah
beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke delapan belas untuk
mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias menemui
penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas
seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan
massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka
keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa
benda m1 (m2 > m1), maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2.

Pada percobaan ini dilakukan 3 perlakuan,yaitu 55 vs 60, 55 vs

65, dan 55 vs 70. Berdasarkan teori Hukum II Newton, diperoleh besar percepatan a
yaitu untuk perlakuan 60vs55 sebesar 0,43 m/s2, untuk perlakuan 65vs55 sebesar
0,82 m/s2, untuk perlakuan 70vs55 sebesar 1,18 m/s2. Berdasarkan hasil pengamatan,
diperoleh besar percepatan a yaitu untuk perlakuan 60vs55 sebesar 0,32 m/s 2, untuk
perlakuan 65vs55 sebesar 0,70 m/s2, untuk perlakuan 70vs55 sebesar 1,03 m/s2.
Perbedan nilai percepatan antara teori dengan eksperimen ini dapat terjadi karena
tidak terlepas dari adanya kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Kesalahankesalahan tersebut dapat berupa kurangnya keterampilan praktikan dalam
menggunakan alat maupun ketidaksesuaian anatar menekan tombol RECORD dan
melepas bandul atau beban, dan alat lainnya.

Gerakan pada tali dapat dipercepat apabila di salah satu tali


diberi beban lebih berat dibanding dengan tali yang satunya. Gerakan kecepatan akan
tetap apabila benda yang digantung diantara kedua tali tersebut memliki berat yang
sama. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa semakin berat beban yang digantung di
salah satu tali maka semakin cepat pula gerakan tali yang akan turun sehingga
menghasilkan percepatan yang semakin besar , dan sebaliknya semakin kecil beban
yang digantung di salah satu tali maka semakin lambat gerakan tali yang turun
sehingga menghasilkan percepatan yang semakin kecil

VIII.


VIII. Kesimpulan

1. Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk


mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan
Pesawat Atwood terdiri dari dua massa yang berbeda dihubungkan oleh
sebuah tali tunggal yang melewati sebuah katrol tak bermassa

2. Hukum II Newton menyatakan Setiap benda yang dikenai gaya maka akan
mengalami percepatan yang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya
dan berbanding tebalikdengan besarnya massa benda.

3. Berdasarkan teori Hukum II Newton, diperoleh besar percepatan a yaitu;


a. Untuk perlakuan 60vs55 sebesar 0,43 m/s2
b. Untuk perlakuan 65vs55 sebesar 0,82 m/s2
c. Untuk perlakuan 70vs55 sebesar 1,18 m/s2

4. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh besar percepatan a yaitu;


a. Untuk perlakuan 60vs55 sebesar 0,32 m/s2
b. Untuk perlakuan 65vs55 sebesar 0,70 m/s2
c. Untuk perlakuan 70vs55 sebesar 1,03 m/s2

a.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2013.

Dasar

Teori

Pesawat

Atwood.

Dari

http://yonorio601.blogspot.com/2013/06/dasar-teori-pesawat-atwood.html.
Diakses pada 09 Desember 2015.

Pradita,

Devi.

2015

Pesawat

Atwood.

http://devipradita.blogspot.com/2015/04/pesawat-atwood.html.

Dari
Diakses

pada 09 Desember 2015.

Ray,

Kadek.

2013.

Laporan

Praktikum

pesawat

Atwood.

Dari

http://kadekray.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-pesawatatwood.html. Diakses pada 09 Desember 2015.

Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Mekanika. Universitas


Tadulako, Palu.

LAPORAN SEMENTARA

PESAWAT ATWOOD

I.
II.

Waktu dan tempat : Sabtu, 19 De


sember 2015. Lab. Mekanika

III.
Tujuan percobaan :
Untuk mempelajari hubungan antara gaya total, massa, dan percepatan seperti
yang dinyatakan pada Hukum II Newton

IV.
Hasil pengamatan

55vs60

55vs65

55vs70

Nama Nama kelompok VII :

1.
2.
3.
4.
5.

Mafirani Syam
Gracia Youlanda
Nurasia B
Risky Eka Saputra
Weldis Sato

Asisten

LEMBAR KOREKSI

PERCOBAAN I

PESAWAT ATWOOD

NAMA

: RISKY EKA SAPUTRA

STAMBUK

: A 241 14 071

KELOMPOK : VII (TUUH)

ASISTEN

: NASAR

HARI/TANGGAL

KETERANGAN

PARAF

Anda mungkin juga menyukai