Dokumen - Tips Aspek Lingkungan Tpa Sampah
Dokumen - Tips Aspek Lingkungan Tpa Sampah
I.
UMUM
Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang akan
menerima segala resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencemaram lindi (leachate) ke
badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek rumah
kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat (Judith, 1996).
Menurut Qasim (1994) dan Thobanoglous (1993), potensi pencemaran
leachate maupun gas dari suatu landfill ke lingkungan sekitarnya cukup
besar mengingat proses pembentukan leachate dan gas dapat berlangsung
dalam waktu yang cukup lama yaitu 20 - 30 tahun setelah TPA ditutup.
Dengan demikian maka perlu ada suatu upaya yang harus dilakukan untuk
pengamanan pencemaran lingkungan.
Upaya pengamanan lingkungan TPA diperlukan dalam rangka mengurangi
terjadinya
dampak potensial yang mungkin terjadi selama
kegiatan
pembuangan akhir berlangsung (dampak potensial dapat dilihat pada tabel
1). Upaya tersebut meliputi :
Penentuan lokasi TPA yang memenuhi syarat (SNI No. 03-3241-1997
tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA).
Pembangunan fasilitas TPA yang memadai, pengoperasian TPA sesuai
dengan persyaratan dan reklamasi lahan bekas TPA sesuai dengan
peruntukan lahan dan tata ruang .
Monitoring pasca operasi terhadap bekas lahan TPA.
Selain itu perlu juga dilakukan perbaikan manajemen pengelolaan TPA
secara lebih memadai terutama ketersediaan SDM yang handal serta
ketersediaan biaya operasi dan pemeliharaan TPA.
Tabel 1. Dampak potensial kegiatan pembuangan akhir
Tahap
Pembanguna
n
Prakonstruksi
Konstruksi
Kegiatan
Pemilihan
lokasi TPA.
Perencanaan.
Pembebasan
lahan.
Mobilisasi alat
berat &
tenaga.
Pembersihan
lahan.
Prakiraan Dampak
Lokasi yang tidak memenuhi
persyaratan akan mencemari
lingkungan dan mengganggu
kesehatan masyarakat
Perencanaan yang tidak
didukung oleh data yang akurat
akan menghasilkan konsntruksi
yang tidak memadai
Ganti rugi yang tidak memadai
akan menimbulkan keresahan
masyarakat
Meningkatkan polusi udara
(debu, kebisingan)
Keresahan sosial apabila tenaga
setempat tidak dimaanfaatkaan
Pengurangan tanaman
Pembuatan konstruksi yang tidak
Operasi
Pasca operasi
2.
Pekerjaan sipil
Pengangkutan.
Penimbunan
dan
pemadatan.
Penutupan
tanah.
Ventilasi gas
Pengumpulan
lindi dan
pengolahan
lindi
Reklamasi
lahan
Pemantauan
kualitas lindi
dan gas
jet)
Muka air tanah > 3 m
Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10 -6 cm / det
Merupakan tanah tidak produktif
Bebas banjir minimal periode 25 tahun
3. Perencanaan
Perencanaan TPA berupa Detail Engineering Design (DED), harus dapat
mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan . Dengan demikian maka
perencanaan TPA tersebut harus meliputi :
Disain site plan disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia
Disain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan masuk dan jalan
operasi, saluran drainase, kantor TPA, pagar), fasilitas perlindungan
lingkungan (tanggul, lapisan dasar kedap air, jaringan pengumpul dan
pengolah lindi, ventilasi gas, barrier, tanah penutup, sumur uji, alat berat
dan lain-lain) dan fasilitas pendukung (air bersih, bengkel, jembatan
timbang dan lain-lain)
Alat
Mobilisasi peralatan konstruksi mungkin akan menimbulkan dampak
kebisingan dan debu, namun sifatnya hanya sementara. Untuk itu agar
dapat diusahakan mobilisasi atau demobilisasi alat berat dilakukan pada
saat lalu lintas dalam keadaan sepi serta tidak melalui permukiman yang
padat.
5. Green Barrier
Untuk mengantisipasi penyebaran bau dan populasi lalat yang tinggi,
maka perlu dibuat green barrier berupa area pepohonan disekeliling TPA.
Tebal green barrier kurang lebih 10 m (canopi). Pohon yang cepat
tumbuh dan rimbun untuk memenuhi kebutuhan ini antara lain jenis
pohon angsana.
6. Sumur Uji
Sumur uji diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran
terhadap air tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan lindi dari
dasar TPA (dasar TPA tidak kedap, adanya retakan lapisan tanah, adanya
kebocoran geomembran ).
2.2. 5. Pembangunan fasilitas pendukung
1. Sarana Air Bersih
Air bersih di TPA diperlukan untuk pembersihan kendaraan pengangkut
sampah (truck), alat berat, keperluan mandi cuci bagi petugas maupun
10
dst
2.3.3.
Dokumen kajian lingkungan TPA yang berisikan hal-hal tersebut diatas, harus
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku (UU 23 /
1997 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP No 27 / 1999
tentang
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan
dan
Kepmen
LH/Depkes/Kimpraswil yang berkaitan dengan masalah kegiatan yang
berdampak terhadap lingkungan)
Secara umum dokumen yang harus dilengkapi untuk melaksanakan
pembangunan dan pengoperasian TPA adalah :
1. AMDAL
Untuk kegiatan pembangunan TPA > 10 Ha
Untuk kegiatan pembangunan TPA yang terletak dikawasan lindung,
berbatasan dengan kawasan lindung atau yang secara langsung
mempengaruhi kualitas lingkungan kawasan lindung. Seperti di
pinggir sungai, pantai, laut dan kawasan lindung lainnya (< 10 ha)
Dokumen AMDAL terdiri dari Kerangka Acuan (KA) ANDAL, ANDAL, RKL
/ RPL.
KA ANDAL meliputi pendahuluan (latar belakang, tujuan dan
kegunaan studi), ruang lingkup studi (lingkup rencana kegiatan yang
akan ditelaah, lingkup rona lingkungan hidup awal dan lingkup
wilayah studi), metode studi (metode pengumpulan dan analisa data,
metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting, metode
evaluasi dampak), pelaksanaan studi (tim studi, biaya studi dan
waktu). KA ANDAL juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran
Penyusunan dokumen ANDAL meliputi pendahuluan (latar belakang,
tujuan studi dan kegunaan studi), metoda studi (dampak penting
yang ditelaah, wilayah studi, metode pengumpulan dan analisa data,
metode prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting),
rencana kegiatan ( identitas pemrakarsa dan penyusun ANDAL, tujuan
rencana kegiatan, kegunaan rencana kegiatan dari awal sampai
akhir), rona lingkungan hidup (fisik-kimia, biologi, sosial dan
kesehatan
masyarakat
termasuk
komponen-komponen
yang
berpotensi terkena dampak penting) , prakiraan dampak penting (pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi termasuk
mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan),
evaluasi dampak penting (telaahan terhadap dampak penting dan
digunakan sebagai dasar pengelolaan). Selain itu juga perlu
dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai dasar ilmiah dan lampiran
seperti surat izin rekomendasi untuk pemrakarsa, SK, foto-foto, peta,
gambar, tabel dan lain-lain
Penyusunan dokumen RKL, meliputi latar belakang pengelolaan
lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan (dampak penting dan
sumber dampak penting, tolok ukur dampak, tujuan rencana
pengelolaan lingkungan, pengelolaan lingkungan melalui pendekatan
teknologi/sosial ekonomi/institusi, lokasi pengelolaan lingkungan,
periode pengelolaan lingkungan, pembiayaan pengelolaan lingkungan
dan institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
lingkungan). Dokumen RKL ini juga dilengkapi dengan pustaka dan
lampiran
Penyusunan dokumen RPL, meliputi latar belakang pemantauan
lingkungan (dampak penting yang dipantau, sumber dampak,
parameter lingkungan yang dipantaau, tujuan RPL, metode
10
bertanggung
jawab
dalam
2. UKL / UPL
Untuk kegiatan pembangunan TPA < 10 ha
Dokumen yang diperlukan adalah dokumen UKL dan UPL
Penyusunan dokumen UKL dan UPL, meliputi deskripsi rencana
kegiatan (jenis kegiatan, rencana lokasi dan posisinya dengan
rencana umum tata ruang, jarak lokasi kegiatan dengan
SDA dan
kegiatan lainnya, sarana/fasilitas yang direncanakan, proses yang
akan dilaksanakan), komponen lingkungan yang mungkin akan
terkena dampak, dampak yang akan terjadi (sumber dampak, jenis
dampak dan ukurannya, sifat dan tolok ukur dampak), upaya
pengelolaan lingkungan yang harus dilaksanakan oleh pemraakarsa,
upaya pemantauan lingkungan
yang harus dilaksanakan oleh
pemrakarsa (jenis dampak yang dipantau, lokasi pemantauan, waktu
pemantauan dan cara pemantauan), mekanisme pelaporan
pelaksanaan UKL/UPL pada saat kegiatan dilaksanakan (instansi
pembina, BPLDH dan dinas teknis terkait). Dokumen ini dilengkapi
juga dengan pernyataan pemrakarsa yang ditanda tangani untuk
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan.
4. PENUTUP
Mengacu pada berbagai permasalahan yang timbul dalam pengeloaan TPA di
berbagai kota di Indonesia yang telah mencemarai lingkungan, maka
dukungan perencanaan (teknis, ekonomi dan lingkungan), lokasi yang
memadai, fasilitas TPA dan dana O/P saja tidak cukup namun perlu komitmen
yang kuat untuk melaksanakan keseluruhan proses pembuangan sampah
dan pengelolaan lingkungan dengan benar dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Judith Petts, Envoronmental Impact Assesment for Waste Treatment &
Disposal Facilities, 1996.
2. Qasim, Sanitary Landfill leachate generation, control & Treatment, Technomic
Publishing Company, 1994
3. SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA, Departemen
Pekerjaan Umum, 1994
4. Thobanoglous, G, Theisen, Integrated Solid Waste Management. Mc Graw-Hill
International Edition, 1993
11
12