Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TEORI DAN BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Kepribadian Yang diampu oleh:
Harry Victor, Drs., M.Psi

Disusun Oleh:

Devi Zallfa Sutisna 6211161114 Titis Agustina 6211161135


Lestari Ayu Ariani 6211161117 Fardhal Virgiawan Ramadhan 6211161141
Tiara Dwi Putri 6211161123 Anisa Hardianti 6211161144
Kemas Ahmad Husen 6211161132 Kireina Shadillah Yusani 6211161156

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kepemimpinan telah ada sejak manusia pertama kali hidup berkelompok dan telah menjadi
permasalahan sosial yang terjadi pada manusia yang hidup berkelompok. Akan tetapi pengertian dari
kepemimpinan itu sendiri masih sangat terbatas diketahui oleh masyarakat. Masalah kepemimpinan
merupakan hal yang sangat lambat dibahas dalam pertumbuhan ilmu, padahal ilmu kepemimpinan ini sangat
penting untung mengawali semua manejemen bidang ilmu lainnya.
Peranan-peranan yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin di singgung dalam teori kepemimpinan
sebagai tipe seseorang menjadi seorang pemimpin. Banyaknya pemimpin yang kurang mengetahui tugasnya
sebagai pemimpin yang mengakibatkan tidak tercapainya tipe-tipe seorang pemimpin tersebut. Maka dari itu,
pendidikan akan kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk modal dasar menjadi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin akan memainkan peranan yang sangat dominan dalam kehidupan organisasinya.
Peranan tersebut tidak mengurangi peranan yang perlu dimainkan oleh para pelaksana. Peranan pimpinan
yang dominan tampak jelas apabila dikaitkan dengan keharusan berinteraksi dengan lingkungan yang selalu
berubah dan berkembang. Maka dari itu, perkembangan tersebut juga harus dimanfaatkan dengan baik.
Dalam kepemimpinan, pemimpin harus bisa mengajak semua anggota kelompoknya mengikuti apa
yang telah dikehendakinya. Dalam arti lain, pemimpin harus mampu membuat anggotanya percaya dengan
apa yang dia telah putuskan. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka
ini suka berusaha mencapai tujuan atau tujuan-tujan kelompok.1
1
Sunindia, SH., Dra Widiyanti, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern. Asdi Mahasatya, Jakarta, 1993,
halaman 41

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN

Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbingan atau tuntun. Dari kata
pimpin lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda
pemimpin yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun. Di dalam
kehidupan sehari-hari dan juga dalam kepustakaan mencullah istilah yang serupa dengan itu dan kadang-
kadang dipergunakan silih berganti seakan-akan tidak ada bedanya satu dengan yang lain, yaitu pimpinan,
kepemimpinan dan kepemimpinan.

Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu:
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan
melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler,
& Massarik, 1961:24)

2
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) uang mengingatkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. (Joseph C. Rost.,
1993)

Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu
hal yang paling sulit untuk dipahami. (Richard L. Daft, 1999)

B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

Teori-teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan faktor-faktor yang memungkinkan


munculnya kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Mengikuti berbagi macam pendapat tentang teori-
teori kepemimpinan yang diajukan sementara penulis, dapat disimpulkan beberapa teori terpenting seperti
dibawah ini.

1. Teori serba sifat (traits theory);


Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangkat
tertentu yang menjain keberhasilan pada setiap situasi. Teori ini kemudian di kenal sebagi teori orang
besar, karena pemimpin dianggap memiliki sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan ia menjadi pemimpin
karena memiliki bakat.
Jadi, teori ini berkesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin dilahirkan dan tidak dibentuk.

2. Teori lingkungan (environmental theory);


Telah dikemukakan bahwa teori lingkungan ini mengkonstatir munculnya pemimpin-pemimpin itu
merupakan hasil daripada waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan kondisi. Jelaslah bahwa situasi dan
kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu, dan dengan sendirinya diperlukan orang-orang
yang memiliki sifat atau ciri-ciri tertentu yang cocok. Teori lingkungan ini, karena memperhitungkan faktor
situasi dan kondisi, juga disebut sebagai teori serba situasi. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin-pemimpin
dibentuk bukannya dilahirkan.
Jadi, teori ini berkesimpulan bahwa pemimpin akan muncul apabila ia berada dalam lingkungan sosial yaitu
suatu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan situasi dan kondisi sosial untuk bertindak dan berkarya
mengatasi masalah-masalah sosial yang timbul.

3. Teori pribadi dan situasi (personal-situational theory);


Penganut teori ini hanya berusaha menjelaskan kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat kekuatan
yang tunggal. Adanya akibat-akibat interaktif antara faktor pribadi dan faktor situasi diabaikan. Untuk
memperbaiki teori ini muncullah teori pribadi-situasi. Teori ini pada dasarnya mengakui bahwa
kepemimpinan merupakan produk dari terkaitannya tiga faktor yaitu;
a. Sifat-sifat pribadi dari pemimpin;
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya; dan

3
c. Kejadian-kejadian atau permasalahan yang dihadapi oleh suatu kelompok.
Jadi, teori ini berkesimpulan bahwa studi tentang kepemimpinan harus berkenaan dengan status, interaksi,
persepsi dan perilaku setiap individunya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dari kelompok yang
terorganisir. Jadi, kepemimpinan harus dipandang sebagai hubungan di antara orang-orang dan bukannya
sebagai sifat atau ciri dari seseorang individu yang terisolir.

4. Teori interaksi dan harapan (interaction-expectation theory);


Teori ini bermaksud bahwa seorang pemimpin menggerakkan pengikutnya dengan harapan bahwa ia akan
berhasil, ia akan mencapai tujuan organisasi, lalu ia akan mendapatkan untung, penghargaan dan sebagainya.
Demikian pula dengan pengikutnya, mereka akan mengikuti pemimpin dengan harapan yang sama dengan
pemimpin tersebut. Oleh karena itu, aksi-aksi pemimpin harus berisi sesuai dengan harapan untuk ditanggapi
dengan reaksi, sehingga dengan demikian terjadilah interaksi yang dipateri dengan perasaan-perasaan
tertentu.
Jadi, teori ini berkesimpulkan bahwa semakin terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan bersama,
semakin meningkat perasaan saling mendukung satu sama lain dan semakin memperjelas pengertian norma
dalam kelompok. Demikian juga semakin tinggi seseorang dalam kelompok, semakin mendekati kesesuaian
kegiatannya dengan norma-norma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar jumlah anggotan
kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi-aksi pemimpi tidak mengecewakan.

5. Teori tukar-menukar (exchange theory);


Teori ini mendasarkan bahwa interaksi sosial mengambarkan suatu bentuk tukar-menukar dalam mana
anggota-anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan mereka sendiri dan menerima
imbalan dengan pengorbanan kelompok atau anggota yang lan.
Jadi teori ini berkesimpulan bahwa adanya give and take antara pemimpin dan yang dipimpin, oleh
karenanya teori ini juga disebut teori beri-memberi atau memberi-menerima.

C. BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN

A. Kepemimpinan Diktatoris
Berperilaku sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat diganti karena merasa bahwa dirinya diciptakan
untuk berkuasa. Setiap kehendak atau kemauan pemimpin diktatoris harus terlaksana, meskipun harus
dilaksanakan dengan menghalalkan segala cara. Orientasi gaya kepemimpinannya hanya pada hasil, tidak
peduli bagaimana cara mencapainya. Meskipun harus mengorbankan orang lain, khususnya anggota
organisasi. Bersembunyi dibalik slogan-slogan sebagai pelindung, penyelamat, pembeal, pahlawan, pemimpin

4
yang akan mewujudkan cita-cita bagi anggota organisasinya. Ucapan diberlakukan sebagai peraturan atau
undang-undang yang tidak boleh dibantah. Senjata utama dalam menjalankan kepemimpinannya adalah
ancaman hukuman yang berat bagi yang menentang atau berkhianat. Anggota organisasi tidak boleh
mengomentari ucapan, perkataan, keputusan, kebijakan karena dianggap sebagai pembangkangan atau
penghianatan.

B. Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Diserter (Pembelot)


Pemimpin menghindar dari tugas dan tanggung jawab mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan
anggota organisasi untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin cenderung melibatkan diri
pada tugas-tugas yang ringan, mudah dan tidak banyak mengeluarkan tenaga/energi fisik atau psikis.
Pemimpin senang menyendiri dan tidak menyukai pergaulan dan cenderung tertutup pada anggota
organisasinya. Pemimpin cenderung iri hati pada orang lain terutama pada temannya yang sukses sebagai
sesama pemimpin. Pemimpin mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan.

C. Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Missionary (Pelindung dan Penyelamat)


Pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dengan anggota organisasinya, sehingga sering terlihat ramah,
banyak senyum, dan akrab. Pemimpin berusaha keras untuk mencegah pertentangan/konflik, perdebatan dan
permusuhan dengan orang lain.

D. Perilaku atau Gaya Kepemimpinan Kompromi (Comprommiser)


Pemimpin dalam gaya ini untuk mempertahankan kekuasaannya tidak berorientasi pada anggota organisasi,
tetapi pada atasannya yang berpengaruh dan menentukan jabatan kepemimpinannya. Mengikutsertakan
bawahan dalam mengambil keputusan, bukan untuk memberikan kesempatan menyampaikan gagasan,
kreativitas dll, tetapi untuk meyakinkan bahwa rencana keputusan yang telah disiapkannya diterima dan
dilaksanakan. Sebelum membuat keputusan dan pelaksanaan pekerjaan, pemimpin selalu memperhitungkan
untung rugi bagi dirinya. Tidak tertarik dengan pengembangan pekerjaan dan organisasi, karena akan
menambah beban kerja dan tanggung jawab. Mampu bekerjasama dengan bwahan dalam artian dimanfaatkan
dan diperalat untuk melaksanakan pekerjaan yang memungkinkan pemimpin dinilai positif oleh berbagai
pihak.

KESIMPULAN

Berbagai macam teori dan pendekatan muncul untuk mengupas fenomena kepemimpinan. Teori-teori tersebut
berbeda dari sudut pandang dan perspektifnya dalam melihat kepemimpinan. Jika kita memandang seorang
pemimpin berdasarkan karakteristik sifat-sifat yang dimilikinya, maka kita cenderung menggunakan teori sifat.
Tetapi, jika kita melihat seorang pemimpin berdasarkan perilaku-perilaku yang dimunculkannya, maka kita lebih
cenderung melihat fenomena kepemimpinan dari teori perilaku. Telah kita jelaskan sebelumnya teori kepemimpinan
mempunyai beberapa macam, diantaranya:

1. Teori serba sifat;


2. Teori lingkungan;
3. Teori pribadi dan situasi;
5
4. Teori interaksi dan harapan;
5. Teori tukar-menukar.

Teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya
seorang pemimpin
Dari teori-teori diatas kita telah ketahui bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil pada suatu saat, ternyata kurang
berhasil bahkan mengalami kejatuhannya pada saat yang lain.

REFERENSI

Pamudji S. 1995. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesi.Jakarta: Bumi Aksara

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf

Anda mungkin juga menyukai