Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada dosen kami, Ibu Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si.,
Ak., CA., yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun modul ini.
Semoga ilmu yang telah beliau berikan dapat bermanfaat bagi kami, terutama dalam
melaksanakan praktik-praktik audit di sektor publik.
Makalah yang berjudul Aktivitas, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Biaya ini
berisi materi mengenai aktivitas, manajemen aktivisa, dan konsep manajemen biaya yang
kami sadur dari beberapa sumber bacaan. Selain itu, kami juga mengaitkan materi ini
dengan sektor publik di Indonesia.
Namun demikian, kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan berbagai saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tulisan ini di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan
kami khususnya.
Makassar, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
2
2
21
1. Pengenalan
21
21
3. Estimasi Biaya
21
4. Penganggaran Biaya
21
5. Pengendalian Biaya
23
26
26
26
31
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh aktivitas terhadap konsumsi biaya?
2. Bagaimana karakteristik dan proses manajemen aktivitas?
3. Apa dan bagamana konsep manajemen biaya diterapkan menurut manajemen
aktivitas di sektor publik?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetauhi pengaruh aktivitas terhadap konsumsi biaya
2. Memahami karakteristik dan proses manajemen aktivitas
3. Memahami konsep manajemen biaya di dalam proses manajemen aktivitas di
sektor publik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN MANAJEMEN BIAYA
1. Perkembangan Sistem Manajemen Biaya dengan Perspektif Milestone
a. Tahapan Perkembangan Sistem Manajemen Biaya
Pada tahun 1998, Robin Cooper dan S. Kaplan menguraikan empat tahap evolusi
sistem manajemen biaya dalam biaya dan efek. Gary Cokin telah memperluas model
Cooper dan Kaplan meliputi lima tahap sebagaimana disajikan dalam gambar 2.1 berikut
ini.
Gambar 2.1
Tahapan Perkembangan Sistem Manajemen dengan Perspektif Milestone
Gambar tersebut telah menjadi perkembangan sistem manajemen biaya dan kinerja
Milestone View.
b. Stage 1 dan 2 Budget and Finance
Executive dan manager pada tahap 1 (stage 1) membuat hampir semua
keputusannya berdasarkan pertimbangan penganggaran. Informasi anggaran ini
menciptakan dampak yang paling besar terhada prioritas pengambilan keputusan.
Singkatnya, sebuah penganggaran hanya fokus pada sebuah permainan dance with
numbers. Orang dalam organisasi seperti ini belum belajar untuk melihat hal-hal di luar
penganggaran. Sektor pendidikan dan pemerintahan jatuh pada tahap ini.
Sistem di tahap 2 (stage 2) mengintegrasikan sebuah pandangan organisasi yang
memperkenankan manajemen untuk melihat hal-hal di luar penganggaran, tetapi amanat
kinerja keuangan menggantikan mandat penganggaran sebagai sumber informasi utama
yang bedampak kepada prioritas pengambilan keputusan.
Organisasi telah belajar materi eksternal mengenai basic fiscal self-control, tetapi
belum belajar untuk melihat informasi manajemen di luar laporan keuangan, neraca, dan
anggaran. Tahap keuangan tidak balance, pandangan yang tidak lengkap yang
menggunakan keuntungan sebagai pengukuran utama.
c. Stage 3 Operations
Sebagai sebuah deret ukur alami, organisasi-organisasi tahap 3 (stage 3)
membandingkan keuntungan sebagai sumber daya yang menghasilkan. Mereka memulai
proses, dan memperkenankan keuangan dan anggaran untuk menyisakan panduan
tentatif dan laporan hasil.
Gambar 2.2
Tahap Perkembangan Sistem Manajemen Biaya
Gambar 2.2 mengembangkan model perkembangan organisasi di luar penjelasan
sederhana dari pandangan milestone. Pada gambar ini, tahap 3 menjadi operasi
daripada hanya customized/stand alone. Organisasi-organisasi tahap 3 telah belajar
untuk melihat hal-hal di luar perspektif keuangan dan fokus terhadap informasi operasi
3
dari pandangan akuntansi berbasis aktivitas dan konsumsi sumber daya untuk
melengkapi
dampak
penganggaran
dan
informasi
keuangan
terhadap
prioritas
pengambilan keputusan.
Organisasi
telah
mempelajari
bagaimana
caranya
membandingkan
dan
secara
keseluruhan.
Manajemen
strategis
menyediakan
kesempatan
Last, but not least, organisasi-organisasi di tahap 5 telah belajar untuk melihat
dirinya sendiri secara holistik dalam konteks fokus global Piaget, arena semua
kemungkinan. Dalam tahap perpisahan ini, perspektif holistik menyimpang jauh di luar
perhatian geografis, dan arena semua kemungkinan meluas jauh di luar pilihan-pilihan
kesempatan. Organisasi-organisasi tahap 5 melihat aktivitas mereka baik jangka pendek
dan jangka panjang, sumber daya, dan strategi sebagai sebuah bagian ekosistem
ekonomi. Amartya Sen, pemegang nobel ekonomi, menjelaskan bagaimana beberapa
perusahaan yang telah mencapai tahap perkembangan ini sesungguhnya telah mengelola
perkembangan sebagai sebuah kolam sumber daya kebebasan.
2. Landasan Perkembangan Sistem Manajemen Biaya
Setelah membaca uraian tahap-tahap perkembangan manajemen biaya dengan
perspektif milestone di atas, dalam makalah ini kita akan melihat lebih detail apa dan
bagaimana perkembangan itu terjadi untuk setiap tahapan, khususnya untuk tahap 3, 4,
dan tahap 5. Kita tidak lagi melihat tahap 1 dan 2 karena dua tahap itu masih merupakan
manajemen biaya konvensional. Tidak relevan lagi jika kita masih mempelajari hal
tersebut. Akan tetapi supaya tidak membingungkan, tidak ada salahnya jika kita
melandasi perkembangan tahap-tahap itu mulai dari tahap 1 dan 2.
Dari perspektif yang paling umum ke perspektif yang paling detail, sistem
akuntansi konvensional dari sebagian besar organisasi dapat dikarakterisasi melalui lima
teknik dan kategori element, yaitu:
-
Sistem penganggaran dan biaya standar (budget and standard cost system).
meraih
perhatian
manajemen,
tetapi
biasanya
dengan
alat-alat
yang
konvensional. Logika yang tidak bisa dibantah bahwa aktivitas nonfinansial menghasilkan
hasil finansial adalah materi perkembangan di tahap 1 dan 2.
b. Pentingnya Profit: Mendefinisikan Tujuan Manajemen Biaya
Sebagai landasan awal, eksekutif dan menajer organisasi harus membangun
landasan praktik akuntansi biaya/manajemen yang menyajikan pengambilan keputusan
dan operasi, pertama, dan yang kedua adalah akuntansi keuangan sebelum pindah ke
sistem yang lebih matang.
5
Perhitungan laba adalah fokus utama akuntansi keuangan dan akuntansi biaya.
Laba dan komponen-komponennya dilaporkan dalam format akuntansi keuangan, yaitu
laporan laba rugi. Profitabilitas dengan berbagai interpretasinya merupakan indikator
kinerja terfokus yang mendapatkan perhatian lebih daripada indikator kinerja lainnya.
Tetapi jika pengukuran ini menggambarkan hasil, pengukuran apa yang menunjukkan
dimensi-dimensi kinerja untuk proses yang menggerakkan hasil-hasil itu? Ulasan singkat
mengenai dua cabang utama akuntansilah yang sedikit banyak mampu menjawab
pertanyaan itu, yaitu akuntansi keuangan dan akuntan manajemen.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki perbedaan, diantaranya
yang paling utama adalah berdasarkan paradigma pengguna informasi. Kita melihat lebih
jauh mengenai akuntansi manajemen yang dengan istilah lainnya kita menyebut
akuntansi biaya, karena akuntansi manajemen dan biaya memelihara dua prinsip umum
yang sama, tetapi pada praktiknya organisasi mengolahnya lebih signifikan. Untuk
memahaminya bagaimana sistem biaya berjalan, beberapa istilah dasar meliputi sebagai
berikut:
-
Cost
Cost accounting
Cost management
Cost type
Akuntansi biaya ada untuk maksud sederhana: Menyediakan informasi biaya yang
akurat
yang
berkembang
ke
tahap
hampir
selalu
Kelima materi itu adalah gambaran perkembangan sistem manajemen biaya dalam tahap
3, 4, dan 5.
B. SUMBER DAYA OPERASI: MEMAHAMI PERAN DAN ATURAN BARU
Materi ini merupakan sebuah perlintasan jalan dan merupakan awal dari tahap 3
sistem manajemen biaya. Tahap 3 juga merupakan jembatan antara perilaku
preoperasional (preoperational stage) dan operasional konkrit (concrete operational
stage).
Gambar 2.3
Dinamika perkembangan tahap transisi 2/3
Partama-tama, aturan dasar menyisakan dimensi preoprasional, dalam sebuah
model perkembangan yang konsisten, pencapaian pembelajaran dan milestone yang
diperlukan untuk membentangkan kapasitas operasional konkrit adalah nampak dari
platform tahap 2. Aturan dan peran mengambil posisi penting di titik ini.
Gambar 2.4
Karakteristik arah biaya terhadap kinerja
Secara khusus, dalam konteks biaya dan kinerja karakteristik perkembangan ini
adalah perkembangan dari konsep biaya fundamental menuju kinerja dasar yang lebih
komprehensif. Gambar 2.4 di atas menjelaskan karakteristik pendewasaan manajemen
kinerja yang menandai titik awal berkurangnya fokus terhadap biaya.
1. Tiga Dimensi Informasi Manajemen Biaya
Perspektif biaya finansial merupakan langkah pertama yang diperlukan, tetapi
perspektif informasi ini sifatnya terbatas, seperti seorang pilot dengan hanya satu mata.
Perlu pandangan binocular untuk mendukung persepsi lebih mendalam. Manajemen
biaya pada tahap 3 menggunakan perspektif informasi yang kedua, yaitu operasi dan
proses, dengan dimensi dukungan keputusan yang diperluas yang mana perspektif
8
Gambar 2.5
Memahami perbedaan biaya mengembangkan wawasan operasional
Akuntansi sumber daya operasional menyediakan sebuah jembatan konseptual
untuk lebih mendewasakan praktik manajemen biaya, sebagaimana perluasan perspektif
biaya finansial dengan dua prinsip fundamental:
-
Sumber daya menjadi bahan bakar aktivitas perolehan laba yang penting sekali.
Dipandu dengan
Gambar 2.6
Fokus terhadap informasi manajemen sumber daya yang sama
Gambar 2.6 di atas mengilustrasikan bagaimana perspektif akuntansi sumber
daya operasional membantu organisasi untuk memulai kedewasaan, perspectif holistic.
Eksekutif dan manajemen tahap 2 dalam hal transisi ini dapat menggambarkan tujuh
atribut sumber daya operasional:
10
Keputusan dibuat dalam pola pikir pemanfaatan sumber daya yang bijaksana,
sebagai lawan kata dari perspektif cost cutting.
Budaya organisasi mendorong kerja sama vs kompetisi, dan mencari aliansi dan
situasi yang saling menguntungkan (win-win situations).
Struktur multidivisional berisi lebih banyak indikator kinerja kunci nonfinansial dari
pada pengukuran finansial.
Selanjutnya kita kita akan melihat perbedaan antara perspektif konvensional
dengan perspektif sumber daya operasional pada beberapa contoh titik kunci misalnya
persediaan, capacity management, dan expense item management.
4. Pengendalian dan Laba
Mengubah persepsi pengendalian adalah salah satu area manajer untuk
mengarahkan kapalnya ke arah dinamika perkembangan antara tahap 2 dan 3. Berapa
derajat optimal struktur pengendalian organisasi untuk menghasilkan laba yang besar?
Tidak ada jawaban pasti, akan tetapi, sebuah pengujian operasi inti melalui lensa
akuntansi sumber daya operasional akan menitikberatkan setiap organisasi dalam arah
yang benar ketika mencoba menjawab pertanyaan itu.
Secara finansial, tidak ada perbahan kecuali perubahan proses rutin. Proses tidak
berupa kecuali terdapat sebuah alasan untuk melakukannya. Ini artinya organisasi harus
mendewasakan di luar sistem pengendalian keuangan konvensional, dan harus memulai
bekerja dengan desain dan strategi organisasi yang pada akhirnya akan menghasilkan
perkembangan proses dan strategi yang jelas.
C. PROSES, AKTIVITAS,
MEMPERTAJAM
IDENTITAS
ORGANISASI
Setiap organisasi memiliki informasi keuangan, mulai dari kesederhanaan
pemeriksaan mendaftar untuk laporan tahunan glossy. Format informasi
11
keuangan
dirancang untuk menjadi umum dikenali dan dibandingkan antara perusahaan.
Sementara di mana-mana, laporan keuangan tidak membedakan organisasi
dasar
keunggulan
kompetitif.
Jauh
sebelum
persiapan
keuangan,
aspek
lain
kegiatan,
dan
luas
bisa
Sama
seperti
individu
produk
jam
tangan
yang,
(Rolex
Harvard
untuk
MBA-nya).
yang
untuk imperatif keuntungan Tahap 2. Kinerja, oleh alam, terjadi dalam elemen
bermitra: pembelajaran dan aplikasi. Biji dapat tumbuh menjadi apa-apa selain
sebuah
ek. Sebaliknya, sebuah organisasi memiliki banyak pilihan dan berbagai
kemungkinan.
Oleh karena itu, tugas pertama dari organisasi Tahap 3 adalah untuk
menjawab
pertanyaan:
Apa
luar untuk melibatkan masyarakat dan budaya. Kurang matang Tahap 1 dan 2
organisasi
1. Sumber Daya, Proses, dan Aktivitas
Setelah orang menyadari bahwa organisasi terdiri dari proses ampuh,
dan kegiatan beradaptasi, didorong oleh sumber daya elemental, mereka
mulai melihat kebutuhan untuk harian saat ini yang membantu mereka untuk
membandingkan sumber daya alternative penggunaan, dan dengan demikian
mengkoordinasikan upaya-upaya manusia dalam proses yang terus lebih
efisien.
Ketika wawasan perkembangan ini pada sumber nyata dari nilai
keuangan mengambil terus, sebuah organisasi langkah selamanya melampaui
batas-batas dari Tahap 2 sistem manajemen biaya (CMS). Namun, metrik
keuangan
tidak
hilang.
Mengikuti
valid,
tapi
praoperasional,
dalam
bentuk
pembandingan
dan
praktik
terbaik. Juga memakan waktu, dua taktik ini mengandung kesalahan fatal
jangka
panjang.
Meskipun
ledakan
pendek
cacat
sini
adalah bahwa apa yang bekerja di salah satu organisasi sering gagal sama
sekali
lain.
metode,
kepraktisan
adalah
dengan
bisnis
yang
rumit
unsur-unsur
ketika
yang
menyeimbangkan
kurang
nyata
pembentukan identitas. Oleh karena itu, ini dan dua bab berikutnya ciri
managementselection sensein konteks membangun identitas organisasi untuk
mengaktifkan
pengakuan lebih cepat dari pendekatan terbaik-fit untuk menghadapi saat ini
dan
kondisi diantisipasi. disiplin organisasi, seperti dalam sistem untuk mengontrol
sikap dan perilaku, harus mendorong baik strategis selaras pilihan taktik dan
implementasi dan eksplorasi membangun, identitas organisasi baru yang lebih
strategis
yang
konsisten.
dari
sumber
kepastian
tentang
investasi
dalam
daya
efektivitas
inisiatif
metode
perbaikan
dan
ini.
Proyek
membawa
(2)
sering
risiko
gagal,
yang
dan
terukur.
Selain itu, metodologi berorientasi proses hanya satu kategori alat bisnis
antara
beberapa pilihan yang manajer dapat memilih sebagai organisasi mereka jatuh
tempo
di
luar
untuk
mengkoordinasikan
14
membayar
Kombinasi
ini
limbah
dan
kualitas
untuk.
adalah
sopir
kepala
kembali
ke
di
jalan
menerus
homogen
dewasa
sebentar
di
sebuah
hierarki
yang
tidak
berkelanjutan.
Pada hari-hari awal kualitas dan manajemen operasi sumber daya limbah,
kegembiraan
pergeseran
paradigma
berkelanjutan
momentum
melalui
terelakkan
palsu dimulai dan hasil inisiatif memuaskan. Bila dilihat dari sudut pandang
perkembangan, kemunduran mendorong belajar dan memperbaiki pencarian
untuk pendekatan yang lebih tepat. Akhirnya, dengan kegigihan dan cukup
waktu
pasar,
di
pengelolaan
informasi
dari
sebuah
perusahaan
yang
sehat
mengembangkan bakat untuk belajar dari salah langkah nya. Mereka juga
mendapatkan pengalaman dalam mitigasi risiko. Kadang-kadang selama tahun
1980, sebagian besar organisasi Amerika Utara diidentifikasi tiga pendorong
15
utama
hasil
keuangan:
pelanggan,
kualitas,
dan
operasi
internal.
Kendala (TOC),
dan
berdasarkan
aktivitas penetapan
biaya
dan
manajemen
(ABC / M). Semua ini tumbuh dari keinginan untuk lebih memahami sifat dan
perilaku biaya, sumber daya, kegiatan, dan proses. Baru-baru ini, model
seperti
akuntansi konsumsi sumber daya (RCA) telah berusaha untuk mengisi
beberapa
kesenjangan
Menariknya,
yang
operasi
ditinggalkan
dan
akuntansi
oleh
profesional
pelopor-nya.
telah
sama-sama
aktif dalam pematangan ini. TQM dan TOC secara teoritis didasarkan pada
operasi
pengelolaan. Sebaliknya, ABC / M dan RCA musim semi dari manajemen
keuangan
akar. Sebagai metode berevolusi untuk meningkatkan kualitas dan untuk lebih
melayani pelanggan, biaya teknik manajemen yang dikembangkan secara
paralel dengan memberikan visibilitas lebih baik ke sifat dan perilaku biaya.
Hal ini memungkinkan manajemen lebih bijaksana dari yang terbatas sumber
daya, berharga, dan dipromosikan perbaikan struktur biaya. Jangan salah,
metode
yang
dikembangkan
selama
era
ini
adalah,
dan
tetap,
agregat,
Itu
manajemen dunia secara keseluruhan belajar untuk melihat dengan cara baru
selama
era
Pencapaian tonggak benar. Dalam Bab 7 dan 8, menjadi jelas bahwa ini
tonggak benar-benar mengatur panggung untuk jenis yang sama wawasan
perkembangan
di
organisasi
dan
siklus
hidup
telah pindah terus jauh dari konsistensi dan stabilitas menuju pola pikir
adaptasi dan perbaikan terus-menerus. Di antara mereka akuntan yang telah
mengambil
perbaikan paradigma terus menerus ke jantung, masih ada banyak orang yang
begitu
sibuk biaya proses penangkapan secara detail bahwa mereka tidak pernah
berhenti untuk mempertanyakan nilai proses itu sendiri atau kegiatan
berharga
mereka.
yang
Dengan
kata
terkandung
lain,
kecenderungan
yang
dalam
kuat
tetap
untuk
dari
Tahap
2 CMS.
Jika
akuntan
tidak
dapat
melihat
biaya
dan
manajemen praktis biaya. Dalam beberapa versi sebelumnya TQM tidak secara
eksplisit termasuk pertimbangan biaya. TQM mantra paling awal adalah,
"Apakah
hal
untuk
hak
peningkatan
kualitas
dan
uang
akan
mengikuti.
"
Tentu, pandangan yang tidak lengkap ini tidak berlangsung lama, dan dalam
waktu
singkat
yang
keuntungan
penting
termotivasi
eksekutif
untuk
membangun hubungan beton antara upaya kinerja kualitatif dan hasil bottomline.
Pada
akhir
1980-an
dan
pertama
setengah dari tahun 1990-an, penelitian statistik dari perusahaan berlatih TQM
17
untuk
lebih
lima tahun menunjukkan hubungan yang jelas antara TQM dan hasil keuangan.
Namun, jeda waktu antara proses perbaikan terkait TQM causesand effectsis
keuangan yang signifikan diukur dalam tahun, tidak bulan atau kuartal.
Kontrol
kualitas
dan
metode
TQM
masing-masing
pertama
kali
TQM
mendefinisikan
telah
menjadi
ulang
cara
pengaruh
orang
yang
melihat
signifikan
kualitas
terhadap
dan
biaya.
ketiga
pertama
tahun
1900,
prinsip-prinsip
manajemen
ilmiah
adalah
ditingkatkan di era kontrol kualitas dengan diagram kontrol dan proses statistik
control
(SPC).
Di
babak
kedua
abad
kedua
puluh,
ilmu
manajemen
Walter
Shewhart, namun berganti nama menjadi "Deming Cycle" oleh Jepang, yang
dikembangkan selama kali ini. Belajar di bawah bimbingan lembut Deming dan
Juran,
pasca-Dunia
Eliyahu
(Eli)
Goldratt,
pencipta
Teori
Kendala
(TOC),
juga
operasi
profesional
baik
mengakui nilai TOC. TOC benar-benar tidak sesuai dengan salah satu bisnis
yang
lebih
besar
kategori seperti proses atau strategi. Buku Pegangan dan survei metode
biasanya
tuck TOC hati-hati dalam bagian yang disebut sesuatu seperti "tren
manajemen."
TOC benar-benar tidak cocok bisnis konvensional atau kategori akuntansi
karena
itu adalah salah satu yang pertama dari semakin pendekatan berbasis ilmu
pengetahuan berdasarkan sistem berpikir, pendekatan yang belum benarbenar membentuk dan berakar dalam manajemen organisasi sebelum Tahap 5.
Dengan demikian Tahap khas 2 pengobatan TOC sering mencoba untuk
berbaur TOC dengan taktik berdasarkan finansial seperti ABC / M, bukannya
pas
potongan
keuangan
menjadi
lebih
besar,
perspektif
yang
lebih
dalam
ilmiah
mereka belajar cara-cara baru untuk melihat diri mereka dihubungan dengan
lingkungan lokal dan global. keterampilan kognitif praoperasional (yaitu,
perbandingan dan koordinasi) menggunakan gambar, simbol, dan konsep
sebagai pembelajaran dasar untuk pengenalan pola. Jatuh tempo keterampilan
perbandingan
memungkinkan
orang
untuk
mengklasifikasikan
peristiwa,
benda, dan orang-orang sesuai dengan identitas umum. Sebagai individu dan
organisasi dewasa, masing-masing menjadi semakin sadar bahwa itu masuk ke
dalam berbagai hubungan dengan peristiwa, objek, orang lain, dan kelompok
orang. Akibatnya, indeks pengembangan organisasi di luar awal Tahap 3 harus
mulai memasukkan subsistem perkembangan di samping kognitif. Biaya
dan sistem manajemen kinerja dapat menjadi lebih teknis canggih pada akhir
Tahap 3 dan seluruh Tahap 4. Namun, sebagai organisasi baru imperatif
menambah penting profit, lainnya pengaruh perkembangan subsistem mulai
menggantikan
keutamaan
keterampilan
kognitif.
dan
organisasi
telah
belajar
nilai
dari
partisipasi penting dan berusaha untuk membentuk orang dan sistem mereka
ke sebuah komunitas keanggotaan terpadu. Tahap 3 organisasi mulai
menyeimbangkan fokus manajemen mereka dengan mengembangkan rasa
baru identitas yang sangat bergantung pada pola hubungan timbal balik
internal.
Tahap
organisasi
mulai
mendefinisikan
identitas eksternal dalam hal pola sumber daya dan proses di samping
profil keuangan eksternal. Tentu, pengembangan identitas internal memiliki
dampak signifikan pada desain CMS. Pola di mana-mana dalam organisasi.
identitas yang organisasi kami adalah-adalah salah satu pola dominan yang
menyediakan kompas untuk pilihan, keputusan, dan perilaku. Sebuah metode
akuntansi, seperti berdasarkan aktivitas costing / manajemen (ABC / M), adalah pola untuk
pembelajaran yang berfokus pada hubungan timbal balik proses dan identitas diri. Bahkan,
ABC dimulai dengan satu pola pengorganisasian (buku besar) dan mengubah buku besar
(G / L) data ke dalam pola aktivitas. Dalam Tahap 2 perusahaan, pola cenderung kaku dan
non adaptif. Hal ini karena orang-orang di Panggung 2 tingkat tergantung pada klasifikasi
(misalnya,
tetap
vs
biaya
variabel)
untuk
mengelola
sumber
daya.
Dengan penekanan pada kontrol, Tahap 2 pola harus sederhana, berulang, dan dikenali,
seperti
misalnya,
dalam
format
laporan
keuangan.
Wawasan
pola
bahan yang rusak dan layanan yang buruk berada di luar jangkauan dari Tahap 2
perusahaan. Saat mereka mendekati Tahap 3, orang mengeksplorasi pola operasi (proses,
aktivitas) dan hubungan mereka dengan komponen diklasifikasikan finansial akrab. Hanya
pada awal Tahap 3 yang orang benar-benar mulai belajar untuk memperluas dari yang
sederhana klasifikasi (misalnya, bahwa jumlah dolar adalah varian penggunaan bahan)
untuk melihat pola kausal potensial (misalnya, limbah bahan kami mungkin karena
kurangnya baru-menyewa pelatihan dan tingkat omset tahunan 50 persen kami). Tahap 2
manajer
20
yang
tersisa
untuk
Kepuasan
Inisiasi
dialog
menerobos
lintas
keuangan-satunya
fungsional,
dan
penghalang
kegembiraan
interdisipliner
penemuan
kolaboratif
seperti
yang
dijelaskan
dalam
Bab
lebih
di atas kepala.
Yang paling penting, sebagai orang-orang di semua tingkatan organisasi
belajar untuk mengubah hari -hari operasi dan pemanfaatan sumber daya
dengan cara yang cepat diterjemahkan ke dalamprofit, organisasi menjadi
lebih terfokus dan disengaja. Ia menemukan yangyang berarti melihat ke
depan dan mengidentifikasi cara-cara khusus untuk membuat dirinya lebih
baik. Saya tmenjadi strategis.
1. Taktik Direncanakan
Semakin cerdas organisasi menjadi semakin memanfaatkan rentang yang
lebih
besar
muncul
yang methode campuran dan taktik bekerja terbaik. Ini berarti menciptakan
niat
yang
jelas
dan bersaing pada harga, tapi sekarang kita akan mengubah proses internal
kami sehingga kami dapat menjamin kualitas and give layanan pelanggan
kami mereka nilai karena kita ingin menjaga mereka. Melihat
bahwa
pernyataan ini dapat dinyatakan sebagai premis atau asumsi, sepanjang baris,
"Jika kita x, kami berharap yresults. "Artikulasi niat yang jelas tersebut adalah
langkah pertama menuju pembentukan strategi. Hanya sebuah perusahaan
itulah yang pertama Peter Senge disebut "Organisasi pembelajaran" dapat
mengembangkan jenis kompetensi. Sebuah organisasi yang tersandung dalam
jangka panjang adalah salah satu yang berupaya jawaban yang benar tunggal
dan berbuat jahat orang-orang yang menyimpang dari yang sederhana, jangka
pendek, solusi biaya-terobsesi.
Organisasi
dengan
kesempatan
dan
kaya
informasi
lingkungan
membutuhkan
disiplin
niat
focusthat
jelas
dan
strategi
resmi
laporan
menyediakan.
Fokus ini memfasilitasi pilihan taktik. Meskipun fokus disiplin yang paling
sering
disebut strategi, ada kerangka kerja memfokuskan lain seperti proses, misi,
dan
penglihatan. Sayangnya, strategi kata membawa banyak arti yang berbeda,
dan
orang menyalahgunakan kata atau menggunakannya secara bergantian
dengan istilah terkait: tujuan, tujuan, target, visi, atau misi, yang masingmasing memiliki, makna yang tepat yang berbeda di praktek. Strategi jelas
mengartikulasikan
niat
tingkat
tinggi;
Namun,
strategi
mungkin
tetap
panggilan jarak jauh untuk tindakan jika taktik yang mendukung dan kegiatan
yang ditargetkan tidak cepat mengikuti. Mekanisme fokus seperti strategi
menyediakan referensi diri pola untuk diikuti, sekitar yang kelompok dan
individu dapat mengatur pekerjaan pola mereka memberikan karyawan. enam
umumnya akrab, perkembangan inovatif taktik ini setiap menunjukkan pola yang
memungkinkan orang untuk melihat sumber daya internal dan hubungan timbal balik
proses dengan cara baru yang mendukung sumber daya yang optimal menggunakan dan
perubahan proses. Ketika digunakan dengan benar, masing-masing dari enam alamat taktik
baik keuntungan dan imperatif partisipasi. Dari Tahap 3 melalui semua tahap
perkembangan berikutnya, dua yang paling penting biaya dan informasi kinerja repositori
menjadi karyawan dan proses, berlawanan dengan data komputer. Dalam organisasi
belajar, orang terus menemukan cara yang lebih baik untuk memberikan produk / layanan
22
dan segera mentransfer wawasan pembelajaran baru mereka dalam pekerjaan mereka.
orang cerdas membangun proses cerdas.
2. Value Engineering
Untuk memahami rekayasa nilai, latar belakang singkat dalam analisis
nilai sangat membantu. Nilai istilah rekayasa (VE) dan analisis nilai (VA) adalah
istilah
sinonim
untuk taktik manajemen dengan biaya dan manajemen kinerja implikasi yang
signifikan. General Electric adalah salah satu perusahaan pertama yang
menggunakan rekayasa nilai, awalnya menerapkannya pada proses pembelian
pada
tahun
1947.
dengan
sukses,
VE
mendukung
pengembangan
dan
drive
berfokus
pada
produksi
dan
nilai
analisis." Mereka menekankan bahwa, "Ini akan menjadi salah untuk melihat
VE hanya sebagai program lain costreduction. VE terutama tentang fungsi
produk
dan
hanya
sekunder
produk,
bukan
akuntan.
"
Target biaya (TC) adalah jawaban langsung ke kesalahan biaya-plus pricing dan
kontributor langsung ke imperatif keuntungan. Diinformasikan oleh kondisi pasar, TC
taktik menggunakan prinsip berbasis rekayasa untuk mengelola biaya dan sumber daya.
taktik manajemen target biaya bertujuan untuk memungkinkan harga yang menghasilkan
tingkat tertentu dari laba ketika digunakan selama produk perencanaan / layanan dan
pengembangan tahap atau upaya desain ulang. Robin Cooper dan Regine Slagmulder
memiliki sejarah panjang pengalaman dalam pengembangan TC dan aplikasi taktis.
Mereka mendefinisikan TC sebagai "Pendekatan terstruktur untuk menentukan biaya di
mana produk yang diusulkan dengan fungsi ditentukan dan kualitas harus diproduksi
dalam rangka untuk menghasilkan diinginkan tingkat profitabilitas selama siklus hidupnya
pada harga jual diantisipasi. Ini sebanyak alat manajemen laba karena biaya manajemen. "
pabrikan Jepang adalah di antara yang pertama untuk menggunakan taktik TC dalam
pencarian mereka untuk menguntungkan proses manufaktur inovasi berbagai bahwa
produk gabungan, kualitas, dan ekonomi. Dalam contoh sterling Stage 3 pembelajaran dan
pengembangan, mereka menggunakan menargetkan biaya taktik untuk meningkatkan cara
orang belajar untuk membuat produksi sistem cerdas dari awal sampai akhir. Dalam
hubungannya dengan praktek TQM dan lean dan taktik tangkas, selaras target costing
taktik memungkinkan Jepang untuk menembus pasar barat cepat dan menguntungkan.
produsen Amerika Utara sebagian ditutup kesenjangan kompetitif diciptakan oleh Jepang
ketika mereka mulai memanfaatkan TC taktik. Yang mengatakan, beberapa perusahaan
yang
mengadopsi
taktik
TC
membuat
kesalahan
besar
ketika
mereka
menggunakan TC sebagai alat pengurangan biaya terisolasi. Sebagai taktik terpadu yang
strategis orchestrates (1) informasi preferensi pelanggan, (2) dinamika pasar, (3) produk
pengembangan, dan (4) manajemen produksi, target costing menjadi berbahaya
Metode bila digunakan untuk tujuan pemotongan biaya konvensional. Menggunakan taktik
TC dengan informasi yang tidak lengkap dalam salah satu dari empat daerah ini
menghasilkan risiko.
24
dalam
mengelola
produk dan jasa mengikuti urutan akrab: analisis konsep-hati diikuti oleh
desain
dan
persiapan
untuk
peluncuran,
penggembalaan
maka
teliti
Hanya
mengambil
informasi
itu
dan
dalam
kehidupan produk / layanan, dan tahu kira-kira di mana mereka berada dalam
membimbing
siklus hidup penuh. Partisipasi dengan konteks dan pengetahuan jauh lebih
produktif
dari manajemen dengan prinsip umum. Misalnya, mengambil manajer lini
25
produk,
siapa tahu dari pengalaman bertahun-tahun, bahwa garis harus diizinkan
untuk
mati
martabat.
Sebaliknya,
Tahap
eksekutif
dengan
menekan
manajer
untuk
menghidupkan kembali terminal pasien lagi dan lagi demi "tidak menghapus
item
dari
garis
penuh
kami
Investor dan analis berfokus pada pengukuran keuangan: seperti EPS, harga
saham, rasio price to earning dan sebagainya.
Para eksekutif hanya berfokus terhadap harga saham dan hasil keuangan: opsi
saham, pertumbuhan pendapatan, nilai tambah ekonomi (EVA), return on aset
bersih, dan sebagainya.
Dalam setiap konsep kerangka kerja, dalam praktiknya biaya dan kinerja
manajemen tetap merupakan suatu hal yang utama namun menyajikan konteks tujuan
strategis dan identitas organisasional. Pada Stage 4 ini, kinerja jauh lebih utama dari pada
biaya karena suatu standar kinerja dan kekonsistenannya terhadap hal tersebut akan
menjelaskan identitas perusahaan.
Sistem Management Biaya (CMS/Cost Management System) telah berkembang
menjadi Sistem Kolaborasi Kinerja dan Biaya (PCPS/Performance and Cost Partnership
System) sebagaimana Organisasi Stage 4 belajar untuk mengintegrasikan sistem
management biaya dan sistem management kinerja menjadi perspektif manajemen
tunggal yang komprehensif.
1. Stage 4 Horizon
Metode Stage 4 mencakup keseluruhan fokus pada tujuan strategis. Stage 4
sendiri tidak hanya pada tujuan strategis tetapi juga strategi yang digunakan untuk
mencapainya, tidak peduli metode manajemen biaya atau kinerja yang digunakan. Secara
alamiah, kompetensi organisasional yang telah diperoleh pada perkembangan Stage 4 ini
membawa kepaduan dan solidaritas internal perusahaan. Di pihak eksternal, perbedaan
identitas perusahaan dengan para kompetitor akan nampak secara otomatis dari
kematangan pola pikir.
26
Seseorang yang memiliki pola pikir Stage 4 akan memilki suatu pandangan yaitu
menciptakan suatu hubungan partnership yang baik antara pelanggan, pemasok, dan
utamanya pegawai. Sedangkan persaingan adalah fokus yang kedua. Perhatian pada
partnership dan relationship tidak akan mudah ditiru oleh para pesaing.
Beberapa perusahaan berfikir bahwa mereka telah mencapai Stage 4. Beberapa
dari perusahaan-perusahaan tersebut mendasarkan pada penilaian sendiri pada
implementasi teknologi informasi seperti ERP (enterprise-wide resource planning). Yang
perlu digarisbawahi disini adalah mengelola perusahaan melalui sistem informasi berbeda
dengan tahap pengembangan berkelanjutan. Perusahaan yang menilai sendiri bahwa
telah mencapai Stage 4 seharusnya dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
Apakah perusahaan secara proaktif menerapkan tujuan khusus pada instrumentinstrument sumber daya?
dalamnya, mereka tidak bisa menguntungkan melakukannya untuk waktu yang lama. Dan
itulah Esensi dari Stage 4 ini diwakili oleh diwakili oleh tiga dinamika perkembangan
utama yang beroperasi di semua tingkatan karyawan:
27
sumber daya yang lebih lengkap dan seperangkat prioritas manajemen untuk
pengambilan keputusan lintas fungsi.
Dari perspektif sistem informasi, hampir semua sistem ERP sekarang berisi modul
biaya dan manajemen kinerja. Modul ini menggunakan database biaya yang sama
terhadap pelaporan manajemen biaya dan keuangan. Modul keuangan memfasilitasi
pelaporan profit dari segmen dan perusahaan secara keseluruhan, sedangkan modul
biaya memberikan perhatian pada manajemen internal terkait pelanggan, produk,
keuntungan pemasok. Fungsi-fungsi ini menjelaskan dasar-dasar teknologi informasi
CMS Stage 4 yang sesuai untuk mendukung SCM.
3. Value Based Management
Manajemen Berbasis Nilai (VBM/Value Based Management) adalah konsep yang
lebih baru dibandingkan dengan SCM (Strategic Cost Management). Pada awalnya
pengurangan biaya adalah satu-satunya sesuatu yang baik sebagai suatu nilai yang
dipertahankan atau ditingkatkan, namun fokus lain selain biaya. Baru-baru ini pandangan
dan harapan telah beralih pada konsep nilai. Tetapi arti dari istilah nilai bisa merosot
dengan cepat apabila didefinisikan terlalu sempit; khususnya, ketika terbatas pada
kekayaan pemegang saham. Sekali lagi, setiap taktik berdasarkan nilai-harus melayani
tujuan yang lebih tinggi: identitas organisasi yang kuat dan pelaksanaan niat strategis.
Untuk mengilustrasikan, pertimbangkan produsen elektronik besar, McGregor, Inc
(nama samaran), yang saat ini menggunakan balanced scorecard untuk mengelola
menuju tujuan strategis. Meskipun scorecard berisi sejumlah baik ukuran finansial dan
non finansial, semua orang di perusahaan tahu bahwa imbal hasil pemegang saham
adalah ukuran utama kinerja organisasi dan menjadi perhatian besar manajemen.
Eksekutif McGregor telah sepakat untuk menggunakan prinsip-prinsip manajemen nilai
untuk mengeksekusi strategi mereka; Namun, mereka menyadari bahwa mereka terlalu
terpaku pada imbal hasil pemegang saham. Para eksekutif masih belum pasti bagaimana
membawa tindakan nonfinansial menjadi seimbang dalam menghadapi pemegang saham
terbesar (tidak aktif dalam bisnis) dan tuntutan imbal hasil mereka untuk terus meningkat.
Jalan menuju penciptaan nilai merupakan salah satu pembelajaran.
Bisnis dan perdagangan telah tertarik pada nilai, selama berabad-abad, tetapi
baru di akhir abad kedua puluh, konsep nilai menjadi eksplisit didefinisikan. ABC / M dan
TQM di antara metode formal pertama yang dirancang untuk menghilangkan limbah dan
memusatkan perhatian pada kegiatan bernilai tambah dan tidak bernilai tambah dan
prosesnya.
Dalam arti yang paling mendasar, James Knight memberikan definisi kerja yang
baik dari manajemen berbasis nilai sebagai "pendekatan sistematis untuk menciptakan
29
nilai pemegang saham." Sebagai kolega manajemen nilai, Paul Sharman percaya bahwa
manajemen biaya berada di bawah payung besar dari manajemen berbasis nilai:
"manajemen berbasis nilai (VBM) adalah super-sistem pengukuran dan manajemen, di
mana manajemen biaya adalah bawahan."
Informasi keuangan dan biaya berfungsi sebagai salah satu unsur dalam suatu
keseimbangan, menghubungkan sumber daya informasi finansial dan nonfinansial.
perbaikan terus-menerus, yang diukur oleh sistem, menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari manajemen untuk semua karyawan, kegiatan, dan fungsi.
kematangan manajemen sumber daya operasional dan wawasan yang tinggi, para
eksekutif mulai lebih rajin meminta kejelasan dan kesepakatan tentang tujuan manajemen
pusat karena mereka dapat melihat sumber daya yang ada digunakan dengan baik atau
tidak.
Empat fokus manajemen pusat yang paling sering dibangun untuk fondasi dari
desain sistem informasi kinerja: kepatuhan anggaran (Tahapan 1 dan 2), perbaikan
30
proses (Tahap 3), penciptaan nilai bagi konstituen yang diidentifikasi (Tahap 3 dan 4), dan
strategi (Tahap 3 dan 4).
Terdapat tiga sistem pengukuran kinerja yang mencapai perspektif manajemen
yang lebih seimbang dan komprehensif:
1. Pertama, sistem manajemen kinerja berpusat, pada Tahap 3 tingkat kematangan,
menggunakan
arsitektur
informasi
intelijen
yang
menangkap
dan
Organisasi keseluruhan
2. Kedua, pada akhir Tahap 3 atau Tahap 4, sistem manajemen kinerja nilaiberpusat menggunakan arsitektur informasi intelijen yang memetakan rantai nilai
seluruh organisasi.
3. Ketiga, sistem manajemen kinerja strategi yang berpusat (Tahap 4) mengukur
keberhasilan strategis.
31
jaringan proses produktif yang mencerminkan cara bahwa sistem kehidupan menyimpan
informasi dalam proses dan individu itu sendiri.
Target
finansial
dapat
merugikan
kesehatan
suatu
perusahaan.
Ketika
33
tanggung
jawab
dimulai
dengan
akun
organisasi
untuk
biaya
dieksternalisasi dan ketika sistem kami checks and balances memegang mereka
bertanggung jawab. Akuntansi biaya telah menjadi keterampilan profesional untuk
menciptakan nilai dalam jangka pendek dan panjang. Akuntansi biaya selalu menjadi
profesi yang berfokus pada perilaku etis dari kegiatan lokal. Dalam dunia perusahaan
global, mereka yang melacak dan melaporkan biaya dan kinerja harus diberi wewenang
untuk menjamin semua dilakukan secara jujur melalui pengetahuan mereka tentang
penggunaan sumber daya lokal dan perilaku belanja.
3. The Stage 5 Answers Include And
Istilah profesional yang sangat berorientasi terhadap profit dan warga yang hatihati mempunyai hubungan yang tidak saling eksklusif. Bahkan keduanya saling
bergantung. Peristiwa baru-baru ini jelas bahwa tujuannya bukan keuntungan finansial
jangka pendek. Ketika semua lapisan bawang dikupas pergi, pasti salah satu elemen
utama tetap artinya: melakukan tindakan jangka pendek yang juga menjamin jangka
panjang kesejahteraan organisasi, orang-orang di dalamnya, dan masyarakat di mana ia
berada, karena mereka semua saling berhubungan.
Suatu organisasi akan terlihat seperti apa apabila aktivitas mereka dituntun oleh
sebuah keseimbangan pengukuran kinerja kualitas kesehatan dan kehidupan yang
melengkapi arahan kepentingan menghasilkan laba dengan wawasan partisipasi,
hubungan dan kepentingan mengorganisasi diri sendiri?
Metodologi seperti Balanced Scorecard membuktikan bahwa hal ini bukanlah satu
satunya melainkan suatu pilihan. Informasi tambahan apa yang dibutuhkan untuk
34
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil kesimpulan diantaranya:
1.
2.
36
DAFTAR PUSTAKA
Stenzel, Catherine and Stanzel, Joe. 2003. From Cost to Performance Management: A
Blueprint for Oganizational Development. USA: John Willey & Sons, Inc.
37
DISUSUN OLEH:
Adi Lesmana
Endy Mulyo Prastyo
Yosep Caesario
38