Anda di halaman 1dari 115

Bab 1: Pendahuluan

Bab 1

Pendahuluan

“If what you have done yesterday still looks big to you, you haven't done much
today.” Mikhail Gorbachev

“Jika apa yang telah anda lakukan kemarin masih terlihat hebat di mata anda,
berarti anda belum banyak melakukan apa-apa pada hari ini.” Mikhail
Gorbachev

Ketika anda membuka materi ini dan mulai membaca dari halaman pertama, anda telah
memutuskan bahwa dalam beberapa tahun ke depan anda akan mengarahkan diri anda menjadi
seorang sarjana teknik kimia atau lebih tepat kalau disebut sebagai insinyur (teknik) kimia.
Dalam kurun 10-20 tahun ke depan anda berharap telah dapat mengaplikasikan atau bahkan
mengembangkan apa yang ada pelajari saat ini. Besar kemungkinan ketika anda memasuki
jurusan teknik kimia, anda hanya sekedar tahu atau sama sekali belum tahu persis apa teknik
kimia itu, siapa sarjana teknik kimia itu dan apa profesinya, serta bagaimana prospeknya?
Selain itu, apakah insinyur kimia itu sama dengan sarjana kimia, kalau tidak sama dimana letak
perbedaannya? Dan tentu saja masih ada sejumlah pertanyaan lain yang dapat dilontarkan
untuk mengetahui lebih banyak mengenai teknik kimia. Untuk memberikan pencerahan bagi
anda, bab pertama ini disusun sedemikian rupa guna menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Kata insinyur dalam buku ini memiliki arti sebagai seorang yang telah menyelesaikan
pendidikan sarjana keteknikan (sarjana teknik). Insinyur kimia, sebagai contoh berarti sarjana
teknik kimia, berbeda dengan sarjana kimia yang mengacu kepada seorang yang telah
menyelesaikan pendidikan sarjana sains kimia. Penggunaan kata insinyur dan sarjana dalam
buku akan sering ditemui, dan pembaca diminta merujuk kepada defenisi yang diberikan.

1
Bab 1: Pendahuluan

1.1 Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, anda akan mampu melaksanakan hal-hal berikut:
1. Menjelaskan pengertian teknik kimia dan sarjana teknik kimia
2. Membedakan antara insinyur kimia dengan sarjana kimia
3. Menjelaskan sejarah perkembangan teknik kimia
4. Mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan sarjana teknik kimia
5. Menjelaskan profesi teknik kimia dulu, kini dan masa yang akan datang

1.2 Definisi Teknik Kimia dan Sarjana Teknik Kimia

Walaupun disiplin ilmu teknik kimia telah berumur lebih dari satu abad, sejauh ini belum ada
suatu defenisi teknik kimia yang dapat diterima oleh semua pihak. Para pendiri Persatuan
Insinyur Kimia, Institution of Chemical Engineers (IChemE), Inggris mendefinisikan teknik
kimia sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan disain, konstruksi dan operasi pabrik
yang mengolah bahan baku dengan merubah sifat fisika atau kimianya. Di lain pihak, Persatuan
Insinyur Kimia Amerika Serikat, American Institute of Chemical Engineers (AIChE)
menyatakan bahwa teknik kimia adalah profesi dimana pengetahuan tentang matematika, kimia
dan ilmu lainnya, yang diperoleh dari studi, pengalaman dan praktek, diterapkan dengan
pertimbangan untuk mengembangkan cara-cara yang ekonomis bagi penggunaan materi dan
energi untuk kepentingan manusia. Menurut the Free Dictionary
(http://www.thefreedictionary.com/) teknik kimia didefinisikan sebagai cabang keteknikan
yang berhubungan dengan teknologi produksi bahan kimia skala besar dan memproduksi
produk melalui proses kimia. Ada lagi yang mendefinisikan teknik kimia itu sebagai ilmu dan
pekerjaan mengubah bahan dalam skala besar guna meningkatkan kehidupan umat manusia
secara nyata. Setelah membaca berbagai definisi yang diberikan pada akhirnya andapun dapat
membuat defenisi tersendiri untuk teknik kimia. Akan tetapi sejumlah definisi telah
dipaparkan, anda mungkin masih belum bisa menyimpulkan apa sebenarnya teknik kimia itu.
Oleh karena itu kita tinggalkan saja usaha untuk membuat definisi yang baik terhadap teknik
kimia. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mari kita bandingkan teknik kimia atau
insinyur kimia dengan disiplin ilmu kimia murni atau sarjana kimia.

2
Bab 1: Pendahuluan

Sarjana kimia mempelajari molekul dan reaksi kimia. Eksperimen-eksperimen terhadap


berbagai reaksi kimia secara ilmiah telah mulai dijalankan sejak tahun 1600an. Pemahaman
yang cukup dalam terhadap masalah ini memungkinkan sarjana kimia menciptakan
zat/bahan/material baru yang memiliki nilai bagi industri, pertanian atau kesehatan. Dari sisi
skala laboratorium, sarjana kimia mencari kondisi yang paling sesuai untuk menghasilkan
senyawa/produk tersebut. Misalnya, pada temperatur atau tekanan berapa reaksi harus
dijalankan agar diperoleh produk dengan jumlah dan kemurnian yang tinggi. Sejak tahu
1800an, mulai timbul kebutuhan untuk memproduksi produk dalam jumlah besar. Akan tetapi,
sarjana kimia tidak dipersiapkan untuk merancang atau memfabrikasi mesin atau reaktor yang
dapat menghasilkan senyawa kimia (produk) dalam skala besar atau skala komersil. Pada
reaksi skala laboratorium, misalnya menggunakan bunsen dan gelas beaker, akan dapat
dihasilkan beberapa gram produk. Kalau ingin dihasilkan sebesar 106 gram produk bukan
berarti persolannya bukan hanya terletak pada bagaimana prinsip memperbesar bunsen dan
gelas baker saja, tapi banyak faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan
produk yang diinginkan.

Sebaliknya insinyur kimia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam tentang kimia murni,
seperti yang dimiliki oleh sarjana kimia, tetapi paling tidak memahami prinsip-prinsip reaksi
kimia skala laboratorium. Atas dasar pengetahuan ini, seorang insinyur kimia mampu bertukar
fikiran atau berkomunikasi dengan sarjana kimia. Insinyur kimia dan sarjana kimia merupakan
anggota-anggota teras di dalam tim pengembangan dan perencanaan industri yang mengubah
sebuah ide baru menjadi suatu produk, proses, dan/atau alat yang aman, efisien, dan handal
sehingga dapat menghasilkan uang dan keuntungan. Untuk mengubah ide tadi, insinyur kimia
memanfaatkan pengetahuan tambahan berkenaan dengan aliran dan perpindahan massa dan
panas guna memenuhi berbagai tantangan mulai pembuatan mesin yang mampu menghasilkan
produk berton-ton per jam sampai menyusun molekul dan partikel.

Cerita berikut patut disimak untuk menghargai sumbangan insinyur kimia bagi umat manusia.
Penisilin ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 ketika secara tidak sengaja dia
mendapatkan jamur tumbuh pada salah satu cawan Petri (Petri dish) dan mematikan kultur
bakteri yang ada pada cawan tersebut. Persoalan paling mendasar pada saat itu adalah
bagaimana memproduksi antibiotik tersebut dalam jumlah besar dan usaha-usaha yang

3
Bab 1: Pendahuluan

dilakukan ke arah itu selama lebih dari 10 tahun mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan
para peneliti tidak mampu menghasilkan penisilin dalam jumlah skala pilot sekalipun. Oleh
karena itu pengujian dan pengembangan obat tersebut tidak dapat dilakukan.

Pada tahun 1939, dua orang dokter Inggris Howard Florey dan Ernest Chain berhasil
mengekstrasi penicilin dalam jumlah yang cukup untuk pengujian klinis; dan dua tahun
kemudian, Florey pergi ke AS untuk mencari dukungan guna memproduksi penisilin dalam
skala besar. Pada waktu itu, dibentuklah sebuah komite kerjasama antara Dewan Riset Inggris
dan Amerika yang terdiri dari sarjana kimia, insinyur kimia, ahli mikrobiologi, perwakilan
pemerintah, dan pabrik kimia serta pabrik obat-obatan

Amerika Serikat melibatkan diri ke dalam Perang Dunia II setelah Pearl Harbour diserang pada
tahun 1941 oleh Jepang. Perang ini menyebabkan kebutuhan terhadap penisilin meningkat
tajam guna mengobati tentara AS dan sekutu yang terluka. Perusahaan-perusahaan obat
ditantang untuk dapat memproduksi penisilin dalam skala besar dalam waktu yang singkat.
Insinyur kimia di perusahaan obat berfikir keras untuk menjawab tantangan ini. Perusahaan
obat Pfizer menggunakan metoda fermentasi tangki-dalam untuk menghasilkan asam sitrat dari
tetes (molasses). Perusahaan Merck di lain pihak mengembangkan proses fermentasi terendam.
Sekitar Juni 1945, perusahaan obat AS termasuk Abbott, Lederle, dan Squibb mampu
menghasilkan penisilin sebanyak 646 milyar unit per bulan.

Ini merupakan salah satu kasus dimana teknik kimia atau insinyur kimia membuat suatu
perubahan dari suatu kejadian aneh di laboratorium menjadi suatu produk yang bernilai
ekonomi. Sebagai contoh, jumlah penisilin yang dapat dihasilkan oleh Florey dan ketiga
temannya di laboratorium tidak cukup untuk menyelamatkan nyawa pasien pertama – sekalipun
mereka memanfaatkan lagi penisilin yang didaurulang dari urin pasien. Untuk menghasilkan
produk yang bermanfaat dari penisislin, zat yang dikenal sangat tidak stabil, insinyur kimia
harus mengembangkan bukan saja metoda fermentasi menggunakan tangki, tetapi juga proses-
proses tambahan yang didasarkan kepada satuan operasi seterilisasi, ekstraksi pelarut,
kristalisasi vakum dan pengeringan beku.

Sulit membayangkan hanya dengan membaca penjelasan yang diberikan dengan kata-kata.
Gambar-gambar disajikan kepada pembaca untuk lebih memperjelas posisi insinyur kimia

4
Bab 1: Pendahuluan

dibandingkan dengan insinyur-insinyur lainnya dan sarjana kimia. Gambar 1.1 (a)
menunjukkan sebuah cawan Petri yang berisi agar padat yang dikulturkan dengan bakteri,
seperti yang dilakukan di laboratorium oleh Fleming. Pada mulanya bakteri tumbuh pada
seluruh permukaan agar. Ketika bagian tengah agar diberikan , maka cairan penisilin akan
berdifusi ke seluruh arah pada padatan agar. Pada daerah dimana terdapat penisilin bakteri akan
mati (bagian yang berwarna lebih terang). Dari kondisi eksperimen di laboratorium seperti ini,
insinyur kimia mengubahnya sehingga mampu menghasilkan produk dalam jumlah besar
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 (b) dan 1.1 (c). Gambar 1.1 (b) menunjukkan
fermentor (bioreaktor) berukuran 300 L yang dibuat pada tahun 1950an. Alat ini digunakan
oleh perusahan obat-obatan untuk menghasilkan turunan penisilin. Yang terakhir Gambar 1.1
(c) merupakan fermentor ukuran ribuan liter yang beroperasi saat ini.

(a) (b)

(c)

Gambar 1.1 (a) Cawan petri eksperimen Fleming; (b) Fermentor lama berukuran 300 L;
(c) Fermentor modern

5
Bab 1: Pendahuluan

Contoh di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak kontribusi yang diberikan teknik kimia
kepada kehidupan manusia. Informasi lebih dalam mengenai kontribusi monumental teknik
kimia dalam kurun abad ke 20 kepada dunia, pembaca dapat merujuk ke
http://www.aiche.org/About/Foundation/CentennialCelebrationHighlights.aspx. Baik dari
penjelasan di atas maupun dari informasi yang didapat dari halaman web yang disebutkan
barusan, terlihat bahwa teknik kimia bukanlah sebuah profesi yang sempit dan kaku, ia
merupakan sebuah profesi yang luas dan universal. Seorang insinyur kimia tidaklah sama
dengan ”sarjana kimia yang mampu merancang atau membangun sesuatu” dan juga tidak sama
dengan ”seorang insinyur yang mampu meracik bahan kimia”. Insinyur kimia pada hakikatnya
memiliki kecakapan dalam berbagai bidang mulai dari sains, rekayasa, ekonomi dan
manejemen, sampai kepada masalah etika dan sosial, sehingga membuat dia mampu menangani
berbagai permasalahan teknis.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Insinyur Kimia

Satu pertanyaan yang paling sering diajukan oleh calon insinyur kimia adalah: ”Apa
sebenarnya pekerjaaan insinyur kimia?” atau ”Apa pekerjaan saya,setelah selesai kuliah di
jurusan teknik kimia?”. Sebelum menjawab pertanyaan ini, cobalah anda perhatikan dan catat
barang/produk yang ada di sekitar anda. Anda akan mendapatkan kain/tekstil yang anda
kenakan, anda akan melihat plastik yang ada pada pulpen anda, anda akan mendapatkan juga
tinta pada pulpen anda, anda akan melihat kertas yang ada pada buku anda, anda akan
mendapatkan karet pada sepatu anda, anda akan melihat semen yang telah mengeras pada
dinding beton dimana anda duduk sekarang, dan anda akan terus dapat menuliskan daftar
berbagai barang dimana teknik kimia memainkan peranan yang cukup penting.

Seandainya dituliskan daftar seluruh barang/produk dan jasa yang melibatkan kontribusi
insinyur kimia, maka sebagian besar halaman materi ajar ini hanya berisi daftar barang/produk
mulai yang berukuran nano sampai yang berukuran tera ditambah dengan berbagai jasa yang
dapat diberikan oleh insinyur kimia. Jadi, insinyur kimia terlibat pada berbagai aspek teknologi
yang tidak mudah dijelaskan. Dalam arti yang luas, insinyur kimia memanfaatkan sumberdaya
alam yang paling dasar seperti minyak, gas alam, dan mineral termasuk juga produk-produk

6
Bab 1: Pendahuluan

pertanian, dan dengan penggunaan sains kimia dan rekayasa mengubah sumberdaya ini menjadi
sejumlah besar produk. Produk-produk tersebut mulai dari chip komputer sampai ke kertas
tissu, mulai dari bahan bakar sampai sirup, mulai dari penisilin sampai cet, mulai dari batterai
sampai sampo, dan seterusnya. Dengan mengetahui industri-industri apa saja yang
memperkerjakan insinyur kimia, anda akan dapat membayangkan ruang lingkup pekerjaan
mereka. Insinyur kimia bekerja antara lain dalam bidang manufaktur, obat-obatan, kesehatan,
rekayasa dan konstruksi, pulp dan kertas, petrokimia, pengolahan makanan, bahan kimia,
polimer, bioteknologi, dan keselamatan dan kesehatan lingkungan industri. Pada industri-
industri ini, insinyur kimia mengandalkan pengetahuan matematika dan sains, terutama kimia,
serta rekayasa untuk mengatasi problema-problema teknis secara aman dan ekonomis. Jangan
berfikir bahwa insinyur kimia hanya menghasilkan suatu produk dalam jumlah besar. Insinyur
kimia juga memainkan peranan penting dalam bidang:
• riset dan pengembangan
• perancangan dan optimasi proses
• konstruksi dan pemulaan (start-up) pabrik
• penjaminan mutu, keselamatan, dan pengendalian lingkungan
• pemasaran, jasa, dan penjualan
• pendidikan (dosen)
• kesehatan
• keuangan

Secara lebih khusus, insinyur bekerja keras untuk meningkatkan teknik-teknik manufaktur dan
proses. Sebagai contoh, insinyur kimia memperbaiki metoda untuk pemrosesan makanan dan
metoda untuk memproduksi pupuk sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan.
Para insinyur kimia juga merekayasa serat sintetis sehingga pakaian yang kita kenakan menjadi
lebih nyaman dan tahan air; mereka juga mengembangkan metoda untuk menghasilkan obat
dalam julah besar sehingga harganya terjangkau oleh masyrakat luas; mereka juga menciptakan
metoda pengolahan produk-produk minyak yang lebih aman dan lebih efisien, sehingga
membuat sumber energi dan kimia lebih produktif dan effektif dalam hal biaya. Insinyur kimia
juga memainkan peran penting dalam mengembangkan solusi untuk masalah-masalah
lingkungan, seperti pengendalian polusi air, tanah dan udara.

7
Bab 1: Pendahuluan

Untuk dapat memenuhi berbagai peran yang dijelaskan di atas, seorang insinyur kimia harus
dipersiapkan di universitas dengan kimia, matematika, pengetahuan komputer, fisika, dan
materi teknik kimia yang berkaitan. Seorang insinyur kimia haruslah memliki kemampuan
komunikasi baik secara lisa maupun tulisan. Oleh karena itu, selama pendidikan sarjana di
universitas anda akan mendpata penekanan untuk melakukan presentasi dan membuat laporan-
laporan teknis. Insinyur kimia yang mau meniti karir dalam bidang risen dan pengembangan
atau ingin duduk pada posisi manejemn level atas, gelar sarjana saja sekarang ini dirasa tidak
cukup, sehingga akan bermanfaat kalau melanjutkan ke pendidikan pasca atau doktor dalam
bidang teknik kimia. Sudahkan anda menetapkan karir apa yang hendak anda jalani setelah
selesai program sarjana teknik kimia? Jika belum, sudah saatnya anda tetapkan dan fokuskan
sumberdaya waktu dan energi yang anda miliki untuk mencapai karir yang anda inginkan
tersebut!

1.4 Sejarah Teknik Kimia

Dalam kurun tahun 1700an, terjadi permintaan yang besar terhadap natrium karbonat dan kalium
karbonat yang digunakan untuk memproduksi berbagai produk seperti kaca, sabun dan tekstil. Nicholas
Le Blanc seorang berkebangsaan Perancis menemukan metoda untuk mengkonversikan garam laut
menjadi natrium karbonat yang digunakan secara luas sejak tahun 1810. Akan tetapi, proses Le Blanc
ini menghasilkan produk samping yang berbahaya seperti asam khlorida, oksida nitrogen, gas sulfur dan
khlorin yang dibuang ke atmosfir sehingga merusak kesehatan masyarakat dan lingkungan. Gambar 1.2
memberikan ilustrasi polusi yang ditimbulkan oleh proses Le Blanc.

A. J. Fresnel mengembangkan proses baru yang lebih


bersih pada tahun 1811. Sayang sekali usaha untuk
membangun pabrik dalam sekala besar gagal terus
menerus. Baru 50 tahun kemudian pada tahun 1863,
seorang Belgia yang bernama Ernest Solvay
menerapkannya apa yang sekarang disebut dengan
proses Solvay.

Proses Solvay memiliki sebuah menara karbonasi

8
Bab 1: Pendahuluan

yang sangat efisien dengan ketinggian 80 ft. Di dalam menara ini, air laut yang telah bercampur
dengan ammonia dituangkan ke bawah melalui puncak sedangkan dari bawah kolom
dipompakan karbon dioksida bergelembung sehingga naik ke atas kolom, sehingga
menghasilkan natrium karbonat yang diinginkan. Proses baru ini berjalan secara kontinu, bebas
dari produk samping berbahaya dan produk akhirnya mudah dipurifikasi. Proses Solvay
tergantung pada kontak antara gas dan cairan. Sekalipun pada saat itu belum dibentuk suatu
profesi, hasil pekerjaan Solvay dianggap sebagai salah satu kemenangan pertama Teknik
Kimia.

Pada tahun 1800an, industri kimia mengalami pengkotakkan,


pabrik-pabrik dirancang dan dijalankan oleh ahlinya. George E
Davis, (Gambar 1.3) diangkat sebagai sebagai Bapak Teknik
Kimia, memperkenalkan karakteristik yang sama yang berlaku
untuk semua pabrik kimia. Dia mengarang buku A Handbook
of Chemical Engineering (Buku Pegangan Teknik Kimia), juga
mempublikasikan serangkaian kuliah yang cukup terkenal
berkenaan dengan teknik kimia dan melahirkan konsep operasi
teknik kimia (unit operasi) yang sekarang diajarkan pada
pendidikan teknik kimia di seluruh dunia.

Davis memberikan 12 kuliah berkenaan dengan teknik kimia di Manchester Technical School,
Inggris pada tahun 1888. Pada tahun 1966, sekolah ini berubah nama menjadi Manchester
Institute of Science and Technology (UMIST) dan pada tahun 2004 bergabung dengan
University of Manchester (UM). Dalam kuliahnya, Davis menganalisis proses-proses industri
kimia pada masa itu dan menjelaskannya sebagai suatu rangkaian dari operasi-operasi dasar.
Dia menyadari bahwa proses-proses kimia tersebut dapat dipandang sebagai kombinasi atau
urutan beberapa prosedur. Jadi, ini adalah masalah keteknikan, karenanya untuk
mempersiapkan calon professional yang akan bekerja pada industri tidak perlu diajarkan
mengenai industri berkenaan secara rinci, tetapi cukup diajarkan prinsip-prinsip ilmiah yang
relevan dan bagaimana menggunakannya. Dia menyatakan bahwa kuliah tersebut merupakan
kuliah pertama tentang teknik kimia yang pernah diberikan kepada bangsa yang berbahasa
Inggris. Walaupun kuliahnya telah membawa kepada perkembangan baru bagi teknik kimia,

9
Bab 1: Pendahuluan

tapi klaim yang menyatakan kuliah tersebut sebagai kuliah pertama sebenarnya masih dapat
dibantah. E.J.Mills (1875–1901), Ketua Jurusan Kimia Teknik pada Glasgow and West of
Scotland Technical College, telah memberikan kuliah dengan judul matakuliah “Teknik Kimia”
pada tahun 1887 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.4. Dalam kuliah ini, Mills
memberikan 24 topik materi teknik kimia mencakup konstruksi dan operasi pabrik. Hanya saja
kuliah yang diberikan oleh Mills tidak sesistematis yang diberikan oleh Davis dan gaungnya
juga tidak setenar kuliah yang diberikan oleh Davis.

Gambar 1.4 Contoh silabus matakuliah Teknik Kimia yang diajarkan pada tahun 1887 di
Glasgow and West of Scotland Technical College

10
Bab 1: Pendahuluan

Di Amerika Serikat, kuliah pertama Teknik Kimia dimulai di Massachusetts Institute of


Technology (MIT) pada tahun 1888 dan diajarkan oleh Lewis M. Norton. Harap diingat pada
waktu itu, kuliah ini diberikan kepada nmahasiswa jurusan kimia murni guna memberikan
pemahaman praktis keteknikan kepada mereka. Arthur D Little seorang dosen (juga pendiri
konsultan manejemen Arthur D Little yang cukup terkenal, lihat http://www.adlittle.com/)
kimia di MIT mendirikan Sekolah Praktek Teknik Kimia. pada tahun 1916. Little juga
menciptakan istilah yang kita kenal sekarang ini sebagai unit operation (satuan operasi), yang
memainkan peran penting dalam mencirikan Teknik Kimia sebagai sebuah profesi. Warren
Lewis, William Walker dan William McAdams mendirikan jurusan Teknik Kimia pertama di
AS pada tahun 1920, lagi-lagi di MIT. Merekalah pertama sekali yeng menulis buku teks secara
mendalam mengenai Prinsip-Prinsip Teknik Kimia (Principles of Chemical Engineering) pada
tahun 1923.

Dalam tahun 1950an dan 1960an, teknik kimia telah berkembang ke seluruh dunia. Banyak
jurusan teknik kimia di berbagai universitas di dunia tumbuh dalam kurun ini. Di Indonesia
sendiri, pendidikan teknik kimia dibuka pada awal abad ke-20 seiring dengan berdiri dan
berkembangnya Bandoeng Technische Hoogeschool, untuk memenuhi tenaga kerja di bidang
industri-industri pertanian seperti gula dan karet, dan pada kilang-kilang minyak bumi.
Pengenalan pertama program teknik kimia dilakukan pada tahun 1940 di Bandoeng Technische
Hoogeschool. Selanjutnya pada September 1941, pendidikan teknik kimia di Bandoeng
Technische Hoogeschool diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah itu, pada tahun
1959 berdiri jursan Teknik Kimia Universitas Gajah Mada. Meningkatnya pertumbuhan
industri dalam negeri dalam kurun tahun 1970an sampai 1980an, merangsang terbentuknya
jurusan Teknik Kimia barus di berbagai universitas seperti ITS, Unsri, Unsyiah, USU dll.

Dalam kurun era tahun 1970an, profesi teknik kimia menghadapi tantangan-tantangan yang
muncul akibat proses pemodernisasian industri-industri konvensional dan akibat tekanan dari
masyarakat. Bersamaan dengan itu, insinyur kimia harus menyadari kenyataan bahwa
kombinasi pengetahuan dan ketrampilan yang khas mempersiapkan diri mereka untuk
menghadapi berbagai peluang yang penting.

11
Bab 1: Pendahuluan

1.5 Profesi Teknik Kimia: Dulu, Kini dan Akan Datang

1.5.1 Profesi Teknik Kimia Masa Lalu

Industri-industri kimia dan perminyakan mulai tumbuh pesat sejak akhir abad ke 19. Pada
tahun 1890an, perusahaan Jerman mulai memproduksi asam sulfat secara besar-besaran. Kira-
kira pada tahun yang sama sejumlah perusahaan kimia mulai menggunakan metoda elektrolitik
untuk menghasilkan soda kaustik dan khlorin, sekalipun metoda ini memerlukan garam dan
energi listrik yang cukup besar. Serat buatan mulai merubah industri tekstil ketika rayon
diperkenalkan pada tahun 1914. Peluncuran pupuk sintetis oleh American Cyanamid Company
pada tahun 1909 telah menyebabkan revolusi hijau dalam bisang pertanian sehingga
meningkatkan produksi pertanian secara drastis. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam
produksi plastik telah menyebabkan terjadinya penemuan seluloid pada tahun 1869 dan
penciptaan produk nylon oleh Du Pont pada tahun 1928. Berkenaan dengan industri
perminyakan, sekalipun minyak telah dikenal sepanjang sejarah manusia, namun industri
perminyakan moderen baru dikenal pada tahun 1859, ketika pionir minyak Amerika E. L.
Drake menemukan minyak di Titusville, Pensylvania. Pada saat itu minyak tanah merupakan
produk akhir utama, dan segera saja lampu dengan bahan bakar minyak ikan dan lilin
digantikan dengan lampu minyak tanah. Penggunaan minyak sebagaian besar hanya untuk
menghidupkan lampu, baru setelah ditemukan motor (mesin) bensin maka pemakaian minyak
menjalar ke mobil, truk, traktor dan pesawat terbang. Penelitian kimia organik pada tahun
1910an telah memungkinkan berbagai perusahaan memproduksi aneka bahan kimia dari
minyak. Saat ini, industri petrokimia yang berbahan baku minyak merupakan sektor indutri
paling besar.

Pada awal pertumbuhan industri yang dipaparkan pada paragraf di atas, pabrik yang
memproduksi bahan kimia dibuat oleh insinyur mesin yang bekerjasama dengan sarjana (ahli)
kimia. Tetapi kedua profesi ini tidak mempunyai pengetahuan khusus tentang perancangan
pabrik. Maka pada akhir abad ke 19 muncul profesi baru yang dinamakan teknik kimia yang
dikonsepkan pertama sekali di Inggris, yang perkembangannya dimulai dari sektor industri-
industri kimia dan pendidikan. Segera setelah itu insinyur kimia bukan saja bekerja pada
industri kimia tetapi juga industri perminyakan. Akibat diperkenalkan konsep unit operasi
yang memungkinkan diterapkan pada berbagai industri proses, profesi teknik kimia mulai

12
Bab 1: Pendahuluan

bersifat universal, mampu bekerja di pabrik atau indutri manapun. Oleh karena itu, dulu
(bahkan sampai kinipun masih berlaku) profesi teknik kimia diassosiasikan dengan orang-orang
yang bekerja di industri kimia, plastik, kertas, perminyakan, dan petrokimia dan industri-
industri seperti ini dikatagorikan sebagai industri kimia tradisional. Untuk saat ini, pendapat ini
ini tidaklah tepat, mengingat kurang dari 45% alumni teknik kimia di Amerika Serikat,
misalnya, yang bekerja pada sektor industri kimia tradisional, sementara sisanya bekerja di luar
sektor ini.

40
A: Industri kimia tradisional
35 B: Industri lainnya
C: Jasa Profesional
30
D: Universitas
Persentase, %

25
E: Makanan
F: Lembaga Pemerintahan
20 G: Lain-lain
H: Obat-obatan & Biotek
15

10

0
A B C D E F G H

Jenis Pekerjaan

Gambar 1.5 Profil bidang pekerjaan insinyur kimia di AS tahun 2005

1.5.2 Prospek dan Tantangan Profesi Teknik Kimia Masa Kini


Sifat sebagai “insinyur universal” telah memungkinkan profesi teknik kimia berkarya di
berbagai bidang, di luar sektor industri kimia tradisional. Dalam kurun tiga dekade belakangan
ini telah terjadi pergeseran yang mencolok dalam ruang lingkup pekerjaan profesi teknik kimia.
Industri kimia tradisional bukan lagi merupakan tujuan utama bagi profesi teknik kimia.
Gambar 1.5 menunjukkan profil bidang pekerjaan insinyur kimia di AS pada tahun 2005 yang
disurvei oleh American Chemical Society (ACS). Dari gambar ini memang terlihat bidang
pekerjaan yang paling banyak memperkerjakan insinyur kimia masih didominasi oleh sektor
industri kimia tradisional, sebesar 34% dari seluruh insinyur kimia yang disurvei. Sebelum
tahun 1970an, dominasi sektor ini sangat kuat, lebih dari 50%. Seiring dengan perubahan pasar

13
Bab 1: Pendahuluan

global dan menguatnya prospek aktifitas ekonomi di luar industri kimia tradisional, telah
membuka pasar kerja baru bagi insinyur kimia. Pasar kerja di luar industri konvensional
ditunjukkan juga pada Gambar 1.5 dan beberapa bidang pekerjaan yang potensil bagi profesi
teknik kimia dan tantangan yang dihadapi oleh profesi teknik kimia masa kini dipaparkan pada
paragraf-paragraf berikut.

Profesi teknik kimia saat ini tidak hanya terbatas pada pengembangan dan pengoperasian
industri proses kimia. Kesempatan terbuka luas untuk berkiprah pada pasar kerja industri jasa,
seperti riset dan pengembangan yang diperkirakan akan terus meningkat terutama dalam bidang
energi, bioteknologi dan nanoteknologi. Berkurangnya cadangan sumber energi tak-terbarukan
telah mengarahkan berbagai sektor baik industri maupun pemerintahan untuk menggalakkan
pengembangan dan penggunaan sumber-sumber energi baru terutama sumber energi
terbarukan. mengembangkan dan menggunakan. Dalam bidang energi, insinyur kimia dapat
berperan dalam bidang proses produksi, pemantauan lingkungan, riset dan pengembangan
sumber-sumber energi alternatif, dan keselamatan proses. Pada sektor lain, bioteknologi
memanfaatkan sel-sel atau mikroorganisme dan material yang dihasilkan oleh mikroorganisme
tersebut untuk menghasilkan produk lain yang bermanfaat bagi industri lain. Kegiatan dalam
bidang bioteknologi ini telah menghasilkan antibiotik, insulin, interferon, organ buatan, metoda
pengurangan dan pendaur-ulangan limbah, tanaman hibrida yang tahan terhadap serangga, dan
lain lain.

Pada industri bioteknologi profesi teknik kimia berkecimpung dalam aspek pengembangan dan
perancangan proses untuk menumbuhkan, menangani dan memungut mikroorganisme dan
produk-produk samping yang dihasilkannya. Berkaitan dengan nanoteknologi, bidang ini
diperkirakan merupakan teknologi yang akan berkembang dengan cepat di masa yang akan
datang. Ditelusuri dari kata ‘nano’, dapat diartikan bahwa teknologi ini berhubungan dengan
dengan struktur yang berukuran nanometer (10-9 m atau sepermilyar meter) atau lebih kecil,
dan juga berhubungan dengan metoda untuk mengembangkan material atau alat yang
berukuran nano. Untuk dapat membayangkan dimensi nanometer, bisa kita ambil contoh dari
tubuh kita sendiri. Sehelai rambut manusia kira-kira memiliki diameter 50 mikrometer. Satu
mikrometer sendiri adalah seperseribu milimeter. Dan satu milimeter adalah ukuran satuan
panjang terkecil pada penggaris tulis 30 cm yang biasa dipakai anak-anak sekolah. Dan satu

14
Bab 1: Pendahuluan

nanometer adalah seperseribu mikrometer, atau kira-kira sama dengan diameter rambut kita
yang telah dibelah 50.000 kali!!

Sejauh ini, teknologi nano masih dalam tahap penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan
oleh multi profesi keilmuwan, termasuk di dalamnya teknik kimia. Namun, beberapa hasil
temuan dalam bidang nano telah dapat diterapkan secara nyata. Michael Wong, seorang
insinyur kimia dari Rice University, Houston, misalnya, menghasilkan penemuan dalam bidang
nanomaterial yang dapat dapat menyelesaikan masalah polusi air tanah. Dia menciptakan
nanopartikel yang terbuat dari emas dan palladium untuk memecahkan polutan pada air tanah
yang terpolusi. Dengan menambahkan partikel ke air tanah, senyawa-senyawa beracun seperti
trikhloroetilen akan berubah menjadi senyawa-senyawa tak-beracun. Selain dalam
pengembangan nanopartikel dan nanomaterial, profesi teknik kimia dapat juga terlibat dalam
riset dan pengembangan pengembangan karbon nanotube, nanotoksikologi, nano-obat-obatan,
sensor nano, dll.

Hampir setiap industri menghasilkan limbah baik dalam bentuk padat, cair atau gas. Dewasa
ini profesi teknik kimia terlibat dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan masalah
pencemaran lingkungan, minimalisasi limbah dan kesehatan keselamatan kerja. Peran insinyur
kimia dalam mengurangi pencemaran dan meminimalisasi limbah industri mencakup
pengembangan proses yang menghasilkan minim limbah atau mengembangkan proses yang tak
menghasilkan limbah, pengolahan dan penanganan limbah, pengelolaan kesehatan dan
keselamatan kerja, dll. Industri-industri yang mengahasilkan material saat ini juga
memanfaatkan profesi teknik kimia untuk membantu mengembangkan material dengan sifat-
sifat yang berbeda dari bahan bakunya dalam hal berat, kekuatan, perpindahan panas,
reflektifitas, dan kemurnian. Industri-industri material yang merlukan profesi teknik kimia
termasuk di dalamnya industri dirgantara, otomotif, kaca, keramik, elektronik, logam berharga,
pemrosesan mineral (semen, pupuk fosfat, dll), dan produk-produk photografi.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa profesi teknik kimia saat ini masih memainkan peran
yang cukup penting di berbagai sektor. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa permintaan
insinyur kimia untuk mengisi industri kimia non-tradisional yang dipaparkan di atas masih akan
tetap stabil bahkan akan meningkat, terutama pada bidang bioteknologi, energi alternatif dan

15
Bab 1: Pendahuluan

nanoteknologi. Namun demikian, tantangan yang dihadapi profesi teknik kimia saat ini
semakin besar. Sebagian tantangan tersebut yang akan dihadapi oleh insinyur kimia di tempat
kerjanya antara lain disajikan berikut ini:
• Pengembangan plastik yang lebih tahan dan kuat, kemungkinan untuk diterapkan pada
pesawat udara dan kederaan bermotor
• Pemurnian minyak menjadi bahan bakar secara lebih efisien
• Pengembangan metoda penghilangan sulfur dalam batu bara sehingga batu bara yang
potensinya cukup besar di Aceh Barat dan kalimantan dapat menjadi bahan bakar yang
ramah lingkungan
• Perbaikan proses untuk fabrikasi chip semikonduktor untuk penggunaan pada komputer
dan alat elektronika lainnya
• Memproduksi bahan bakar yang menghasilkan pembakaran lebih bersih dan lebih
efisien, sehingga dengan demikian akan mengurangi pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh kenderaan bermotor.
• Mengembangkan serat sintetis baru sehingga dapat dihasilkan kain yang nyaman, tahan
lama, menolak noda, dan tak-kusut.
• Mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras baru agar mampu
mengendalikan proses produksi kimia secara lebih baik sehingga proses menjadi lebih
aman, lebih bersih dan lebih ekonomis.
• Memproduksi pupuk, pestisida dan herbisida yang ramah lingkungan dan mampu
meningkatkan produksi pertanian.
• Riset untuk menghasilkan katalis baru yang mampu menyisihkan zat-zat keluaran dari
industri yang tak boleh dibuang ke lingkungan atau menyisihkan keluaran kenderaan
bermotor
• Memproduksi obat-obatan secara murah sehingga dapat terjangkau oleh seluruh
masyrakat dunia ketiga, kemungkinan dapat dihasilkan dengan memanfaatkan rekayasa
genetika.
• Mendaurulang logam, kaca dan plastik dengan cara yang lebih efektif dan lebih murah
• Memproduksi produk-produk kertas secara murah menggunakan sumber bahan baku
alternatif sehingga tidak merusak sumberdaya hutan

16
Bab 1: Pendahuluan

• Mengembangkan jenis baterei baru yang lebih ringan dan memiliki kapasitas besar
sehingga mampu menggerakkan mobil listrik.
• Mengembangkan berbagai material baru untuk digunakan pada berbagai bidang,
misalnya material baru untuk implant biologis atau material baru untuk pembangkit
listrik tenaga nuklir
• Meningkatkan kualitas produk personal seperti sampo, sabun, kosmetika, dll.
• Mengembangkan program komputer baru untuk merancang dan mengoptimasi fasilatas
produksi
• Memproduksi produk-produk makanan pokok seperti tepung, gula, minyak, dll secara
efisien dengan memanfaatkan sumberdaya pertanian yang kita miliki, sehingga
mengurangi atau meniadakan impor sumberdaya pertanian dari luar negeri.
• Mengkaji teknik-teknik untuk memperoleh kembali (recovery) minyak secara efisien
dan lebih banyak, sehingga bekas ladang-ladang minyak di Aceh Timur dan Tamiang
dapat dihidupkan kembali.
• Memproduksi produk-produk kimia dasar ramah lingkungan yang digunakan pada
pelarut, bahan pembersih, dll

Daftar persoalan yang bisa disajikan tentu masih cukup banyak. Namun dari daftar di atas,
anda sudah dapat menentukan karir apa yang akan anda tekuni ketika anda selesai sebagai
insinyur kimia. Ketika kita bicarakan bahwa daftar di atas merupakan tantangan yang dihadapi
oleh profesi teknik kimia saat ini, tentu saja persoalan-persoalan di atas membutuhkan waktu
paling tidak antara 10 – 25 tahun untuk diselesaikan. Ini merupakan tantangan sekaligus
kesempatan bagi anda untuk menentukan arah karir anda di masa depan.

1.5.3 Tantangan Profesi Teknik Kimia Masa Akan Datang


Kecendrungan yang berlangsung sekarang ini adalah memperkecil ukuran produk dengan tetap
mempertahankan, bahkan meningkatkan, kinerja produk tersebut. Sebagai contoh, salah satu
kalkulator yang diproduksi pada sekitar tahun 1940 ditunjukkan pada Gambar 1.6 (a). Dari
gambar tersebut anda bisa membayangkan ukuran kalkulator tersebut. Dalam rentang waktu
kurang dari 40 tahun, kalkulator sudah dapat diproduksi dengan ukuran yang cukup kecil
sehingga dapat digenggam tangan dengan kemampuan yang jauh lebih baik dari kalkulator

17
Bab 1: Pendahuluan

tahun 1940, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.6 (b). Kencendrungan seperti ini juga
terjadi dalam bidang teknik kimia.

(a) (b)

Gambar 1.6 (a) Kalkulator pertama Konrad Z1 yang diproduksi pada tahun 1938; (b)
Kalkulator saintifik saat ini

Dalam bidang teknik kimia saat ini, istilah pembesaran (scale-up) lebih sering didengar
daripada istilah pengecilan (scale-down) atau proses skala kecil. Pengertian pembesaran disini
ditujukan kepada proses implementasi mengubah sistem/alat dari skala labortorium atau skala
pilot menjadi skala komersial/pabrik. Gambar pada kulit buku ini menggambarkan bagaimana
proses pembesaran itu. Di masa depan, istilah pengecilan akan lebih sering terdengar
dibandingkan dengan pembesaran. Proses atau pabrik akan tampil dengan skala yang lebih
kecil (baik dalam ukuran alat maupun lahan yang diperlukan), biaya lebih murah,
pengoperasian lebih aman, dan penampakan lebih rapi. Gambar 1.7 menunjukkan sebuah
ilustrasi pabrik saat ini (sebelah kiri) dan pabrik idaman di masa yang akan datang (sebelah
kanan). Penampilan pabrik di masa yang akan datang berukuran mini dan kompak, tetapi
kapasitas dan kinerjanya minimal sebanding dengan pabrik yang sama saat ini. Ini merupakan
paradigma baru yang akan dihadapi oleh profesi teknik kimia.

18
Bab 1: Pendahuluan

Gambar 1.7 Intensifikasi proses dari skala besar menjadi pabrik mini dengan kinerja yang
sama

Jika pada paragraf sebelumnya diceritakan transformasi pabrik skala besar menjadi pabrik
berukuran mini, maka perkembangan lain yang menarik menyangkut intensifikasi proses dalam
skala mikro. Intensifikasi ini bukan saja memperkecil ukuran peralatan tetapi juga
penggabungan berbagai fungsi dan fenomena. Sebagai contoh, reaktor-mikro pada Gambar 1.8
(a) merupakan alat yang berukuran sangat kecil dan mempunyai struktur yang terdiri dari
sejumlah lapisan dengan saluran mesin-mikro (berdiameter 10 – 100 mikron). Setiap lapisan
menjalankan fungsi yang berbeda, seperti pencampuran, reaksi katalitik, perpindahan panas,
dan pemisahan. Laju pindah panas yang cukup tinggi memungkinkan proses eksotermis
diperasikan pada temperatur tetap. Penggabungan beberapa fungsi ke dalam satu alat ukuran
mikro bukan saja mengurangi modal investasi tetapi juga mengurangi konsumsi energi.

Peralatan-peralatan seperti ini yang didasarkan pada chip silikon dan arsitektur saluran-mikro
yang ditunjukkan pada Gambar 1.8 (a) dan (b) yang sekarang ini masih dalam penelitian untuk
melaksanakan reaksi katalitik, pencampuran cepat dan perpindahan panas. Namun, di masa
yang akan datang sistem seperti memungkinkan untuk menghasilkan produk spesifik
berdasarkan permintaan konsumen. Sehingga suatu saat kelak, pabrik miniatur seperti ini akan
menghiasi rumah tangga untuk menghasilkan berbagai kebutuhan, seperti gula non-kalor,
cairan insulin, kopi tak-berkafein, minuman berbagai rasa, dll

19
Bab 1: Pendahuluan

(a) (b)

Gambar 1.8 (a) Reaktor kimia mikro berdasarkan konsep chip silikon; (b) Alat penukar panas
mikro berdasarkan arsitektur saluran-mikro

Tantangan lain ke depan menyangkut rancangan material yang mampu berinteraksi dengan sel
atau jaringan hidup sehingga dapat digunakan untuk menggantikan organ tubuh makhluk hidup
atau dapat berfungsi secara berdampingan dengan jaringan pada makhluk hidup. Berbagai
fenomena yang berlangsung di dalam makhluk hidup berkaitan erat dengan dasar-dasar ilmu
teknik kimia, seperti perpindahan momentum, panas, dan massa. Sebagai contoh, para peneliti
telah berhasil merancang molekul-molekul yang disusun dalam bentuk matrik, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.9, sehingga dapat berfungsi sebagai template untuk pertumbuhan
hidroksipatit, senyawa mineral yang terkandung dalam tulang dan gigi. Matrik ini dapat
dimasukkan ke bagian tulang atau gigi yang rusak guna membantu pertumbuhan tulang. Proses
pertumbuhan tulang melibatkan diffusi dan reaksi kimia. Tulang secara perlahan akan
berdifusi secara perlahan melalui pori-pori berukuran nano hingga memenuhi seluruh matriks
(lihat Gambar 1.9).

Matrik Difusi tulang Matrik telah


ke dalam matrik dipenuhi tulang

Gambar 1.9 Biomaterial yang digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang yang rusak

20
Bab 1: Pendahuluan

Pada sub-bab sebelumnya telah disampaikan bahwa nanoteknologi akan berperan penting dan
mampu merubah dunia di masa depan. Aplikasi nanoteknologi diperkirakan akan merambah
berbagai bidang, mulai dari teknologi energi (sel bahan bakar, misalnya), teknologi lingkungan
(siklus material dan pembuangan), teknologi informasi (memeori baru dan prosessor), sampai
kepada teknologi kesehatan. Perkembangan nanoteknologi mengalami kepesatan yang sangat
cepat. Investasi riset dan pengembangan yang ditanamkan oleh pemerintah seluruh dunia
antara 1997 sampai 2005 mencapai 4,1 milyar dolar AS. Diperkirakan pada tahun 2015,
produk-produk yang berkaitan dengan nanoteknologi akan menyumbang sebesar 1 trilliun
milyar dolar AS bagi ekonomi dunia. Industri nanoteknologi akan menyerap jutaan tenaga kerja
dalam kurun 1-2 dekade mendatang.

Salah satu tantangan yang akan dihadapi profesi teknik kimia berkaitan dengan teknologi ini
menyangkut pengembangan dan produksi ‘material pintar’. Istilah ini merujuk kepada
material apa saja yang dirancang dan direkayasa pada skala nanometer guna melakukan tugas
khusus, dan memiliki berbagai kemungkinan aplikasi komersil. Sebagai contoh, material pintar
dirancang untuk mampu memberi respon yang berbeda terhadap molekul yang berbeda; dengan
memiliki kemampuan yang demikian memungkinkan untuk dibuat obat-obatan yang mampu
mengenal dan membunuh virus tertentu. Untuk dapat menghasilkan material pintar ini perlu
dikembangkan mesin yang dapat menghasilkan material yang dimaksud, yang disebut dengan
assembler. Mesin ini selain menghasilkan material pintar, diperkirakan juga mampu
menghasilkan robotnano. Robotnano akan memainkan peranan besar dalam bidang medis.
Pasien, misalnya, akan meminum cairan yang mengandung robotnano yang diprogram untuk
menyerang dan merekonstruksi struktur molekul kanker dan berbagai virus. Selain itu
robotnano dapat juga diprogram untuk melakukan operasi sulit, seperti operasi nano yang dapat
bekerja pada tingkat ketelitian ribuan kali dari pisau bedah paling tajam sekalipun.

Tantangan lain yang kontroversi bagi profesi teknik kimia masa depan adalah eksplorasi dan
eksploitasi lingkungan angkasa luar. Di masa depan bumi dipastikan tidak akan mampu lagi
menampung pertumbuhan penduduk dan menyediakan makanan bagi kehidupan di bumi. Ini
merupakan salah satu alasan untuk mencari tempat kehidupan bagi manusia di luar bumi.
Pilihan yang paling mungkin adalah planet Mars. Ada sejumlah alasan mengapa mars menjadi
target kehidupan umat manusia di masa depan. Salah satunya adalah jarak paling dekat dengan

21
Bab 1: Pendahuluan

bumi, dibandingkan dengan planet-planet lain. Namun, tantangan yang dihadapi untuk
membentuk kehidupan di Mars jauh lebih berat. Hal ini menyangkut temperatur di planet rata-
rata di planet ini yang sangat rendah -63oC, atmosfir yang cukup tipis dan beracun, radiasi
tinggi karena tidak memiliki lapisan yang menghambat radiasi seperti lapisan ozon di bumi,
dan gravitasi yang cukup rendah. Untuk memulai kehidupan di Mars, paling tidak diperlukan
udara, air, makanan, bahan bakar, temperatur lingkungan yang hangat, pakaian, sinar matahari,
dan bangunan. Bagi teknik kimia, tantangan yang harus dijawab adalah bagaimana
menciptakan suatu proses yang dapat mengubah atmosfir Mars atau sumberdaya yang ada di
Mars sehingga mendekati menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan bagi kehidupan
manusia.

CO2

CH4

Kompresor
Atmosfir Reduksi CO2
dan H2O
Mars
Separator

Elektrolisa O2

Daur-ulang H2

Ar/N2

Gambar 1.10 Kemungkinan proses-proses yang diperlukan untuk mengubah atmosfir Mars

Atmosfir Mars sebagian besar terdiri atas karbon dioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen,
metana dan Ar. Sementara atmosfir bumi terdiri 79% N2 dan 21% O2. Tekanan atmosfir Mars
sangat rendah hanya 0,6 kPa, bandingkan dengan tekanan atmosfir bumi 101,3 kPa. Prinsip-
prinsip teknik kimia memungkinkan mengubah atmosfir Mars sehingga mendekati kondisi
atmosfir bumi. Tahap awal dari proses keseluruhan, seperti yang ditujukkan pada Gambar
1.10, adalah menaikkan tekanan dan memisahkan komponen-komponen atmosfir Mars menjadi
komponen individu, seperti CO2, N2 dan CH4. Kebutuhan O2 dapat diperoleh dengan
memproses senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, Fe2O3, SiO2 yang memang tersedia di Mars.

22
Bab 1: Pendahuluan

Dari pandangan teknik kimia, secara teoritis memungkinkan membangun kehidupan di Mars.
Apakah secara praktis memungkinkan, itulah tantangan bagi anda insinyur kimia masa depan!!

1.6 Rangkuman

Pada Bab ini telah dipaparkan informasi-informasi dasar mengenai teknik kimia, mulai dari
defenisi teknik kimia sampai kepada perkembangan teknik kimia di masa depan. Berbagai
defenisi teknik kimia yang berbeda diberikan oleh berbagai assosiasi sarjana teknik kimia.
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa teknik kimia merupakan cabang ilmu keteknikan
yang berhubungan dengan segala hal yang berkaitan dengan perubahan bahan baku menjadi
produk bermanfaat dengan cara yang aman dan ekonomis. Oleh karena itu, seorang sarjana
teknik kimia mempunyai ruang lingkup pekerjaan yang luas mulai dari riset dan
pengembangan, perancangan dan optimasi proses, konstruksi dan pemulaan pabrik, penjaminan
mutu, kesalamatan dan pengendalian lingkungan, pemasaran, jasa dan penjualan, pendidikan,
kesehatan dan keuangan. Kelahiran teknik kimia ditandai dengan diperkenalkan karakteristik
yang sama yang berlaku pada semua pabrik oleh Goerge Davis (1850-1907). Davis
memperkenalkan hal ini melalui 12 kuliah teknik kimia di Manchester Technical School,
Inggris pada tahun 1888. Karena kuliah ini, Davis lebih dikenal sebagai bapak teknik kimia
modern walaupun sebenarnya seblum Davis kuliah sejenis juga telah diberikan oleh E.J. Mills
(1875-1901) di Glasgow and West of Scotland Technical College pada tahun 1887. Secara
tradisional, sarjana teknik kimia berkerja di industry-industri manufaktur. Namun
perkembangan zaman menunjukkan bahwa telah terjadi pergesaran dimana industry-industri
bukan lagi menjadi sasaran utama bagi sarjana teknik kimia. Sebagai insinyur universal,
sarjana teknik kimia memungkinkan berkiprah di pasar kerja industry jasa, seperti riset dan
pengembangan dalam bidang energy, bioteknologi dan nanoteknologi. Berbagai tantangan
yang dihadapi oleh sarjana teknik kimia telah dipaparkan dalam bab ini. Di masa yang akan
dating, peran sarjana teknik kimia akan lebih signifikan terutama dalam pengembangan proses
skala mikro. Pabrik di masa depan akan lebih kecil dan kompak. Perannya juga dibutuhkan
dalam pengembangan nanoteknologi yang diperkirakan akan merambah berbagai sector mulai
dari teknologi energy, teknologi lingkungan, teknologi informasi sampai pada teknologi
kesehatan. Tantangan yang kontroversi adalah eksplorasi dan eksploitasi lingkungan angkasa

23
Bab 1: Pendahuluan

luar sehingga memungkinkan menjadi hunian yang aman bagi penduduk bumi.

1.7 Latihan

1. Carilah informasi dari perpustakaan ataupun internet mengenai perkembangan teknik kimia
di Indonesia dan sajikan informasi tersebut dalam bentuk tulisan yang memuat tahapan
perkembangan mulai dari zaman Belanda hingga saat ini.

2. Melalui internet, carilah informasi dua orang professor teknik kimia yang masih aktif di
mana saja dan tulislah informasi mengenai masing-masing professor tersebut dalam satu
paragraph yang mencakup nama, tempat tugas, latar belakang pendidikan, matakuliah yang
diasuh, dan bidang riset yang ditekuni.

3. Melalui buku panduan jurusan teknik kimia yang saudara miliki, pilihlah tiga mata kuliah
bidang keahlian dan bacalah penjelasan rinci mengenai matakuliah tersebut. Buatlah
tulisan yang diketik 1,5 spasi pada kertas A4 yang menjelaskan bagaimana ketiga
matakuliah ini akan mendukung posisi kerja yang sdr impikan di masa depan.

4. Buat daftar yang berisi 10 objek yang anda temui sehari-hari yang dihasilkan melalui
process yang dirancang atau dioperasikan oleh insinyur kimia.

5. Tubuh manusia merupakan sebuah pabrik proses. Gunakan teks dan diagram untuk
membenarkan atau menyalahkan pernyataan tersebut.

6. Buatlah daftar tautan (link) yang bermanfaat mendukung sdr selama kuliah di jurusan
teknik kimia, yang saudara himpun melalui internet.

7. Buatlah analisis mengenai sebaran alumni sarjana teknik kimia di univeritas saudara.
Apakah mereka masih mendominasi pada industri-industri tradisional?
8. Dari informasi yang sdr peroleh dari Bab Pendahuluan ini, buatlah rangkuman

1.8 Glosarium

Antibiotik : senyawa alami dan sitentis yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisma.

24
Bab 1: Pendahuluan

Assembler : sebuah peralatan untuk menghasilkan molekul yang mampu mengendalikan


reaksi kimia dengan mengatur posisi molekul.

Cawan petri : cawan datar yang memiliki tutup terbuat dari kaca atau plastik yang dipakai
untuk menumbuhkan bakteri.

Fermentasi : proses yang menyebabkan perubahan kimiawi pada suatu senyawa organis
yang kompleks, terutama karbohidrat seperti glukosa, melalui pengaruh beberapa enzim
yang dihasilkan oleh mikroba.

Fermentor/Fermenter/Bioreaktor: sebuah tangki yang memuat sel, ekstrak sel atau enzim
yang melaksanakan reaksi biologis atau proses fermentasi.

Insulin : hormon yang berperan mengatur metabolisme energi dan glukosa di dalam
tubuh.

Interferon : protein yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau hewan untuk melawan
serangan virus.

Nanoteknlogi: ilmu yang bertujuan memahami dan mengendalikan materi pada dimensi 1 –
100 nm.

Daftar Pustaka

American Institute of Chemical Engineers: Centennial Celebration Highlights.


http://www.aiche.org/About/Foundation/CentennialCelebrationHighlights.aspx. Diakses
27 November 2009

Darton, RC., Prince, R.G.H., dan Wood, D.G. Eds. (2003) Chemical Engineering: Vision of the
World, Elsevier, Amsterdam.

Hessel, V., Löwe, H., Müller, A., Kolb, G. (2005) Chemical Micro Process Engineering,
Processing and Plants, Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim,

Institution of Chemical Engineers (IChemE), What is chemical Engineering.


http://www.whynotchemeng.com/uk-and-ireland/students/what-is-chemical-engineering.
Diakses 27 November 2009

Pafko, W (2000) History of Chemical Engineering. http://www.pafko.com/history. Diakses 27


November 2009

25
Bab 1: Pendahuluan
Reay, D., Ramshaw, C., dan Harvey, A (2008) Process Intensification, Engineering for
Efficiency, Sutainability and Flexibility. Elsevier Science, Oxford.

Stankiewicz, A. dan Moulijn, J.A. Eds. (2004) Re-Engineering the Chemical Processing Plant.
Marcel Dekker, Inc., New York.

26
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Bab 2

Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

“Numbers constitute the only universal language.” Nathanael West

“Angka merupakan satu-satunya bahasa yang dapat dipahami oleh semua


orang.” Nathanael West

Menilik kembali dari Bab 1, pembaca dapat menyimpulkan bahwa teknik kimia merupakan
ilmu keteknikan yang berkaitan dengan perubahan bahan baku menjadi produk bermanfaat
dengan cara yang aman dan ekonomis. Secara ringkas dapat dikatakan teknik kimia terlibat di
dalam proses mulai dari merancang sampai mentransformasikan bahan baku menjadi produk
yang diinginkan. Dalam tahapan perancangan, seorang sarjana teknik kimia akan dihadapkan
oleh berbagai banyak pertanyaan, misalnya seperti: berapa banyak bahan baku yang diperlukan,
bagaimana sifat-sifat bahan baku, berapa banyak produk akan dihasilkan, bagaimana sifat-sifat
produk, dan sejumlah pertanyaan lain. Penyelesaian pertanyaan-pertanyan di atas memerlukan
keterampilan yang berhubungan dengan perhitungan – perhitungan teknis. Bab ini akan
memaparkan dasar-dasar perhitungan yang diperlukan bukan saja dalam bidang teknik kimia,
tapi juga pada bidang teknik lain.

2.1 Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, saudara akan mampu :

1. Menkonversikan kuantitas yang dinyatakan dalam satu satuan ke satuan lain


menggunakan faktor tabel konversi. Misalnya mengkonversikan kapasitas panas
spesifik dari J/kg.K ke Btu/lb.oF.

27
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

2. Menjelaskan perbedaan antara massa, berat dan gaya.

3. Melakukan perhitungan yang melibatkan satuan massa dan berat serta satuan lainnya
dalam system satuan SI, CGS dan Amerika.

4. Menjelaskan dan melakukan perhitungan berkaitan dengan kehomogenan dimensi


dalam suatu persamaan

5. Melakukan perhitungan interpolasi antara dua titik dari sederatan data yang disajikan
guna mengestimasi nilai suatu variable pada suatu nilai tertentu.

6. Menggambarkan kurva linear dari sederatan data yang disajikan dan melakukan regresi
linear secara grafis.

2.2 Dimensi dan Satuan

Setiap kuantitas yang dapat diukur atau dihitung memiliki nilai angka (3,5; misalnya) dan satuan
(3,5 apa?). Satuan merupakan hal yang sangat penting pada perhitungan keteknikan, kesalahan
menuliskan satuan akan menyebabkan kesalahan interpretasi. Misalkan, lebar suatu plat adalah
1 m, namun tertulis 1 ft. Hal ini akan berakibat sangat fatal jika plat tersebut memerlukan
presisi yang tinggi. Oleh karena itu perlu dibiasakan menulis nilai dan satuan dari setiap
kuantitas yang dapat diukur,seperti berikut ini.

2 m; 1,5 ft; 3.7 det; 2 lembar kertas; 5 kg; 10 mayam emas, dll

Dimensi adalah suatu sifat/karakteristik yang dapat diukur, misalnya : panjang (L), waktu (t),
massa (M), temperature (T) dan arus listrik (E). Contoh dimensi yang diberikan ini,
merupakan dimensi dasar yang berhubungan dengan teknik kimia. Dari sini, kita dapat
menentukan dimensi yang lain dengan cara mengalikan atau membagikan dengan dimensi dasar
lainnya, misalnya kecepatan (L/t), volume (L3), atau densitas (M/L3). Satuan yang dapat diukur
(kebalikan dari satuan yang dapat dihitung) merupakan sifat spesifik dimensi yang didefinisikan
atas dasar perjanjian (konvensi), kebiasaan, atau hukum seperti gram untuk massa, detik untuk
waktu, meter atau feet untuk panjang. Satuan dapat diperlakukan seperti variabel aljabar, bisa
ditambahkan atau dikurangkan, dan bisa dikalikan atau dibagikan. Namun harap diingat bahwa
nilai angka dari dua kuantitas dapat ditambahkan atau dikurangkan kalau satu sama lain

28
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

memiliki satuan yang sama. Seperti contoh di bahwah ini:

3 kg + 5 kg = 8 kg 3x + 5x = 8x

15 cm - 12 cm = 3 cm 15x - 12x = 3x

Tetapi,

3 kg + 4 detik = ? tak bermakna, seperti 3x + 4y = ?

Di sisi lain, nilai angka dan satuannya dapat digabungkan lewat perkalian ataupun
pembagian.

100 km km
= 50
2 jam jam

km
90 x 4 jam = 360 km
jam

12 km
x 6 = 36 (kuantitas tak berdimensi)
2 km

3 ft x 6 ft = 18 ft 2

2.3 Konversi Satuan

Suatu kuantitas terukur dapat dinyatakan dalam berbagai satuan yang memiliki dimensi yang
panjang ( cm, ft, km, mil )
sesuai. Ambil contoh misalnya parameter kecepatan = , sehingga
waktu ( detik, menit, jam )
ft km
satuan kecepatan dapat dalam bentuk: , ,dsb . Besarnya nilai angka sangat
detik jam
tergantung kepada satuan yang dipilih. Faktor konversi adalah rasio yang digunakan untuk
mengkonversikan suatu kuantitas yang dinyatakan pada satuan tertentu menjadi kuantitas yang
sebanding pada satuan lain.

29
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

1 cm
(1 centimeter per 10 milimeters)
10 mm

10 mm
(10 milimeters per centimeter)
1 cm

2
10mm  100 mm 2
 1cm  =
1 cm 2

Contoh 2.1; untuk mengkonversikan 36 mg menjadi g, dapat ditulis sebagai berikut:

 1g 
(36 mg) x   = 0,036 g
 1000 mg 

Cara lain dapat ditempuh dengan menulis garis vertikal, sebagai pengganti perkalian sebagai
berikut:

36 mg 1g
= 0,036 g
1000 mg

Contoh 2.2.

1. Konversikan laju alir 5 ft3/det menjadi m3/hari

5 ft 3 0,02817 m3 60 det 60 min 24 jam m3


3
=12,233
det 1 ft 1 min 1 jam 1 hari hari

2. Nayatakan densitas air 1000 kg/m3 dalam lbm/ft3

5 ft 3 1000 kg 2,20462 lb m 1 m3 lb
3 3
=62,4 m3
det m 1 kg 35,3145 ft ft

Garis vertikal setelah satuan yang akan dikonversikan memuat faktor konversi untuk satuan-
satuan yang akan dikonversikan.

Untuk memudahkan konversi dari suatu satuan ke satuan lain gunakan tabel konversi yang

30
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

dapat diperoleh dari buku teks “Chemical Engineers’ Handbook” karangan Perry, R.H dan
Green, D.W. yang tersedia di perpustakaan, dan dapat juga menggunakan Tabel 2.3 pada akhir
bab ini, atau memanfaatkan tabel konversi yang lebih lengkap yang ada pada Lampiran B.
Konversi antara satu sistem satuan ke sistem satuan lain dapat juga dilakukan menggunakan
perangkat lunak (software) konversi gratis, yang dapat diunduh (download) melalui situs
http://www.katmarsoftware.com/uconeer.htm#download

2.4 Sistem Satuan

Secara umum dikenal tiga (3) sistem satuan, yaitu sistem satuan CGS, SI, dan Amerika.
Setiap sistem satuan ini memiliki komponen-komponen yang berhubungan dengan teknik
kimia, seperti:
- Satuan dasar: satuan panjang, massa, waktu, temperatur dan arus listrik
- Satuan perkalian: yang didefenisikan sebagai parkalian atau fraksi dari unit dasar,
misalnya cm, m, km, menit, jam dll.
- Satuan turunan: diperoleh dengan cara mengalikan atau membagikan satuan dasar
atau satuan perkalian, seperti ft2, ft/menit, kg/m3, dll.

Satuan dasar dan satuan turunan untuk masing-masing sistem ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan
2.2.

Tabel 2.1. Satuan dasar untuk sistem CGS, SI dan Amerika

Satuan Dasar

Kuantitas CGS SI Amerika

Panjang centimeter (cm) meter (m) foot (ft)

Massa gram (gr) kilogram (kg) Pound mass (lbm)

Waktu detik (det) detik (det) detik (det)

Temperatur Kelvin (K) Kelvin (K) Rankine (R)

31
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Tabel 2.2 Satuan turunan untuk system CGS, SI dan Amerika

Satuan Turunan

Kuantitas CGS SI Amerika

Volume liter (L) liter (L) feet kubik (ft3)

Gaya dyne (dyn) Newton (N) pound force (lbf)

Tenaga Pascal (Pa) lbf/in2 (psi)

Energi, Kerja Erg, kalori joule (J) Btu

Daya watt (W) watt (W) dayakuda (hp)

“Sistem International d’Unités” atau disingkat dengan sistem SI dipakai di banyak negara.
Namun pada negara-negara persemakmuran Inggris, sistem Amerika/Inggris lebih sering
digunakan daripada sistem SI. Sistem CGS mirip dengan sistem SI, perbedaan utama terletak
pada gram yang digunakan untuk berat dan centimeter yang digunakan untuk panjang.

Catatan: secara internasional detik sering diringkas dengan s atau sec yang berasal dari
second. Dalam buku ajar ini lebih cenderung digunakan det, namun jika satuan s atau sec
muncul, hal itu berarti mempunyai arti yang sama dengan detik.

Pada sistem SI digunakan awalan untuk menyatakan sebagai kelipatan pangkat 10. Awalan
yang paling sering digunakan disajikan berikut ini.
Yotta (Y) = 1024 desi (d) = 10-1
Zetta (Z) = 1021 centi (c) = 10-2
Exa (E) = 1018 milli (m) = 10-3
Peta (P) = 1015 micro (µ) = 10-6
tera (T) = 1012 nano (n) = 10-9
giga (G) = 109 pico (p) = 10-12

32
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

mega (M) = 106 femto (f) = 10-15


kilo (k) = 103 atto (a) = 10-18
hekto (h) = 102 zepto (z) = 10-21
deca (da) =101 yocto (y) = 10-24

2.5 Gaya dan Berat

Menurut Hukum Newton II tentang gerak, gaya berbanding lurus terhadap hasil perkalian
massa dan percepatan (panjang/waktu2). Oleh karena itu satuan asli gaya adalah kg m/det2
(SI), g cm/det2 (CGS) dan lbm ft/det2 (Amerika). Untuk menghindari satuan yang rumit
seperti ini pada berbagai perhitungan yang melibatkan gaya, satuan turunan gaya telah
didefenisikan untuk setiap sistem (Newton dalam SI; dyne dalam CGS).

1 Newton (N) = 1 kg m/det2


1 dyne = g cm/ det2

Pada sistem Amerika, satuan turunan gaya disebut pound-force (lbf) yang didefenisikan
sebagai hasil perkalian satu satuan massa (1 lbm) dengan percepatan grafitasi di permukaan
laut dan pada garis lintang 45o, yang besarnya 32,174 ft/det2, sehingga:

1 lbf = 32,174 lbm.ft/det2

Pernyataan-pernyataan di atas sekaligus berfungsi sebagai faktor konversi antara satuan asli
terhadap satuan turunan.

Contoh 2.3:

1. Hitunglah gaya dalam Newton yang diperlukan untuk mempercepat suatu massa 4 kg
dengan laju 9.0 m/det2

4,00 kg 9,00 m 1N
F= = 36,0 N
det 1 kg.m/det 2
2

33
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

2. Berapakah gaya dalam lbf yang diperlukan untuk mempercepat 4,00 lbm pada laju 9,00 ft/
det2 ?

4,00 lb m 9,00 ft 1 lb f
F= = 1,12 lbf
det 32,174 lb m .ft/det 2
2

Simbol gc kadang-kadang digunakan untuk menyatakan faktor konversi dari satuan asli ke
satuan turunan untuk gaya:
1 kg.m/det 2
gc =
1N
32,174 lb m .ft/det 2
=
1 lb f

Sehingga persamaan gaya dapat ditulis menurut persamaan 2.1

ma
F= [2-1]
gc

Berat suatu objek adalah gaya yang dikenakan kepada objek tersebut oleh gaya tarik
gravitasi. Sehingga persamaan untuk berat dapat ditulis menurut persamaan 2.2.

mg
W= [2.2]
gc

dimana g adalah percepatan gravitasi yang besarnya:


m N
g=9,8066 ⇒ g/g c = 9,8066
det 2 kg

cm dyn
g = 980,66 ⇒ g/g c 980,66
det 2 g

ft lbf
g= 32,174 ⇒ g/g c = 1
det 2 lb m

Perlu diingat bahwa simbol g dipakai untuk menyatakan percepatan grafitasi yang nilainya

34
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

bervariasi tergantung pada posisi di muka bumi dan ketinggian dari permukaan laut,
sementara gc adalah faktor konversi dan mempunyai nilai konstan. Bandingkan dengan g
yang berubah-ubah, inilah yang sering menjadi sumber kerancuan pada sistem satuan
Amerika.

Contoh 2.4.
Air mempunyai densitas 62,4 lbm/ft3. Berapakah berat air sebanyak 2 ft3 (1) pada permukaan
laut dan garis lintang 45o dan (2) di Cartenz, Puncak Jayawijaya, Papua dimana
ketinggiannya dari permukaan laut 16023 ft dan percepatan grafitasi 32,124 ft/det2
Penyelesaian:
Massa, m
 lb 
m =  62,4 m3  (2 ft 3 ) = 124,8 lb m
 ft 
Berat, W

 ft   1 lbf 
W = (124,8 lb m ) g  2   2 
 s   32,174 lb m .ft/s 

1. pada permukaan laut, g = 32,174 ft/det2, sehingga W= 124,8 lbf


2. di Cartenz g = 32,124 ft/det2, sehingga W = 124,61 lbf

Dari contoh ini terlihat, kesalahan yang terjadi cukup kecil sekalipun ketinggian dari
permukaan laut cukup signifikan. Kesalahan akan signifikan kalau anda berada di satelit atau
planet lain.

2.6 Kehomogenan Dimensi

Sebagai suatu peraturan, setiap persamaan dapat dikatakan sah jika mempunyai dimensi yang
seragam, artinya seluruh suku-suku pada bagian kiri dan kanan tanda sama dengan (=) harus
mempunyai dimensi yang sama. Contohnya:

35
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

V (m/det) = Vo (m/det) + g (m/det 2 ) t (det)


Dimensi seragam

Sementara V= Vo + g ; dimensinya tidak seragam


Jika suatu persamaan memiliki dimensi yang seragam tapi satuannya tidak konsisten, maka
suku-suku dapat dibuat sedemikian rupa sehingga satuannya konsisten dengan cara
mengalikan suku-suku dengan faktor konversi. Contohnya, jika pada persamaan di atas t
ingin dinyatakan dalam menit, bukan dalam detik, sementara satuan lain tetap.

V (m/det) = Vo (m/det) + g (m/det 2 ) t (menit) (60 det/menit)

Contoh 2.5.

Tinjaulah persamaan

D (ft) = 7 t (det) + 5
1. Jika persamaan di atas sah, apakah dimensi konstanta 7 dan 5?
2. Jika persamaan konsisten satuannya, apakah satuan 7 dan 5?
Penyelesaian:
1. Agar persamaan dinyatakan sah, maka dimensinya harus homogen. Oleh karena itu
suku-suku pada persamaan di atas harus mempunyai dimensi panjang. Konstanta 7
karenanya harus memiliki dimensi (panjang/waktu), dan konstanta 5 harus memiliki
dimensi panjang.
2. Untuk konsistensi satuan, maka satuannya adalah 7 ft/det dan 5 ft

2.7 Notasi Saintifik, Angka Signifikan dan Presisi

Baik angka besar maupun kecil akan sering sekali dijumpai pada proses perhitungan. Suatu
cara yang gampang untuk mewakili bilangan seperti itu adalah menggunakan notasi saintifik,
dimana bilangan dinyatakan sebagai perkalian antara suatu bilangan dangan pangkat dari 10.
Sebagai contoh:

36
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

123.000.000 = 1,23 x 108 atau 0,123 x 109


0,000028 = 2,8 x 10-5 atau 0,28 x 10-4
Angka signifikan dari suatu bilangan merupakan digit dari angka pertama bukan nol dari kiri
ke (a) ke digit terakhir (nol maupun bukan nol) pada bagian kanan jika ada tanda koma yang
menunjukkan desimal, atau (b) angka bukan nol terakhir jika tidak ada tanda koma.

Contoh 2.6.
2300 atau 2,3 x 103 => memiliki dua angka signifikan
2300,1 atau 2,3001 x 103 => memiliki lima angka signifikan
23040 atau 2,304 x 104 => memiliki empat angka signifikan
0.035 atau 3,5 x 10-2 => memiliki dua angka signifikan
0.03500 atau 3,500 x 10-2 => memiliki empat angka signifikan

Dari contoh di atas terlihat bahwa angka signifikan akan dengan mudah dapat diketahui bila
menggunakan notasi saintifik.

Angka signifikan dari suatu bilangan baik yang dihasilkan dari suatu perhitungan ataupun
pengukuran menunjukkan tingkat presisi nilai tersebut. Semakin banyak angka signifikan,
semakin presisi nilai tersebut. Umumnya, jika suatu kuantitas terukur anda tulis dengan tiga
angka signifikan, maka anda menyatakan bahwa angka ketiga dari bilangan ini besarnya
setengah satuan. Jadi jika anda laporkan massa sebesar 8.3 g (dua angka signifikan), anda
menunjukkan bahwa massa berada antara 8.25 dan 8.35. Sedangkan jika anda laporkan
massanya sebesar 8.300 (empat angka signifikan) berarti anda menunjukkan bahwa massa
berada antara 8.2995 dan 8.3005 g.

Harap diingat bahwa aturan di atas hanya berlaku untuk kuantitas atau angka yang dihitung
dari kuantitas diukur. Jika kuantitasnya diketahui secara pasti, berarti angka signifikannya
tak berhingga. Misalnya 5 ekor sapi, betul-betul berarti 5,000000......sapi.

Jika dua atau lebih kuantitas digabung melalui perkalian dan/atau pembagian, jumlah angka
signifikan pada hasil harus sama dengan angka signifikan terendah dari pengali atau pembagi.

37
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Contoh 2.7
(3,57)(4,286) = 15,30102 => 15,3
Angka signifikan (3) (4) (7) (3)

2.8 Proses Penyajian dan Analisa Data

Operasi setiap proses kimia sering sekali didasarkan pada pengukuran, seperti temperatur,
tekanan, laju alir, konsentrasi, dll. Tidak selamanya memungkinkan mengukur variabel ini
secara langsung, karenanya pengukuran secara tidak langsung terpaksa harus dilakukan.
Misalkan anda ingin mengukur konsentrasi zat terlarut, C, di dalam suatu larutan. Untuk
melaksanakan pengukuran tersebut, sdr biasanya akan mengukur suatu kuantitas, X, seperti
konduktifitas panas atau listrik, absorbansi cahaya, atau volume titer, yang bervariasi dengan
berubahnya harga C. Kemudian nilai C dapat diketahui dari nilai X yang diukur. Hubungan
antara nilai C berbagai konsentrasi terhadap X yang diukur dibuat dalam suatu experimen
sehingga diperoleh persamaan atau grafik, yang disebut kalibrasi.

Misalkan eksperimen kalibrasi dimana, variabel y diukur untuk berbagai nilai x seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :

x 1,0 2,0 3,0 4,0

y 0,3 0,7 1,2 1,8

Kalau kita kaitkan dengan apa yang sudah kita ulas pada paragraf sebelumnya, dalam hal ini y
dapat berupa konsentrasi reaktan atau proses variabel yang lain, dan x merupakan kuantitas yang
dapat diukur langsung (seperti konduktifitas) yang nilainya berkorelasi terhadap y. Sasaran kita
adalah menggunakan data kalibrasi untuk mengestimasi nilai y dari satu nilai x diantara dua titik
tabulasi (interpolasi) atau di luar rentang data yang ada pada tabel (ekstrapolasi).

38
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Gambar 2.1 Plot data eksperimen

Gambar 2.1 menunjukkan beberapa plot hubungan y dan x. Jika plot data eksperimen
ditunjukkan seperti 2.1a dan 2.1b, garis lurus kemungkinan besar paling sesuai dengan data
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk interpolasi atau ekstrapolasi. Sebaliknya kalau
plot data eksperimen seperti pada Gbr 2.1c, maka untuk interpolasi dapat dibuat garis lurus
segmen atau fungsi non-linear y (x) akan sesuai dengan kecenderungan data.

2.8.1 Interpolasi linear dua-titik

Persamaan garis yang melewati titik (x1, y1) dan (x2, y2) pada plot y lawan x dapat dinyatakan
dengan persamaan 2.3.

x − x1
y = y1 + (y 2 − y1 ) [2-3]
x 2 − x1

Saudara dapat menggunakan persamaan 2.3 ini untuk mengestimasi nilai y untuk sebuah nilai x
yang berada diantara x1 dan x2. Persamaan ini dapat juga digunakan untuk menebak nilai y
untuk x yang berada di luar rentang x1 dan x2.

Contoh 2.9;
Nilai variabel (f) diukur pada berbagai waktu (t) ditunukkan pada tabulasi berikut.

f 1 4 8

t 1 2 3

39
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Tunjukkan bahwa jika digunakan interpolasi linear dua-titik (a) f ( t = 1,3)≈1,9; t ( f = 5)≈2.25

Penyelesaian:

Menggunakan persamaan 2.3, diperoleh

1,3 − 1
a) f (t = 1,3) = 1+ ( 4 − 1) = 1,9
2−1

5− 4
b) t (f = 5) = 2 + (3 − 2) = 2,25
8−4

2.8.2 Mencocokkan (fitting) garis lurus

Cara yang mudah untuk menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
adalah dengan menyatakannya dalam bentuk persamaan, misalnya:

y = 3x + 4

y = 4,24 (x – 3)2 - 23

y = 1,3 x 107 sin (2x)/(x1/2 + 58,4 )

Jika saudara memiliki persamaan seperti di atas, maka akan sangat mudah menentukan nilai y(x)
untuk berbagai nilai x atau sebaliknya menentukan nilai x untuk berbagai nilai y. Menggunakan
program Excel, akan sangat mudah bagi saudara menentukan nilai-nilai yang anda inginkan.

Persamaan garis lurus dapat dinyatakan menurut persamaan 2.4.

y = ax + b [2-4]

Dimana a dinyatakan sebagai kelandaian garis (slope), yang didefenisikan menurut persamaan
2.5.

y2 − y1
a= [2-5]
x2 − x1

Sedangkan b dinyatakan sebagai perpotongan garis dengan sumbu y (intercept) dan


didefenisikan menurut persamaan 2.6.

 = y1 − ax1 
b  [2-6]
 = y2 − ax 2 

40
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Contoh 2.10;

Menggambarkan garis lurus untuk data kalibrasi flowmeter

Data kalibrasi rotameter (laju alir lawan bacaan rotameter) adalah sebagai berikut:

Laju alir Bacaan Rotameter


V (L/min) R
20,0 10
52,1 30
84,6 50
118,3 70
151,0 90

1. Gambarkan kurva kalibrasi dan tentukan persamaan V(R)

2. Hitunglah laju alir yang berhubungan dengan bacaan rotameter 36.

Penyelesain:

1. Kurva kalibrasi akan terlihat seperti gambar berikut:

200
180
160 2
V (L/menit)

140
120
100
80 1
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Garis di atas ditarik atas dasar visual. Lebih detil mengikuti regresi linear akan sdr pelajari
pada kuliah Statitik. Dari gambar tersebut, anda lihat bahwa garis tersebut melawati titik-titik
(R1=10, V1=20) dan (R2=60, V2=101), sehingga,

41
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

V
 = aR + b

V2 − V1 101 − 20
a= = = 1,62
R 2 − R1 60 − 10

b=V
 − aR = 20 − (1,62)(10) = 3,8
1 1

Dengan demikian persamaannya diperoleh :


V
 = 1,62R + 3,8

Periksa pada titik 2,

aR2 + b = (1, 62) (60) + 3,8 = 101 = V2

Pada
R = 36, V
 = (1,62)(36) + 3,8 = 62,1 L/min

Tabel 2.3 Faktor untuk satuan konversi


Kuantitas Nilai Ekuivalen
Massa 1 kg = 1000 g = 0,001 metrik ton = 2,20462 lbm = 35,27392 oz1 lbm
= 16 oz = 5 x 10-4 ton = 453,593 g = 0,453593 kg
Panjang 1 m = 100 cm = 1000 mm = 106 microns (µm) = 1010 angstroms (Å) =
39,37 in = 3,2808 ft = 1,0936 yd = 0,0006214 mil
1 ft = 12 in = 1/3 yd = 0,3048 m = 30,48 cm
Volume 1 m3 = 1000 L = 106 cm3 = 106 mL = 35,3145 ft3 = 220,83 imperial
gallons = 264,17 gal = 1056,68 qt
1 ft3 = 1728 in3 = 7,4805 gal = 0,028317 m3 = 28,317 L = 28.317 cm3
Gaya 1 N = 1 kg.m/s2 = 105 dynes = 105 g.cm/s2 = 0,22481 lbf
1 lbf = 32,174 lbm.ft/s2 = 4,4482 N = 4,4482 x 105 dynes
Tekanan 1 atm = 1,01325 x 105 N/m2 (Pa) = 101,325 kPa = 1,01325 bar =
1,01325 x 106 dynes/cm2 = 760 mmHg pada 0oC (torr) = 10,333
mH2O pada 4oC = 14,696 lbf /in2 (psi) = 33,9 ft H2O pada 4o C =
29,921 in Hg pada 0oC
Energi 1 J = 1 N.m = 107 ergs = 107 dyne.cm = 2,778 x 107 kWh = 0,23901
cal = 0,7376 ft.lbf = 9,486 x 104 Btu
Daya 1 W = 1 J/s = 0,23901 cal/s = 0,7376 ft.lbf /s = 9,486 x 10-4 Btu/s =
1,341 x 10-3 hp
 2,20462 lb m 
Contoh; Faktor untuk mengkonversikan gram ke lbm adalah  
 1000 g 

42
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

2.9 Rangkuman

Pada bab ini telah disajikan cara-cara pemecahan masalah yang paling dasar yang diperlukan
di teknik kimia. Perlu disadari bahwa yang disajikan di sini merupakan konsep-kosep dasar
saja, yang dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah atau melakukan perhitungan
sederhana. Secara ringkas permasalahan yang dibahas dalam bab ini mencakup topik-topik
berikut.
- Pengertian dimensi dan satuan serta pemaparan berbagai sistem satuan, seperti CGS,
SI dan Amerika yang mungkin terlibat dalam perhitungan-perhitungan teknik kimia.
- Konversi merupakan sebuah kuantitas yang dinyatakan dengan satuan tertentu ke
satuan lain yang memiliki dimensi sama menggunakan faktor konversi.
- Membedakan antara massa dan berat, dimana berat merupakan gaya yang bekerja
pada sebuah objek dengan massa m kg akibat tarikan gravitasi. Dengan demikian,
berat memiliki satuan gaya (N atau Lbf) sedangkan massa memiliki satuan kg atau
lbm.
- Kehomogenan dimensi menyatakan bahwa setiap persamaan dapat dikatakan sah jika
mempunyai dimensi yang seragam, artinya seluruh suku-suku pada bagian kiri dan
kanan tanda sama dengan (=) harus mempunyai dimensi yang sama
- Memberikan pemahaman mengenai notasi saintifik, angka signifikan dan presisi.
Notasi saintifik merupakan bilangan yang dinyatakan sebagai perkalian antara suatu
bilangan dangan pangkat dari 10. Angka signifikan dari suatu bilangan merupakan
digit dari angka pertama bukan nol dari kiri ke (a) ke digit terakhir (nol maupun bukan
nol) pada bagian kanan jika ada tanda koma yang menunjukkan desimal, atau (b)
angka bukan nol terakhir jika tidak ada tanda koma. Presisi menunjukkan banyaknya
angka signifikan pada suatu bilangan.
- Penyajian data secara grafis dan perhitungan interpolasi antara dua titik. Pencocokan
(fitting) garis lurus y = ax + b dan menghitung nilai kelandaian a dan perpotongan
(intercept) b dari suatu garis lurus.

43
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

2.10 Latihan

1. Konversikan soal-soal berikut:


a. 1,6 m ke mm b. 36 g ke kg c. 470 mil ke km
d. 1,43 kg/L ke g/mL e. 86 inches ke m f. 9,3 ×10−5 g ke µg
g. 30 ft/det ke mil/jam i. 18 mm ke m h. 400 nm ke m
i. 1,54 ×10−10 m ke mm

2. Kekurangan yodium merupakan salah satu penyebab utama kerusakan kelenjar tiroid
(penyakit gondok). Penderita penyakit ini mengalami penurunan produksi hormon.
Levothyroxin merupakan obat yang sering diberikan kepada pasien penderita penyakit ini
guna meningkatkan dan menstabilkan produksi hormon tiroid. Jika penderita penyakit ini
disarankan mengasup satu tablet yang mengandung 75 µg Levoxyl per hari, berapa
milligram Levoxyl yang diasup oleh penderita penyakit tersebut selama sebulan (30 hari)
pengobatan?

3. Paracetamol merupakan obat penghilang rasa sakit yang cukup aman dikonsumsi baik bagi
orang dewasa maupun anak-anak. Dalam bentuk tablet biasanya dipersiapkan dalam suatu
kemasan dimana setiap tabletnya mengandung sebanyak 250 mg paracetamol. Di luar
kemasan tertulis bahwa bagi orang dewasa disarankan tidak boleh mengkonsumsi sebanyak
8 tablet selama kurun waktu 24 jam. Berapa gram parasetamol paling banyak per hari yang
boleh dikonsumsi oleh orang dewasa?

4. Puskomteka (Pusat Komputer Teknik Kimia) memiliki sebanyak 20 komputer PC yang


masing-masing dilengkapi dengan hard disk dengan kapasitas 170 gigabyte (1 GB = 1024
MB). Rata-rata setiap hard disk telah 65% terisi dengan data atau bahan elektronik lainnya,
sehingga masing-masing hard disk memiliki 35 % ruang kosong. Jika sebuah CD dapat
menampung 700 MB bahan elektronik, berapa banyak CD yang diperlukan untuk memback-
up sebuah komputer di Puskomteka, dan berapa banyak CD yang diperlukan untuk
membackup seluruh komputer Puskomteka? Jika CD digantikan dengan DVD yang
memiliki kapasitas 4 GB, berapa banyak DVD yang diperlukan untuk membackup satu dan
seluruh komputer Puskomteka?

44
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

5. Pada sebuah situs web yang berhubungan dengan kesehatan disebutkan bahwa seorang yang
memiliki massa 70 kg (sering sekali dalam bahasa sehari-hari memiliki berat 70 kg) dengan
tingkat usaha sedang akan mampu membakar kalori sebanyak 472 kal/jam dengan bersepeda
dan 849 kal/jam dengan berlari maraton. Yunita, seorang pegawai kantoran yang kebetulan
memiliki berat 70 kg memutuskan untuk memulai program latihan dengan bersepeda selama
45 menit, 3 kali/minggu dan berlari maraton selama 1,5 jam setiap hari Minggu. Berapa
banyak kalori yang terbakar di dalam tubuh Yunita melalui kegiatan program latihan ini
selama 8 minggu? Dan berapa persen dari total kalori yang terbakar merupakan sumbangan
dari aktivitas bersepeda?.

6. Diketahui bahwa percepatan grafitasi di bulan 1/6 dari percepatan grafitasi bumi. Seorang
astronot beserta dengan baju dan peralatannya memilki berat 249 lbf di bumi, berjalan-jalan
di permukaan bulan.

a. berapakah massa astronot tersebut beserta dengan baju dan peralatannya

b. berapakah berat astronot tersebut di bulan?

7. Di Negara maju, minyak tanah (lebih dikenal dengan sebutan kerosene) digunakan sebagai
bahan bakar pesawat terbang, sementara di Indonesia minyak tersebut digunakan sumber
energi untuk memasak pada rumah tangga di pedesaan atau di kota. Sebuah pesawat
supersonik mengkonsumsi sebanyak 5320 imperial gallon minyak tanah per jam
penerbangan dan setiap pesawat rata-rata terbang selama 14 jam/hari. Diperlukan sebanyak 7
ton minyak mentah untuk menghasilkan 1 ton minyak tanah. Diketahui bahwa densitas
minyak tanah 0,965 gr/cm3. Jika sebuah pesawat terbang sebanyak 150 hari dalam setahun,
berapa banyak pesawat dalam setahun dapat menghabiskan produksi minyak mentah dunia
yang berjumlah 4,02 x 109 metrik ton/tahun.

8. Sebuah kolam pengiolahan air limbah memiliki ukuran panjang 50 m dan lebar 15 m serta
kedalaman 2 m. Air limbah tersebut memiliki densitas sebesar 85,3 lbm/ft3. Hitunglah berat
seluruh air limbah yang ada di kolam tersebut dalam lbf.

9. Bilangan Prandtl, NPr merupakan salah satu gugus bilangan tak berdimensi yang cukup
penting dalam perhitungan perpindahan panas. Bilangan ini didefenisikan sebagai Cpµ/k,

45
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

dimana Cp adalah kapasitas panas fluida, µ adalah viskositas fluida dan k adalah
konduktifitas panas. Suatu fluida memiliki Cp = 0,583 J/(g.oC), k = 0,286 W/(m.oC) dan µ =
1936 lbm/(ft.jam). Tentukan nilai bilangan Prandtl, ingat bilangan ini tak berdimensi.

10.Bilangan Reynolds merupakan gugus bilangan tak berdimensi yang berlaku pada
perhitungan aliran fluida yang melewati sebuah pipa, yang didefenisikan sebagai berikut.

Re = Duρ/µ

Dimana D adalah diameter pipa, u kecepatan fluida, ρ densitas fluida dan µ viskositas fluida.
Jika nilai bilangan Reynolds kuran dari 2100, aliran di dalam pipa tersebut dikatakan
laminar. Jika bilangan Reynolds melebihi dari 2100, maka aliran tersebut dikatakan
turbulen, ditandai dengan acaknya aliran di dalam pipa tersebut.

Cairan methyl ethyl keton (MEK) mengalir melalui sebuah pipa yang mempunyai diameter
dalam sebesar 2,067 in dengan kecepatan rata-rata 0,48 ft/det. Pada temperatur 20 oC,
densitas cairan MEK adalah 0,805 gr/cm3 dan viskositasnya 0,43 centipoise [1 cP = 1,00 x
10-3 kg/(m.det)]. Tentukan apakah aliaran cairan MEK di dalam pipa laminar atau turbulen.

11. Sebuah bibit kristal yang mempunyai diameter D (mm) dimasukkan ke dalam larutan garam
dan Kristal-kristal baru terlihat mulai terbentuk dengan laju tetap r (kristal/menit).
Eksperimen yang dilakukan menggunakan bibit kristal dengan diameter yang berbeda
menunjukkan bahwa laju pembentukan kristal bervariasi terhadap diameter kristal menurut
persamaan berikut:

R (kristal/menit) = 200D – 10 D2 (D dalam mm)

(a) apakah satuan konstanta 200 dan 10, jika persamaan tersebut berlaku dan memilki
kehomogenan dimensi

(b) Hitunglah laju pembentukan kristal/det jika diameter kristal 0,050 in

(c) Turunkan persamaan untuk laju pertumbuhan kristal r (kristal/det) dimana D dalam in.
Periksa persamaan yang anda buat itu dengan hasil yang anda peroleh dari bagian (b).

46
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

12. Densitas suatu fluida diberikan menurut persamaan berikut:

ρ = 70,5 exp (8,27 x 10-7P)

dimana ρ adalah densitas (lbm/ft3) dan P adalah tekanan (lbf/in2)

(a) Apakah satuan 70,5 dan 8,27 x 10-7?

(b) Tentukan densitas fluida dalam gr/cm3 untuk tekanan sebesar 9,00 x 106 N/m2

(c) Turunkan rumus untuk ρ (g/cm3) sebagai fungsi dari P (N/m2). Periksa hasilnya
menggunakan penyelesaian pada bagian (b).

13. Tekanan uap air pada berbagai temperatur disajikan pada tabel berikut:
T (oC) 0 7 20 42 81 94
p* mm Hg 4,6 7,5 17,5 61,5 369,7 610,9

(a) Dengan menggunakan interpolasi dua-titik, tentukan tekanan uap air dalam mm Hg air
pada temperatur 50 oC.

(b) Dengan cara yang sama seperti di atas, tentukan tekanan uap air dalam mm Hg pada
temperatur 99 oC.

14. Sebuah Higrometer yang digunakan untuk mengukur kandungan air di dalam aliran gas
dikalibrasi, dengan data kalibrasi ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Fraksi massa air, y 0,011 0,044 0,083 0,126 0,170


Bacaan Higrometer, R 5 20 40 60 80

(a) Gambarkan kurva kalibrasi dan tentukan persamaan y sebagai fungsi dari R

(b) Jika alat tersebut kemudian digunakan untuk mengukur aliran gas yang keluar dari sebuah
cerobong dan diperoleh bacaan R = 43. Jika laju alir massa gas yang keluar dari
cerobong adalah 1200 kg/jam, berapakah laju alir massa uap air di dalam aliran gas

47
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

tersebut?

15. Suatu pengukuran antara y dan x ditunjukkan pada tabel berikut ini.

x 0,3 1,9 3,2


y 0,4 2,1 3,1

(a) Gambarkan sebaran titik-titik di atas pada kertas grafik


(b)Tentukan kelandaian dan perpotongan garis menggunakan persamaan yang sudah sdr
pelajari.
(c) Gambarkan garis lurus sesuai dengan hasil yang anda peroleh dari bagian b. Apakah
seluruh titik yang anda gambarkan pada bagian (a) berada pada garis lurus yang anda
gambarkan. Berikan jawaban sdr.

2.11 Glosarium

Ekstrapolasi : perhitungan analitis untuk memprediksi nilai keluaran di luar rentang data
terukur.

Faktor konversi : Sebuah angka yang dipakai sebagai pengali atau pembagi ketika
mengkonversikan satuan dari satu sistem ke sistem yang lain.

Interpolasi : Perhitungan titik-titik yang berada di antara dua titik data.

Kelandaian (slope): laju perubahan ke arah vertikal, atau sumbu (axis) y dibagi perubahan
arah horizontal, atau sumbu (axis) x.

Perpotongan (intercept): titik dimana garis lurus y sebagai fungsi x memotong sumbu y

48
Bab 2: Pengantar Perhitungan Teknik Kimia

Daftar Pustaka

Perry, R.H. and Green, D.W. (1997), Perry's Chemical Engineers' Handbook, 7th Edition, McGraw-
Hill, New York.
Wilson, H. (2005) Uconeer v2.4 Free Engineering Unit Conversion Software
http://www.katmarsoftware.com/uconeer.htm#download. Diakses 15 Desember 2009

Felder, R.M dan Rousseau, R.W. (2005) Elementary Principles of Chemical Processes, 3rd Edition.
John Wiley and Son, Inc. USA

Himmelblau, D.M dan James Riggs, B. (2004) Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, 7th Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.USA

Wikibooks (2010) Introduction to Chemical Engineering Processes.


http://en.wikibooks.org/wiki/Introduction_to_Chemical_Engineering_Processes. Diakses 19
Februari 2010.

49
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Bab 3

Proses Dan Variabel Proses

“The crucial variable in the process of turning knowledge into value is


creativity.” John Kao

“Variabel yang sangat menentukan dalam proses merubah ilmu pengetahuan


menjadi sesuatu yang bernilai adalah kreatifitas”. John Kao

Proses merupakan suatu operasi atau serangkaian operasi yang menyebabkan terjadinya
perubahan kimia atau perubahan fisika terhadap suatu zat atau campuran zat sehingga tujuan
yang diinginkan tercapai. Bahan/zat/material yang masuk ke dalam proses tersebut disebut
Masukan (Input) atau Umpan, sedangkan yang keluar disebut Keluaran/Luaran (Output)
atau Produk

Sering sekali proses-proses tersebut terdiri dari banyak tahap, dimana untuk setiap tahap
dijalankan di dalam suatu unit proses, dan pada setiap unit proses terdiri dari serangkaian
aliran umpan dan keluaran.

Sebagai seorang insinyur teknik kimia, saudara akan terlibat dalam mendisain (merancang)
atau mengoperasikan (menjalankan) suatu proses. Aktifitas rancangan termasuk
memformulasikan diagram-alir (flowsheet) atau tata letak (layout) proses serta spesifikasi
masing-masing unit proses (seperti reaktor, alat pemisah, alat penukar panas) dan variabel
operasi (temperatur, laju alir, tekanan, dll), sedangkan operasi merupakan aktifitas
menjalankan proses dari ke hari ke hari. Proses dan peralatan harus dapat memproduksi
produk dengan laju yang ditentukan dan spesifikasi yang diharapkan. Selain itu, saudara juga
akan bertanggung jawab menjaga keekonomisan proses dengan cara melakukan penghematan
penggunaan bahan baku atau energi. Ketika proses tidak berfungsi sebagaimana mestinya

50
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

maka anda harus mencari dan memecahkan permasalahannya (troubleshooting). Kondisi


pasar kadang-kadang menghendaki laju produksi yang lebih besar dari laju yang dapat
dipenuhi oleh peralatan yang ada sehingga usaha-usaha untuk meminimalkan hambatan ini
perlu dilakukan. Kadang-kadang bisa juga terjadi sebaliknya, dimana laju produksi perlu
diturunkan sehingga perlu dipikirkan apakah biaya produksi mencukupi untuk produksi yang
rendah tersebut.

Hubungan antara seluruh aktifitas dan fungsi yang dijabarkan di atas adalah aliran proses
yang menghubungkan antar unit proses sehingga membentuk diagram alir. Pelaksanaan
fungsi tersebut memerlukan pengetahuan terhadap jumlah, komposisi, dan kondisi aliran
proses dan material di dalam unit proses. Anda harus mampu menghitung informasi tersebut
untuk unit-unit yang ada atau menghitung informasi tersebut untuk unit-unit yang akan di
disain. Pada Bab 3 ini, metoda-metoda untuk menghitung variabel-variabel yang terlibat
pada unit operasi dan proses akan dipaparkan.

3.1 Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, saudara diharapkan mampu melakukan hal-hal tersebut beriku
ini.

1. Menjelaskan dalam bahasa anda sendiri mengenai (a) perbedaan antara densitas dan
spesifik grafiti; (b) makna dari gram-mol, lb-mol, mol dank mol; (c) metoda
pengukuran temparatur dan tekanan; (d) makna istilah tekanan absolute dan tekanan
pengukuran; (e) mengapa tekanan atmosferik tidak selalu harus 1 atm.

2. Menghitung densitas fluida atau padalan dalam gr/cm3 atau kg/m3 atau lbm/ft3 bila
diketahui spesifik grafiti dari zat yang akan dihiytung tersebut, dan sebaliknya.

3. Menghitung kuantitas massa (atau laju alir massa), volume (laju alir volume), mol (laju
alir molar) bila kuantitas mol suatu spesies diketahui dan densitas serta berat molekul
spesies tersebut diketahui.

4. Menghitung komposisi campuran dalam fraksi mol bila komposisi campuran diketahui

51
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

dalam fraksi massa, dan sebaliknya.

5. Menentukan berat molekul rata-rata campuran dari komposisi massa atau molar
campuran.

6. Mengkonversikan tekanan yang dinyatakan dengan head fluida menjadi tekanan


ekwivalen yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas, atau sebaliknya.

7. Mengkonversikan bacaan manometer ujung terbuka, ujung tertutup dan manometer


differensial menjadi perbedaan tekanan

8. Menkonversikan temperatur antara satu satuan ke satuan lainnya yang dinyatakan


dalam K, oC, oF, dan oR.

3.2 Massa Dan Volume

Densitas suatu bahan/zat/material adalah massa per satuan volume (kg/m3, gr/cm3, lbm/ft3).
Volume spesifik suatu bahan/zat/material adalah volume yang ditempati oleh satu satuan
massa zat, sehingga merupakan kebalikan dari densitas.

Densitas padatan murni dan cairan biasanya tidak tergantung pada tekanan dan sedikit
bervariasi terhadap temperatur. Densitas air misalnya meningkat dari 0,999868 gr/cm3 pada
0oC menjadi 1,00000 gr/cm3 pada 3,98 oC, dan kemudian menurun menjadi 0,999868 gr/cm3
pada 100 oC. Densitas berbagai senyawa murni, larutan, dan campuran dapat merujuk kepada
referensi standar seperti Chemical Engineers’ Handbook oleh Perry. Pada buku ini anda juga
dapat mendapatkan metoda untuk mengestimasi densitas gas dan campuran cairan.

Densitas suatu zat dapat digunakan sebagai faktor konversi untuk menghubungkan massa dan
volume suatu zat. Misalnya densitas carbon tetrakhlorida 1,595 gr/cm3, jika volumenya 20
cm3 maka massa CCl4:

20,0 cm3 1,595 gr


=31,9 gr
cm3

52
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

dan volume CCl4 yang memiliki massa 6,20 lbm adalah

6,20 lb m 454 gr 1 cm3


=1760 cm3
lb m 1,595 gr

Spesifik Grafiti suatu zat adalah rasio densitas suatu zat, ρ terhadap desitas zat referensi ρref
pada kondisi tertentu, yang dinyatakan dengan persamaan 3.1.

SG = ρ / ρref [3-1]

Referensi yang paling sering digunakan adalah air pada 4 oC yang memiliki densitas sebagai
berikut:

ρH2O(l) (4oC) = 1,000 gr/cm3

= 1000 kg/m3

= 62,34 lbm/ft3

Perlu dicatat bahwa densitas cairan atau padatan dalam gr/cm3 nilainya sama dengan spesifik
grafiti dari zat tersebut.

Jika data yang diberikan adalah spesifik grafiti suatu zat, maka nilai spesifik grafiti tersebut
dikalikan dengan densitas referensi (pada satuan tertentu) untuk mendapatkan densitas zat
pada satuan yang sama. Misalnya, jika spesifik grafiti cairan 2,00 maka densitasnya 2,00 x
103 gr/cm3 atau 125 lbm/ft3. Spesifik grafiti untuk sejumlah senyawa dapat dilihat pada
Chemical Engineers’ Handbook. Satuan densitas khusus, seperti derajad Baume (oBe),
derajad API (oAPI) dan derajad Twaddell (oTw) kadang-kadang dipakai, terutama pada
industri perminyakan. Defenisi dan faktor konversi untuk satuan-satuan ini dapat anda rujuk
ke Chemical Engineers’ Handbook. Untuk data berat molekul dan sifat-sifat fisika unsur atau
senyawa kimia masing-masing dapat anda rujuk pada Lampiran A dan C.

Contoh 3.1;

Tentukan densitas air raksa (merkuri) dalam lbm/ft3 dari tabel spesifik grafiti, dan tentukan
juga volume dalam ft3 yang ditempati oleh 215 kg merkuri.

53
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Dari Chemical Engineers’ Handbook, edisi ketujuh oleh Green (editor) pada halaman 2-19,
diperoleh spesifik grafiti merkuri pada 20 oC = 13.546, sehingga:

 lb m  lb m
ρ Hg = (13,546)  62,43  = 845,7 3
 ft 3  ft

215 kg 1 lb m 1 ft 3
V= =0,560 ft 3
0,0454 845,7 lb m

3.3 Laju Alir

3.3.1 Laju Alir Massa dan Volumetris


Sebagian proses melibatkan pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat lain, kadang-
kadang antara satu unit proses ke unit proses yang lain dan kadang-kadang antara satu
fasilitas produksi ke tempat penyimpanan. Banyaknya atau jumlah material/bahan/zat itu
dipindahkan melalui suatu alur proses per satuan waktu disebut laju alir bahan tersebut.
Laju alir dari suatu aliran proses dapat dinyatakan dalam laju alir massa (massa/waktu) atau
laju alir volumetris (volume/waktu). Misalkan suatu fluida (gas atau cair) mengalir di
dalam pipa yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini, dimana bagian yang terarsir
menunjukkan luas penampang yang tegak lurus terhadap arah aliran.

Gambar 3.1 Laju alir fluida di dalam pipa

Jika laju alir massa fluida = m (kg/det), maka berarti setiap detik sebanyak m kg fluida
melewati luas penampang tersebut. Jika laju alir volumentris fluida yang melawati luas
penampang tersebut sebesar V (m3/det), maka berarti untuk setiap detik ada sebanyak V meter
kubik fluida yang melewati penampang tersebut. Massa dan volume berhubungan satu sama
lain melalui densitas fluida, menurut persamaan 3.2.

54
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

m m
ρ= = [3-2]
V V

Jadi, densitas fluida dapat digunakan untuk mengkonversikan laju alir volumetris suatu aliran
proses menjadi laju alir massa pada aliran tersebut, demikian juga sebaliknya.

3.3.2 Pengukuran Laju Alir


Flowmeter merupakan alat yang dipasang pada suatu aliran proses agar dapat memberikan
bacaan laju alir secara terus menerus. Ada dua jenis flowmeter yang sering digunakan,
rotameter dan orifis meter, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Buku
Chemical Engineers’ Handbook memuat sejumlah alat pengukur laju alir.

(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Rotameter (b) Orifis meter

Rotameter (sebelah kiri gambar di atas) terdiri dari tabung vert


vertikal
ikal yang didalamnya terdapat
sebuah pelampung. Semakin besar laju alir semakin tinggi pelampung di dalam tabung.
Yang disebelah kanan, orifis meter terdiri dari sebuah plat penghambat yang memiliki lubang
yang jauh lebih kecil dari diameter pipa untuk m
melewatkan
elewatkan fluida. Fluida mengalami
kehilangan tekanan (berkurang) dari bagian hulu orifis ke bagian hilir; kehilangan tekanan ini
(dapat diukur dengan sejumlah alat seperti manometer differensial) bervariasi atas dasar laju
alir. Semakin besar laju alir akan semakin besar perbedaan tekanan.

55
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

3.4 Komposisi Kimia

Sebagian besar bahan yang dijumpai di alam dan di dalam sistem proses kimia merupakan
campuran berbagai unsur/senyawa. Sifat-sifat fisika campuran sangat tergantung pada
komposisi campuran. Pada bagian ini kita akan mengkaji berbagai cara menyatakan komposisi
campuran.

3.4.1 Mol dan Berat Molekul


Berat molekul suatu senyawa merupakan jumlah berat atom dari unsur-unsur yang
membentuk molekul senyawa tersebut. Atom oksigen (O) misalnya, memiliki berat atom 16,
sehingga molekul oksigen O2 mempunyai berat molekul 32.

Gram-mol (g-mol, atau mol dalam satuan SI) dari suatu spesies (unsur atau senyawa) adalah
banyaknya spesies tersebut yang massanya dalam gram sama dengan berat molekulnya. Kg-
mol atau kmol, lb-mol, ton-mol, dll mempunyai defenisi yang sama. Karbon monoksida (CO),
misalnya, mempunyai berat molekul 28; 1 mol CO berarti sama dengan 28 gr, 1 lb-mol CO
sama dengan 28 lbm, 1 ton-mol sama dengan 28 ton, dsb.

Jika berat molekul suatu zat M, maka berarti zat tersebut memiliki M kg/kmol, M g/mol, dan M
lbm/lb-mol. Berat molekul oleh karenanya dapat digunakan sebagai faktor konversi yang
menghubungkan massa dengan jumlah mol suatu zat. Sebagai contoh,

34 kg amonia (BM NH3= 17) sebanding dengan:

34 kg NH 3 1 kmol NH3
= 2,0 kmol NH3
17 kg NH 3

4 lb-mol amonia sebanding dengan

4,0 lb-mol NH3 17 lb m NH3


= 68 lb m NH3
1 lb-mol NH3

Perlu dicatat bahwa 1 mol spesies terdiri dari 6.023 x 1023 molekul spesies tersebut. Angka ini
disebut juga dengan Bilangan Avogadro

56
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Contoh 3.2; konversi antara massa dan mol

Hitunglah jumlah mol atau massa dari senyawa atau atom yang disebut berikut ini di dalam 100
gr CO2 (BM = 44,01) ; (1) mol CO2, (2) lb-mol CO2; (3) mol C; (4) mol O; (5) mol O2; (6) gr
O; (7) gr O2; (8) jumlah molekul CO2

Penyelesaian:

100 g CO 2 1 mol CO2


1. = 2,273 mol CO 2
44,01 g CO 2

2,273 mol CO2 1 lb-mol


2. = 5,011 x 10-3 lb-mol CO2
453,6 mol

Setiap molekul CO2 terdiri dari 1 molekul C dan 1 molekul O2 atau 2 molekul O, oleh karena
itu 1 mol CO2 terdiri dari 1 mol C dan 1 mol O2 atau 2 mol O. Jadi

2,273 mol CO 2 1 mol C


3. = 2,273 mol C
1 mol CO 2

2,273 mol CO2 2 mol O


4. = 4,546 mol O
1 mol CO2

2,273 mol CO 2 1 mol O 2


5. = 2,273 mol O2
1 mol CO 2

4,546 mol O 16,0 gr O


6. = 72,7 gr O
1 mol O

2,273 mol O2 32,0 gr O 2


7. = 72,7 gr O 2
1 mol O 2

2,273 mol CO2 6,02 x 1023 molekul


8. = 1,37 x 1024 molekul
1 mol CO 2

57
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Berat molekul suatu spesies dapat digunakan untuk menghubungkan laju alir massa suatu aliran
kontinu dengan laju alir molar. Contohnya, jika karbon dioksida (CO2, BM = 44) mengalir
melalui sebuah pipa dengan laju alir massa 100 kg/jam, maka laju alir molar CO2 :

100 kg CO 2 1 kmol CO 2 kmol CO 2


= 2,27
jam 44 kg CO 2 jam

Jika aliran keluar dari suatu reaktor mengandung CO2 dengan laju 850 lb-mol/menit, maka laju
alir massanya adalah:

850 lb-mol CO 2 44 lbm CO 2 lb CO 2


= 37,4 m
menit 1 lb-mol CO 2 menit

3.4.2 Fraksi massa, fraksi mol dan berat molekul rata-rata


Aliran proses jarang sekali yang terdiri dari hanya satu zat, biasanya merupakan campuran
cairan atau gas, atau larutan yang terdiri dari satu atau lebih zat terlarut di dalam cairan pelarut.
Istilah-istilah berikut digunakan untuk menyatakan komposisi campuran zat-zat, dimana di
dalamnya ada spesies A.

Fraksi massa species A:

massa spesies A  kg A gr A lb m A 
xA =  atau atau 
total massa  kg total gr total lb m total 

Fraksi mol spesies A:

mol A  kmol A mol A lb-mol A 


yA =  atau atau 
total mol  kmol mol lb-mol 

Persen massa A = 100xA: persen mol A = 100yA

Contoh 3.3; Konversi menggunakan Fraksi massa dan fraksi mol

58
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Suatu larutan terdiri dari 15% (massa) zat A (xA= 0,15) dan 20% mol zat B (yB= 0,20)
1. Hitung massa zat A dalam 175 kg larutan
175 kg larutan 0,15 kg A
= 26 kg A
kg larutan

2. Hitung laju alir massa A di dalam aliran larutan yang mengalir dengan laju 53 lbm/jam

53 lbm larutan 0,15 lb m A lb A


= 8,0 m
jam lb m larutan jam

(Jika pada satuan massa atau molar tidak disebutkan nama spesies, seperti 53 lbm/h, 53
lbm/jam, maka itu berarti menunjukkan laju alir campuran total atau larutan, bukan
menunjukkan komponen tertentu)

3. Hitunglah laju alir molar zat B di dalam aliran yang mengalir dengan laju 1000
mol/menit

1000 mol larutan 0,20 mol B mol B


= 200
menit mol larutan menit

4. Tentukan laju alir total larutan jika laju alir molar zat B = 28 kmol/detik

28 kmol B 1 kmol larutan kmol larutan


= 140
detik 0,20 kmol B detik

5. Tentukan massa larutan jika di dalamnya terdapat 300 lbm zat A

300 lbm A 1 lb m larutan


= 200 lb m larutan
0,15 lb m A

Serangkaian fraksi massa dapat dikonversikan ke dalam fraksi mol dengan cara:

59
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

1. membuat dasar perhitungan terhadap massa campuran, misalnya 100 kg atau 100 lbm
2. memanfaatkan fraksi massa yang diketahui untuk menghitung massa setiap komponen
di dalam kuantitas dasar, dan mengkonversikan massa ini ke dalam mol
3. menentukan rasio mol setiap komponen terhadap jumlah mol total

Cara yang sama dapat digunakan untuk mengkonversikan fraksi mol menjadi fraksi massa,
perbedaannya hanya terletak pada jumlah mol total (misalnya 100 mol atau 100 lb-mol)
yang diambil sebagai dasar perhitungan.

Contoh 3.4; Konversi komposisi massa menjadi komposisi molar

Suatu campuran gas mempunya komposisi massa sebagai berikut:

O2 16 % (xO2 = 0,16 gr O2/gr total)

CO 4,0 %

CO2 17 %

N2 63 %

Tentukan komposisi molarnya.

Penyelesaian: Dasar Perhitungan 100 gr campuran

Penyelesaian akan lebih mudah jika dibuat dalam tabulasi seperti di bawah ini.
Komponen Fraksi Massa (gr) Berat Mol Fraksi Mol
i massa mi = xi mtotal Molekul ni = mi / Mi yi = ni / ntotal
xi (gr i/gr Mi (g/mol)
tot.)
O2 0,16 16 32 0,500 0,150
CO 0,04 4 28 0,143 0,044
CO2 0,17 17 44 0,386 0,120
N2 0,63 63 28 2,250 0,690
Total 1,00 100 3,279 1,000

60
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Massa suatu spesies di dalam campuran adalah hasil perkalian antara fraksi massa spesies
tersebut dengan massa total (dalam hal ini 100 gr, yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan).
Jumlah mol spesies adalah massa spesies tersebut dibagi dengan berat molekul spesies tersebut.
Fraksi mol spesies adalah jumlah mol spesies tersebut dibagi dengan jumlah mol total.

Berat molekul rata-rata suatu campuran M (kg/kmol; lbm/lbmol, dsb), adalah rasio massa suatu
sampel dalam campuran (mi) terhadap jumlah mol seluruh species (ni) di dalam sampel. Jika yi
merupakan fraksi mol komponen i di dalam campuran dan Mi adalah berat molekul masing-
masing komponen, maka berat molekul rata-rata dinyatakan dengan persamaan 3.3

M = y1M 1 + y2 M 1 + . . . = ∑
seluruh
yi M i [3-3]
komponen

Jika xi fraksi massa komponen i maka

1 x x xi
= 1 + 2 + .. . = ∑ [3-4]
M M 1 M2 seluruh Mi
komponen

Contoh 3.5; Perhitungan berat molekul rata-rata.

Hitunglah berat molekul rata-rata udara:


1. dari komposisi molarnya dimana N2 79% dan O2 21%, dan
2. dari komposisi massanya dimana N2 76,7% dan O2 23,3%

Penyelesaian:

1) y N 2 = 0,79 y O 2 = 0,21

M = y N 2 M N2 + yO2 M O2

0,79 kmol N 2 28 kg N 2 0,21 kmol O 2 32 kg O 2


= +
kmol kmol kmol kmol

61
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

kg  lb m gr 
= 29  = 29 = 29 
kmol  lb mole mol 

2) Dengan cara lain, menggunakan persamaan 3.4.

1 0,767 gr N 2 /gr 0,233 gr O 2 /gr mol


= + = 0,035
M 28 gr N 2 /mol 32 gr O 2 /mol g

Sehingga diperoleh:

M = 29 gr/mol

Perlu diingat bahwa udara mengandung sejumlah kecil karbon dioksida, argon, dan gas-gas lain
yang diabaikan dalam perhitungan ini karena tidak secara signifikan mempengaruhi nilai M
hitung.

3.4.3 Konsentrasi
Konsentrasi massa suatu komponen di dalam campuran atau larutan adalah massa komponen
tersebut per satuan volume campuran (gr/cm3, lbm/ft3, kg/m3, …). Konsentrasi Molar suatu
komponen adalah jumlah mol komponen per satuan volume campuran (kmol/m3, lb-
mol/ft3,…). Molaritas suatu larutan adalah nilai konsentrasi molar zat terlarut yang
dinyatakan dalam gr-mol zat terlarut/liter larutan (misalnya, larutan 2 molar A berarti larutan
ini mengandung 2 mol A/liter larutan).

Konsentrasi suatu zat di dalam campuran atau larutan dapat digunakan sebagai faktor konversi
untuk menghubungkan massa (atau mol) suatu komponen terhadap volume, atau
menghubungkan laju alir massa (atau molar) suatu komponen di dalam aliran kontinu terhadap
laju alir volumetris total. Sebagai contoh tinjaulah 0,02 molar larutan NaOH (yang artinya
larutan ini mengandung 0,02 mol NaOH/L), maka di dalam 5 L larutan ini mengandung,
5 L 0,02 mol NaOH
= 0,01 mol NaOH
L

62
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Jika pada suatu aliran, larutan ini mengalir dengan laju 2 L/menit, maka laju alir molar NaOH
adalah

2 L 0,02 mol NaOH mol NaOH


= 0,04
menit L menit

Contoh 3.6; Konversi antara laju alir massa, molar dan volumetrik suatu larutan

Larutan asam sulfat encer 0,50 mol mengalir ke dalam sebuah unit proses dengan laju 1,25
m3/menit. Spesifik grafiti larutan tersebut 1,03. Hitunglah; 1) konsentrasi massa H2SO4 dalam
kg/m3; 2) laju alir massa H2SO4 dalam kg/detik, dan 3) fraksi massa H2SO4

Penyelesaian:

 kg H 2SO 4  0,50 mol H 2SO 4 gr 1 kg 103 L


CH 2SO4   = 98
 m3  L mol 103gr 1 m3
1.
kg H 2SO 4
= 49
m3

kg H 2SO 4  1,25 m3 49 kg H 2SO 4 1 menit


 H 2SO4 
m =
 detik  menit m3 60 detik
2.
kg H 2SO 4
= 1,0
detik

3. Fraksi massa H2SO4 sama dengan rasio laju alir massa H2SO4 terhadap laju alir massa
total. Laju alir massa total dapat dihitung dari laju alir volumetris total dan densitas
larutan.

Dari persamaan 3.1, dapat ditentukan densitas larutan,

 1000 kg  kg
ρ larutan = (1,03)  3  = 1030 3
 m  m

Laju alir massa H2SO4

63
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

kg  1, 25 m3 larutan 1030 kg 1 menit


 H 2SO4 
kg
m = 3
= 21,46
 detik  menit m larutan 60 detik detik

Sehingga fraksi massa H2SO4

m
 H2SO4 1,0 kg H 2SO 4 /s kg H 2SO 4
x H2SO4 = = = 0,048
m
 larutan 21,46 kg larutan/s kg larutan

3.4.4 Bagian per juta (parts per million) dan bagian per milyar (part per billion)
Satuan part per million (ppm) dan part per billion (ppb) digunakan untuk menyatakan
konsentrasi trace species (spesies dalam jumlah cukup kecil) dalam campuran gas atau cairan.
Defenisi satuan ini dapat didasarkan pada rasio massa (biasanya untuk cairan) atau rasio mol
(biasanya untuk gas), dan jumlah bagian (gram, mol) spesies yang ada dalam satu juta atau satu
milyar bagian (gram, mol) campuran. Jika yi adalah fraksi komponen i, maka menurut defenisi
bagian per juta dan bagian per milyar dapat dinyatakan dengan persamaan 3.5 dan 3.6.

ppmi = yi x106 [3-5]

ppbi = yi x109 [3-6]

Sebagai contoh, misalkan udara di sekitar pembangkit tenaga listrik mengandung 15 ppm SO2.
Jika diassumsikan bahwa dasar molar yang digunakan (kebiasaan untuk gas), maka pernyataan
ini mempunyai arti bahwa untuk setiap 1.000.000 mol udara terkadung 15 mol SO2, atau
dengan kata lain fraksi mol SO2 di dalam udara adalah 15 x 10-6. Satuan-satuan seperti ppm
dan ppb semakin umum akhir-akhir ini dikarenakan perhatian masyarakat yang semakin
meningkat terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh spesies polutan dalam jumlah
kecil kepada lingkungan.

64
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

3.5 Tekanan

3.5.1 Tekanan Fluida dan Head Hidrostatik


Tekanan adalah rasio gaya terhadap luas dimana gaya tersebut bekerja. Oleh karena itu, satuan
tekanan merupakan satuan gaya dibagi dengan satuan luas (N/m2, dyne/cm2, lbf/in2 atau psi).
Dalam sistem SI, tekanan mempunyai satuan N/m2, disebut pascal (Pa). Tinjaulah suatu fluida
(gas atau cairan) yang terkurung pada tangki tertutup atau mengalir melalui sebuah pipa dan
sebuah lubang dengan luas A dibuat pada dinding tangki, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3
Tekanan fluida dapat didefenisikan sebagai rasio F/A, dimana F adalah gaya minimum yang
diberikan kepada lubang untuk menahan air agar tidak keluar dari lubang.

(a)

(b)

Gambar 3.3 Tekanan fluida di dalam (a) tangki (b) pipa

65
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Gambar 3.4 Tekanan fluida pada dasar tangki

Disini kita harus memperkenalkan defenisi tambahan terhadap tekanan fluida guna menjelaskan
konsep tekanan atmosfir dan memaparkan metoda umum untuk mengukur tekanan fluida di
dalam tangki dan pipa. Tinjaulah kolom vertikal yang berisi fluida dengan tinggi h (m) dan
mempunyai luas penampang yang seragam A (m2). Misalkan fluida tersebut mempunyai
densitas ρ (kg/m ). Pada permukaan kolom bekerja tekanan P0 (N/m2), seperti ditunjukkan
3

pada Gambar 3.4 Tekanan fluida P pada dasar kolom disebut dengan tekanan hidrostatik
fluida. Hidro berarti air, sedangkan statik bermakna diam (tak bergerak). Tekanan fluida yang
diam bervariasi terhadap ketinggian fluida tersebut. Anda bisa merasakannya, ketika ada
menyelam di dalam air, seperti di kolam renang misalnya, semakin dalam anda menyelam
semakin besar tekanan yang diberikan oleh air terhadap anda, sehingga menimbulkan rasa sakit
pada telinga anda. Dari Gambar 3.4 dengan membuat neraca gaya sederhana, tekanan
hidrostatis dapat dinyatakan dengan persamaan 3.7.

P = P0 + ρ gh [3-7]

66
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Karena luas penampang A tidak muncul pada persamaan 3.7, ini berarti rumus tersebut dapat
digunakan untuk menghitung tekanan fluida baik dalam kolom kecil maupun besar.

Selain dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas, tekanan dapat juga dinyatakan sebagai
head (ketinggian) fluida tertentu, yaitu, tinggi hipotetikal kolom fluida yang memberikan
tekanan tertentu di dasar kolom dengan kondisi tekanan permukaan sama dengan nol. Sehingga
kita dapat mengatakan bahwa tekanan 14,7 psi sama dengan tekanan (head) air 33.9 ft (33.9 ft
H2O) atau 76 cm air raksa (76 cm Hg). Ekuivalensi antara tekanan P (gaya/luas) dan head Ph
(tinggi fluida) diberikan pada persamaan 3.8, dengan menetapkan P0 = 0.

 gaya 
P  = ρ fluida g Ph ( head fluida ) [3-8]
 luas 

Contoh 3.7; perhitungan kedalaman danau jika tekanan dua kali tekanan atmosfir

Hitunglah kedalaman dari permukaan danau dalam meter dimana tekanannya sama dengan dua
kali tekanan atmosfir.

Penyelesaian:

Tekanan pada permukaan danau sama dengan tekanan atmosfir (P0). Pada kedalaman h
tekanannya (P) sama dengan dua kali tekanan atmosfir. Jika densitas air danau ρ = 1000 kg/m3,
tekanan atmosfir, P0= 101 325 Pa (101 325 kg/m.det2) dan percepatan grafitasi, g = 9,81 m/
det2, maka dengan menggunakan persamaan 3.7 diperoleh:

(2 x 101.325) - 101.325 kg m3 det 2 101.325


h= 2
= m
m.det 1.000 kg 9,81 m 9810
= 10,3 m

Contoh 3.8; Perhitungan Tekanan sebagai Head (ketinggian) Fluida

Nyatakan tekanan 2,00 x 105 Pa dalam mm Hg

67
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Penyelesaian:

Anggap bahwa g = 9,81 m/det2 dan densitas air raksa 13,6 x 1000 kg/m3

Menggunakan persamaan 3.8, diperoleh

P
Ph =
ρ Hg g

2,00 x 105 N m3 det 2 1 kg.m/det 2 103mm


h= 2
= 1,50 x 103 mm Hg
m 13.600 kg 9,81 m N m

Hubungan antara tekanan pada dasar kolom fluida yang mempunyai ketinggian h dengan
tekanan pada permukaan akan lebih mudah jika tekanan dinyatakan dalam ketinggian fluida
tertentu. Jika kolomnya air raksa, maka tekanan pada dasar kolom air raksa dapat dinyatakan
dengan persamaan3.9.

Ph (mm Hg) = P0 (mm Hg) + h (mm Hg) [3-9]

Kita bisa saja menggunakan satuan panjang lain atau spesies kimia lain, selain Hg. Tabel 2.3
pada Bab 2, memuat nilai-nilai tekanan yang dinyatakan dalam satuan gaya/luas dan head air
raksa serta head air. Menggunakan tabel ini, konversi 20 psi ke cm Hg.

20 psi 76,0 cm Hg
= 103 cm Hg
14,696 psi

3.5.2 Tekanan Atmosfir, Tekanan Absolut dan Tekanan Pengukuran (gauge pressure)

Tekanan atmosfir dapat dianggap sebagai tekanan di dasar kolom fluida udara yang diukur
pada permukaan laut. Tekanan atmosfir pada permukaan laut, 760 mm Hg, digunakan sebagai
tekanan standar 1 atmosfir. Tekanan fluida yang kita bicarakan ini merupakan tekanan absolut,
tekanan nol menunjukkan kondisi vakum sempurna. Sejumlah alat pengukur tekanan

68
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

memberikan tekanan pengukuran (gauge) fluida, atau tekanan relatif terhadap tekanan atmosfir.
Hubungan antara tekanan absolut dan tekanan pengukuran dinyatakan dengan persamaan 3.10.

Pabsolut = Pgauge + Patmosfir [3-10]

Dalam satuan British (Amerika), singkatan psia dan psig digunakan untuk menyatakan tekanan
absolut dan tekanan pengukuran. Jika tekanan pengukuran lebih kecil dari tekanan atmosfir,
hal itu menunjukkan situasi tekanan vakum.

3.5.3 Pengukuran Tekanan Fluida

Secara umum alat pengukuran tekanan atas dasar metodanya dapat diklasifikasikan menjadi:
- metoda element elastis – tabung Bourdon atau diaphragma
- metoda kolom cair – manometer
- metoda elektrik – strain gauge, piezoresistive transducers, dll

Gambar 3.5 Bourdon Gauge

69
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Disini kita akan bahas berkenaan dengan Bourdon gauge dan manometer. Bordon gauge terdiri
atas tabung berlubang berbentuk huruf C dimana salah satu ujungnya tertutup sementara ujung
yang lain terbuka. Lubang yang terbuka dihubungkan dengan fluida yang akan diukur
tekanannya. Peningkatan tekanan fluida akan menyebabkan tabung bergerak ke atas sehingga
penunjuk yang melekat pada tabung berputar. Alat ini ditunjukkan pada Gambar 3.5 Bourdon
gauge digunakan untuk mengukur tekanan fluida mulai dari tekanan vakum sempurna sampai
7000 atm

Pengukuran tekanan di bawah 3 atm akan lebih akurat dilakukan dengan manometer.
Manometer terdiri atas tabung berbentuk U yang di dalamnya diisi dengan fluida yang
densitinya telah diketahui. Jika kedua ujung tabung dihubungkan kepada tekanan yang
berbeda, maka permukaan fluida pada tekanan tinggi akan turun dan sebaliknya permukaan
fluida pada tekanan rendah akan naik. Perbedaan tekanan dapat dihitung dari perbedaan tinggi
permukaan fluida yang diukur pada tabung.

Gambar 3.6 Cara pemasangan Manometer

Berbagai cara pemasangan manometer ditunjukkan pada Gambar 3.6, dimana pada setiap
diagram P1>P2. Gambar 3.6a menunjukkan manometer ujung-terbuka, dimana satu ujung
dihubungkan dengan fluida yang akan diukur tekanannya, sedangkan ujung yang satu lagi
terbuka ke atmosfir. Gambar 3.6b menunjukkan manometer differensial, yang digunakan untuk
mengukur tekanan antara dua titik pada aliran proses. Gambar 3.6c menunjukkan manometer

70
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

ujung tertutup, dimana salah satu ujungnya tertutup dengan tekanan mendekati vakum. Jika
salah satu ujung terbukanya dihubungkan dengan tekanan atmosfir, maka manometer seperti ini
disebut barometer.

Gambar 3.7 Variabel Manometer

Rumus yang menghubungkan antara perbedaan tekanan P1 – P2 terhadap perbedaan ketinggian


fluida pada manometer didasarkan pada prinsip-prinsip bahwa tekanan fluida harus sama di
setiap dua titik yang memiliki tinggi yang sama di dalam fluida statis. Sehingga, tekanan pada
permukaan fluida rendah akan sama pada tabung sebelah kiri dan kanan (lihat Gambar 3.7).
Secara umum persamaan neraca tekanan pada titik (a) dan (b) pada Gambar 3.7 untuk
manometer umum dapat ditulis seperti pada persamaan 3.11.

P1 + ρ gd1 = P2 + ρ gd 2 + ρ f gh [3-11]

Pada manometer differensial, fluida 1 sama dengan fluida 2, sehingga ρ1 = ρ2= ρ. Persamaan
umum untuk manometer mengikuti persamaan 3.12.

P1 − P2 = ( ρ f − ρ ) gh [3-12]

Jika salah satu fluida 1 atau 2 adalah gas pada tekanan sedang (misalnya, salah satu ujung
terbuka ke atmosfir), densitas fluida ini 100 sampai 1000 kali lebih rendah dari densitas fluida

71
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

manometer, maka suku ρgd pada persamaan di atas dapat diabaikan. Jika kedua fluidanya
adalah gas maka persamaannya mengikuti persamaan 3.13.

P1 − P2 = ρ f gh [3-13]

Jika kedua P1 dan P2 dinyatakan sebagai ketinggian (head) fluida manometer, maka
persamaannya berubah seperti persamaan 3.14.

P1 − P2 = h [3-14]

Kalau P2 adalah tekanan atmosfir, maka tekanan pengukuran pada titik 1 adalah perbedaan
ketinggian fluida manometer.

Contoh 3.9
1. Sebuah manometer differensial digunakan mengukur penurunan tekanan antara dua titik
di dalam aliran proses berupa aliran air. Spesifik grafiti fluida manometer 1,05. Hasil
pengukuran tinggi cairan di dalam tabung ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Tentukanlah penurunan tekanan antara titik 1 dan 2 dalam dyne/cm2.

2. Tekanan gas yang dihisap melalui pipa menggunakan pompa vakum diukur dengan
manometer air raksa ujung terbuka. Pembacaan menunjukkan 2 in. Berapakah tekanan
pengukuran (gauge) gas dalam inci air raksa? Berapakah tekanan absolutnya jika Patm = 30
in Hg

72
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Penyelesaian:
1. h = (382 - 374) mm = 8 mm. Dengan persamaan 3.12,

P1 - P2 = (ρf - ρ)gh

(1,05 - 1,00) gr 980,7 cm 1 dyne 8 mm 1 cm


=
cm3 det 2
1 gr.cm/det 2
10 mm
dyne
= 40
cm 2
2. Dari persamaan 3.14, dapat diubah menjadi:

P1 − Patm = Pgauge = −2 in Hg

Sehingga,

P1 = Patm + Pgauge = (30 - 2) in.Hg = 28 in Hg

3.6 Temperatur

Temperatur suatu zat/material/bahan dalam keadaan padat, cair atau gas merupakan suatu
pengukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul zat/bahan/material tersebut.
Karena energi kinetik ini tidak dapat diukur secara langsung, maka temperatur ditentukan
secara tidak langsung dengan mengukur sifat-sifat fisika zat yang nilainya tergantung kepada
temperatur. Sifat-sifat dan alat pengukur temperatur yang seperti itu termasuk tahanan listrik

73
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

konduktor (thermometer tahanan), voltase pada sambungan dua logam berbeda (termokopel),
emisi radiasi spektra (pyrometer) dan volume massa tetap fluida (termometer).

Skala temperatur dapat didefenisikan menurut sifat-sifat fisik ini, atau menurut kejadian fisika,
seperti pembekuan dan pendidihan yang terjadi pada temperatur tetap. Daripada menggunakan
sifat-sifat dan kejadian fisika yang diutarakan di atas, akan lebih mudah menggunakan skala
numerik temparatur. Skala temperatur dapat dibuat dengan, misalnya mengatur bahwa nilai 0
sama dengan titik beku air dan 100 sama dengan titik didih air pada 1 atm. Skala temperatur
seperti inilah yang paling sering dijumpai sekarang ini.

Skala Celsius (Centigrade): Titik beku (Tf) ditetapkan 0oC dan titik didih (Tb) ditetapkan nilai
100oC

Nol absolut (secara teoritis merupakan temperatur terendah yang ada di alam), pada skala
Celsius nilainya adalah -273,15 oC.

Skala Fahrenheit : Tf ditetapkan dengan nilai 32 oF, dan Tb diberikan nilai 212 oF. Nol absolut
berada pada nilai -459.67 oF pada skala ini.

Skala Kelvin dan Rankine didefenisikan sedemikian rupa sehingga nol absolut mempunya nilai
0 dan ukuran satu derajadnya sama seperti satu derajad pada skala Celsius ( skala Kelvin) atau
satu derajad pada skala Fahrenheit (skala Rankine).

Hubungan berikut yang ditunjukkan pada persamaan 3.15 sampai 3.18 dapat digunakan untuk
mengkonversikan temperatur yang dinyatakan dalam satu jenis skala ke jenis skala yang lain.
T (K ) = T ( o C ) + 273,15 [3-15]

T (o R ) = T ( o F ) + 459, 67 [3-16]

T (o R ) = 1,8 T ( K ) [3-17]

T ( o F ) = 1,8 T ( o C ) + 32 [3-18]

Persamaan seperti di atas selalu mempunyai bentuk persamaan garis lurus (y = ax + b). Jika
(oA) dan (oB) merupakan dua satuan temperatur yang berbeda, untuk menurunkan persamaan

74
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

untuk T (oB) sebagai fungsi T(oA), maka kita harus mengetahui ekwivalensi nilai pada setiap
skala dari dua temperatur tersebut, katakanlah T1 dan T2. Kemudian:
1. Tuliskan T (oB) = a T(oA) + b
2. Substitusikan T1 (oB) dan T1(oA) ke dalam persamaan di atas – sekarang kita punya satu
persamaan untuk dua variablel yang tidak diketahui ( a dan b). Substitusi T2 (oB) dan
T2(oA) untuk mendapatkan persamaan kedua, dan kemudian hitung nilai a dan b.

Contoh 3.10;
Turunkan persamaan T(oF) sebagai fungsi dari T (oC). Gunakan T1 = 0 oC (32 oF) dan T2 = 100
o
C (212 oF)

T(oF) = aT(oC) + b

Substitusi T1 : 32 = (a)(0) + b diperoleh b = 32

Substitusi T2 : 212 = (a)(100) + 32 diperoleh a = 1,8

Kemudian masukkan nilai a dan b mengikuti langkah satu dan diperoleh

T(oF) = 1,8 T (oC) + 32

Satu (1) derajad dapat berarti satu temperatur atau satu interval temperatur, sehingga bisa
membuat kita bingung. Contohnya, tinjaulah interval temperatur dari 0 oC sampai 5 oC. Pada
interval tersebut terdapat 9 derajad Fahrenheit dan 9 derajad Rankine, dan hanya 5 derajad
Celsius dan 5 Kelvin. Setiap interval 1 derajad Celsius atau Kelvin memuat 1,8 derajad
Fahrenheit atau Rankine, sehingga diperoleh faktor konversi seperti pada persamaan 3.19.

1,8o F 1,8o R 1o F 1o C
, , , [3-19]
1o C 1K 1o R 1K

75
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

T (oC)→ 0 1 2 3 4 5

T (oF)→ 273 274 275 276 277 278

Catatan: Faktor konversi di atas merujuk kepada interval temperatur, bukan temperatur.
Contohnya, untuk mendapatkan angka derajad Celsius antara 32 oF dan 212 oF, saudara dapat
mengatakan bahwa:

o (212-32) o F 1 o C
∆ C= o
= 100 o F
1,8 F

Tetapi untuk mendapatkan temperatur Celsius yang sebanding dengan 32 oF, anda harus
gunakan persamaan 3.18.

T(oF) = 1,8 T(oC) + 32

Jangan lakukan perhitungan misalnya seperti dibawah ini,

32 o F 1 o C
T ( o
C) =
1,8 o F

Temperatur
Interval Temperatur

76
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Contoh 3.11; Konversi temperatur.

Tinjaulah interval dari 20 oF sampai 80 oF,


1. Hitunglah temperatur equivalent dalam oC dan interval antara keduanya
2. Hitunglah secara langsung interval dalam oC antara kedua temperatur tersebut.

Penyelesaian:

1. Dari persamaan 3.18, diperoleh

T( o F) − 32
T( o C) =
1,8

0
 20 − 32 
T1 (20 F) = 
o
 C = − 6,7 0 C
 1,8 

0
 80 − 32 
T2 (80 F) = 
o
 C = 26,6 0 C
 1,8 

T2 - T1 = 26,6 - (-6,7) o C = 33,3 o C

2. Dari persamaan 3.19, diperoleh

∆T (o F) 1 o C (80-20) o F 1 o C
∆T (o C)= o
= o
= 33,3 o C
1,8 F 1,8 F

Contoh 3.12; konversi temperatur dan kehomogenan dimensi.

Kapasitas panas amonia, didefenisikan sebagai panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur satu satuan massa amonia sebesar 1o, untuk rentang temperatur terbatas diberikan
dengan persamaan:

 Btu 
C p  o 
 = 0,487 + 2,29 x 10 − 4 T( o F)
 lb m . F 

Tentukan persamaan untuk Cp dalam J/(g. oC) sebagai fungsi T (oC)

77
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
o
F dalam satuan Cp merujuk kepada interval, sedangkan pada T adalah temperatur. Perhitungan
sebaiknya dilakukan dalam dua tahap:
1. Substitusi untuk T (oF) dan sederhanakan persamaannya.

 Btu 
Cp  o 
= 0,487 + 2,29 x 10-4 1,8T (o C)+32 
 lb m . F 
=0,487 + 4,12 x 10-4 T (o C)
2. Konversikan interval tremperatur yang diinginkan,

 J  Btu 1,8 o F 1J 1 lb m
Cp  o  = 0,494 + 4,12 x 10-4 (o C) o o -4
 gr. C  lb m F 1,0 C 9,486 x 10 Btu 454 gr

Sehingga diperoleh,

 J 
C p  o  = 2,06 + 1,72 x 10 −3 T( o C)
 g. C 

3.7 Rangkuman

Pada bab ini telah dijelaskan bagaimana jumlah bahan, laju alir, komposisi, tekanan dan
temperatur ditentukan melalui pengukuran langsung atau dihitung dari data-data sifat fisika.
Dalam bab ini juga telah dipaparkan metoda untuk mengkonversi berbagai variabel. Secara
umum dapat diringkaskan topik-topik yang diuraikan dalam bab ini sebagai berikut.
- Densitas suatu zat merupakan rasio antara massa terhadap volume zat tersebut. Jadi
jika, densitas suatu cairan pada 4 oC adalah 0,98 gr/cm3, maka berarti pada temperatur 4
o
C setiap 1 cm3 cairan tersebut memiliki massa 0,98 gr. Dengan demikian, densitas
dapat juga digunakan sebagai faktor konversi antara massa dan volume atau laju alir
massa dan laju alir volumetris.
- Spesifik grafiti suatu zat merupakan rasio density zat tersebut dengan densitas zat
referensi (biasanya air pada 4 oC). Densitas suatu zat merupakan perkalian antara
spesifik grafiti dengan densitas referensi dalam satuan yang diinginkan.

78
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

- Berat molekul suatu senyawa merupakan jumlah berat atom dari unsur-unsur yang
membentuk molekul senyawa tersebut.
- Gram-mol atau mol suatu senyawa adalah berat molekul senyawa tersebut dalam gram.
Hal yang sama juga berlaku untuk pound mol atau lb-mol yang berarti berat molekul
senyawa tersebut dalam lb. Sehingga 1 mol H2O atau 1 lb-mol H2O mempunyai massa
18 gram atau 18 lb. Berat molekul air dengan sendirinya dapat dinyatakan dengan 18
gr/mol, 18 lb/lb-mol, dll, dan dapat dipakai untuk menkonversikan massa menjadi mol
atau laju alir massa menjadi laju alir molar, dan sebaliknya.
- Fraksi massa suatu komponen di dalam campuran merupakan rasio massa komponen
tersebut terhadap total massa campuran. Fraksi mol juga didefenisikan sama, yaitu rasio
mol komponen tertentu terhadap total mol campuran.
- Berat molekul rata-rata suatu campuran merupakan rasio total massa terhadap total mol
seluruh spesies.
- Konsentrasi suatu komponen di dalam campuran merupakan rasio massa atau mol
komponen tersebut terhadap total volume campuran. Molaritas suatu komponen di
dalam larutan adalah konsentrasi komponen tersebut dinyatakan dalam mol/L
- Tekanan pada sebuah titik di dalam fluida (gas atau cairan) adalah gaya per satuan luas
yang ditempati fluida pada bidang permukaan yang melewati titik tersebut. Satuan
tekanan fluida dalam sistem SI adalah N/m2, dyne/cm2 dalam sistem CGS dan lbf/ft2
atau lbf/in2 dalam sistem Amerika.
- Atmosfir bumi dapat diandaikan sebagai sebuah kolom fluida dimana tekanan pada
puncak kolom sama dengan nol. Tekanan fluida pada bagian dasar kolom adalah
tekanan atmosfir atau tekanan barometrik, Patm. Sekalipun tekanan atmosfir bervariasi
atas dasar ketinggian dan kondisi cuaca, nilai tekanan atmosfir pada permukaan laut
selalu mendekati 1,01325 x 105 N/m2 (=14,696 lbf/in2 = 760 mm Hg). Tekanan ini
dinyatakan sebagai 1 atmosfir.
- Tekanan absolut fluida adalah tekanan relatif terhadap tekanan vakum sempurna (P =
0). Tekanan pengukuran adalah relatif terhadap tekanan atmosfir: Pgauge = Pabs - Patm.
Bacaan tekanan yang dihasilkan oleh alat ukur seperti Bourdon gauge dan manometer
adalah tekanan pengukuran.

79
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

- Ada 4 skala temperatur yang sering digunakan yaitu Celsius (oC), Fahrenheit (oF) dan
temperatur absolut Kelvin (K) dan Rankine (oR). Temperatur yang dinyatakan dalam
salah satu skala dapat dikonversikan dengan menggunakan persamaan 3-18. Perlu
diingat bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara temperatur dengan rentang
(interval) temperatur. Misalnya, temperatur 10 oC sama dengan temperatur 10 oF, tetapi
interval temperature 10 oC sama dengan interval temparatur 18 oF. Interval 1oC atau 1
K sama dengan 1,8 oF atau oR.

3.8 Latihan

1. Lakukan perhitungan persoalan berikut tanpa menggunakan kalkulator

a). Perkirankanlah maassa air yang ada di dalam kolam renang berukuran standar
olimpiade

b). Kilang minyak balongan memasok sekitar 80 % kebutuhan bensin bagi kota Jakarta.
Bensin tersebut dialirkan melalui jaringan pipa berukuran 16 in sepanjang 210 km.

c). Pada tahun 2009, turnamen tinju amatir tingkat Asia dilaksanakan di Zhuhai, Cina.
Hampir seluruh pentinju diinapkan pada sebuah hotel. Sebanyak 12 petinju kelas
super berat (super heavyweight) secara bersamaan masuk ke dalam elevator yang
akan membawa mereka ke lantai 8. Di dalam elevator tertulis “Beban Maximum
1000 kg”. Apakah menurut anda, ke 12 petinju tersebut dapat diangkut oleh elevator
tersebut secara bersamaan. Berikan penjelasan sdr.

2. Hitunglah densitas material berikut dalam lbm/ft3 dan volume spesifik dalam cm3/gr

a). Suatu cairan dengan densitas 995 kg/m3.

b). Suatu padatan dengan spesifik gravity 5,7.

c). Suatu cairan dengan spesifik grafiti 0,91

3. Spesifik grafiti bensin premium kira-kira 0,7.

80
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

a). Tentukan massa 50 liter bensin premium dalam kg.

b). Laju alir massa bensin premium yang keluar dari tangki kilang minyak adalah 1150
kg/menit. Tentukan laju alir volumetris bensin premium dalam liter/detik.

c). Perkirakan berapa laju alir massa (lbm/menit) yang dikeluarkan oleh pompa untuk
bensin premium yang diuraikan pada poin b).

d). Minyak tanah yang memiliki spesifik grafiti 0,82 ingin dicampur dengan bensin
premium sehingga membentuk suatu campuran dengan spesifik grafiti 0,78.
Tentukan rasio volumetris (volume bensin premium/volume minyak tanah) dua
senyawa tersebut di dalam campuran. Anggap bahwa percampuran tersebut tidak
merubah volume, artinya Vcampuran = Vbensin prem + V minyak tanah.

4. Harga bensin premium di Indonesia pada akhir tahun 2009 adalah Rp.4500,- sementara nilai
tukar saat itu berkisar 1 US $ = Rp10.300,-. Berapa banyak uang yang harus anda
keluarkan dalam US $ jika anda ingin mengisi bensin premium sebanyak 60 kg ke dalam
mobil anda di Indonesia, jika bensin premium memiliki spesifik grafiti 0,7. Pada periode
yang sama harga bensin premium di Amerika Serikat adalah US $ 2,56 per gallon,
berapakah uang yang harus anda keluarkan dalam US $ dan dalam Rupiah jika anda ingin
membeli bensin premium sebanyak 60 kg di Amerika Serikat.

5. Di dalam sebuah tabung terdapat sebanyak 15 kmol benzena (C6H6). Tentukan:

a). kg C6H6; b). mol C6H6; c). mol atom C; d). mol atom H; e). gr C: f). gr H; g)
banyaknya molekul C6H6.

6. Sebuah pompa torak memiliki piston tunggal dengan diameter 15 cm dan panjang
gerakan piston 15 cm. Jika setiap menit piston membuat sebanyak 16 gerakan, berapakah
laju pemompaan dalam L/menit dan gallon/menit.

7. Pipa yang keluar dari sebuah unit pengolahan air minum kota (PAM) berukuran 12 in.
Sebanyak 27 juta gallon air per hari mengalir melalui pipa tersebut guna memenuhi
kebutuhan air bagi penduduk kota dengan populasi sekitar 300 ribu jiwa. Jika air

81
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

mengalir secara penuh di dalam pipa tersebut, berapakah kecepatan aliran air dalam m/det
dan berapakah laju alir massa air dalam kg/det?

8. Cairan toluen mengalir melalui sebuah pipa dengan laju 175 m3/jam.

a). Berapakah laju alir massa aliran ini dalam kg/menit

b). Beralapakah laju molar aliran ini dalam mol/detik

9. Di dalam campuran metanol dan metil asetat terdapat 15% massa metanol.

a). Tentukan mol metanol dalam 200 kg campuran

b). Jika laju alir metyl asetat di dalam campuran adalah 100 lb-mol/jam, berapakah laju
alir campuran dalam lbm/jam.

10. Sebanyak 25 lb gas yang terdiri dari 30% CO2, 40% N2, dan 30 % O2 atas dasar massa
ditempatkan di dalam tabung silinder yang bervolume 200 ft3. Berapakah

a). berat molekul rata-rata campuran gas tersebut.

b). densitas gas dalam lb/ft3.

11. Suatu campuran gas terdiri dari 10,5% CO2, 13,0% Cl2, 12,7% N2 dan sisanya hidrogen
(seluruh persentase atas dasar mol). Berat molekul CO2 = 44,01; Cl2 = 70,90; N2 = 28,01;
H2 = 2,02.

a). berapakah berat molekul rata-rata campuran gas tersebut.

b). Tentukan komposisi gas dalam fraksi massa.

12. Umpan ke reaktor sintesa amonia terdiri dari 25% mol nitrogen dan sisa nya hidrogen.
Laju alir umpan 3000 kg/jam. Tentukan laju alir nitrogen ke dalam reaktor dalam kg/jam
(saran: hitung dulu berat molekul rata-rata campuran).

13 Lakukanlah konversi tekanan berikut ini, anggap tekanan atmosfir 1 atm. Jika tidak
dinyatakan maka tekanan yang tertulis adalah tekanan absolut.

82
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

a). 2600 mm Hg menjadi psi

b). 275 ft H2O menjadi kPa

c). 3,0 atm menjadi N/cm2.

d). 280 cm Hg menjadi dyne/m2.

e). 20 cm Hg vakum menjadi atm (absolut)

f). 25,0 psig menjadi mm Hg (gauge)

g). 25,0 psig menjadi mm Hg (absolut)

h). 325 mm Hg menjadi mm Hg gauge

i). 35,0 psi menjadi cm carbon tetrachlorida

j). 24 psi menjadi kN/m2.

k). 10 µm Hg menjadi Pa.

14. Tekanan pengukuran (gauge) pada sebuah tangki pada suatu hari terbaca 50 psig ketika
tekanan barometrik 1 atm. Berapakan tekanan absolut pada tangki tersebut.

15. Untuk menghemat biaya konstruksi, bangunan-bangunan modern biasanya memiliki atap
datar. Akan tetapi, pada musim hujan air hujan dapat menggenangi atap sehingga
menambah beban berat bagi gedung. Jika pada hujan deras, setinggi 25 cm air hujan
dapat terakumulasi pada atap gedung yang berukuran 10 m x 10 m, tentukan

a). Pertambahan berat yang harus ditanggung oleh gedung

b). Gaya air pada atap dalam psi.

16. Sebuah manometer menggunakan minyak tanah dengan sepsifik grafiti 0,82 sebagai
fluidanya. Jika pada perbedaan ketinggian fluida dalam manometer minyak tanah ini
terbaca 5 in, berapakah mm bacaan tersebut jika fluidanya air raksa.

83
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

17. Thermometer air raksa, merupakan alat ukur temperatur yang ditemukan oleh Daniel
Gabriel Fahrenheit yang terdiri dari sebuah tabung kaca berisi air raksa. Seorang Inuit
yang tinggal di Yukon, Kanada juga menggunakan thermometer jenis ini di dalam
rumahnya. Ketika seorang tamu dari Toronto datang ke rumahnya dan bertanya berapa
temperature saat ini, sambil melihat ke thermometer yang tergantung di dinding
rumahnya, dia menjawab -40 oC. Menurut anda apakah dia memberikan jawaban dengan
benar atau berbohong. Berikan penjelasan saudara.

18. Konversikan temperatur pada bagian a dan b; dan rentang temperatur pada bagian c dan d.

a). T = 85 oF ke dalam oR, oC, K

b). T = -10 oC ke dalam oR, oF, K

c). ∆T = 85 oC ke dalam oR, oF, K

d). ∆T = 150 oC ke dalam oF, oC, K

19. Skala temperatur Celcius jelas berbeda dengan skala temperatur Fahrenheit. Titik didih
air pada skala Celcius adalah 100o, sementara pada skala Fahrenheit 212o. Titik beku air
pada skala Celcius adalah 0o, sedangkan pada skala Fahrenheit 32o. Dari sini terlihat
jelas, bahwa setiap kenaikan 1o pada skala Celcius akan terjadi kenaikan 1,8o pada skala
Fahrenheit. Dengan kondisi seperti ini, pada temperatur berapakah. Pada suhu berapa
skala Celcius dan skala Fahrenheit mempunyai nilai yang sama? Tunjukkan perhitungan
sdr.

20. Lakukanlah pencarian informasi melalui internet atau perpustakaan dan uraikan metoda
pengukuran temperatur yang ada saat ini. Uraian sdr harus mencakup alat yang
digunakan, bagaimana mekanisme pengukurannya dan karaktersitik penggunaan metoda
tersebut.

3.9 Glosarium

Bordon gauge : sebuah tabung berbentu C yang digunakan untuk mengukur tekanan
pada aliran fluida.

84
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

Manometer : suatu alat yang terdiri dari tabung berbentuk U yang berisi fludia cair
yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan.

Pyrometer : suatu alat ukur temperatur melalui radiasi panas sehingga tidak
berkontak langsung dengan media yang akan diukur, biasanya alat ini digunakan untuk
mengukur temperatur yang lebih besar dari 600 oC.

Termokopel : sensor untuk mengukur temperatur yang terdiri dari dua logam berbeda
yang dihubungkan satu sama lain pada bagian ujung pengukuran.

Daftar Pustaka

Perry, R.H. and Green, D.W. (1997), Perry's Chemical Engineers' Handbook, 7th Edition,
McGraw-Hill, New York.

Felder, R.M dan Rousseau, R.W. (2005) Elementary Principles of Chemical Processes, 3rd
Edition. John Wiley and Son, Inc. USA

Himmelblau, D.M dan James Riggs, B. (2004) Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, 7th Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.USA

Wikibooks (2010) Introduction to Chemical Engineering Processes.


http://en.wikibooks.org/wiki/Introduction_to_Chemical_Engineering_Processes. Diakses
11 Maret 2010.

85
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Bab 4

Dasar-Dasar Neraca Massa

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak


melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak neraca
(seimbang). Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak neraca (seimbang).” Al-Quran; Surat Al-Mulk Ayat 3

Ketika melakukan eksperimen kimia semasa di SMA atau ketika melaksanakan praktikum
kimia dasar, anda diajarkan dan melaksanakan prosedur yang berhubungan dengan perhitungan
jumlah senyawa kimia (reaktan) yang diperlukan untuk melaksanakan reaksi sehingga
dihasilkan suatu produk sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Perhitungan yang sama juga
diperlukan ketika reaksi kimia dijalankan pada skala industri. Akan tetapi, format
perhitungannya berbeda dengan yang anda lakukan untuk skala laboratorium. Perbedaan pola
perhitungan terjadi karena pada skala laboratorium reaksi umumnya dijalankan dalam sistim
tertutup, sementara sebagian besar industri proses dijalankan dalam sistim terbuka. Sistim
terbuka yang dimaksud di sini merujuk kepada terjadinya aliran material masuk dan keluar dari
peralatan proses. Pada sistem yang demikian, energi panas atau kerja dapat diberikan kepada
unit proses tertentu dan dihilangkan atau diambil dari unit proses yang lain dengan tujuan
bukan saja untuk memenuhi kebutuhan operasional, tetapi juga untuk mengoperasikan proses
secara ekonomis. Penyelesaian perhitungan seluruh massa dan energi pada suatu proses kimia
disebut dengan neraca material dan neraca energi. Pada bab ini, akan dibahas yang berkaitan
dengan neraca material saja, yang lebih sering disebut dengan neraca massa. Oleh karena itu,
dalam buku ini istilah neraca material mempunyai arti yang sama dengan neraca massa.

Suatu perhitungan neraca massa dapat dilakukan tanpa harus menghitung neraca energi, tetapi
sebaliknya neraca energi tidak dapat dihitung tanpa sebelumnya melakukan perhitungan neraca

86
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

massa. Kombinasi neraca massa dan neraca energi merupakan cara yang paling ampuh yang
digunakan pada tahapan-tahapan yang diperlukan untuk mewujudkan reaksi kimia, mulai dari
ide dasar menjadi proses komersil skala besar. Konsep neraca massa pada prinsipnya cukup
perhitungan neraca massa ini tanpa harus banyak berlatih. Oleh karena itu, pada bab ini akan
didiskusikan prinsip-prinsip dasar neraca massa yang berhubungan dengan proses fisika saja
dan bagaimana penerapannya pada kasus-kasus industri sederhana.

4.1 Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, anda akan mampu melakukan hal-hal berikut:

1. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses fisika dan
proses kimia.

2. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses batch
(tumpak), kontinu (berkesinambungan) atau semi-batch

3. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses tunak dan
transien.

4. Ketika dideskripsikan suatu proses, anda akan mampu (a) menggambarkannya dalam bentuk
diagram balok yang dilengkapi dengan komponen-komponen aliran masuk dan keluar, (b)
memilih basis perhitungan yang sesuai dan (c) menyelesaikan persoalan neraca massa
sederhana tanpa reaksi kimia.

4.2 Klasifikasi Proses

4.2.1 Proses Fisika dan Kimia


Proses merupakan perhatian utama bagi insinyur kimia. Suatu proses merupakan sebuah sistem
yang mengubah bahan baku (umpan) yang bernilai rendah secara ekonomi menjadi suatu
produk yang mempunyai nilai tinggi. Proses pada sebuah industri kimia pada umumnya
merupakan gabungan dari proses fisika dan proses kimia. Pada bagian awal persiapan bahan

87
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

baku, perlakuan terhadap bahan baku biasanya merupakan proses fisika. Inti dari proses
industri tersebut biasanya berupa proses kimia, misalnya reaksi bahan baku di dalam reaktor.
Di bagian akhir proses tersebut, produk reaksi perlu dimurnikan melalui berbagai operasi
pemisahan yang merupakan proses fisika. Dalam bentuk diagram balok kejadian mulai dari
bahan baku sehingga menjadi produk ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Bahan
Baku Persiapan Bahan Reaksi Kimia Pemurnian Produk Produk
Baku
(Proses Fisika) (Proses Kimia) (Proses Fisika)

Gambar 4.1 Diagram balok proses industri secara umum

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa proses fisika merupakan suatu proses yang tidak
melibatkan perubahan molekuler sehingga tidak ada spesies baru yang terbentuk atau
terkonsumsi. Contoh proses fisika seperti pencampuran, pertukaran panas (pemanasan atau
pendinginan), kondensasi, penguapan dan proses pemurnian (distilasi, ekstraksi dan absorpsi).
Sebaliknya pada proses kimia, terjadi pembentukan molekul atau senyawa baru melalui
penyusunan atau pendistribusian kembali molekul-molekul semula sehingga sebagian atau
seluruh reaktan/pereaksi terkonsumsi.

4.2.2 Proses Tumpak, Kontinu atau Semi-Tumpak


Suatu proses dapat dijalankan secara tumpak (batch), berkesinambungan (kontinu) atau semi-
tumpak. Sebelum melaksanakan perhitungan neraca massa terhadap suatu sistem, anda harus
tahu terlebih dahulu termasuk ke dalam katagori mana proses yang anda hitung. Masing-
masing proses tersebut diatas memiliki karakteristik yang berbeda seperti yang dijelaskan
berikut ini.
1. Proses Batch. Umpan masuk ke dalam sistem/alat pada saat dimulainya proses dan
kemudian isi dikeluarkan dari alat/sistem setelah selesai reaksi/proses. Tidak ada
perpindahan massa ke luar dari sistem antara saat pemasukkan umpan dengan saat
produk dikeluarkan. Atas dasar informasi di atas, langkah-langkah pelaksanaan proses
batch adalah sebagai berikut:

88
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

a. Masukkan umpan ke dalam sistem (misalnya, reaktor)


b. Jalankan proses
c. Tidak ada penambahan umpan atau pengambilan produk selama
berlangsungnya proses
d. Pada waktu tertentu, setelah proses selesai, produk dikeluarkan.
2. Proses kontinu. Masukan dan keluaran mengalir secara kontinu (terus menerus)
selama proses dijalankan. Contoh, campuran cairan dipompakan ke dalam kolom
distilasi dengan laju konstan dan produk dikeluarkan secara steadi dari atas maupun dari
bawah kolom.
3. Proses semibatch. Setiap proses yang bukan batch dan juga bukan kontinu. Misalnya,
kita biarkan gas keluar ke atmosfir dari reaktor bertekanan, sementara cairan yang ada
di dalam reaktor tersebut terus diaduk tanpa dikeluarkan sampai prosesnya selesai.
Proses seperti ini juga disebut semi-kontinu.

4.2.3 Proses Tunak dan Transien


Suatu proses dikatakan tunak atau steadi atau mantap, jika nilai-nilai seluruh variabel dalam
suatu proses (seperti temperatur, tekanan, volume, laju alir) tidak berubah terhadap waktu,
kecuali kemungkinan fluktuasi minor terhadap nilai rata-rata. Sebaliknya jika variabel proses
berubah terhadap waktu, maka operasi tersebut dikatakan sebagai transien atau tidak steadi atau
tak-tunak atau tak-mantap. Atas dasar sifatnya, maka proses batch dan proses semibatch
merupakan operasi tak mantap atau transien (mengapa?), sedangkan proses kontinu dapat
berada dalam keadaan tunak atau tak-tunak. Namun biasanya industri dengan proses kontinu
dioperasikan pada keadaan tunak. Keadaan tak tunak pada industri tersebut terjadi pada saat
pemulaan (start-up) atau penghentian (shut-down) proses, dan juga terjadi jika proses
mengalami gangguan. Proses batch biasanya dilakukan jika ingin dihasilkan produk dalam
jumlah kecil, sementara proses kontinu cocok untuk laju produksi besar.

4.3 Persamaan Neraca Umum

Pembangkit listrik tenaga uap biasanya mengunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan uap guna menggerakkan turbin uap. Jika saudara ketahui bahwa batu bara yang

89
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

dibakar setiap hari pada pembangkit tersebut mengandung 1500 lbm sulfur, maka anda tidak
perlu membuang waktu menganalisa abu dan gas yang keluar dari cerobong untuk mencari tahu
berapa banyak sulfur yang keluar dari pembangkit listrik tersebut. Pasti rata-rata sulfur dalam
berbagai bentuk yang keluar setiap hari : 1500 lbm !!!!!

Dasar dari observasi di atas adalah hukum konservasi (kekekalan) massa, yang menyatakan
bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi berubah bentuk. Pernyataan atas
dasar hukum konservasi massa ini memberi arti bahwa ”total massa masuk = total massa
keluar” atau (lbm sulfur/hari) masuk = (lbm sulfur/hari) keluar. Ini merupakan contoh neraca
massa atau neraca material. Perancangan suatu proses baru atau analisa terhadap proses yang
ada tidak akan lengkap kalau neraca massa tidak dibuat sedemikian rupa sehingga masukan
(input) dan keluaran (output) keseluruhan proses dan unit individu memenuhi persamaan
neraca.

Andaikan gas alam cair (Liquid Natuaral Gas, LNG) seperti yang diproses di Arun, Aceh dan
Bontang, Kaltim menggunakan metana, CH4 sebagai bahan baku utama. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa laju alir massa metana yang masuk ke unit proses seperti pada gambar di
bawah ini tidak sama dengan laju alir massa metana pada keluaran (min ≠ mout).

Bahan Baku UNIT PROSES Produk


(min = kg CH4/jam) (mout = kg CH4/jam)

Ada beberapa penjelasan terhadap perbedaan laju alir metana antara masukan dan keluaran:
1. Metana dikonsumsi sebagai reaktan atau dihasilkan sebagai produk di dalam
unit tersebut.
2. Metana terakumulasi di dalam unit, mungkin teradsorbsi oleh dinding
3. Adanya kebocoran pada unit
4. Pengukuran yang salah

90
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Kalau pengukuran benar dan tidak ada kebocoran, maka kemungkinan yang lain, seperti
produksi atau konsumsi akibat reaksi dan akumulasi di dalam unit proses yang menyebabkan
terjadinya perbedaan antara laju alir masukan dan laju alir keluaran.

Suatu neraca terhadap kuantitas kekal (massa total, massa spesies tertentu, energi, momentum)
di dalam suatu sistem (unit proses tunggal, kumpulan sejumlah unit proses, atau proses
keseluruhan) dapat ditulis menurut persamaan 4.1.

Masukan + Pembangkitan - Keluaran - Konsumsi = Akumulasi [4-1]

dimana
(i) Masukan: merupakan material atau massa yang masuk ke dalam sistem
(ii) Pembangkitan: adalah bahan yang dihasilkan di dalam sistem, misalnya produk
reaksi di dalam sebuah reaktor
(iii) Keluaran: bahan yang meninggalkan (keluar dari) batas sistem. Ini biasanya berupa
aliran produk dari suatu proses.
(iv) Konsumsi: bahan yang dikonsumsi di dalam sistem, misalnya reaktan di dalam
reaktor.
(v) Akumulasi: jumlah bahan yang menumpuk di dalam sistem.

Untuk mendapat gambaran yang jelas terhadap arti masing-masing suku dari persamaan 4.1,
beberapa ilustrasi dibawah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anda tentang
konsep neraca massa.

Contoh 4.1; Populasi Kota Banda Aceh


Setiap tahun sebanyak 50.000 penduduk baru masuk ke kota Banda Aceh dan 75.000 orang
keluar dari kota ini. Sebanyak 22.000 bayi dilahirkan dan 19.000 orang meninggal setiap tahun
di Banda Aceh. Tulislah neraca populasi kota Banda Aceh.

Penyelesaian:
Misalkan P menyatakan penduduk (orang)

Masukan + Pembangkitan - Keluaran - Konsumsi = Akumulasi

91
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Atau persamaan neraca massa ditulis sebagai berikut:

Penduduk baru + Bayi yang lahir – Penduduk keluar – Penduduk meninggal = Laju
pertumbuhan penduduk

Sehingga,,

50.000 P/tahun + 22.000 P/tahun – 75.000 P/tahun – 19.000 P/tahun = A (P/tahun)

Diperoleh

A = - 22000 P/tahun

Tanda minus dari hasil di atas menunjukkan bahwa terjadi pengurangan penduduk Banda Aceh
sebanyak 22.000 orang per tahun. Seandainya hasil di atas positif, maka terjadi penambahan
penduduk Banda Aceh sebanyak 22.000 orang per tahun.

Tentu saja dari contoh kasus di atas kita dapat menerapkannya untuk menghitung laju populasi
suatu negara. Untuk tinjauan sebuah negara, maka suku-suku pada persamaan persamaan 4.1
dapat diuraikan sebagai berikut: suku masukan sama dengan Imigrasi, suku keluaran sama
dengan Emigrasi, suku pembangkitan sama dengan Kelahiran dan suku konsumsi sama dengan
Kematian. Sehingga persamaan 4.1 dapat dirubah menjadi persamaan 4.2 untuk menyatakan
neraca populasi suatu negara.

dPop
= Imigrasi - Emigrasi + Kelahiran - Kematian [4-2]
dt

Sebagai mahasiswa/i tentu anda memiliki tabungan di salah satu bank yang tersedia di kampus
saudara. Laju tabungan saudara tentu tergantung dengan banyaknya jumlah uang yang dikirim
oleh orang tua saudara atau dari sumber pemasukan lainnya yang anda setor sebagai tabungan.
Selain itu juga tergantung pada berapa banyak yang uang yang anda tarik dan besar bunga bank
yang diberikan terhadap tabungan saudara. Atas dasar informasi di atas maka persamaan 4.1
kini bisa anda rubah menjadi persamaan 4.3 untuk menetukan laju tabungan anda.

dTab
= Setoran - Penarikan + Bunga - 0 [4-3]
dt

92
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Aturan-aturan berikut dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan neraca


material/bahan/massa.

Jika proses yang ditinjau berada pada keadaan tunak (mantap, steadi), maka tidak terjadi
akumulasi, sehingga akumulasi dinyatakan akumulasi = 0. Atas dasar ini, maka persamaan 4.1
berubah menjadi persamaan 4.4.

Masukan + Pembangkitan = Keluaran + Konsumsi [4-4]

Jika sistem tidak melibatkan reaksi kimia, maka tidak massa yang dibangkitkan dan
dikonsumsikan, sehingga suku pembangkitan dan konsumsi pada persamaan 4.4 sama dengan
nol. Dengan demikian, persamaan 4.4 dapat disederhanakan menjadi persamaan 4.5.

Masukan = Keluaran [4-5]

Prinsip ini tidak berlaku bagi proses yang menyangkut reaksi-reaksi inti (nuklir). Pada reaksi
ini terjadi pemusnahan massa dan berubah menjadi energi.

4.4 Strategi Penyelesaian Neraca Massa

Penyelesaian persoalan neraca massa dilakukan dengan membuat anggapan suatu unit proses
atau operasi sebagai ’kotak hitam’. Ini berarti kita melihat unit proses itu dari luar, melihat apa
yang masuk ke dalam sistem dan apa yang keluar dari sistem, dan dari informasi ini kita
melakukan perhitungan neraca massa dengan memanfaatkan data sifat-sifat fiskia dan kimia
komponen-komponen yang masuk ke dalam dan keluar dari sistem. Sistem yang dimaksud
disini dapat ditinjuau sebagai satu alat (misalnya seperti pada Gambar 4.2), suatu bagian proses
produksi atau seluruh proses produksi (seperti pada Gambar 4.1).

Gambar 4.1 memperlihatkan diagram alir proses produksi etanol (etil alkohol) dari etilen.
Garis putus-putus menunjukan batas sistem keseluruhan proses produksi. Dari batas
keseluruhan ini kita bisa mengetahui bahwa komponen yang masuk ke dalam sistem terdiri dari
etilen, air, dan natrium hidroksida, sedangkan keluarannya terdiri dari gas buang, impurities,
etanol 95% dan etanol murni. Pada Gambar 4.2 ditunjukkan cuplikan satu alat dari proses

93
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

tersebut, yaitu Scrubber. Jika kita ingin melakukan kalkulasi neraca massa pada alat Scrubber
saja, maka masukan ke alat Scrubber terdiri dari gas hasil olahan dari alat Quencher dan air,
sedangkan keluarannya berupa gas dari bagian atas kolom dan cairan etanol kasar yang
memerlukan pemurnian lanjut dari bagian bawah kolom.

Gambar 4.1. Diagram alir proses produksi etanol dari etilen

Gambar 4.2. Analisa neraca massa pada satu alat di dalam proses

94
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Pada soal-soal neraca massa, anda biasanya akan diberikan informasi mengenai deskripsi
proses, nilai-nilai beberapa variabel proses, dan kuantitas yang ingin ditentukan. Agar anda
terlatih mengunakan prosedur sistematis untuk menyelesaikan persoalan neraca massa,
sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang disarankan berikut ini.
1. Gambarkan persoalan dalam bentuk diagram balok, yang memuat aliran masukan dan
keluaran. Tuliskan nilai aliran-aliran yang diketahui dan tuliskan notasi/simbol untuk
aliran yang belum diketahui. Usahakan sedimikian rupa agar jumlah notasi yang
tidak diketahui seminimum mungkin.
2. Pilih dasar/basis perhitungan. Biasanya diambil nilai salah satu aliran proses yang
diketahui. Jika hal ini tidak memungkinkan, tentukan nilainya untuk aliran yang
komposisinya diketahui. Pilih angka yang mudah, misalnya 10, 100 atau 1000
dengan satuan yang sesuai seperti pada soal.
3. Tuliskan persamaan neraca massa. Perlu dicatat bahwa jumlah persamaan independen
yang dapat ditulis sama dengan jumlah spesies pada masukan dan keluaran pada
sistem yang ditinjau.
4. Tentukan variabel-variabel yang belum diketahui dengan menyelesaikan langkah 3.

Contoh-contoh berikut memberikan gambaran penyelesaian persoalan neraca massa menurut


prosedur di atas.

Contoh 4.2, neraca massa distilasi minyak nilam.


Minyak nilam (lihat Gambar 4.3a) merupakan salah satu komoditas perdagangan yang ditekuni
oleh masyarakat pedesaan di beberapa kabupaten di pantai barat Aceh. Petani minyak nilam
melakukan proses distilasi secara tumpak (batch) untuk mendapatkan minyak nilam. Daun
nilam (lihat Gambar 4.3b) yang layak panen dimasukkan ke dalam tangki uap (lihat Gambar
4.3c), kemudian uap yang dihasilkan dialirkan melalui pipa yang didinginkan. Hasil yang
keluar berupa campuran antara air dan minyak nilam. Andaikan produksi minyak nilam di
Aceh cukup besar untuk skala industri, maka campuran minyak nilam-air tadi akan lebih
mudah dipisahkan secara distiilasi kontinu. Andaikan di dalam campuran air-minyak nilam
terdapat sebanyak 60% massa air dan agar minyak nilam bernilai tinggi, maka air yang ada di
dalam campuran tadi harus dihilangkan sehingga diperoleh minyak nilam dengan kemurnian
96%. Karena minyak nilam mempunyai titik didih (280 oC) jauh lebih tinggi dari titik didik air

95
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

(100 oC), maka minyak akan keluar dari bawah kolom distilasi, sedangkan air akan menguap
dan keluar dari atas kolom distilasi. Hasil analisa produk atas kolom distilasi menunjukkan
terdapat 1% massa minyak nilam. Jika setiap jam ingin dipisahkan sebanyak 100 kg campuran
minyak nilam-air, tentukan laju produksi minyak nilam dan tentukan komponen-komponen lain
yang tidak diketahui.

(a) (b) (c)

Gambar 4.3. (a) minyak nilam; (b) daun nilam; (c) distilasi minyak nilam tradisional

Penyelesaian:

Gambar 4.4. Diagram alir distilasi minyak nilam

96
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

1. Gambarkan diagram balok proses distilasi minyak nilam dan tuliskan komponen-
komponen yang diketahui dan komponen-komponen tak diketahui, seperti pada Gambar
4.4.

2. Pilih basis perhitungan


Karena sudah diketahui umpan sebesar 100 kg/jam, maka kita ambil saja nilai ini
sebagai basis perhitungan.

Basis: 100 kg/jam umpan


3. Tuliskan persamaan neraca massa.
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui komponen-komponen yang masuk ke dalam dan
keluar dari sistem (kolom distilasi). Menggunakan persamaan 4.5, dapat ditulis:

Neraca total : F = D + B [4-6]

Neraca minyak nilam : XMN(F) F = XMN(D) D + XMN(B) B [4-7]

Neraca air : XA(F) F = XA(D) D + XA(B) B [4-8]

Substitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan 4.6 – 4.8, sehingga


diperoleh:

100 = D + B [4-9]

0,4 (100) = 0,01 (D) + 0,96 (B) [4-10]

0,6 (100) = 0,99 (D) + 0,04 (B) [4-11]

4. Tentukan variabel-varibel yang belum diketahui dengan menyelesaikan persamaan 4.9 –


4.11. Bila persamaan 4.9 – 4.11 anda diselesaikan, maka akan diperoleh:

D = 58,95 dan

B = 41,05

Sehingga dapat disusun:

97
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Pada Umpan:
Minyak nilam = 0,4 (100) = 40 kg/jam

Air = 0,6 (100) = 60 kg/jam

Pada Produk Atas


Minyak nilam = 0,01 (58,95) = 0,5895 kg/jam

Air = 0,99 (58,95) = 58,3605 kg/jam

Pada Produk bawah


Minyak nilam = 0,96 (41,05) = 39,4105 kg/jam

Air = 0,04 (41,05) = 1,6395 kg/jam

Contoh 4.3, Pengeringan padi


Padi yang baru dipanen (gabah) memiliki kadar air rata-rata 35 %. Peraturan Menteri Pertanian
No: 24/Permentan/PP.330/4/2008 Tanggal 29 April 2008 menyatakan bahwa Pemerintah
hanya akan membeli gabah petani yang mempunyai kadar air maksimum 25%. Di sisi lain,
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika padi ingin digiling untuk dijadikan beras, maka kadar
air gabah yang paling baik adalah 13 %. Pada kondisi kadar air seperti ini, resiko beras patah
sangat kecil. Sudah lazim petani hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan
gabah. Cara seperti ini tentu sulit sekali mengatur kadar air sedemikian rupa sehingga bisa
diperoleh gabah dengan kadar air <25%, atau gabah dengan kadar air 13%. Andaikan di daerah
sentra pertanian tersedia alat pengering kontinu sehingga memungkinkan menghasilkan gabah
dengan kadar air 13 % dan jika setiap kali panen seorang petani menghasilkan 5 ton gabah
segar dengan kadar air 35%, berapa banyak air yang harus dihilangkan dari gabah segar
sehingga diperoleh gabah dengan kadar air 13%.

Penyelesaian:

98
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

1. Gambarkan diagram balok yang menggambarkan proses pengeringan padi segar dan
tuliskan komponen-komponen yang diketahui dan yang tak diketahui, seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Diagram alir proses pengeringan gabah segar

2. Basis Perhitungan.
Karena besaran umpan sudah diketahui, maka basis perhitungan diambil langsung
sebesar 5000 kg umpan gabah segar

3. Tuliskan persamaan neraca massa.


Dari Gambar 4.4 dapat diketahui komponen-komponen yang masuk ke dalam dan
keluar dari sistem pengering kontinu. Menggunakan persamaan 4.5, dapat ditulis:

Neraca total : F = W+ P [4-12]

Neraca gabah : XF(gabah) F = XW(gabah) W + XP (gabah) P [4-13]

Neraca air : XF(air) F = XW(air) D + XP(air) P [4-14]

Substitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan 4.12 – 4.14, sehingga


diperoleh:

5000 = W+ P [4-15]

99
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

0,65 (5000) = 0,0 (W) + 0,85 (P) [4-16]

0,35 (5000) = 1.0 (W) + 0,15 (P) [4-17]

4. Tentukan variabel-variabel yang belum diketahui dengan menyelesaikan persamaan


4.15-4.17. Bila persamaan-persamaan ini diselesaikan, maka akan diperoleh:

Gabah kering, P = 3823,5 kg

Air yang dihilangkan dari gabah segar, W = 1176,5 kg

4.5 Rangkuman

Analisa suatu sistem proses biasanya akan selalu melibatkan perhitungan neraca massa guna
menentukan seluruh zat/spesies pada aliran umpan dan produk. Bab ini telah menjelaskan
klasifikasi proses yang terlibat pada suatu industri yang meliputi proses fisika dan proses kimia.
Proses fisika merupakan suatu proses yang tidak melibatkan perubahan molekul, sehingga tidak
menghasilkan senyawa baru. Dengan demikian proses fisika merupakan proses yang dapat
balik. Sebagai contoh, misalnya gula dilarutkan ke dalam air panas, sehingga tidak terlihat
butir-butir gula. Menggunakan proses pemisahan, misalnya penguapan, maka akan di dapatkan
kembali gula dan airnya. Ini yang dimaksud dengan proses dapat balik. Sebaliknya proses
kimia merupakan proses yang tidak dapat balik, karena melibatkan perubahan molekul
sehingga menghasilkan unsur atau senyawa baru. Misalkan anda menjalankan reaksi netralisasi
antar asam dan basa, maka akan terbentuk senyawa baru berupa garam dan air. Produk baru
garam dan air ini tidak akan dapat dirubah kembali menjadi asam dan basa, sehingga dikatakan
prosesnya tidak dapat balik. Walaupun pada hakikatnya ada reaksi kimia yang dapat bolak
balik, tapi hal tersebut di luar lingkup yang kita pelajari di sini.

Selain proses fisika dan proses kimia, telah dijelaskan juga perbedaan antara proses tumpak,
kontinu dan semi-tumpak. Proses tumpak dicirikan dengan tidak adanya perpindahan massa ke
luar dari sistem selama berlangsungnya proses. Artinya, umpan dimasukkan ke dalam unit
proses, kemudian proses dijalankan sampai selesai, baru di akhir produk dikeluarkan dari unit

100
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

proses. Proses kontinu sebaliknya berbeda nyata dari proses tumpak, dimana umpan dan produk
secara terus menerus dimasukkan dan dikeluarkan dari unit proses. Suatu unit proses yang yang
tidak mencirikan proses tumpak dan proses kontinu dikategorikan sebagai proses semi-tumpak
atau semi kontinu.

Dari segi ketergantungan terhadap waktu, proses dapat diklasifikasikan sebagai proses tunak
(mantap, steadi) dan transien (tak-mantap, tak steadi). Jika nilai-nilai seluruh parameter dalam
suatu proses seperti temperatur, tekanan, volume, laju alir dll tidak berubah terhadap waktu
maka proses tersebut dikatakan memiliki kondisi tunak. Sebaliknya jika variabel-variabel
proses tersebut berubah terhadap waktu, maka proses demikian disebut dengan proses transien
atau tak-steadi.

Pengertian neraca massa telah dipaparkan diikuti dengan penjelasan mengenai strategi
penyelesaian neraca massa sederhana tanpa melibatkan reaksi kimia. Prosedurnya dimulai
dengan menggambarkan proses yang ditinjau ke dalam bentuk diagram balok dan menuliskan
komponen-komponen yang diketahui pada diagram tersebut. Setelah basis perhitungan
ditentukan, persamaan neraca massa disusun berdasarkan persamaan 4.1. Namun, jika proses
yang ditinjau mantap (tunak) dan tidak melibatkan reaksi kimia, dengan mudah persamaan 4.5
disederhanakan menjadi persamaan 4.3. Penyusunan persamaan neraca massa akan
menghasilkan beberapa persamaan aljabar dengan beberapa variabel yang belum diketahui.
Langkah akhir adalah menentukan variabel-variabel yang tidak diketahui dengan
menyelesaikan persamaan aljabar yang diperoleh dari langkah sebelumnya.

4.6 Latihan

1. Sebuah tangki berukuran 4 m3 diisi dengan air dengan laju 6 kg/det dan dikeluarkan dari
dasar tangki dengan laju 3 kg/det. Sebelum diisikan air, pada saat mula-mula separuh tangki
telah berisi air.

a). Apakah proses ini tumpak, kontinu atau semi-tumpak? Apakah prosesnya tunak atau
steadi

101
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

b). Tuliskan neraca massa untuk proses tersebut (lihat contoh 4.1). Berikan padanan
suku-suku yang anda tinjau dengan suku-suku pada persamaan 4.1. Berikan alasan
jika ada suku-suku yang dihilangkan

c). Berapa lama waktu yang diperlukan sehingga air meluap dari permukaan tangki?

2. Seorang dosen teknik kimia mengadakan pengabdian masyarakat di sentra perkebunan


pepaya. Dosen tersebut mengajarkan masyarakat membuat selai pepaya. Pepaya masak
yang akan dibuat menjadi selai biasanya mengandung 20% padatan dan 80% air atas dasar
massa. Untuk membuat selai pepaya, pepaya yang telah dibersihkan dihancurkan dengan
menggunakan blender dan dicampur dengan gula dengan rasio pepaya:gula = 55:45.
Campuran pepaya-gula tadi kemudian dimasak guna menguapkan kandungan air yang ada
dalam campurannya, sehingga kandungan air akhir sebesar 1/3 dari kandungan air semula.
Sisa pemasakan inilah yang akhirnya disebut dengan selai pepaya.

a). Gambarkan diagram balok dan beri label untuk proses pembuatan selai pepaya.

b). Berapa kg pepaya yang diperlukan untuk membuat 1 kg selai pepaya.

c). Seandainya umpan terdiri dari 10 kg pepaya, berapa banyak air harus diuapkan untuk
menghasilkan selai pepaya dan berapa banyak selai pepaya yang diperoleh.

3. Pengawetan bahan makanan segar seperti daging dan ikan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti pengeringan, pendinginan (pembekuan), pengasapan, dan penambahan bahan
pengawet. Terkait metoda yang terakhir dapat dilakukan dengan penambahan bahan
pengawet kimiawi dan alami. Pengawet kimiawi dapat dikatagorikan lagi menjadi
pengawet berbahaya dan aman bagi manusia. Penggunaan cuka, gula dan garam telah lama
digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, dan sampai sekarang masih tetap digunakan
karena faktor keamanannya bagi manusia. Sejumlah asam juga relatif aman sebagai bahan
pengawet. Namun penggunaan formalin untuk mengawetkan bahan pangan merupakan
sesuatu metoda yang sangat membahayakan bagi konsumen dan dikatagorikan sebagai
perbuatan kriminal. Kenyataan ini menginspirasikan Anton seorang alumni teknik kimia
untuk memulai wirausaha produksi asap cair sebagai zat pengawet pangan alami. Dasar
pemikiran Anton sederhana saja, dia melihat bahwa hampir di seluruh Indonesia terdapat

102
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

sentra-sentra produksi kelapa dimana tempurung kelapa belum banyak dimanfaatkan.


Anton mulai memproduksi asap cair dengan metoda pirolisa dalam sebuah reaktor dengan
bahan baku 1 ton tempurung kelapa. Asap keluaran dari reaktor pirolisa dikondensasikan
sehingga diperoleh 600 L asap cair Grade 3 dan 200 kg arang aktif. Asap cair Grade 3 ini
hanya dapat digunakan untuk pengawetan kayu, bukan untuk pengawetan pangan mentah.
Oleh karena itu Anton harus merubah asap cair Grade 3 menjadi asap cair Grade 2, yang
dapat digunakan untuk mengawetkan pangan mentah, seperti daging dan ikan. Untuk
mengubah dari Grade 3 ke Grade 2, kandungan tar yang ada di dalam asap cair harus
dipisahkan dengan metoda distilasi. Di dalam 600 L asap cair yang dihasilkan oleh Anton
terdapat sebanyak 7% (massa) tar. Ketika asap cair ini dimasukkan ke dalam kolom
distilasi, didapati bahwa 97% (massa) asap cair ada di produk atas dan 85% tar terdapat di
produk bawah. Tentukan massa asap cair dan tar pada produk atas dan produk bawah
kolom distilasi. (Petunjuk: tentukan dulu massa 600 L campuran asap cair + tar, sehingga
dari situ dapat diketahui massa asap cair dan tar di dalam umpan kolom distilasi. Anggap
bahwa proses berjalan mantap dan tidak ada kebocoran sehingga seluruh asap yang
dihasilkan dari proses pirolisa betul-betul mencair).

4. Kadar gula dalam suatu cairan dinyatakan dengan oBrix. Jadi kalau dikatakan jus jeruk
memiliki 10 oBrix, berarti di dalam jus tersebut terdapat 10 g (kg, lbm) gula/100 g (kg, lbm).
Jika anda masuk ke super market dan membeli jus apel kotak berukuran 1 L, lalu membaca
pada kotak tersebut bahwa jus apel tersebut diproduksi oleh perusahaan Indonesia asli.
Bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Indonesia bukanlah produsen apel. Di negara-negara
produsen apel, apel tersebut diperas sehingga diperoleh jus apel dengan nilai brix rendah.
Jus tersebut kemudian diproses dan dipekatkan sehingga mencapai 65-70 oBrix. Jus ini
kemudian dibekukan dan diekspor ke berbagai negara dalam kondisi beku. Perusahaan
Indonesia membeli konsentrat jus beku ini, lalu setiba di pabrik mereka di Indonesia jus
tersebut dicairkan dan ditambahkan air sehingga jadilah jus kotak yang anda beli di
supermarket tadi. Perusahaan tersebut membeli 5 ton jus apel konsentrat 70 oBrix dari luar
negeri seharga US$ 1500/ton dalam tahun 2011. Kemudian memproduksinya menjadi jus
apel kotak berukuran 1 L yang memiliki nilai 20 oBrix. Jika diasumsi jus tersebut hanya
terdiri dari gula dan air, berapa banyak air yang harus ditambahkan kepada 5 ton jus
konsentrat untuk menghasil jus dengan nilai 20 oBrix. Berapa kotak jus apel ukuran 1 L (20

103
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa
o
Brix) yang dapat diproduksi dari 5 ton jus konsentrat (70 oBrix). Jika perusahaan tersebut
menjual jus apel kotak 1 L (20 oBrix) kepada distributor dengan harga Rp 12500,- per kotak
dan dengan nilai tukar Rp 9600,-/1 US$, apakah perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan?

5. Gambar 4.6 (a) menunjukkan sebuah siklon yang diinstallasi pada sebuah industri. Siklon
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel padatan dari aliran gas.
Mekanisme pemisahan partikel tersebut akibat adanya gerakan fluida (gas dan partikel)
secara spiral karena bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal dan gaya inersia menyebabkan
partikel terlempar ke arah luar, membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar
siklon. Dekat dengan bagian dasar siklon, gas bergerak membalik dan bergerak ke atas
dalam bentuk spiral yang lebih kecil. Gas yang bersih keluar dari bagian puncak siklon
sedangkan partikel keluar dari dasar siklon, seperti yang ditunjukkan dari hasil simulasi
pada Gambar 4.6 (b).

(a) (b)

Gambar 4.6 (a) Pemisah siklon pada sebua industri, (b) simulasi gerakan partikel dalam siklon

104
Bab 4: Dasar-Dasar
Dasar Neraca Massa

Sebuah industri menghasilkan gas buang sebesar 3000 ft3/menit dengan kandungan partikel
8,25 gr/ft3. Seluruh gas buang ini dialirkan ke sebuah siklon untuk memisahkan partikel
par
dari aliran gas. Siklon yang digunakan dikatakan memiliki efisiensi pengumpulan sebesar
90%. Buatlah neraca massa partikel dan tentukan berapa banyak pertikel yang terkumpul
dan yang dibuang ke atmosfir setiap jam.

6. Diagram balok di bawah ini menunjukkan operasi pencampuran tiga komponen A, B, dan C
yang masing-masing
masing komposisinya dinyatakan dalam persen massa. Operasi berjalan dalam
kondisi tunak (mantap, steadi). Dari informasi yang ada tentukan laju alir massa dan
komposisi produk yang dihasilkan.

7. Dalam percobaan adsorpsi di laboratorium, seorang mahasiswa teknik kimia diminta untuk
menguji kemampuan zeolit alam untuk menyerap phenol. Sebanyak 150 mL larutan phenol
dikontakkan dengan 600 gram zeolit alam di dalam Erlenmeyer berpengaduk, sehingga
terjadi perpindahan massa phenol ke dalam zeolit alam sedangkan air tidak terjerap.
Konsentrasi phenol mula-mula
mula di dalam larutan adalah 0,5 mol/L, namun setelah satu jam
pengontakan dengan zeolit alam konsentrasi phenol berkurang menjadi 0,4 mol/L.
Tentukan berapa banyak phenol yang terserap untuk setiap gram zeolit alam.
alam

8. Sebanyak 1 L etanol dengan densitas 0,789 gr/cm3 pada 20 oC ingin dicampur dengan 2,5 L
air yang memiliki densitas 0,998 gr/cm3. Tentukam massa dan komposisi massa masing-
masing komponen dalam campuran air
air-etanol.

105
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

9. Seorang mahasiswa teknik kimia yang akan melakukan praktikum di laboratorium kimia
dasar diminta untuk membuat 1000 gram larutan H2SO4 (10% massa). Akan tetapi di
laboratorium tersebut hanya tersedia larutan H2SO4 (25% massa). Jelaskan apa yang harus
dilakukan oleh si mahasiswa agar ia dapat mempersiapkan larutan H2SO4 10 %.

10. Seorang pekerja diminta untuk membuat 2500 kg campuran air dan Ca(OH)2 (slurry)
dengan konsentrasi 5 % massa Ca(OH)2. Hal ini harus dilakukannya dengan mengencerkan
dari 1000 kg campuran (slurry) yang mengandung 20% Ca(OH)2. Tentukan berapa banyak
air yang harus ditambahkan agar diperoleh slurry dengan konsentrasi Ca(OH)2 5%.

4.7 Glosarium

Distilasi : proses pemisahan komponen-komponen dari campuran atas dasar titik didih
sehingga komponen-komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
sebagai produk atas, sedangkan komponen-komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan berada dalam fasa cair sebagai produk bawah.

Impuritis : zat-zat yang tidak memiliki nilai berarti baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.

Kontaktor : Sebuah kolom yang dirancang sedemikian rupa untuk mengontakkan dua atau
lebih zat.

Quencher : Sebuah alat yang dirancang untuk menurunkan temperatur fluida secara cepat.

Reaktor : Sebuah alat yang digunakan untuk menjalankan reaksi kimia.

Scrubber : Sebuah peralatan yang digunakan untuk menghilangkan impuritis dari aliran
gas.

Shut-down : Di industri istilah ini dimaksudkan penghentian sebagian proses atau seluruh
proses di industri tersebut dikarenakan gangguan atau memang direncanakan untuk
perawatan maupun perbaikan.

106
Bab 4: Dasar-Dasar Neraca Massa

Slurry : Suatu campuran antara cairan, biasanya air, dengan bahan padat halus seperti
semen, batu kapur, lempung, dll

Start-up : Dalam industri istilah ini didefinisikan sebagai periode waktu antara tahap akhir
konstruksi pabrik dengan tahap operasional pabrik itu sendiri, atau dimaksudkan juga
terhadap kegiatan memulai pabrik untuk beroperasi sampai mencapai operasional
steadi.

Daftar Pustaka

Felder, R.M dan Rousseau, R.W. (2005) Elementary Principles of Chemical Processes, 3rd
Edition. John Wiley and Son, Inc. USA

Himmelblau, D.M dan James Riggs, B. (2004) Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, 7th Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.USA

Wikibooks (2010) Introduction to Chemical Engineering Processes.


http://en.wikibooks.org/wiki/Introduction_to_Chemical_Engineering_Processes. Diakses
11 Maret 2010.

107
LAMPIRAN A

Massa Atom Unsur-Unsur Kimia

Unsur Simbol Massa Atom, gr/mol

Aluminium Al 26,9815

Antimon Sb 121,75

Argon Ar 39,948

Arsenik As 74,9216

Barium Ba 137,34

Beryllium Be 9,0122

Besi (Ferrum) Fe 55,847

Bismuth Bi 208,980

Boron B 10,811

Bromium Br 79,904

Emas (Aurum) Au 196,967

Fluor F 18,9984

Fosfor P 30,9738

Gallium Ga 69,72

Germanium Ge 72,59

Hafnium Hf 178,49

Helium He 4,0026

Hidrogen H 1,00797

Indium In 114,82

Iridium Ir 192,2

Itrium Y 88,905

Kadmium Cd 112,40
Unsur Simbol Massa Atom, gr/mol

Kalium K 39,102

Kalsium Ca 40,08

Karbon C 12,01

Khlor Cl 35,453

Khromium Cr 51,996

Kobalt Co 58,9332

Kripton Kr 83,80

Lithium Li 6,939

Magnesium Mg 24,312

Mangan Mn 54,938

Molibdenum Mo 95,94

Natrium Na 22,9898

Neon Ne 20,183

Nikel Ni 58,71

Niobium Nb 92,906

Nitrogen N 14,0067

Oxigen O 15,9994

Palladium Pd 106,4

Perak Ag 107,868

Platinum Pt 195,09

Plutonium Pu 242

Radium Ra 226

Radon Rn 222

Raksa (Mercury) Hg 200,59


Unsur Simbol Massa Atom, gr/mol

Rubidium Rb 85,47

Selenium Se 78,96

Seng (Zinc) Zn 65,37

Serium Ce 140,12

Sesium Cs 132,905

Silicon Si 28,086

Strontium Sr 87,62

Sulfur S 32,064

Tantalum Ta 180,948

Tellurium Te 127,60

Tembaga (Copper) Cu 63,546

Thallium Tl 204,37

Thorium Th 232,038

Timah Sn 118,69

Timbal (Plumbum) Pb 207,19

Titanium Ti 47,90

Tungsten W 183,85

Uranium U 238,03

Vanadium V 50,942

Xenon Xe 131,30

Yodium (Iodine) I 126,9044

Zirconium Zr 91,22
LAMPIRAN B
Konversi Satuan

( )
Untuk mengkonversi dari ke dalam kalikan dengan Untuk mengkonversi dari ke dalam kalikan dengan
Drams (avoirdupois) Grams 1.7719 Horsepower (British) Pounds water evaporated per hour 2.64
Dynes Newtons 1 × 10−5 at 212°F
Ergs Joules 1 × 10−7 Horsepower (metric) Foot-pounds per second 542.47
Faradays Coulombs (abs.) 96,500 Horsepower (metric) Kilogram-meters per second 75.0
Fathoms Feet 6 Hours (mean solar) Seconds 3600
Feet Meters 0.3048 Inches Meters 0.0254
Feet per minute Centimeters per second 0.5080 Inches of mercury at 60°F Newtons per square meter 3376.9
Feet per minute Miles per hour 0.011364 Inches of water at 60°F Newtons per square meter 248.84
Feet per (second)2 Meters per (second)2 0.3048 Joules (absolute) B.t.u. (mean) 9.480 × 10−4
Feet of water at 39.2°F. Newtons per square meter 2989 Joules (absolute) Calories, gram (mean) 0.2389
Foot-poundals B.t.u. 3.995 × 10−5 Joules (absolute) Cubic foot-atmospheres 0.3485
Foot-poundals Joules 0.04214 Joules (absolute) Foot-pounds 0.7376
Foot-poundals Liter-atmospheres 4.159 × 10−4 Joules (absolute) Kilowatt-hours 2.7778 × 10−7
Foot-pounds B.t.u. 0.0012856 Joules (absolute) Liter-atmospheres 0.009869
Foot-pounds Calories, gram 0.3239 Kilocalories Joules 4186.8
Foot-pounds Foot-poundals 32.174 Kilograms Pounds (avoirdupois) 2.2046
Foot-pounds Horsepower-hours 5.051 × 10−7 Kilograms force Newtons 9.807
Foot-pounds Kilowatt-hours 3.766 × 10−7 Kilograms per square centimeter Pounds per square inch 14.223
Foot-pounds Liter-atmospheres 0.013381 Kilometers Miles 0.6214
Foot-pounds force Joules 1.3558 Kilowatt-hours B.t.u. 3414
Foot-pounds per second Horsepower 0.0018182 Kilowatt-hours Foot-pounds 2.6552 × 106
Foot-pounds per second Kilowatts 0.0013558 Kilowatts Horsepower 1.3410
Furlongs Miles 0.125 Knots (international) Meters per second 0.5144
Gallons (U.S. liquid) Barrels (U.S. liquid) 0.03175 Knots (nautical miles per hour) Miles per hour 1.1516
Gallons Cubic meters 0.003785 Lamberts Candles per square inch 2.054
Gallons Cubic feet 0.13368 Liter-atmospheres Cubic foot-atmospheres 0.03532
Gallons Gallons (Imperial) 0.8327 Liter-atmospheres Foot-pounds 74.74
Gallons Liters 3.785 Liters Cubic feet 0.03532
Gallons Ounces (U.S. fluid) 128 Liters Cubic meters 0.001
Gallons per minute Cubic feet per hour 8.021 Liters Gallons 0.26418
Gallons per minute Cubic feet per second 0.002228 Lumens Watts 0.001496
Grains Grams 0.06480 Micromicrons Microns 1 × 10−6
1
Grains Pounds ⁄ 7000 Microns Angstrom units 1 × 104
Grains per cubic foot Grams per cubic meter 2.2884 Microns Meters 1 × 10−6
Grains per gallon Parts per million 17.118 Miles (nautical) Feet 6080
Grams Drams (avoirdupois) 0.5644 Miles (nautical) Miles (U.S. statute) 1.1516
Grams Drams (troy) 0.2572 Miles Feet 5280
Grams Grains 15.432 Miles Meters 1609.3
Grams Kilograms 0.001 Miles per hour Feet per second 1.4667
Grams Pounds (avoirdupois) 0.0022046 Miles per hour Meters per second 0.4470
Grams Pounds (troy) 0.002679 Milliliters Cubic centimeters 1
Grams per cubic centimeter Pounds per cubic foot 62.43 Millimeters Meters 0.001
Grams per cubic centimeter Pounds per gallon 8.345 Millimeters of mercury at 0°C. Newtons per square meter 133.32
Grams per liter Grains per gallon 58.42 Millimicrons Microns 0.001
Grams per liter Pounds per cubic foot 0.0624 Mils Inches 0.001
Grams per square centimeter Pounds per square foot 2.0482 Mils Meters 2.54 × 10−5
Grams per square centimeter Pounds per square inch 0.014223 Minims (U.S.) Cubic centimeters 0.06161
Hectares Acres 2.471 Minutes (angle) Radians 2.909 × 10−4
Hectares Square meters 10,000 Minutes (mean solar) Seconds 60
Horsepower (British) B.t.u. per minute 42.42 Newtons Kilograms 0.10197
Horsepower (British) B.t.u. per hour 2545 Ounces (avoirdupois) Kilograms 0.02835
Horsepower (British) Foot-pounds per minute 33,000 Ounces (avoirdupois) Ounces (troy) 0.9115
Horsepower (British) Foot-pounds per second 550 Ounces (U.S. fluid) Cubic meters 2.957 × 10−5
Horsepower (British) Watts 745.7 Ounces (troy) Ounces (apothecaries’) 1.000
Horsepower (British) Horsepower (metric) 1.0139 Pints (U.S. liquid) Cubic meters 4.732 × 10−4
Horsepower (British) Pounds carbon to CO2 0.175 Poundals Newtons 0.13826
per hour
Pounds (avoirdupois) Grains 7000 Square feet Square meters 0.0929
Pounds (avoirdupois) Kilograms 0.45359 Square feet per hour Square meters per second 2.581 × 10−5
Pounds (avoirdupois) Pounds (troy) 1.2153 Square inches Square centimeters 6.452
Pounds per cubic foot Grams per cubic centimeter 0.016018 Square inches Square meters 6.452 × 10−4
Pounds per cubic foot Kilograms per cubic meter 16.018 Square yards Square meters 0.8361
Pounds per square foot Atmospheres 4.725 × 10−4 Stokes Square meters per second 1 × 10−4
Pounds per square foot Kilograms per square meter 4.882 Tons (long) Kilograms 1016
Pounds per square inch Atmospheres 0.06805 Tons (long) Pounds 2240
Pounds per square inch Kilograms per square centimeter 0.07031 Tons (metric) Kilograms 1000
Pounds per square inch Newtons per square meter 6894.8 Tons (metric) Pounds 2204.6
Pounds force Newtons 4.4482 Tons (metric) Tons (short) 1.1023
Pounds force per square foot Newtons per square meter 47.88 Tons (short) Kilograms 907.18
Pounds water evaporated from Horsepower-hours 0.379 Tons (short) Pounds 2000
and at 212°F. Tons (refrigeration) B.t.u. per hour 12,000
Pound-centigrade units (p.c.u.) B.t.u. 1.8 Tons (British shipping) Cubic feet 42.00
Quarts (U.S. liquid) Cubic meters 9.464 × 10−4 Tons (U.S. shipping) Cubic feet 40.00
Radians Degrees 57.30 Torr (mm. mercury, 0°C.) Newtons per square meter 133.32
Revolutions per minute Radians per second 0.10472 Watts B.t.u. per hour 3.413
Seconds (angle) Radians 4.848 × 10−6 Watts Joules per second 1
Slugs Gee pounds 1 Watts Kilogram-meters per second 0.10197
Slugs Kilograms 14.594 Watt-hours Joules 3600
Slugs Pounds 32.17 Yards Meters 0.9144
Square centimeters Square feet 0.0010764
GI9 JK/I,2L
0
M4N-82O414<-2M6>P-Q-2
34. 4- 0

1
=6>148-12?@222A A484<2G6;6H1 A484<2=4@4
1H
,-. - /0. 01234. 4- 567-829 :;6<0; 222B<CD. EF222222B3F 2222223 2222223 1
234561 231 7898
1 1 79 1 971
2 1 
 1

9
1 1 871 91 8791
2  1 1 
 1 91 
81 871  89 1 7891
2 561 7 1  9 1 81 871  91 789
1
2 61  1 97 1 89
1  891
2 3 1 1 7
 1 9
1 1 871  91

91
2561  71  971 89
1 789 1
2661  1 87981 1 8791  91
 91
6!1   1 9
1 
1 8791 91
91
6!61  1 9
1 1  81  9 1 77971
6!5 1 1    1 9
1  1
71 7891 791
3561 31 89  1 781 871 1 77981
"# $61 
 1 
981 7 91 
91
"7# $61 
1 
981 
971  9 1
6# $61 
 1  9
1 7
9 1  9 1
# $61 
 1  9
1 791 971
6# $651 
 1
971 1 871  7981 78981
# $61 
 1 9 1 9 1 981
# $61 
 1 9 1 79 1 971
3%5613 531 
1 79 71 
1 8 1 91 7
89 1
3%5615&1  1

91 91 8
9 1
3%561565&1 1  91  91 9 1
5361 1 981  91 7 9 1
535%6!61  1 981 1 8791  91

981
535'531 71 897 1 
8 1 871 1 891 77
971
 5%$61 
 1 9 1 1 1 1 1  9
1  9 1
 5&61  1
91 1 81 871 1  89 1 77981
 5&651  1 91 8
1 771 1 8 91
7
971
 5(661  1 971 1
1 871 1  8971 79
1
 5(661  1  981 1 1 871 1 7 91 7 9
1
)61  1 79 1 1 1 1 1 8981 
91
)651  1
981 1 81 871 1 891 7911
)161  1
9 1 1  71 871 1 891  89 1
)1 1 
  1 9 1 1 81 871 1 891 7971
)%6!61   1 9 1  1 871  91
8971
)661   1 9881 81 871 
91 789
1
)131 
 1
971 71 871 1 981 7 9 1
)1(35(561   1 97
1 81 871 1 88971 7 91
)61 
1  9
1 1 1 1 
91 89
1
)61* 51   1 981 "
1 871 1 91
9
1
)615&1 
1 1

9
1 1 1 1 1 91  791
+$5361 +1 7 988 1 791 1
+531  1 791 91 
911
+53 1 1   1
91 "1  1  91 7 79 1
* 351 7  71 8981 "1 871 891 791
6#(61   1 91 
1 871 1  91 7 91
#(651   1 9
1 1 871 1 7891

891
#(61   
1 8 9 81 8 1 871 1 
971 79 1
6#&61  
1 9 1 81 871 1  9 1 7
981
#&651  
1 9 1 81 871 1 891
791
1
1 1

1 +53$1 R 5 $31 ST$1U 1VWXY1 V641 V%5641


1 R ZZ"14[51 6Z1 X1 X1 X1 1
35461  1 91 1 1 1 1 
91 9
1
35461%351  31 981 1 1 1 1  91 91
35461 531 1 79
1 1 1 1 1 891  91
35461 61 1  91  1 871 1 8981 8 981
35461Z$'1  \1 7
9 1 1 1 1 1  91 9 1
]561 ]1 79  1 7"
1
71 1 7 9 1
 91
]Z5(35(1 551 7 1 981 1 871 1 
9 1 79
1
R  1631 
  71 8 9 1 "71 7771 1 791
9 1
R 61 
1 9
71 1 1 1 1 89 1 9 1
R 3 $31 41 981 7"
1 871 1 7
971 791
R 651 
1 79
1 81 871 1  91 77 9 1
R 1 1 7  1
9 1 87
1 871 1  91 7791
R 1 31 
  1 981 81 871 1 89 1 7791
R 161  1 79 1 1 1 1 1  89 1 9 1
R 1%6!51    1 791 " 1 871 1 9 1
91
R 11^561 
 1 9 1 1 871  91 79 1
(61  1  9
1 8 1 771 7791
891
3 15&1 1 791 891 9
1
35461  1  971 7971 9
1
354615&1 1 791 91 91
3546135&1  
1
91 1 1 1 1 981 8
971
35$Z15&1  1

971 1 1 1 1  971 
9 1
&461  1 798881 1 1 1 1 
9
1 891
6#_661  1 91 1 871 1 
79
1 7891
#_6651  1 91 1 871 1 81
1
#_661  1  981 81 871  91 77971
#_661  1 971 
1 871  981 7791
_651  1 8
971 81 7
1 771
1
_35(61 7 1

98 1 91 791


#_35(651 7 1 981 
1 871 
981 7 9
1
_35(56 1 1 7  1
9 1 8871 871 91

91
_35(61 7 1
9 1 981 9
1
_35(615&1 7 1  9 1 81 871 1 7 91
\361   1 
91 81 871 
91
 971
\$ 6 1 1 
 
1  981
1  1
\$'$315&1  \1 
971 8 9 1 791
\$'$3135&1  7\1 9 1  1 7 1 891 7 91
`5$61   1 89
1  1 871  91 7 79 1
`3161 7 81 891 1 1 1 1 91  91
a61 531  71 9
881 1 1 1 1 89
1 89 1
b 31  1  91 88 1 871  791 7 791
5#c61   1 9 1 1 871 
91
 91
#c61   1 9 1 
1 871 971
971
(#c61   1 9 1 1 871  9
11
91
1

Anda mungkin juga menyukai