LP Sifilis
LP Sifilis
II.1 Definisi
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut
ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten atau dapat
kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini
dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat
menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput
lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi
janin. ( Soedarto, 1990 )
II.2 Etiologi
Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum
termasuk golongan Spirochaeta yang berbentuk seperti spiral dengan panjang
antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan mikroskop
lapangan gelap akan nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti
rotasi. Organisme ini bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen,
sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam
lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat
ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar. ( Soedarto, 1990 )
II.3 Patogenitas dan gejala klinis
Sifat-sifat yang mendasari virelensi Treponema pallidum belum dipahami
selengkapnya tidak ada tanda- tanda bahwa kuman ini bersifat toksigenik karena
didalam dinding selnya tidak ditemukan eksotosin ataupun endotoksin. Meskipun
didalam lesi primer dijumpai banyak kuman namun tidak ditemukan kerusakan
jaringan yang cukup luas karena kebanyakan kuman yang berada diluar sel akan
terbunuh oleh fagosit tetapi ada sejumlah kecil Treponema yang dapat tetap
bertahan didalam sel makrofag dan didalam sel lainya yang bukan fagosit
misalnya sel endotel dan fibroblas. Ini dapat menjadi petunjuk mengapa
Treponema pallidum dapat hidup dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang
lama ,yaitu selama masa asimtomatik merupakan ciri khas dari penyakit sifilis.
Sifat invasif Treponema sangat membantu memperpanjang daya tahan kuman
didalam tubuh manusia.
Sifilis merupakan penyakit kronik Granulomatosa dimana perjalanan
penyakitnya berlangsung lama. Lesi pada stadium akhir mungkin baru muncul 30
tahun setelah infeksi pertama. Pada penyakit sifilis terdiri dari 3 stadium yaitu
stadium primer, sekunder dan tersier.ketiga stadium ini dipisahkan oleh periode
asimtomatik, yang masa tunasnya 3-4 minggu muncul lesi primer yang
terlokalisasi yang akan sembuh setelah 2-6 minggu. Stadium ini disusul dengan
stadium sekunder, dijumpai lesi diseluruh tubuh atau generalisata luka ini
sembuh dalam waktu 2- 6-minggu. Stadium ini disertai dengan periode laten
selama beberapa tahun. Selama periode tersebut tidak dijumpai manifestasi klinik
tetapi dalam tubuh sejumlah kecil penderita berlangsung proses yang mengarah
kebentuk sifilis yang lebih berat yaitu sifilis tersier. ( Parvin azini ,1996 )
II. 4 Epidemiologi
Penularan utama dari penyakit adalah lewat kontak seksual (coitus ), bisa
juga lewat mukosa misalnya dengan berciuman atau memakai gelas dan sendok
yang selesai dipakai oleh penderita sifilis dan penularan perenteral melalui jarum
suntik dan tranfusi darah. Masa inkubasi dari penyakit sifilis berlngsung sekitar
2- 6 minggu setelah hubungan seksual yang dianggap sebagai penularan penyakit
tersebut ( coitus suspectus ).
Secara garis besar penularan sifilis dibagi atas :
1. Sifilis kongenital atau bawaan
Sifilis kongenital akibat dari penularan spirokaeta tranplasenta; bayi jarang
berkontak langsung dengan Chancre ibu yang menimbulkan infeksi pasca lahir.
Resiko penularan transplasenta bervariasi menurut stadium penyakit yang
diderita oleh ibu. Bila wanita hamil dengan sifilis primer dan sekunder serta
spirokaetamia yang tidak diobati, besar kemungkinan untuk menularkan infeksi
pada bayi yang belum dilahirkan daripada wanita dengan infeksi laten. Penularan
dapat terjadi selama kehamilan. Insiden dari infeksi sifilis kongenital tetap paling
tinggi selama 4 tahun pertama sesudah mendapat infeksi primer, sekunder dan
penyakit laten awal.
2.
walupun penangananya secara kuratif telah tersedia untuk sifilis selama lebih dari
empat dekade, sifilis tetap penting dan tetap merupakan masalah kesehatan yang
lazim di Indonesia. Pembagian sifilis dapatan berdasarkan epidemiologi ,
tergantung sifat penyakit tersebut menular atau tidak. Stadium menular bila
perjalanan penyakit kurang dari 2 tahun dan stadium tidak menular perjalanan
Stadium menular
( plak seperti
veruka, abu abu putih sampai eritematosa ). Dan plak putih disebut ( Mukous
patkes ) dapat ditemukan padfa membrana mukosa, gejala yang ditimbulkan
dari sifilis sekunder adalah penyakit seperti flu seperti demam ringan, nyeri
kepala, malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri tenggorokan, mialgia,
menjadi besar dan bahkan sesudah dewasa. Pada infantil kongenital sifilis
bayi mempunyai lesi lesi mukokutan. Kondiloma, pelunakan tulang
tulang panjang, paralisis dan rinitis yang persisten. Sedangkan jika sifilis
timbul sesudah anak menjadi besar atau dewasa maka kelainan yang timbul
pada umumnya menyangkut susunan syaraf pusat misalnya parasis atau
tabes, atrofi nervous optikus dan tuli akibat kelainan syaraf nervous
kedelapan, juga interstitial keratitis, stig mata tulang dan gigi, saddel nose,
saber shin ( tulang kering terbentuk seperti pedang ) dan kadang kadang
gigi Hutchinson dapat dijumpai. Prognosis sifilis kongenital tergantung
beratnya infeksi tetapi kelainan yang sudah terjadi akibat neurosifilis
biasanya sudah bisa disembuhkan. (Soedarto, 1990).
II. 6 Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik,
serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan mikroskop lapangan gelap
(darkfield microscope). Pada kasus tidak bergejala diagnosis didasarkan pada
uji serologis treponema dan non protonema. Uji non protonema seperti
Venereal Disease Research Laboratory ( VDRL ). Untuk mengetahui antibodi
dalam tubuh terhadap masuknya Treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji
VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga amat
membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit aktif ( gagal pengobatan atau
reinfeksi ) dan turun bila pengobatan cukup. Kelainan sifilis primer yaitu
chancre harus dibedakan dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin yaitu chancroid, granuloma inguinale, limfogranuloma
venerium, verrucae acuminata, skabies, dan keganasan ( kanker ).