Parade Raja-raja Simalungun pada Harungguan Bolon di Pamatang Siantar, 1930. Dari
kiri ke kanan: Raja Tanoh Jawa - Sang Majadi (morga Sinaga), Partuanon Silou Kahean -
Tuan Gaib (morga Purba), Raja Raya - Tuan Gomok (morga Saragih Garingging), Raja
Siantar - Tuan Sawadim (morga Damanik), Raja Panei - Tuan Bosar Sumalam (morga
Purba), Raja Dolog Silou - Tuan Ragaim (morga Purba) , Raja Purba - Tuan Mogang
(morga Purba), Partuanon Bandar - Tuan Desta Bulan (morga Damanik) dan Raja
Silimakuta - Tuan Padiraja (morga Girsang)
Ulama-Ulama di Simalungun
PRAJURIT RAJA SIMALUNGUN
Toehan Gomok disamping Rumah Bosar Pamatang Raya. Saat kunjungan De Heer
(Tuan) & Mevrouw (Nyonya) J. R. Fabricius ke Rumah Bosar (Rumah Bolon/Istana)
Pamatang Raya, 1934. Kunjungan itu disambut oleh Raja Gomok, nenek Raja Gomok,
Raja Siantar serta masyarakat tempatan. Bagi Pamatang Raya, Kunjungan ini merupakan
Silaturrahim memperkenalkan kesenian dan kebudayaan saja. Terbukti, pihak Pamatang
Raya memperkenalkan kesenian & kebudayaan Simalungun yang ada di Pamatang Raya.
Raja Gomok bahkan sempat memperkenalkan tortor Simalungun, dan beliau langsung
mempertunjukkan seni tari asli dengan manortor. Tampak dalam photo yang dikoleksi
GL. Tichelman ini, Raja Gomok tetap duduk menyambut tamu tanda ketinggian darah
kebangsawanannya. Ny. J.R Fabricius memperhatikan ensambel Gual Simalungun yang
sedang dimainkan.
Toehan Gomok
Radja Siantar
Toehan Djorlang Hataran - Tanoh Djawa
Toe(h)an Sidamanik
PUANG BANDAR BORU DAMANIK. dari kiri ke kanan: Puang boru Damanik :
Solimah menikah dengan putra Raja Tanoh Jawa Sang Majadi yaitu Tuan Kaliamsyah
Sinaga, Soribunga menikah dengan Tuan Jorlang Hataran - Tuan Bisar Sinaga, Sumainim
menikah dengan Tengku Katan Deli, Tiamin menikah dengan Tuan Tiga Dolog -
Djintaraim Sinaga, Sortailim menikah dengan Tuan Kalianta Sinaga (orangtua dari alm.
Prof. Dr. H.T. Usul Sinaga)
Museum Simalungun-1939
Raja Siantar – Tuan Sawadim
(morga Damanik) & Raja Dolog Silou – Tuan Ragaim (morga Purba), 1930-an. Coba
perhatian gotong yang mereka kenakan, apakah sama dengan gotong yang kini
dipergunakan?
Gapura yang dibuat di kediaman Raja Siantar - Tuan Sawadim Damanik, saat Tuan
Sawadim menerima anugrah Gouden Ster. 1935-04-06
Para hadirin saat Tuan Sawadim menerima anugrah Gouden Ster. Tampak hiasan dibuat
tanda suka cita.1935-04-06
Masyarakat ramai berkumpul, saat Rajanya - Tuan Sawadim menerima anugrah Gouden
Ster. 1935-04-06
Tuan Kama Damanik dari Pamatang Bandar, saat mengunjungi Assistent Resident G.L.
Tichelman di Pamatang Siantar. 1936-10-28
GL Tichelman menggambar Arca Spiritual dari marga Damanik. Aslinya, Arca ini
terbuat dari bahan kayu tertentu, terdapat di Pamatang Malela. 1935
Radja Israel asal Prapat. Putrinya - Jinim Sophia br Sinaga menjadi Puang Bolon Tuan
Labuhan Asmin Damanik, Jambur Na Bolag Sipolha. Radja Israel adalah orang pertama
memeluk Kristen di Prapat - tepian Danau Toba.
Duduk dari kiri ke kanan: Pandita Jaulung Wismar Saragih (Pendeta Kristen Pertama di
Simalungun), Tuhan Gomok alias Tuan Baja Raya (1881-1940) – Raja Kerajaan Raya,
Dr. P. Voorhoeve (Orientalis, Peneliti berkebangsaan Belanda), Jason Saragih (Guru
Zending dari Raya Tongah, Ketua Comite Na Ra Marpodah Simalungun yang bekerja
untuk membuat Agenda Gereja, buku nyanyian "Haleluya", dan Alkitab dalam bahasa
Simalungun), berdiri memakai dasi adalah Jacoboes Sinaga (Krani Tiga Raya dari
Pematang Raya, Sekretaris / Bendahara Comite Na Ra Marpodah) serta pengurus-
pengurus komite.
Tulisan ini dikirim pada pada Mei 10, 2009 9:18 pm dan di isikan dibawah HALIMISAN GAMBAR,
SIMALOENGOEN atawa TIMOER. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS
2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.
Sumber:M.muhar omtatok