Studi Kepemimpinan Islam
Studi Kepemimpinan Islam
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin mendapat awalan ke dan akhiran an yang menunjukkan
sifat yang dimiliki pemimpin itu.
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, di
antaranya adalah:
Hadipoerwono, Kepemimpinan adalah kemampuan seseoarang dalam mengkoordinasikan dan menjalin
hubungan antara sesama manusia sehingga mendorong orang lain untuk melaksanakan tugas-tugasnya
dengan hasil yang maksimal (Tata Personalia, Bandung, Jembatan, 1982:40).
KOONTZ & ODONNEL,Proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan
sunguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok. (dikutip oleh Imam Moedjiono, UII Press,2002).
Georger R. Terry, Kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama
(Aunur Rohim Faqih, hlm. 2).
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandangan yang dilihat oleh para ahli tersebut
adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi yang lain, misalnya menurut Fiedler, kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan
antara individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan.
Dari empat difinisi tersebut ada beberapa unsur yang mendasari perumusan definisi tersebut, yakni:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan)
KEPEMIMPINAN ISLAM
Imamah, meneladani dan memimpin. Dari kata ii kemudian muncul kata imam, yang berarti
pemimpin atau orang yang memimpin. Dengan demikian, seorang imam harus mampu menjadi
teladan bagi anggota-anggotanya, misalnya dalam hadis arbatun yudhilluhumu Allah.
Imamun Adilun.
Ulul Amri, pemimpin, artinya orang yang punya urusan dan mengurus, An-Nisa ayat 59:
Wali, berarti memerintah, menguasai menyayangi, menolong. Hal ini memberikan isyarat bahwa seorang
wali (pemimpin) disamping harus mempunyai kekuasaan dan mampu mengurus , dia juga harus
mempunyai sifat kasih sayang (berjiwa penolong). Baca QS al-Maidah ayat 55= yang artinya
Sesungguhnya Wali (penolong) kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yg beriman.
Raiin, (penggembala). Hal ini memberi isyarat bahwa seorang pemimpin (raain) harus
mempunyai daya menggembalakan, mampu memelihara kelangsungan organisasi yg
dipimpinnya. HR. al-Bukhari, yang artinya Setiapkali adalah raain (penggembala) dan setiap
kalian akan dimintai pertnggung jawabannya.
Kepemimpinan Islam= Kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan
yang diridlai Allah.
Pendekatan normatif=
Pendekatan teoretis=
bahwa Islam adalah idiologi terbuka, hal ini berarti bahwa walaupun dasar-dasar
kepemimpinan sudah diatur dalam Islam secara sempurna, akan tetapi Islam tidak menutup kesempatan
untuk mengkomunikasikan ide-ide dan konsep pemikiran dari luar Islam, selama konsep pemikiran
tersebut tidak bertentangan dengan al-Quran dan al-Hadis dan membawa maslahat bagi masyarakat
banyak.
Prinsip Tauhid=
Islam mengajak ke arah kesatuan akidah di atas dasar yang dapat diterima oleh berbagai
umat, yakni tauhid, antara lain dapat dilihat dalam QS Ali Imran:64 yang artinya Katakanlah
Muhammad, Wahai Ahli Kitab! Marilah kita menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara
kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dg
sesuatu pun.
Prinsip syura, sebagaimna dapat dilihat dala QS Asy-Syura ayat 38 yang artinya sedang urusan mereka
diputuskan dengan musyawarah di antara mereka,
Prinsip kemerdekaaan (al-Hurriyah), QS Iqra = bebas berbicara an berbuat, bebas dari kekurangan dan
beragana
URGENSI KEPEMIMPINAN
Urgensi kepemimpinan dalam Islam dapat dipahami dari hadis Nabi Muhammad SAW. Idza kharaja
tsalatsun fi safarin falyuammiru ahadahum (Apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan,
hendaklah salah seorang mereka itu dijadikan pemimpin).
Ibn Taimiyah mengomentari hadis tersebut bahwa Rasulullah saw. Mewajibkan mengangkat seorang
pemimpin meskipun dalam kelompok yang kecil yang bersifat sementara dalam perjalanan.
Lebih lanjut Ibn Taimiyah berkata Allah mewajibkan amr maruf nahi munkar
TABIAT KEPEMIMPINAN
yang dominant adalah kurang demokratis dan kharismatik.Dalam perspektif Islam teori ini sangat
diterministik shg menganggap lingkungan keluarga dan social tidak berpengaruh padahal ada hadis Nabi
saw yang menjelaskan ttg hal tsb: Kullu mauludin yuladu ala alfithrati faabawahu yuhawwidaanihi aw
yunashshiraanihi aw yumajjisaanihi.
TEORI ENVIRONMENTAL (lingkungan).Pemimpin muncul krn Faktor lingkungan. Teori ini kebalikan
dari teori pertama yang kurang memperhitungkan factor keturunan untuk menjadi seorang pemimpin. Ciricirinya demokratis dan kepiawian. Dalam perspektif Islam faktor keturunan juga cukup signifikan utk
melahirkan seorang pemimpin oleh karenanya Nabi menganjurkan utk mencari pasangan hidup dari bibit
atau keturunan yang baik.
Tipe otokratis: memperlakukan organisasi yg dipimpinnya sbg milik pribadi. Tipe kepemimpinan ini
biasanya menggunakan gaya inspektif dan investigatif. Kelemahannya antara lain: para bawahan
merasakan tekanan psikis dan tekanan pengembangan karier, bawahan takut utk bersalah, produktivitas
kerja adakalanya sengaja diturunkan.
Tipe paternalistik: Pemimpin cenderung menganggap yg dipimpin tdk dewasa. (lebih menonjolkan figur,
kalau figurnya wafat organisasi mjd stagnan, mundur atau runtuh. Gaya kepemimpinan tipe ini biasanya:
edukatif, naratif, motivatif, gaya persuasive, inovativ dan gaya represif. Gaya ini bisa positif kalau
pribadinya baik yaitu bertindak sbg ayah yg bijaksana, ttp menjadi negative apabila pribadi ayah tdk
ditunjang hal-hal positif dan visioner.
Tipe Militeristik: Tdk hrs dlm organisasi militer ttp gaya kepemimpinannya spt militer yakni perintah
pemimpin harus ditaati scr mutlak (garis komando). Gaya kepemimpinannya: instruktif, investigative, dg
dmik, hal2 yg bersifat inisiatif, inovatif, dan kreatif produktif kurang mendapat saluran.
kepentingan dan tujuan yg dipimpinnya. Gaya kepemimpinan tipe ini adalah inspektif, inovatif, persusif
atau bahkan gaya partisipatif. Oleh karenanya tipe ini kerjasama dalam organisasi merupak swt
keniscayaan.
Tipe kharismatik: Pemimpin mempunyai daya pikat yg sangat besar/sangat berpengaruh thd
pengikutnya. Tipe ini cenderung menonjolkan figure, banyak pengikutnya dan fanatic, mengkultuskan sang
pemimpin. Gaya kepemimpinan tipe ini adalah motivatif, edukatif, dan partsipatif. (Referensi: Drs. H.
Muhadi Zainuddin Lc. Studi Kepemimpinan Islam,Drs. Sukrana, Kepemimpinan dalam
Administrasi, dan Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian).
SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Kartono:
George R. Terry juga menuliskan 10 sifat pemimpin yang unggul sebagaimana dikutip oleh
Kartini Kartono:
Kekuatan
Stabilitas emosi
Pengetahuan tentang relasi insani
Kejujuran
Obyektif
Dorongan pribadi
Keterampilan berkomunikasi
Kemampuan mengajar
Keterampilan social
Kecakapan teknis dan kecakapan manajerial (Kartini Kartono: Pemimpin dan Kepemimpinan,
hlm. 49-50)
Standar aturan prilaku dan moral yang mengikat profesi tertentu (kepemimpinan).
Fungsi kode etik: pengendalian atau pengawasan organisasi
Adapun prinsip-prinsip etika berorganisasi adalah :
1. Menjaga perasaan orang lain,
2. Memecahkan masalah dengan rendah hati,
3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain,
4. Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,
5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian (competence),
6. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (improving value),
7. Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Upaya menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang mudah.
Untuk kebutuhan itu diperlukan suatu kesamaan persepsi untuk apa organisasi dijalankan.
Dalam arti diperlukan suatu komitmen para pelaku organisasi menyamakan langkah tindak
untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Satu hal lain yang juga penting adalah pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai
dasar bagi proses pembelajaran atas kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi
dapat diberlakukan tanpa harus adanya diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi
hendaknya mempunyai kode etik organisasi yang berfungsi sebagai alat pengendalian atau
pengawasan organisasi.
Kode etik organisasi dan perencanaan strategis (renstra) organisasi dapat dijadikan sebagai
pedoman oleh majelis pertimbangan organisasi mengawasi jalannya roda organisasi.
LANJUTAN
Jiwa kepemimpinannya didapat dari Kakeknya (Abdul Muthalib). Kemudian Pamannya (Abu Thalib) melalui
menggembala kambing dan berdagang.
Karekter kepemimpinannya merupakan gabungan dari teori heriditas (turunan Suku Quraisy) yang ditempa
dengan pengalaman dalam lingkungannya (teori environmental).
Dakwah dilakukan bertahap, dengan strategi yang tepat dan akhlak karimah.
Salah satu strategi dakwahnya diawali dengan rekruitmen orang-orang kunci, yaitu Abu Bakar (Bangsawan),
Meskipun terdiri atas banyak suku, semua umat Islam merupakan saudara.
Hubungan antara umat Islam dengan umat selainnya didasarkan pada prinsip-prinsip bertetangga yang
baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling
menasehati, dan menghormati kebebasan beragama.
Melakukan konsolidasi secara berkelanjutan, misalnya melalui Baiat Aqobah I dan II, dan menunjuk
pemukanya untuk bertanggung jawab terhadap kaumnya.
Jika kamu memenuhi janji, maka pahalanya terserah kepada Allah. Jika kamu melanggar janji itu, lalu
dihukum di dunia, maka hukuman itu merupakan kafarat baginya. Jika kamu melanggar sesuatu dari janji
itu, kemudian Allah menutupinya, maka urusannya terserah kepada Allah. Bila mengehendaki Allah akan
menyiksanya, atau memberi ampunan menurut kehendak-Nya.
PEMERINTAHAN MEREKA DIANGGAP SEBAGAI PEDOMAN DALAM PERILAKU POLITIK DAN ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN YANG TIDAK MELEMBAGA MENJADI SEBUAH DINASTI
HIDUP DAN KARYA MEREKA MENJADI SUMBER INSPIRASI
SELAMA 30 TAHUN MASA PEMERINTAHAN MEREKA, ISLAM MENYEBAR KE EMPAT PENJURU DUNIA
Saya bukan pengganti Allah, akan tetapi pengganti Rasulullah Saw
Mengumpulkan al-Quran
Kebesaran jiwanya tampak dari pidatonya saat dilantik menjadi khalifah
Poin Pidato Abu Bakar:
Wahai manusia, aku telah diserahi kekuasaan untuk mengurus kalian, padahal aku bukanlah orang terbaik
dari kalian. TAWADHU
Untuk itu, jika aku melakukan kebaikan, maka bantulah aku, jika aku berbuat salah, maka ingatkanlah aku.
TERBUKA AKAN KRITIK
Orang lemah di antara kalian adalah orang kuat di sisiku hingga aku berikan haknya insya Allah, dan orang
kuat di antara kalian adalah orang lemah di sisiku hingga aku mengambil haknya darinya insya Allah.
PEDULI KEPADA KAUM LEMAH
Taatlah kalian kepadaku selama aku masih taat kepada Allah dan RasulNya. Jika aku bermaksiat kepada
Allah dan RasulNya, maka bagi kalian tidak ada ketaatan kepadaku TUNDUK PADA ALLAH DAN
ROSULULLAH
Nilai Kepemimpinan Abu Bakar:
Bijaksana
Tawadhu
Demokratis
Terbuka akan Kritik
Peduli kepada kesejahteraan rakyat
Nilai Kepemimpinan Abu Bakar:
Bijaksana
Tawadhu
Demokratis
Terbuka akan Kritik
Peduli kepada kesejahteraan rakyat
Disibukkan dg kasus terbunuhnya utsman ibn affan. Abdullah ibn saba sang provokator
Thalhah, Zubair dan Aisyah menguasai Makkah hingga Bashrah. Thalhah dan Zubair gugur. Aisyah
dipulangkan ke Makkah Perang Jamal
Persaingan & pembangkangan dari Muawiyah ibn Abi sufyan Perang Siffin
Tahkim (Perdamaian): Abu Musa al-Asyary vs Amr ibn Ash. Ali harus melepaskan klaim sebagai khalifah,
selanjutnya diadakan pemilihan baru
Sekitar 2000 pengikut Ali kecewa dan menyempal (KHAWARIJ)
Khawarij memberontak dan menciptakan huru-hara, berakhir dengan terbunuhnya Ali
Nilai Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib:
Cerdas
Pemberani
Manajer yang baik
Perkataan Ali :
Sesuatu yang benar tetapi tidak dimanaj dengan baik, akan dikalahkan oleh suatu kebathilan yang
dimanaj dengan baik.