Modul Esofagus - Varises
Modul Esofagus - Varises
Varises
MODUL ESOFAGUS
VARISES
EDISI I
KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH
KEPALA DAN LEHER
2008
0
Modul Esofagus
Varises
Hari: ........................................................
120 menit (classroom session)
1 minggu (coaching session)
4 minggu (facilitation and assessment)
PERSIAPAN SESI
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
Pedoman THT
Yang JY, Deutsch ES, Reilly JS. Bronchoesophagology. In: Snow Jr JB, Ballenger
JJ, editors. Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck. 16th ed.
Philadelpia: Lea&Febiger;2003.p.1562-73.
Shockley WW, Rose AS. Esophageal Disorders. In: Bailey BJ, Pillsbury HC,
Newlands SD, Healy GB, Derkay CS, Friedman NR, editors. Head and neck
surgery otolaryngology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2001. p.662-5.
Sanyal AJ. Gastroesophageal Varices: Patophysiology and Prevention of Bleeding.
In: Bacon BR, DiBisceglie AM, editors. Liver Disease, Diagnosis and
Management. . Philadelphia: Churchill Livingstone; 2000. p.229-36.
KOMPETENSI
Mampu membuat diagnosis disfoni berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan
tambahan (misalnya pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-Ray). Dokter dapat
memutuskan dan terapi pendahuluan serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat
darurat).
1
Modul Esofagus
Varises
Keterampilan
Setelah Mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan trampil:
1. Mengenali gejala dan tanda Varises esofagus
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik Varises esofagus
3. Melakukan keputusan untuk pemeriksaan penunjang.
4. Mengenali faktor risiko kejadian Varises esofagus
5. Membuat keputusan klinik dan menatalaksana untuk medikamentosa dan operasi.
6. Deteksi dini dan menatalaksana berbagai masalah dan penyulit yang mungkin terjadi pada
Varises esofagus.
GAMBARAN UMUM
Modul ini disusun untuk proses pembelajaran bagi pengenalan dan penatalaksanaan
Varises esofagus melalui sesi pembelajaran di dalam kelas, bimbingan oleh instruktur dan praktik
klinik yang terkait dengan varises esofagus sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam
waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai yang diinginkan.
Varises esofagus pada umumnya terjadi pada setengah esofagus bagian distal. Varises esofagus
terjadi akibat adanya hipertensi portal yang banyak dijumpai pada penderita dengan sirosis hati
dan sebagian kecil oleh penyakit non-sirosis. Sebanyak 50% penderita varises esofagus akan
mengalami perdarahan (hematemesis) dalam hidupnya. Tingkat kematian tinggi pada beberapa
hari hingga minggu dari terjadinya perdarahan.
CONTOH KASUS:
Seorang laki2 berumur 50 tahun datang ke poli THT dengan keluhan: muntah darah. Disertai
keluhan buang air besar kehitaman. Dari anamnesis diketahui penderita menderita sirosis hati.
Pada pemeriksaan foto kontras barium didapatkan gambaran ireguler pada tepi lumen esofagus.
Pemeriksaan esofagoskoi rigid ditemukan adanya pelebaran pembuluh vena di bagian inferior
esofagus.
Diskusi: (tentukan apa yang harus diketahui terkait dengan butir-butir dibawah ini)
1. Sebutkan gejala dan tanda klinis penderita
2. Perlunya pemeriksaan penunjang lain
3. Rencana terapi penderita
Jawaban :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang
diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana disfoni seperti yang telah disebutkan diatas,
yaitu:
1. Mengenal gejala dan tanda Varises esofagus
2. Melakukan anmnesis dan pemeriksaan Varises esofagus
3. Menentukan perlu tidaknya melakukan pemeriksaan penunjang
4. Menentukan faktor risiko setiap kasus
5. Membuat keputusan klinik dan penatalaksanaan Varises esofagus
6. Mengetahui ada tidaknya komplikasi
Modul Esofagus
Varises
METODE PEMBELAJARAN
Tujuan 1. Mengenali gejala dan tanda Varises esofagus
Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:
Interactive lecture
Bedside teaching.
Modul Esofagus
Varises
Interactive lecture
Bedside teaching.
Pemeriksaan endoskopi
Modul Esofagus
Varises
Modul Esofagus
Varises
Adanya warna merah pada mukosa varises pada pemeriksaan endoskopi, terutama
hemato cystic spot. Selain itu bentuk varises yang besar (grade 3)dan lokasi
proksimal.
Upaya minimalisasi komplikasi:
Melakukan tindakan esofagoskopi sesuai prosedur, secara cermat dan gentle.
Rangkuman
Diagnosis varises esofagus ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat
serta penunjang. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Setelah
diagnosis ditegakkan, derajat varises esofagus harus dapat ditetapkan agar penatalaksanaan yang
tepat dapat ditentukan, dan faktor risiko dan komplikasi tindakan dapat diantisipasi dan
diminimalisasi secara optimal.
EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilakukan prates dalam bentuk essay, multiple choice atau oral sesuai
dengan masa tingkat pendidikan yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki
peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi prates terdiri atas:
anatomi, embriologi, fisiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis, pemeriksaan, terapi
konservatif dan operatif, prognosis dan tindak lanjut
2. Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar
3. Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok kecil bersama dengan fasilitator guna membahas
kekurangan yang teridentifikasi; membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun
belajar dan kesempatan yang akan diperoleh pada saat visite kecil maupun besar dan proses
penilaian
4. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan
langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemanya (peer assisted learning) atau pada standardized patient. Pada saat tersebut yang
bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar. Penuntun belajar dipegang
oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (per asisited evaluation). Setelah dianggap
memadai maka perlu diasah lagi melalui metode bed site teaching dibawah pengawasan
fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada model anatomi dan setelah
kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada
pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanan,evaluator melaksaanakan pengawasan langsung
dan mengisi blangko penilaian sebagai berikut: 1) perlu perbaikan berarti pelaksanaan
belum benar atau ada langkah yang tidak dlakukan; 2) cukup berarti pelaksanan sudah
benar tetapi tidak efisien; baik berarti langkah benar dan efisien
5. Setelah selesai bed side teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan
dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan pasien dan memberi masukan
untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan
6. Pendidikan/fasilitas: 1) pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form
(terlampir),2) penjelasan lisan dari peserta cakap, kurang cakap atau lalai
7. Diakhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas guna
memperbaiki kinerja (task-based medical education)
8. Pencapaian pembelajaran dilakukan dengan:1) ujian OSCE dilakukan pada tahap bedah
dasar oleh KOLEGIUM I.THT; 2) ujian akhir stase pada setiap devisi/unit kerja oleh
masing-masing senter pendidikan;3) ujian akhir kognitif dilakukan pada akhir tahapan
bedah lanjut (jaga II) oleh KOLIGIUM I THT; 4) ujian akhir profesi dilakukan pada
akhir pendidikan oleh KOLEGIUM I THT.
Modul Esofagus
Varises
2.
3.
TANGGAL
NAMA PASIEN
NO. REKAM MEDIK
PENUNTUN BELAJAR ESOFAGOSKOPI RIGID
KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN/LANGKAH KLINIK
1
2
3
4
PERSIAPAN PRA-TINDAKAN
Modul Esofagus
Varises
Informed Consent
Pemeriksaan Penunjang
Penderita Puasa
Persiapan Tindakan
Memasukkan Esofagoskop
Memasukkan Teleskop
Evaluasi Esofagus
Mengeluarkan Esofagoskop
KESEMPATAN KE
1
2
3
4
5
KEGIATAN/LANGKAH KLINIK
PERSIAPAN PRA-TINDAKAN
Informed Consent
Pemeriksaan Penunjang
Persiapan Tindakan
Evaluasi Esofagus
BERIKAN
TANDAV
DALAM
KOTAK
YANG
TERSEDIA
BILA
KETRAMPILAN/TUGAS TELAH DIKERJAKAN DENGAN MEMUASKAN DAN
BERIKAN TANDA x BILA TIDAK DIKERJAKAN DENGAN MEMUASKAN SERTA
TANDA T/D BILA TIDAK DILAKUKAN
MEMUASKAN
KETRAMPILAN MEMUASKAN
TIDAK MEMUASKAN
KETRAMPILAN TIDAK MEMUASKAN
TIDAK
DIAMATI/MELAKUKAN TAK BISA MELAKUKAN
(T/D)
NAMA PESERTA DIDIK
TANGGAL
NAMA PASIEN
Modul Esofagus
Varises
Posisi Penderita
Posisi Pemeriksa
Memasukkan Esofagoskop
Mengevaluasi Esofagus
Mengeluarkan Esofagoskop
Posisi Pemeriksa
Memasukkan Esofagoskop
Mengevaluasi Esofagus
Mengeluarkan Esofagoskop
MATERI PRESENTASI
MATERI BAKU
Varises Esofagus
Definisi
Melebar dan berkelok-keloknya pembuluh darah balik esofagus.
Frekuensi
Sering ditemukan pada penderita dengan kelainan kronis hati.
Ruang Lingkup
9
Modul Esofagus
Varises
Pasien mengeluh muntah darah dan buang air besar kehitaman. Bila terjadi dalam jangka lama
dan dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh dan dapat
menimbulkan syok hipovolemik.
Faktor Risiko
Pasien dengan kelainan hati. Kelainan hati dapat menyebabkan peningkatan tekanan portal.
Usaha kompensasi tubuh untuk dekompresi tekanan sistem portal yang tinggi dengan jalan
pembentukan kolateral venus.
Etiologi
Penyebab hipertensi portal:
1. Intra hepatik: serosis hepar, penyakit Wilson, skistosomiasis dan keganasan
2. Ekstra hepatik: trombosis vena porta, atresia dam stenosis kongenital.
Pemeriksaan
Foto kontras barium, Esofagoskopi rigid, Esofagoskopi serat optik.
Terapi
1. Atasi dan pengendalian perdarahan
2. Perbaiki keadaan hemodinamik pasien
3. Pemasangan balon Sangstaken Blakemore.
4. Bila gagal dilakukan ligasi varises endoskopi.
5. Skleroterapi varises endoskopi.
6. Transjugular intrahepatic Portosystemic Stent Shunt (TIPSS)
Tindak Lanjut
Untuk pasien yang tidak mengalami perdarahan perlu evaluasi dengan pemeriksaan
esofagoskopi setiap tahun. Untuk pasien dengan perdarahan harus diperhatikan hemodinamiknya.
Angka bertahan hidup dari perdarahan awal dengan tindakan TIPSS kira2 50%.
Prosedur Pemeriksaan Laring
1. Butir-2 Penting
a.
Pada pemeriksaan esofagoskopi diperlukan persiapan puasa dan dilakukan
premedikasi. Posisi kepala penderita harus tepat supaya pelaksanaan tindakan dapat
dilakukan dengan baik.
b.
Pada pemeriksaan esofagoskopi serat optik diperlukan kerjasama dengan
penderita meskipun tindakan ini relatif tidak menyakitkan penderita.
2. Teknik Pemeriksaan:
Esofagoskopi Rigid :
1. Pasien tidur terlentang, kepala sedikit fleksi.
2. Esofagoskop dimasukkan mulut pada posisi tengah.Menyusuri dinding faring posterior di
garis tengah, sampai menemukan kriko.
3. Esofagoskop dimasukkan melalui kriko menuju esofagos tepat dibawah kriko.
4. Evaluasi esofagus menggunakan teleskop sampai kardia.
5. Dilakukan tindakan: biopsi misalnya
6. Esofagoskop dikeluarkan perlahan sambil evaluasi ulang esofagus.
Esofagoskopi serat optik :
1. Pasien tidur miring kesatu sisi, kepala sedikit fleksi
2. Esofagoskop dimasukkan ke mulut, menyusuri dinding faring posterior, sampai kriko
3. Esofagoskop dimasukkan melewati kriko, masuk esofagus
4. Evaluasi esofagus dan tindakan yang diperlukan sampai kardia
5. Esofagoskop dikeluarkan perlahan sambil evaluasi ulang ssofagus
10
Modul Esofagus
Varises
11