Anda di halaman 1dari 2

John Dewey

John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan
pemikir dalam bidang pendidikan.
Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859. Setelah menyelesaikan studinya di
Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang
pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40
buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
John Dewey adalah seorang filsuf, teoritikus, dan reformator pendidikan, serta kritikus
sosial yang sangat memengaruhi masyarakat Amerika Serikat di awal dan pertengahan
abad XX. Bersama Charles Sanders Peirce dan William James, ia menjadi jurubicara
utama filsafat khas Amerika, Pragmatisme, dan ia adalah pemimpin gerakan
pendidikan progresif.
John Dewey lahir 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont. Ia anak ketiga dari empat
bersaudara buah hati pasangan Artchibald Dewey dan Lucina Rich. Setelah
menyelesaikan pendidikan persiapan di sekolah negeri Burlington, ia masuk ke
Universitas Vermont pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun keempat ia menemukan
minat khusus intelektualnya. Pada tahun 1882, ia mengikuti program pasca sarjana di
Universitas John Hopkins yang pada waktu itu baru didirikan.
Pada tahun 1886 Dewey menikahi mantan muridnya, Harriet Chipman, dan mereka
dikaruniai enam orang anak. Istrinya sangat berminat pada pandidikan dan masalahmasalah social, dan hal ini memengaruhi Dewey.
Dewey mengawali karya besarnya dalam teori dan praktik pendidikan di Universitas
Chicago, saat ia menjabat kepala departemen filsafat, psikologi, dan pedagogi pada
tahun 1894. Saat di Chicago inilah Dewey menjadi terkenal dalam dunia pendidikan.
Pada tahun 1904, karena pertentangannya dengan rector mengenai pengelolaan dan
pembiayaan departemen pendidikan, Dewey meninggalkan Chicago dan menjadi
professor filsafat di Universitas Culumbia, New York.
Istri Dewey meninggal dunia setelah 41 tahun pernikahan mereka dan selama 19 tahun
berikutnya Dewey tinggal berpindah-pindah dari satu anak ke anak yang lain. Lalu pada
usia 87 Dewey menikah lagi dengan Roberta Lowitz Grant, yang berusia 42 tahun. Tak
lama setelah menikah mereka mengadopsi dua anak Belgia yang menjadi yatim-piatu
akibat perang.
Dewey dikaruniai kesehatan yang baik sampai ia berusia 80 tahun. Pada November
1951 tulang pinggulnya patah dan gagal disambung kembali dengan baik. Pada 1 Juni
1952, Dewey meninggal akibat pneumonia
Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata
dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiranpemikiran metafisik belaka. Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki
serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat
menyusun suatu sistem nilai atau norma. Dewey juga dianggap oleh aliran
fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di
dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.

Mengenai Learning by Doing


Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing
(belajar sambil melakukan). Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa
untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari itu. Dalam
melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan menguasai
gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai
hal yang dipelajari itu dengan sempurna. Ia mengambil contoh tentang seorang yang
akan belajar berenang. Menurutnya, seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori
tetapi cukup ia langsung disuruh masuk kolam renang dan mulai berenang, dengan
cepat seorang itu akan menguasai kemampuan berenang.

Konsep Belajar dan Teori Pembelajaran Kognitif John


Dewey
John Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat
siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah
atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Sugihartono dkk, 2007 dalam (Just Weare
Noegayya 2012). Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa
maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan
mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, di
samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimal.
John Dewey dalam bukunya Democracy and Education (Dwi Siswoyo dkk, 2011 dalam
Just Weare Noegayya, 2012), pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi
pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan
untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya. Seperti telah diuraikan di muka bahwa
dalam teori konstruktivisme disebutkan bahwa permasalahan muncul dibangun dari
rekonstruksi yang dilakukan oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam
pendidikan ada keterkaitan antara siswa dengan permasalahan yang dihadapi dan
siswa tersebut yang merekonstruksi lewat pengetahuan yang dimiliki. Selain itu dari
teori kognitif yang menegaskan pengalaman sebagai landasan pembelajaran juga
sangat relevan.

Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat
suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan
pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara
terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai