Anda di halaman 1dari 48

Pengembangan Ekonomi Lokal

Arini Natasya A.
Rizki Nur Thoyibah
3613100004

3613100014

Dian Fajar N.

Dimas Pandjisetya W.
3613100044

3613100036

Anggota

Tahapan PEL di Indonesia


Studi Kasus PEL

Heksagonal PEL

Pembangunan
Ekonomi Lokal

Pembangunan
Ekonomi Lokal

Pengembangan Ekonomi Lokal


Helming (2003), PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah,
kelompok masyarakat, dan pengusaha (swasta) mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan
lapangan pekerjaan dan merangsang pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah tertentu dnegan
menekankan pada kontrol lokal, optimasi potensi SDM, kelembagaan, dan sumber daya fisik.
ILO (International Labour Organization) menyatakan bahwa PEL adalah proses partisipatif yang
mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah serta masyarakat pada wilayah tertentu,
yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara
umum, dengan menggunakan sumber daya lokal dan keuntunggulan kompetitif dalam konteks global,
dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang pertumbuhan
kegiatan ekonomi.

Blakely and Bradshaw, (1994) PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat
terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan
pekerjaan
World Bank PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan

organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.

Fokus Pembangunan
Ekonomi Lokal
Peningkatan Kedudukan Lokal
Pelibatan stakeholders secara subtansial dalam suatu kemitraan strategis
Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi

Pembangunan berkelanjutan
Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal
Pengembangan usaha kecil dan menengah
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif
Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor dan


antar daerah
Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi terhadap lingkungan.

Tujuan dan Sasaran


Terlaksananya upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui pelibatan pemerintah,
dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani dalam suatu proses yang
partisipatif.
Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam upaya percepatan
pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder secara sinergis.
Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan pengembangan
ekonomi lokal.
Terwujudnya pengembangan dan pertumbuhan UKM secara ekonomis dan berkelanjutan.
Terwujudnya peningkatan PAD dan PDRB.
Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya pengangguran, menurunnya
tingkat kemiskinan.
Terwujudnya peningkatan pemerataan antar kelompok masyarakat, antar sektor dan antar wilayah.
Terciptanya ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

Dimensi atau Batasan


Pengertian lokal yang terdapat dalam definisi PEL tidak merujuk pada batasan
wilayah administratif tetapi lebih pada peningkatan kandungan komponen lokal
maupun optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal.
PEL sebagai inisiatif daerah yang dilakukan secara partisipatif.

PEL menekankan pada pendekatan pengembangan bisnis, bukan pada


pendekatan bantuan sosial yang bersifat karikatif.
PEL bukan merupakan upaya penanggulangan kemiskinan secara langsung.
PEL diarahkan untuk mengisi dan mengoptimalkan kegiatan ekonomi yang
dilakukan berdasarkan pengembangan wilayah, pewilayahan komoditas tata
ruang, atau regionalisasi ekonomi.

Mengapa PEL Penting?


Perekonomian
daerah
adalah
bagian
integral
dari
perekonomian nasional, sehingga apabila kinerja perekonomian
daerah bagik maka secara agregat, kinerja perekonomian
nasional pun akan baik juga.
PEL merupakan kebutuhan/strategi nasional dlm rangka
meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional dan
daya saing daerah maupun nasional.
Penyerapan tenaga kerja. Pembangunan ekonomi lokal dan
daerah akan memberikan upah yang lebih baik, manfaat, dan
peluang untuk maju bagi para pekerja

Kendala PEL
Keterbatasan dana
Keterbatasan wawasan
menejerial SDM daerah

dan

kapsitas

PEL belum menjadi bagian integral dari


sistem
perencanaan
pembangunan
daerah

Perbedaan Antara PEL dengan


Ekonomi Tradisional
No

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)

Ekonomi Tradisional

Pendekatan Kewilayaan

Pendekatan Sektoral

Pembangunan secara bottom - up

Pedekatan top down, pemeriintah pusat yang


memutuskan bagimana dan dimana dilakukan
intervensi

Terdestralisasi dan kerjasama antara pemerintah


daerah dan dunia usaha

Dikelola oleh pemerintah pusat

Fokus pada mengembangkan potensi ekonomi


setempat

Fokus pada industri besar dan insenrif finansual


untuk menciptakan suatu kegiatan ekonomi

Andres Rodrigues - Pose

Heksagonal Pengembangan
Ekonomi Lokal

Komponen Pengembangan Ekonomi Lokal

Kelompok
Sasaran

Heksagonal
P.E.L

Proses
Manajemen

Tata
Kepeme
rintahan

Pengembangan
Ekonomi Wilayah
Berkelanjutan

Pembangunan
Berkelanjutan

Faktor
Lokasi

Sinergi dan
Fokus
Kebijakan

Komponen Heksagonal
PEL

Pelaku
Usaha
Lokal

Kelompok
Sasaran
Investor
Luar

Pelaku
Usaha
Baru

Investor Luar

Kelompok

Sasaran

Pelaku Usaha Lokal

Pelaku Usaha Baru

Kemudahan
Investasi

Modal

Pelatihan
Kewirausahaan

Informasi Prospek
Bisnis

Promosi

Pendampingan dan
monitoring

Kapasitas berusaha
dan hukum

Peningkatan
teknologi

Insentif

Keamanan

Manajemen dan
kelembagaan

Politik
Pusat pelayanan
investasi

Komponen Heksagonal
PEL

Faktor
Lokasi
Terukur

Faktor
Lokasi
Faktor Lokasi
Tidak Terukur
Pelaku Usaha

Faktor Lokasi
Tidak Terkur
Individual

Faktor
Lokasi

Faktor Lokasi Terukur

Faktor Lokasi tidak terukur


untuk dunia usaha

Faktor Lokasi tidak terukur


individual

Akses dari dan ke


lokasi

Peluang
kerjasama

Kualitas
permukiman

Akses ke
pelabuhan laut
dan udara

Lembaga
Penelitian

Kualitas
lingkungan

Sarana
transportasi

Kualitas SDM

Infrastruktur
energi

Kualitas
pendidikan

Infrastruktur
komunikasi

Kualitas
kesehatan

Ketersediaan Air
Bersih

Fasos dan fasum

Jumlah Tenaga
Kerja

Komponen Heksagonal PEL


Pemberdayaan
Masyarakat

Sinergi dan
Fokus
Kebijakan

Perluasan
Ekonomi

Pembangunan
Wilayah

Perluasan Ekonomi

Sinergi
dan
Fokus
Kebijakan

Pemberdayaan Masyarakat dan


Pengembangan Komunitas

Pembangunan Wilayah

Kebijakan investasi

Kebijakan kerjasama
masyarakat dan swasta

Kebijakan kawasan
industri

Promosi

Kebijakan
pengurangan
kemiskinan

Pusat
pertumbuhan

Persaingan usaha

Pengembangan
komunitas

Peran perusahaan
daerah

Kerjasama antar
daerah

Jaringan usaha

Tata ruang PEL

Informasi tenaga
kerja

Jaringan usaha
antar sentra

Pengembangan
keahlian

Sistem industri
berkelanjutan

Komponen
Heksagonal
PEL

Ekonomi

Pembangunan
Berkelanjutan

Lingkungan

Sosial

Pembangunan
Berkelanjutan

Ekonomi

Sosial

Lingkungan

Pengembangan
Industri
Pendukung

Kontribusi
terhadap
kesejahteraan

Penerapan
AMDAL

Business Plan

PEL dan Budaya

3R

Perusahaan
dengan Inovasi

Kebijakan
Konservasi SDA

Komponen Heksagonal PEL


Kemitraan
Pemerintah
dan Dunia
Usaha

Tata
Kepemerintahan

Pengembangan
Organisasi

Reformasi
Sektor
Publik

Tata Kepemerintahan
Kemitraan
Pemerintah dan
Dunia Usaha

Reformasi Sektor
Publik

Pengembangan
Organisasi

Infrastruktur

Sistem Insentif

Asosiasi industri
status

Promosi dan
perdagangan

Restrukturasi
birokrasi

Asosiasi industri
peran

pembiayaan

Prosedur
pelayanan
publik

Asosiasi industri
manfaat

Komponen Heksagonal
PEL
Diagnosis
Partisipatif

Proses
Manajemen
Monitoring
dan
Evaluasi
Partisipatif

Perencanaan dan
Implementasi
Partisipatif

Diagnosis
Partisipatif (Analisis
& Pemetaan)

Proses
Manajemen

Perencanaan dan
Implementasi
secara partisipatif

Monev secara
partisipatif

Diagnosis vs
Perencanaan

Keterlibatan
stakeholder

Daya saing

Jumlah
Stakeholder

Frekuensi monev
& diskusi
pemecahan
masalah

Kondisi politis
lokal

Sinkronisasi
(Sektoral &
Spasial)

Hasil monev vs
perencanaan
yang akan
datang

Identifikasi
stakeholder

Implementasi vs
Perencanaan

Potensi Ekonomi

Rantai Komoditas Pengembangan Ekonomi Lokal


dan Daerah
PENDUKUNG
SDM
Pengembangan
Infrastruktur
Sumber Daya Modal
Iklim Usaha
Informasi Pasar
Keterkaitan dan Keterpaduan

Input

Produksi

Industri

Output

AKTIVITAS UTAMA

Pemasaran
dan Jasa
Pelayanan

A
A

TAHAPAN PEL DI INDONESIA

TAHAPAN PEL
DI INDONESIA

Tahapan PEL
Di Indonesia

Pembentukan dan
Penguatan forum
stakeholder PELD

Kajian komoditi
unggulan dan
kawasan

Penyusunan rencana
dan anggaran

Pelaksanaan PELD
melalui kluster dan
region branding

Monitoring dan
evaluasi

Pembentukan dan Penguatan


Forum Stakeholder PELD

Identifikasi Stakeholder kunci yang terlibat

Adanya pendampingan dalam proses pembentukan dan


penguatan forum stakeholder

Organisasi dapat dipimpin oleh birokrat dan bisa dari


dunia usaha

Fungsi Forum Stakeholder


Memberiakan
rekomendasi kepada
Kepala Daerah
mengenai
- Penguatan UMKM

- Klaster Usaha
- Mitra dunia usaha
- Menciptakan iklim
bisnis yang kondusif
- Mempromosikan dan
meningkatkan
pemasaran produk
unggulan

Meningkatkan
kerjasama dan
kemitraan antar
stakeholder terkait

Meningkatkan
kinerja sistem yang
ada melalui
pendidikan dan
pelatihan

Melaksanakan
monitoring dan
evaluasi programprogram PELD

Penentuan Komoditi Unggulan


Pengumpulan data
dan informasi
(partisipatif)

Analisis data (analisis


rantai nilai,
pengembangan
wilayah, RALED)

Penentuan komoditi
unggulan (LQ/RCA)
Dan mengetahui kondisi
unggulan (value chain
analysis)

Rembug dari Forum


Stakeholder

Penyusunan Rencana dan Anggaran


Kegiatan penyusunan rencana PEL (kluster) industri kreatif dan
pengintegrasian rencana tersebut ke dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah

Penyusunan rencana dan


anggaran berdasarkan
analisis VCA, RALED Dan
pengembangan wilayah
(financial matrix)

Program Rencana
Rencana Induk PELD
Rencana bisnis
Rencana aksi

Pelaksanaan PELD
Prinsipnya untuk memperkuat forum PELD dan membangun
klaster bisnis yang dilakukan oleh stakeholder kunci
Klaster dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
Pelaksanaan dilakukan oleh forum stakeholder dan pengelola
klaster.

Pelaksanaan PELD
Tahapan Pengembangan Kluster
Sosialisasi kluster (batasan, kelembagaan, dan strategi pengembangan kluster)
Mengidentifikasi produk unggulan daerah yang akan berpotensi untuk dikembangkan dengan
pendekatan kluster
Melakukan survey lapangan untuk validasi dan pengumpulan data yang berhubungan dengan
kriteria produk unggulan yang akan dikembangkan
Evaluasi untuk menentukan kelayakan produk unggulan (obyektif)
Menetapkan produk unggulan daerah yang dapat dikembangkan berbasis kluster
Membentuk manajemen kluster
Menyusun AD/ART klaster oleh menejemen kluster
Menyususn rencana bisnis oleh menejemen kluster
Pelaksanaan dan pembinaan kluster
Pengembangan kluster dan jejaring klaster

Pelaksanaan PELD
Tahapan Region Branding
a.

Mengkaji Citra Kiwari

b. Membentuk kelompok kerja

c.

Menganalisis daya saing wilayah


Natural endowement
Aquired adowement
Mitigasi resiko
Kondisi ekonomi

a.

Mengindentifikasi kelompok sasaran

b. Menentuakan pesan utama dan identitas daerah


c.

Mengkaji kesiapan

d. Mengukur kemajuan

Monitoring dan Evaluasi


Monev dilakukan secara berkala
Monitoring dilakukan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali

Evaluasi dilakukan pada akhir


Monev dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan stakeholder kunci
Tindak lanjut dari monev penting sebagai perbaikan pelaksanaan pada masa mendatang

Studi Kasus
Analisis Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Kabupaten Serang

TAHAP I :

a) Penentuan Nilai Indikator Pengembangan Ekonomi Lokal


Tabel 1. Nilai dari Masing-Masing
Responden

Sumber: Hasil Kuisioner.


(Dikembangkan oleh Direktorat Perekonomian
BAPPENAS)

TAHAP I : b) Penentuan Nilai Modus (Mode) dari Nilai-Nilai pada Tabel. 1


Tabel 2. Nilai Modus pada
Masing-Masing Indikator

TAHAP II : Analisis RALED

(Rapid Assessment Techniques for


Local Economic Development)
Gambar. Analisis RALED untuk
Tata Pemerintahan

Worksheet setelah Nilai Median dimasukkan


ke dalam baris Tata Pemerintahan dari sel D2
sampai dengan L2.

TAHAP III : Analisis RAPFISH

(Rapid Assessment Techniques for Fisheries)

Gambar. Hasil Analisis RAPFISH

TAHAP IV : Analisis Faktor/ Atribut Pengungkit (Leverage


Attributes/ Factors)
Gambar. Hasil Analisis
Faktor Pengungkit

TAHAP V : Analisis Monte Carlo


Gambar. Hasil Analisis
Monte Carlo

TAHAP VI : Diagram Layang-Layang PEL Kabupaten Serang


Gambar. Diagram LayangLayang Hasil
Analisis PEL
Kabupaten Serang

TAHAP VII : Nilai Bobot Aspek PEL


Gambar. Nilai Bobot
Masing-Masing
Aspek PEL

TAHAP VIII : Penentuan Status PEL


Gambar. Penentuan Status
PEL

Anda mungkin juga menyukai