Grup Faktor
Grup Faktor
BAB 5
GRUP FAKTOR
b.
c.
d.
e.
f.
Deskripsi Singkat :
Pada bab 3 telah diperkenalkan konsep tentang Subgrup, yaitu suatu himpunan
bagian dari suatu Grup yang merupakan Grup terhadap operasi yang sama, yaitu
operasi yang ada dalam Grup tersebut. Dalam bab ini akan diperkenalkan dengan
Subgrup Normal yaitu suatu Subgrup yang mempunyai sifat tambahan. Gabungan
dari koset-koset dari suatu Subgrup Normal dapat membentukan suatu Grup yang
dinamakan Grup Faktor.
74
lebih pintar dari, berasal dari daerah yang sama dengan. Sedangkan
relasi-relasi dalam matematika misalnya sama dengan, adalah anggota
75
Definisi 5.1 :
Suatu relasi T pada himpunan A disebut relasi ekuivalen bila memenuhi
sifat-sifat berikut :
a. aTa berlaku a A
(Sifat Refleksif)
(Sifat Simetris)
(Sifat Transitif)
Contoh 5.1 :
Misalkan n adalah bilangan bulat positif, a dan b adalah bilangan-bilangan
bulat. Kita katakan bahwa a kongruen dengan b modulo n, bila n
membagi a b, yang ditulis :
a b mod n
Himpunan dari kelas-kelas ekuivalen tersebut disebut himpunan dari
bilangan-bilangan bulat modulo n dan ditulis dengan Zn. Tunjukan bahwa
relasi kongruen modulo n adalah suatu relasi ekuivalen pada himpunan
bilangan bulat Z.
76
Penyelesaian :
a b mod n bila dan hanya bila n | (a b)
a. Sifat Refleksif
aZ
Bila n | (a a), ini berarti a a mod n, sehingga aTa
b. Sifat Simetris
a,b Z
Bila n | (a b), ini berarti a b mod n, sehingga aTb
Bila n | (a b) = n | (b a), ini berarti b a mod n, sehingga bTa
Jadi bila aTb maka bTa
c. Sifat Transitif
a,b,c Z
Bila n | (a b), ini berarti a b mod n, sehingga aTb
Bila n | (b c), ini berarti b c mod n, sehingga bTc
Bila n | (a b) + (b c) = n | (a c), ini berarti a c mod n,
sehingga aTc
Jadi, bila aTb dan bTc, maka aTc
Jadi kongruensi modulo n adalah suatu relasi ekuivalen pada himpunan Z.
[1]
77
1
2
dan
merupakan bilangan rasional yang sama.
2
4
a
1
2
. Jadi (1,2)T(2,4), maka
= .
b
2
4
Definisi 5.2 :
Misalkan (G,*) adalah suatu Grup dan H suatu Subgrup dari G. Untuk
a,b G, dikatakan bahwa a kongruen dengan b modulo H, dan ditulis
a b mod H, bila dan hanya bila ab-1 H.
Pada definisi berikut ini akan dijelaskan mengenai koset kiri dan
koset kanan.
78
Definisi 5.3 :
Relasi a b mod H adalah suatu relasi ekuivalen pada G. Kelas ekuivalen
yang memuat a dapat ditulis sebagai bentuk Ha = {ha, h H} disebut
koset kanan dari H dalam G dan bila aH = {ah, h H} disebut koset kiri
dari H dalam G. Unsur a disebut generator dari koset tersebut.
Contoh 5.2 :
Misalkan (G,+) = Z4 adalah suatu Grup dan H = {0,2} adalah merupakan
Subgrup dari G. Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G.
Penyelesaian :
(G,+) = Z4 = {0, 1, 2, 3}, generatornya 0, 1, 2, dan 3
Koset kiri :
0 + H = 0 + {0,2} = {0,2}
1 + H = 1 + {0,2} = {1,3}
2 + H = 2 + {0,2} = {2,0}
3 + H = 3 + {0,2} = {3,1}
Koset kanan:
H + 0 = {0,2} + 0 = {0,2}
H + 1 = {0,2} + 1 = {1,3}
H + 2 = {0,2} + 2 = {2,0}
H + 3= {0,2} + 3 = {3,1}
Sehingga :
0 + H = H + 0= {0,2}
1 + H = H + 1= {1,3}
2 + H = H + 2 = {0,2}
3 + H = H + 3 = {1,3}
Maka koset kiri = koset kanan
Contoh 5.3 :
Misalkan 3Z adalah merupakan Subgrup dari Z. Tentukan koset kiri dan
koset kanan dari 3Z dalam Z.
79
Penyelesaian :
Kita akan selidiki koset kiri dan koset kanan terhadap operasi penjumlahan
dan operasi perkalian.
Diketahui :
Z
= { , -2, -1, 0, 1, 2, }
3Z
-1 + 3Z
0 + 3Z
1 + 3Z
2 + 3Z
Koset kanan:
3Z + (-2) = {., -8, -5, -2, 1, 4, }
3Z + (-1) = {., -7, -4, -1, 2, 5, }
3Z + 0
3Z + 1
3Z + 2
-1 . 3Z
0 . 3Z
= {0}
1 . 3Z
2 . 3Z
80
Koset kanan:
3Z . (-2) = {., 12, 6, 0, -6, -12, }
3Z . (-1) = {., 6, 3, 0, -3, -6, }
3Z . 0
= {0}
3Z . 1
3Z . 2
Contoh 5.4 :
Misalkan G3 adalah suatu Grup dalam
H ={(1), (1 2 3), (1 3 2)} adalah Subgrupnya. Carilah koset kiri dan koset
kanan dengan generator a = (1 2).
Penyelesaian :
Diketahui :
H
=
1 2 3 2 3 1 3 1 2
= (1 2)
1 2 3
=
2 1 3
Koset kiri :
aH
1 2 3
=
2 1 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
,
,
1 2 3 2 3 1 3 1 2
1 2 3 1 2 3 1 2 3
,
,
=
2 1 3 1 3 2 3 2 1
= {(1 2), (2 3), (1 3)}
81
Koset kanan :
Ha
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
,
,
=
1 2 3 2 3 1 3 1 2 2 1 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
,
,
=
2 1 3 3 2 1 1 3 2
= {(1 2), (1 3), (2 3)} = {(1 2), (2 3), (1 3)}
Dari
contoh-contoh
tersebut,
ternyata
bahwa
setiap
koset
82
Contoh 5.5 :
Dalam contoh 6.2, G = Z4 = {0, 1, 2, 3} dan H = {0,2}
Misalkan kita ambil koset kiri :
0 + H = {0,2}
1 + H = {1,3}
2 + H = {0,2}
3 + H = {1,3}
Maka :
0 + H = 2 + H = {0,2}
1 + H = 3 + H = {1,3}
Sehingga :
(0 + H) (1 + H) = {0,1,2,3} = G
(0 + H) (1 + H) = = { }
Definisi 5.4 :
Bila H adalah Subgrup dari G, maka banyaknya koset yang berbeda dari H
dalam G disebut indeks dari H dalam G, dan ditulis :
Ind|G : H|
Definisi 5.5 :
Bila G adalah suatu Grup terhingga dan H adalah merupakan Subgrup dari
G, maka:
Ind|G : H| =
|G |
|H|
Definisi 5.6 :
Bila a suatu unsur dari Grup terhingga, maka a|G| = e
83
Contoh 5.6 :
Dalam contoh 2, G = Z4 = {0, 1, 2, 3} dan H = {0,2}
Indeks dari H dalam G adalah :
Ind|G : H| =
|G |
4
= = 2
|H | 2
Definisi 5.7 :
Misalkan H adalah suatu Subgrup dari Grup G, Subgrup H dikatakan
Subgrup Normal dari G bila g-1hg H untuk setiap g G dan h H.
84
Definisi 5.8 :
Misalkan H adalah suatu Subgrup Normal dari Grup G, maka setiap koset
kiri dari H dalam G juga merupakan koset kanannya (aH = Ha).
Definisi 5.9 :
Bila H adalah Subgrup Normal dari dari Grup (G,*), himpunan dari kosetkoset G/H = {H*g | g G} membentuk Grup (H/G,*) yang didefinisikan
oleh H(g1) * H(g2) = H(g1 * g2), disebut Grup Faktor G oleh H.
Ind|G/H| = Ind|G : H| =
|G |
|H |
85
Contoh 5.7 :
Misalkan (G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup dan
H = {0, 2, 4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tentukan Grup Faktor
dari G oleh H, yaitu (G/H).
Penyelesaian :
Telebih dahulu akan ditunjukkan bahwa Grup tersebut merupakan
Subgrup Normal, dimana koset kiri sama dengan koset kanan.
(G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5}, generatornya 0, 1, 2, 3, 4 dan 5
Koset kiri :
0 + H = 0 + {0, 2, 4} = {0, 2, 4}
1 + H = 1 + {0, 2, 4}= {1, 3, 5}
2 + H = 2 + {0, 2, 4}= {2, 4, 0}
3 + H = 3 + {0, 2, 4}= {3, 5, 1}
4 + H = 4 + {0, 2, 4} = {4, 0, 2}
5 + H = 5 + {0, 2, 4} = {5, 1, 3}
Koset kanan:
H + 0 = {0, 2, 4}+ 0 = {0, 2, 4}
H + 1 = {0, 2, 4}+ 1 = {1, 3, 5}
H + 2 = {0, 2, 4}+ 2 = {2, 4, 0}
H + 3 = {0, 2, 4}+ 3 = {3, 5, 1}
H + 4 = {0, 2, 4} + 4 = {4, 0, 2}
H + 5 = {0, 2, 4} + 5 = {5, 1, 3}
Sehingga :
0 + H = H + 0= {0, 2, 4}
1 + H = H + 1= {1, 3, 5}
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0}
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1}
H + 4 = H + 4 = {4, 0, 2}
H + 5 = H + 5 = {5, 1, 3}
86
Maka :
sehingga :
Sekarang kita akan menentukan Grup Faktor G oleh H yang dibentuk dari
Subgrup Normal tersebut :
Ind|G/H| = Ind|G : H| =
|G |
6
= = 2
|H | 3
Tabel 5.1.
Grup Faktor dari G = Z4 oleh H = {0, 2, 4}
1+H
1+H
1+H
1+H
87
4.3. Rangkuman
1. Suatu relasi T pada himpunan A disebut relasi ekuivalen bila
memenuhi :
a. Sifat Refleksif
b. Sifat Simetris
c. Sifat Transitif
2. Relasi a b mod H adalah suatu relasi ekuivalen pada G.
Kelas ekuivalen yang memuat a disebut koset kanan dari H dalam G
dapat ditulis sebagai bentuk Ha = {ha, h H} dan disebut koset kiri
dari H dalam G dapat ditulis sebagai bentuk aH = {ah, h H}. Unsur a
disebut generator dari koset tersebut.
3. Bila G adalah suatu Grup terhingga dan H Subgrup dari G, maka |H|
membagi |G| disebut Teorema Lagrange.
|G |
|H|
88
6. Bila H adalah Subgrup Normal dari dari Grup (G,*), himpunan dari
koset-koset G/H = {H*g | g G} membentuk Grup (H/G,*) yang
didefinisikan oleh H(g1) * H(g2) = H(g1 * g2), disebut Grup Faktor G
oleh H.
3 9
=
4 12
b.
10
=5
2
c.
4 8
= =2
2 4
2. Carilah koset kiri dan koset kanan dari H = {(1), (1 2), (1 2 3)} dalam
S 3 untuk :
a. = (1 2)
b. = (2 3)
3. Dari soal 2, apakah H = H dan H = H
4. Misalkan (G,.) = {e, a1, a2, a3, a4, a5} adalah suatu Grup dan
H = {e, a2, a4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tunjukkan apakah
H merupakan Subgrup Normal.
5. Tentukan Grup Faktor dari G oleh H, yaitu (G/H) dari soal no. 4.
89