Lalat Hijau
Lalat Hijau
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Hexapoda
Ordo: Diptera
Sub family : Oestroidea
Family: Calliporidae
Genus: Lucilia phaenicia
Spesies: Chrysomyabezziana
Morfologi
Pada umumnya berukuran sedang sampai besar, kira-kira 8-10
mm, sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter
sebagai alat keseimbangan di bagian belakang, bermata
majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri
atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat
berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah
oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan
(Santi, 2001). Warna hijau cemerlang, Thorax bagian dorsal
terdapat 3 garis longitudinal, Squama dari sayap bag dorsal
tertutup rambut Dorsal thorax terdapat 2 garis longitudinal.
Bionomik
Tempat Perindukan
Jarak Terbang
membawa telur
Jarak
terbang
tergantung
lalat
pada
sangat
adanya
dan
cacing
bagian
Ascaris
luar
lumbricoides
tubuhnya.
Menyenangi
Kebiasaan Makan
Tempat Istirahat
gula,
susu,
kotoran
makanan
hewan
dan
olahan,
manusia,
tidak
makan,
mereka
akan
Kelembaban
Kelembaban erat hubungannya dengan
temperatur
setempat.
Dimana
94,6%.
mencari
makan
pada
waktu
Cahaya
Lalat
merupakan
serangga
yang
bersifat
fototropik
sepenuhnya
pada
temperatur
dan
L1
LARVA
L2
L3
LALAT DEWASA
PUPA
hitam
dan
perkawinan
lalat
akan
tingal
Distribusi penyakit
Kejadian di Indonesia
Larva lalat C.bezziana dilaporkan pertama kali di Indonesia pada kasus myasis
kuku sapi dalam bentuk infestasi campuran dengan larva lalat B.intonsus di daerah
Minahasa pada tahun 1926. Kasus selanjutnya ditemukan pada kuda di daerah
yang sama 1948-1949. Laporan ini menyebutkan bahwa telah terjadi kasus myasis
pada kuku sapi perah di daerah Bogor dalam bentuk infestasi campuran dengan
Sarcophaga dux dan Musca domestica. Infestasi campuran antara C.bezziana dan
Sarchopaga sp. juga pernah dilaporkan pada kejadian myasis di Sumba Timur dan
Sulawesi Selatan.
Distribusi geografis
Lalat C.bezziana tersebar di kawasan Afrika bagian
tropis dan sub tropis, sub kontinen India, Asia
Tenggara dari Cina selatan menuju Malaysia dan
Philipina hingga Papua New Guinea termasuk
Indonesia. Laporan lain menyebutkan bahwa lalat ini
telah masuk ke beberapa negara di pantai barat
Teluk Persia
Dampak Terhadap
Kesehatan
Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur
cacing yang menempel pada tubuh lalat dan ini tergantung dari spesiesnya.
Lalat Chrysomia benziana dapat menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan
vagina dan usus. Penyakit myasis bukan hanya disebabkan oleh Chrysomia benziana
tetapi juga disebabkan oleh lalat Sarcophaga, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora dan
Musca. Genus Chrysomia yang memegang peranan penting dalam kasus myasis
yaitu Chrysomia megacephala dan Chrysomia bezziana.
Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan yang masih hidup,
disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Myasis obligat hanya dapat terjadi
pada jaringan tubuh yang masih hidup. Berdasarkan The Merck Veterinary Manual (2011),
miasis dibagi menjadi dua yaitu miasis obligat dan fakultatif.
Larva lalat miasis obligat bergantung sepenuhnya pada inang untuk menyelesaikan siklus
hidupnya sedangkan pada miasis fakultatif larva lalat dapat menyelesaikan siklus
hidupnya dimana saja.
Patogenesis&Gejala
Setelah telur lalat menetas, larva akan masuk kedalam luka dengan kait pada mulut dan
Klinis
sekresi enzyme proteolitik maka larva akan bisa memakan sel-sel jaringan, serta
membuat terowongan didalam jaringan sehingga akan memperparah kerusakan.
Selain itu karena ada luka terbuka kemungkinan besar akan terjadi infeksi sekunder
oleh kuman pyogenes (Sarcophaga sp, Chrysomia bezziana, Musca sp).
Gejala klinis yang teramati mula-mula terlihat luka kecil yang didalamnya terlihat ada
larva lalat, lama-kelamaan karena diperparah oleh infeksi sekunder menyebabkan
terjadinya pembusukan dan pembentukan nanah sehingga akhirnya terjadi borok yang
mengeluarkan cairan dan berbau busuk.
Gejala klinis lainnya sesuai dengan kelainan fungsi dari bagian tubuh yang terkena
myiasis (misalnya jika terjadi myiasis pada kaki gejalanya pincang, jika terjadi pada
daerah kepala berjalan dengan kepala miring dsb) serta diikuti oleh gejala umum
lainnya seperti hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu,
suka bersembunyi menghindari lalat. Selain itu gejala klinis lainnya yaitu berupa radang,
anemia, tidak tenang sehingga mengakibatkan ternak mengalami penurunan bobot
badan dan produksi susu, kerusakan jaringan, infertilitas, hipereosinofilia serta
peningkatan suhu tubuh.
SUMBER PENULARAN
Chrysomya megacephala
berkembangbiak di bahan
MEKANISME PENULARAN
Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya
berhubungan
dengan
saluran
pencernaan.
Karena
Pengendalia
n
Pengobatan
Pelaporan
Tidak diperlukan tindakan pelaporan ke Dinas
Peternakan apabila ditemukan kasus myiasis pada
hewan.
Peternak dapat menghubungi dokter hewan/klinik
hewan terdekat untuk melakukan pengobatan.
Namun
demikian,
pengobatan
perlu
segera
Pencegahan
Ternak yang menderita myiasis harus diobati hingga
tuntas sebelum dijual atau dimasukkan ke wilayah
yang lain untuk mencegah penyebaran lalat semakin
luas.
Pengendalian dan
pemberantasan
REFERENSI
https://www.researchgate.net/publication/258045280_INFESTASI_LARV
A_Chrysomya_bezziana_PENYEBAB_MYASIS_PADA_MANUSIA_DAN_HEWAN_SERTA
_PERMASALAHAN_DAN_PENANGGULANGANNYA
https://chantikafecilia.wordpress.com/2014/06/14/chrysomya-bezziana/
http://aryhani97.blogspot.co.id/2013/09/jenis-lalat-dan-penyakitnya.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Chrysomya_bezziana
http://wiki.isikhnas.com/images/3/3f/Penyakit_MYIASIS.pdf
http://aiyssmithdhavidhsond.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktkum-parasitologitentang.html
https://ms.wikipedia.org/wiki/Langau_hijau
http://eprints.ung.ac.id/7601/5/2013-2-2-13201-811409126-bab226022014123217.pdf
http://wiki.isikhnas.com/images/3/3f/Penyakit_MYIASIS.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=277852&val=7169&title=Chrpsomva%20bezziana,%20The%20Cause%20of
%20Myiasis%20on%20animal%20And%20Human%20:%20Problem%20and
%20Control