“ TEMBAKAU ”
Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
Pohon Industri
PENDAHULUAN
Penulis
Tembakau
Rokok
Jasa
Distributor
Jual
Pedagang Ekspor
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari
genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan
dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.[1] Jika dikonsumsi,
pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan
sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika.
Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan
tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara
Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan
perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi
perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada
pertengahan abad ke-20.
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.
Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan,
khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan
daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa
juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau
(menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco
(juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-
obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada
sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa
Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk
tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.Tembakau merupakan komoditi yang
cukup banyak dibudidayakan petani.
Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-
daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman dan
pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki
kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya.
o Rokok
Seperti penjelasan di atas daun tembakau merupakan bahan utama
dalam membuat rokok/cerutu. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara
agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Di Indonesia rokok terjadi
kontroversial yaitu larangan merokok/fatwa haram merokok, namun
rokok/cerutu merupakan penghasil pajak terbesar, sehingga dapat
membantu perkembangan perekonomian di indonesia.
o Obat
Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker,
ternyata tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker
yang berguna bagi penderita kanker, kata peneliti dari Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR Arief Budi
Witarto MEng, demikian seperti dikutip Antara. Dalam usulan risetnya itu
Arief mencoba untuk memproduksi protein penting “Growth Colony
Stimulating Factor” (GCSF) dengan menggunakan tanaman tembakau
Ø Olahan mentah
Sebagian orang daun tembakau tidak hanya diproduksi sebagai bahan
rokok atau obat anti-kanker saja, namun dapat juga diolah sebagai bahan
pembuat pestisida.
Ø Batang tembakau
Tembakau umumnya dikenal sebagai bahan baku rokok. Belum
banyak yang mengetahui bahwa batang tembakau dapat dimanfaatkan
sebagai pestisida dan bahan kompos. Padahal limbah batang tembakau
setelah panen cukup melimpah. Kelompok Tani Punik Mitra di desa
Suralaga, Lombok Timur berinisiatif memanfaatkan limbah tersebut untuk
mengatasi hama yang menyerang tanaman sayuran.
Dengan bimbingan BPTP NTB, kelompok Tani Punik Mitra
membuat ekstrak batang tembakau. Caranya cukup mudah, hanya
dipotong kecil-kecil kurang lebih 2 cm, dijemur hingga kering kemudian
dihancurkan dengan blender atau mesin pencacah hingga menjadi tepung.
Selanjutnya dibuat larutan. Pestisida nabati berbahan baku limbah batang
tembakau yang digunakan selama percobaan menunjukkan hasil yang
hampir sama dengan insektisida kimia sintetis untuk menekan hama
penting tanaman bawang merah, tomat dan cabe.
Penggunaan pestisida nabati sangat dianjurkan karena ramah
lingkungan. Bahan baku juga relatif mudah diperoleh. Pembuatannya
cukup sederhana dan tidak membutuhkan banyak biaya. Namun demikian
perlu diperhatikan keterbatasannya seperti daya tahan pestisida nabati
yang singkat karena sangat mudah berubah dan terurai. Untuk itu volume
aplikasi harus direncanakan dengan cermat agar efisien. Di samping itu,
konsentrasi larutan yang dihasilkan tidak konsisten karena sangat
tergantung pada tingkat kesegaran bahan baku.
Seluruh hasil produk di atas dapat di distribusikan ke pedagang atau di ekspor,
semua produksi tersebut menghsilkan pajak terbesar di Indonesia.