Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMEN

KEPEMIMPINAN DALAM
M E N G U B A H K E M ATA N G A N
B AWA H A N
Kelompok 6
Daning Eka Pratiwi
135030100111007
Yulia Nurul Aini
135030100111042
Caroline
135030101111172
Setia Kurniati
135030101111183
Ajeng Virnadia Zismawati
135030107111028
Meylina Aulia Rosa
135030107111113
Siti Nurlaaela
135030107113002
Dewisih Wulandari
135030107113044

Kepemimpinan adalah kemampuan seni


mempengaruhi tingkah laku manusia dan
kemampuan untuk membimbing beberapa orang
untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan
maksud dan tujuan tertentu.

KEPEMIMPINAN MEMBERIKAN MAKNA


Pada hakikatnya Kepemimpinan memberikan makna:
Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability)
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang
tidak dapat dipisahkan dari kedudukan serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan sebagai proses interaksi antara pemimpin dan bawahan
dengan situasi tertentu.

D E F I N I S I K E M A TA N G A N B AWAH A N

Kematangan (maturity) dalam kepemimpinan situasional


dapat diartikan sebagai kemampuan dan kemauan orangorang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan
perilaku mereka sendiri. Konsep kematangan dalam
hubungannya terdiri dari dua unsur yaitu kemampuan
(ability) dan kemauan (willingness).

I N S T R U M E N K E P E M I M P I N A N YA N G D A PAT
M E N G U B A H K E M ATA N G A N B AWA H A N

Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai


berikut:
Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak
ingin)
Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau
Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak
mau/ragu-ragu)
Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau)

P E N G A R U H G A YA K E P E M I M P I N A N
T E R H A D A P S E M A N G A T K E R J A B A WA H A N

1. Motivasi
2. Membantu mencapai target
3. Memperbaiki Kinerja

T I N G K A T K E M A TA N G A N B A WA H A N

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menyesuaikan tipe


kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapinya. Secara rinci
tinggkat kematangan anak buah tersebut digambarkan sebagai berikut :

K. 1

= Tidak mau dan tidak mampu

K. 2

= Mau tetapi tidak mampu

K.3

= Tidak mau tetapi mampu

K.4

= mau dan mampu

H U B U N G A N

A N T A R A

P E R I L A K U

A T A S A N

D E N G A N T I N G K A T
S B B :

K E M A T A N G A N

B A WA H A N

A D A L A H

Secara singkat hubungan antar perilaku atasan dengan tingkat kematangan


bawahan adalah sebagai berikut :

Apabila bawahan berada dalam kematangan tingkat rendah (K.1) Perilaku


kepemimpinan yang efektif adalah instruksi (Telling).

Pemimpin harus memusatkan perilaku kepada tugas (task oriented) dan


bukan mempergunakan. Perilaku banyak berorientasi kepada hubungan
kerja (relationship oriented). Dengan kata lain pemimpin harus setingkat
direktur dan autocratisse didalam menentukan peranan bawahan serta
menentukan sasaran, standard dan prosedur. Bawahannya yang tinggkat
kedewasaanya sedang (K.2) perilaku kepemimpinannya yang paling efektif
ialah konsultasi (selling).

Pemimpin harus memusatkan perilakunya kepada


tugas (task oriented) dan bukan mempergunakan
perilaku yang banyak berorientasi kepada hubungan
kerja (relations directive). Dengan kata lain
pemimpin harus bersifat autocratic di dalam
menentukan sasaran, standard an prosedur.
Kepemimpinan yang bertipe partisipasi akan cocok
diterapkan kepada para bawahan yang tingkat
kematangannya bergerak dari tinggkat sedang ke
tingkat tinggi (K.3).

H U B U N G A N K E M ATA N G A N B AWA H A N
D E N G A N G AYA K E P E M I M P I N A N

Kematangan bawahan mempunyai hubungan yang


sangat erat kaitannya dengan gaya kepemimpinan.
Pondasi dasarnya adalah perilaku kepemimpinan
yang baik mampu menyesuaikan diri dengan
perbedaan-perbedaan diantara bawahannya. Atau
dengan kata lain kematangan bawahan merupakan
salah satu unsur dalam mempengaruhi perilaku
kepemimpinan.

Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja


Terhadap Produktivitas Kerja Bawahan
Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia
yang kacau. Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing
dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya
pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya.
Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi
untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem
yang kurang padu dapat menurunkan produktifitas organisasi. Atas dasar
itu, manusia organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, dengan akuntabilitas tertentu.

I N S T R U M E N M E N U R U T J O H N W.
GARDNER

Saat memimpin tim, Maxwell menyarankan agar menjadikan


standar di bawah ini sebagai pedoman ketika berkomunikasi
dengan anak buah:
1. Tetaplah konsisten
2. Berkomunikasilah dengan jelas
3. Jagalah kesopanan

S R U D Y KA S U S
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
Kepala madrasah selaku orang yang mempunyaiwewenang
dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya
kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan
mengembangkan bawahannya secara professional.

SARAN
Sebaiknya dalam menjadi seorang pemimpin harus mempunyai
hubungan atau membuat hubungan yang baik dengan para anggota
atau para bawahan. Selain itu kita sebagai pemimpin harus bisa
memotivasi bawahan, karena dengan memotivasi mereka akan
menimbulkan efek semangat kerja yang baik, sehingga tujuan dari
yang telah ditentukan bersama akan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai