PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Matematika Keuangan ada banyak konsep bunga seperti bunga sederhana,
bunga majemuk, bunga biasa, bunga tepat, bunga mengambang, bunga tetap,
bunga nominal, bunga flat, bunga efektif, bunga diskrit, dan bunga kontinu. Inilah
sebabnya Matematika Keuangan juga dikenal sebagai matematika tingkat bunga.
Bunga majemuk berbeda dari bunga sederhana, bunga biasa berbeda dari
bunga tepat, bunga mengambang tidak sama dengan bunga tetap, demikian juga
bunga efektif, bunga nominal, dan bunga flat. Bunga diskrit (i) juga tidak sama
dengan bunga kontinu (r). Mahasiswa keuangan dan akuntansi harus dapat
mencari suku bunga diskrit yang ekuivalen untuk suku bunga kontinu tertentu,
dan sebaliknya serta tingkat bunga efektif untuk setiap tingkat bunga flat yang
diberikan.
Makalah ini akan lebih menekankan tentang Bunga Diskrit dan Bunga
Kontinu. Persoalan bunga berbunga terbagi menjadi dua bagian yaitu, Bunga
diskrit (Bunga Nominal) dan Bunga Kontinu (Bunga Efektif). Bunga diskrit,
berarti nilai bunga diperhitungkan pada setiap akhir periode waktu selama periode
penelaahannya ( biasanya selama satu tahun). Bunga kontinyu, diasumsikan
bahwa bunga dihitung dan ditambahkan ke pinjaman pokok setiap saat selama
satu tahun, jadi bunga bisa di hitung per bulan, per tiga bulan, atau enam bulan
sekali.
1.2.
Tujuan
Memahami konsep Bunga Diskrit
Memahami konsep Bunga Kontinu
Mengetahui aplikasi Bunga Diskrit dan Bunga Kontinu
Mengetahui perbedaan Bunga Diskrit (nominal)
Kontinu(efektif)
dan
Bunga
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Bunga
x 100
Pinjaman MulaMula
2.2.
r i
dimana: r : real interest rate (tingkat bunga riil)
i : nominal interest rate (tingkat bunga nominal)
: tingkat inflasi
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi dengan tingkat
inflasi. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa perubahan tingkat bunga dapat
terjadi karena adanya perubahan tingkat bunga riil atau perubahan tingkat inflasi.
2. Teori Tingkat Bunga Keynes
Menurut Keynes tingkat bunga merupakan fenomena moneter yang artinya
tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Uang akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi
tingkat bunga. Keynes menjabarkan pandangannya tentang bagaimana tingkat
bunga ditentukan dalam jangka pendek. Penjelasan itu disebut teori preferensi
likuiditas, dimana teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh
( MP ) s=M /P
(2.1)
Teori preferensi likuiditas menegaskan pula bahwa tingkat bunga adalah sebuah
determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang oleh individu. Ketika
tingkat bunga naik, maka individu-individu hanya ingin memegang lebih sedikit
uang, sehingga:
( MP )d =L(r )
(2.2)
dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung
pada tingkat bunga.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Apabila uang pokok P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga i per
periode, maka perhitungan bunga majemuk dan nilai akhir atau nilai akumulasi
pada akhir masing-masing periode pembayaran bunga dapat dilihat pada table
berikut.
Table. Perhitungan Bunga Majemuk dan Nilai Akhir untuk Uang Pokok P
, Suku Bunga
Akhir
Period
e
periode.
P+ Pi=P ( 1+i )
Pi
[P ( 1+i ) ]i
[P ( 1+i )2]i
[P ( 1+i )3 ]i
[P ( 1+i )
n1
]i
n1
(1+i)
Apabila perhitungan bunga dan nilai akhir dilanjutkan sampai akhir periode
ke-n, maka nilai akhir atau nilai akumulasi S dari uang pokok mula-mula sebesar
P pada suku bunga majemuk i per periode adalah:
S=P(1+i)n
(1)
Persamaan (1) adalah formula umum untuk menghitung jumlah uang majemuk
pada masa yang akan datang atau disebut juga dengan nilai akhir atau nilai jatuh
tempo atau nilai akumulasi dimana (1 + i) n disebut dengan faktor akumulasi atau
nilai akumulasi dari uang Rp 1. Formula ini berlaku umum baik untuk konversi
bunga secara tahunan, setengah tahunan, empat bulanan, tiga bulanan, bulanan,
7
3.2.
V
=V (1+ i)t
t
(1+i)
Yang mengandung eksponen negatif. Perlu disadari bahwa dalam rumus ini
peranan V dan A telah dibalik: sekarang V diketahui, sedangkan A belum
diketahui, sehingga dihitung dari i (tingkat diskonto) dan t (jumlah tahun), serta V.
3.4.
Dari pembahasan sebelumnya telah kita ketahui bahwa tingkat bunga efektif
akan meningkat bila frekuensi pemajemukan per tahun bertambah. Karena
transaksi moneter pada kenyataannya mungkin berlangsung setiap jam atau setiap
saat dalam kebanyakan dunia bisnis maka pemajemukan sebenarnya berlangsung
dalam jumlah yang banyak sekali dalam setahun. Apabila kita ingin menghitung
secara eksplisit efek pemajemukan yang seperti ini maka kita harus menggunakan
hubungan pemajemukan kontiniu. Pemajemukan kontiniu berarti dalam setahun
banyaknya periode pembungaan (periode pemajemukan) adalah tak terhingga.
Secara matematis tingkat bunga efektif dari pemajemukan kontiniu adalah:
Ieff =
m ()
mr
r
m
( )
lim 1+
+1
m ()
r
m
mr
( )
lim 1+
t T , X (t )
Maka setiap
adalah peubah acak dimana t mengintepretasikan waktu
dan X(t) sebagai state (keadaan) dari proses pada waktu. Himpunan T adalah
himpunan indeks dari sebuah proses. Jika T adalah suatu interval maka proses
stokastik tersebut disebut sebagai proses stokastik waktu kontinu.
{ X (t ), t T }
X (t1 s ) X (t1 s )
,
yaitu
(t1 , t2 )
mempunyai perubahan nilai yang sama pada interval
dan s>0.
{ X (t ), t T }
disebut memiliki
t1 t2 tn peubah acak
3.6.
10
majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering
dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu. Semua
tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga
ekuivalen tahunan, atau EFF%. Ketika melakukan perbandingan di antara
beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada
jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
Tingkat suku bunga efektif tahunan (EAR). Merupakan tingkat suku
bunga tahunan yang akan menghasilkan nilai yang sama seperti jika
memajemukkan pada periode tertentu sebanyak m kali per tahun. Dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan, apakah meminjam dengan pinjaman
kartu kredit (pembayaran bulanan) atau pinjaman bank (pembayaran per
kuartal).
Perhitungan Bunga Efektif
Prinsip dari perhitungan bunga efektif, adalah cicilan pokok per bulannya tetap,
dan bunga per bulan dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayar.
Misal:
P = pokok pinjaman
i = suku bunga per tahun
t = lama kredit dalam bulan
Maka:
Cicilan pokok per bulan = P / t
Bunga bulan ke z = (P - ((z - 1) x Cicilan pokok )) x i / 12
Contoh kasus:
Budi meminjam uang di bank sebesar Rp 60.000.000,- dengan bunga
kredit efektif 14% per tahun. Bank memberikan kredit dengan jangka
waktu 60 bulan.
Berapakah angsuran yang harus dibayar Budi?
P = Rp 60.000.000,i = 14%
t = 60 bulan
Cicilan pokok per bulan = Rp 60.000.000,- / 60 = Rp 1.000.000,Bunga bulan ke-1 = (Rp 60.000.000,- - (0 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp
700.000,Cicilan bulan ke-1 = Rp 1.000.000,- + Rp 700.000,- = Rp 1.700.000,Bunga bulan ke-2 = (Rp 60.000.000,- - (1 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp
688.333,33
Cicilan bulan ke-2 = Rp 1.000.000,- + Rp 688.333,33 = Rp 1.688.333,33
Bunga bulan ke-3 = (Rp 60.000.000,- - (2 x Rp 1.000.000)) x 14% / 12 = Rp
676.666,67
Cicilan bulan ke-3 = Rp 1.000.000,- + Rp 676.666,67 = Rp 1.676.666,67
......
11
1) Contoh 1
Ruth Yosephine membuka rekening tabungan pada suatu bank dengan menyetor
Rp 2.000.000 pada suku bunga nominal 15% yang dimajemukkan secara bulanan.
-Hitung nilai rekening tabungannya pada akhir 2 tahun, berapa bunga majemuk
atas tabungan tersebut ?
-Hitung nilai rekening tabungannya pada akhir 3 tahun, berapa bunga majemuk
atas tabungan tersebut untuk tahun terakhir ?
Penyelesaian:
a. P = Rp 2.000.000; i= 0.15/12= 0,0125; n= 12 x 2= 24
Nilai rekening tabungan pada akhir 2 tahun:
S= p(1+i)n
=
2.000.000(1 + 0,0125)24
Rp 2.694.702,11
= P ejm t
= 10.000.000 e0,10 x 2
= Rp 12.214.027,58
Jadi untuk memaksimumkan nilai akhir deposito pada saat jatu tempo, Tomy
Yones lebih baik memilih bank A.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Tingkat Bunga Nominal adalah tingkat bunga yang tercantum pada surat
berharga, dihitung berdasarkan harga pembelian dan jatuh tempo kewajiban
(nominal interest rate).
Tingkat Bunga Efektif adalah: tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan
dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga
nominal sama dengan suku bunga efektif; atau gambaran mengenai
pendapatan/hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan
dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)
Jika tingkat bunga nominal lebih rendah daripada tingkat bunga efektif, maka
akan terjadi diskonto. Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal lebih tinggi
daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi premium. Atau dapat
diartikan juga sebagai Tingkat bunga efektif adalah laju tahunan yang
dihitung menggunakan tingkat periode yang diturunkan dari laju nominal
Perbedaan kedua suku bunga tersebut terletak pada periode pembayaran
(perhitungan) bunga yang biasa disebut periode konversi. apabila periode
pembayaran bunganya adalah tahunan , maka suku bunganya disebut suku
bunga efektif. sedangkan selain dari itu, suku bunganya disebut suku bunga
nominal.
4.2.
SARAN
Penulis menyusun makalah laporan ini agar para pembaca lebih mudah
dalam memahami materi yang penulis susun mengenai materi hitung keuangan
tentang bunga majemuk. Penulis mengambil dari berbagai sumber agar teruji
kebenarannya. Untuk itu penulis berharap pembaca dapat dengan mudah belajar
14
menggunakan laporan makalah ini. Belajarlah dengan membaca adalah salah satu
sarana memperoleh ilmu, karena ilmu adalah jalan memperoleh kekayaan.
4.3.
DAFTAR PUSTAKA
15