Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN MANAJEMEN PKBM

BERBASIS KEBUTUHAN MASYARAKAT


MAKALAH
O
L
E
H
ASMUL MULYADI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya pemerintah

dalam

peningkatan

sumberdaya

manusia

merupakan prasarat mutlak yang harus dipenuhi untuk keberhasilan setiap


kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan luar sekolah; baik program
kesetaraan, program keaksaraan fungsional, keterampilan life skill, program
pendidikan anak usia dini (PAUD), dan sebagainya. Sebab dibalik upaya tersebut
merupakan motor penggerak utama yang paling penting. Kegiatan tersebut amat
tergantung pada kemampuan mereka yang terkait erat dengan kegiatan belajar
mengajar serta pengelolaan manajemen program yang ada di PKBM. Dainatarnya
penyelenggara, tutor, tokoh masyarakat serta pejabat yang terkait dengan
manajemen program yang ada.
Pemahaman dan pengertian pengelola, tutor dan tokoh masyarakat
serta para pejabat terkait tentang manajemen program PKBM yang berbasis
masyarakat. Pelaksanaan program yang terencana dan terprogram dengan baik
serta pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta meningkatkan
peran manajemen program dan masyarakat perlu lebih dipertajam lagi. Persepsi
mereka juga perlu disamakan, dimana mereka perlu mendapatkan pelatihan
tentang manajemen program PKBM yang akan memberikan dasar pengetahuan
baru atau setidaknya meluruskan pemahaman dan persepsi yang kurang benar,
sehingga memiliki persepsi dan tujuan yang sama mengenai program PKBM yang
direncanakan sebelumnya.
Peningkatan mutu program PKBM yang dilaksanakan di Kab. Tojo
Una-una dipengaruhi adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai
sekarang ini, masalah rendahnya mutu pendidikan non formal dan informal
menjadi lebih memprihatinkan lagi. Rendahnya mutu pendidikan non formal dan
informal setiap tahunnya menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Namus
seperti kita ketahui berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
daerah khususnya melalui PKBM, baik dalam pelatihan perencanaan dan

pengelolaan program PKBM, tutor, pengelola atau penyelenggara PKBM serta


warga masyarakat dalam menanggulangi serta mencoba mengurangi akibat krisis
ekonomi tersebut.
Pemberian bantuan dana operasional kepada pengelolaan program
PKBM yang memerlukan perhatian dan pemberian beasiswa kepada warga belajar
yang kurang mampu dari segi ekonomi, sosial serta permasalahan lainnya. Namun
usaha tersebut tidak mencakup semua program PKBM dan warga belajarnya,
usaha ini bersifat pasial serta belum menyentuh lapisan masyarakat secara umum.
Manajemen perencanaan dan pelaksanaan program PKBM yang lebih bertumpu
pada kebutuhan dan kondisi di lapangan, masyarakat dan lingkungan setempat,
serta keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program
PKBM yang ada di Kab. Tojo Una-una.
Untuk meningkatkan peranan manajemen program PKBM di Kab.
Tojo Una-una serta peran pengelola/penyelenggaran program PKBM, tutor dan
masyarakat akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kegiatan ini
berdasarkan asumsi bahwa program PKBM akan meningkat mutunya jika
pengelola/penyelenggara program PKBM, tutor dan masyarakat termasuk stake
holder dan tim monitoring dan evaluasi diberikan kewenangan sendiri yang cukup
besar untuk merencanakan dan mengelola program PKBM serta urusannya
sendiri, termasuk perencanaan dan pengelolaan keuangan kegiatan program
PKBM, proses belajar mengajar menjadi aktif dan menanrik, para tutor lebih
ditingkatkan kemampuannya dan masyarakat sekitar lembaga penyelenggara
program yang ikut aktif dalamurusan kegiatan program secara umum.
Alasan yang melandasi program-program PKBM sering kali tidak
sejalan dengan hakekat masyarakat. Hakekat masyarakat disini adalah bagaimana
program PKBM itu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Dengan melihat persoalan-persoalan tersebut maka disini diperlukan peranan
manajeman program PKBM bagi keberhasilan peserta didik di Kab. Tojo Unauna.
1.2. Permasalahan.

Mengacu pada semua permasalahan yang dikemukakan pada latar


belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan diambil dalam penulisan
karya tulis ini adalah ;
- Bagaimana peran pengelola PKBM dalam merencanakan dan mengelola
-

program PKBM di Kab. Tojo Una-una?


Bagaimana kemampuan pengelola PKBM dalam memberikan pelayanan
pendidikan dan keterampilan kepada masyarakat sehingga setiap tahunnya

memperoleh hasil yang memuaskan>


1.3. Tujuan
Melihat segala permaslahan yang dikemukakan sebelumnya maka
yang menjadi tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah ;
-

Untuk mengembang peranan pengelola PKBM dalam mengelolah

manajemen PKBM yang baik dan berkualitas


Untuk mengembangkan kemampuan pengelola

PKBM

dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat aktif,


efektif dan menyenangkan, terutama yang berkaitan langsung dengan
-

kepentingan masyarakat
Untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui program PKBM di

Kab. Tojo Una-una


1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah ;
-

Adanya pengelola PKBM dalam merencanakan dan mengelola manajemen

program PKBM dengan melibatkan peran aktif masyarakat


Adanya peningkatan kinerja pengelola PKBM dalam pengelolaan
manajemen program PKBM yang baik dan terbuka demi keberhasilan

program yang ada


Adanya peningkatan secara umum mutu program PKBM yang
mengakibatkan

adanya

peningkatan

kinerja

pengelola

menunjukkan prestasi yang meningkat setiap tahunnya.


BAB II
KAJIAN TEORI

dengan

Pada bab ini akan diuraikan secara umum tentang teori yang
mendukung pentingnya peranan pengelola PKBM dalam merencanakan dan
mengelola manajemen program PKBM bagi keberhasilan program PKBM di Kab.
Tojo Una-una. Adapun uraian teori yang mendukung penulisan karya tulis ini
adalah sebagai berikut ;
2.1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah salah satu konsep untuk peningktan mutu serta
keberhasilan program pendidikan luar sekolah. Konsep lain adalah dengan
rekayasa ulang yaitu dengan melakukan perubahan secara total baik terhadap
proses, fasilitas, maupun sumberdaya manusianya dalam merencanakan dan
mengelola program PKBM (Yusuf, 1996). Dalam mengelola kegiatan manajemen
program dilakukan beberapa hal seperti perencanaan mutu, perencanaan
pengendalian, dan perencanaan penyempurnaan.
Manajemen merupakan bentuk alternatif pengelolaan kegiatan
program PKBM dalam rangka desentralisasi kegiatan program PKBM yang ada di
Kab. Tojo Una-una. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pemberian kewenangan
pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat pengelola kegiatan program
PKBM dan partisipasi masyarakat sekitar yang relatif tinggi, dalam kebijakan
pemerintah secara menyeluruh. Keleluasaan pengambilan keputusan pada tingkat
pengelola dan masyarakat dimaksudkan agar kegiatan program PKBM dapat
mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai
dengan prioritas program serta agar kegiatan yang ada lebih tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat setempat.
Pentingnya faktor penunjang dengan sistem pendukung seperti
perencanaan dan pengelolaan program, pengetahuan serta kerjasama dengan
masyarakat dimana kegiatan program PKBM itu dilaksanakan. Manajemen
mengupayakan kegiatan program PKBM menyelenggarakan kegiatan yang sama
dengan lebih baik dan lebih memadai bagi peserta didiknya. Adanya kewenangan
dalam pengelolaan kegiatan program PKBM, merupakan kesempatan bagi
pengelola secara optimal dan fleksibel meningkatkan kinerja peserta didik dalam
mewujudkan partisipasi langsung.

Partisipasi langsung yang dimaksud adalah partisipasi langsung


dengan kelompok-kelompok terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap kegiatan program PKBM. Lebih dari itu pengelola PKBM sangat
berperan dalam keberhasilan peserta didik. Pemberian kesempatan yang seluasluasnya bagi pengelola PKBM dalam mengelola program PKBM dan masyarakat
yang terkait dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum yang ada. Tutor
dalam memberikan program PKBM didorong untuk berinovasi dengan melakukan
berbagai percobaan dan pembaharuan di lingkungannya.
Manajemen program PKBM menjamin partisipasi semua pihak, baik
pengelola/penyelenggara, tutor, stake holder, tim akademisi, serta tokoh-tokoh
masyarakat maupun pejabat yang berwenang. Manajemen program PKBM lebih
melakukan perencanaan dan pelaksanaan secara mandiri dengan melibatkan
kepada semua lapisan masyarakat sesuai kebutuhan dan tuntutan yang sifatnya
lebih diprioritaskan. Disamping itu adanya identifikasi kebutuhan dan analisis
kebutuhan masyarakat serta menyeleksi apa yang lebih diprioritaskan dan segera
dilaksanakan.
2.2. Perencanaan dan Pelaksanaan Manajemen Program PKBM
Perencanaan/pelaksanaan program manajemen PKBM yang dilakukan
oleh pengelola PKBM di Kab. Tojo Una-una, merupakan salah satu sarana penting
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menjamin kelangsungan
pembangunan suatu masyarakat di Kab. Tojo Una-una. Pengetahuan manajemen
program PKBM dan penerapannya terhadap peserta didik diakui sebagai kunci
utama dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Penerapan manajemen
program PKBM terhadap masyarakat dapat menciptakan peluang pengembangan
ekonomi masyarakat secara umum. Jika ilmu pengetahuan berupa keterampilan
diterapkan dan diadaptasikan sebagaimana mestinya terhadap perekonomian yang
ada maka dapat menjadi penggerak utama dalam pengembangan masyarakat di
masa yang akan datang.
Peningkatan sumberdaya manusia khususnya di bidang pendidikan
dan keterampilan jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam
menghadapi era persaingan global beberapa tahun ke depan. Pada masa

mendatang, peningkatan daya saing suatu masyarakat perlu mendapat perhatian


yang serius khususnya dalammemanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna
menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga kompetitif. Peningkatan daya
saing suatu masyarakat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri.
Sampai saat ini daya saing sumberdaya manusia masyarakat Kab. Tojo
Una-una dan sekitarnya masih relatif sangat rendah.rendahnya daya saing
sumberdaya manusia ini, berkaitan erat kaitannya dengan alokasi anggaran yang
dialokasikan pada sektor pendidikan khsusunya pendidikan luar sekolah yang
setiap tahunnya jumlahnya semakin berkurang. Jelas hal ini tentu sangat
mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia yang dihasilkan bangsa Indonesia
khususnya masyarakat Kab. Tojo Una-una dan sekitarnya.

BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menyajikan beberapa hal yang berkaitan dengan
peranan pengelola PKBM dalam merencanakan dan mengelola manajemen
program PKBM bagi keberhasilan program berdasarkan teori-teori yang
melandasi sebelumnya.
3.1. Perencanaan Manajemen Program PKBM
Peranan pengelola dalam mengelola manajemen program PKBM
merupakan salah satu kunci keberhasilan peserta didiknya dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Peranan pengelola dalam mengelola manajemen program
PKBM adalah dengan memberikan otonomi, fleksibilitas, partisipasi untuk
mencapai sasaran mutu penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah yang
tentu

melibatkan

warga

masyarakat

setempat.

diartikan

sebagai

kewenangan/kemandirian yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus


dirinya sendiri, dimana mereka tidak tergantung pada salah satu pihak manapun.
Pada gilirannya kemandirian yang berlangsung secara terus-menerus
akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan kegiatan program PKBM
itu sendiri secara berkesinambungan. Otonomi program PKBM adalah
kewenangan pengelola PKBM untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga
masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi mansyarakat dimana
kegiatan itu dilaksanakan. Kemandirian yang dimaksusd harus didukung oleh
sejumlah kemampuan yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik,
kemampuan

menghargai

perbedaan

pendapat,

kemampuan

memobilisasi

sumberdaya yang ada, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang baik,


kemampuan memilih cara pelaksanaan yang baik, kemampuan berkomunikasi
dengan cara efektif, kemampuan memecahkan permasalahan-permasalahan yang
ada di masyarakat yang sangat mendesak untuk dilaksanakan, kemampuan
adaptif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi serta kemampuan memenuhi
kebutuhan sendiri.
Elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam manajemen program
PKBM adalah input, proses dan output. Input adalah segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud
berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu

bagi kelangsungan proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia


(pengelola/penyelenggara, tutor, peserta didik, tenaga kependidikan) dan
sumberdaya selebihnya (peralatan,perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya).
Selanjutnya input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan saransaran yang ingin dicapai dalam kegiatan program PKBM. Kesiapan input sangat
diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Proses merupakan
berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses
disebut input. Proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan,
proses

pengelolaan

manajemen

program

PKBM,

proses

pengelolaan

pengorganisasian kegiatan program PKBM, proses belajar mengajar dan proses


monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki
tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-proses lainnya.
Output merupakan prestasi kegiatan program PKBM dengan
menghasilkan peserta didik yang mampu mandiri dan bersaing didunia kerja
setelah menyelesaikan kegiatan program PKBM. Output merupakan kinerja
kegiatan program PKBM. Kegiatan pendidikan luar sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektifitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
3.2. Penerapan Manajemen PKBM Yang Bermutu
Manajemen program PKBM dapat dilaksanakan apabila mendapat
dukungan dari semua pihak diantaranya; dukungan dari pihak-pihak yang
berkepentingan seperti masyarakat dan pemerintah daerah. Kemampuan untuk
melakukan perubahan, mampu memberikan nilai tambah kepada masyarakat,
dapat

mengembangkan

potensi

peserta

didik

secara

maksimal

dengan

memperhatikan perbedaan diantara mereka. Manajemen program PKBM


dilaksanakan secara terbuka dengan sumberdaya manusia pengelola program,
tutor, peserta didik serta faktor pendukung lainnya seperti masyarakat dan
sebagainya yang terkait dalam kegiatan tersebut baik secara langsung maupun
tidak.

Pada pelaksanaan manajemen program PKBM hendaknya disusun


dengan mancakup semua komponen yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
tujuan kegiatan program PKBM, dapat dipertanggungjawabkan ke masyarakat
dan pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya dilaksanakan atas dasar
musyawarah antara komponen pengelola/penyelenggara kegiatan program PKBM
dan

masyarakat

yang

membutuhkan

pendidikan,

keterampilan

tersebut.

Manajemen program PKBM dimana pengelola/penyelenggara memiliki prakarsa,


inisiatif, dan inovatif dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan dan
keterampilan yang salah satu mampu menciptakan peserta didik yang mandiri
serta mampu bersaing di dunia kerja dimana mereka mengabdikan dirinya.
Pelaksanaan manajemen program PKBM harus berorientasi pada
mutu peserta didik serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam
artinya berbagai upaya yang dilakukan selalu didasarkan pada peningkatan mutu,
pencapaian standar pelayanan minimal secara total, bertahap dan berkelanjutan.
Pendidikan untuk semua artinya semua peserta didik memiliki hak memperoleh
pendidikan yang sama. Pada kegiatan program pendidikan luar sekolah ini harus
benar-benar ditujukan kepada masyarakat yang tidak punya keterampilan, yang
berasal dari masyarakat miskin dan mereka yang membutuhkan keterampilan.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pengelolaan manajemen program PKBM merupakan salah satu
penentu keberhasilan peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan otonomi, fleksibilitas, partisipasi untuk
mencapai sasaran mutu penyelenggaraan program PKBM yang tentu melibatkan
warga masyarakat setempat. Otonomi diartikan sebagai kewenangan/kemandirian
yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dimana mereka
tidak tergantung pada salah satu pihak manapun.
Otonomi program PKBM adalah kewenangan pengelola PKBM untuk
mengatur dan mengurus kepentingan warga masyarakat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi mansyarakat dimana kegiatan itu dilaksanakan. Kemandirian
yang dimaksusd harus didukung oleh sejumlah kemampuan yaitu kemampuan
mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan menghargai perbedaan pendapat,
kemampuan memobilisasi sumberdaya yang ada, kemampuan memilih cara
pelaksanaan yang baik, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang baik,
kemampuan berkomunikasi dengan cara efektif, kemampuan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat yang sangat mendesak untuk
dilaksanakan, kemampuan adaptif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi serta
kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri.
Elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam manajemen program
PKBM adalah input, proses dan output. Input adalah segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input sumberdaya
meliputi sumberdaya manusia (pengelola/penyelenggara, tutor, peserta didik,
tenaga kependidikan) dan sumberdaya selebihnya (peralatan/perlengkapan, uang,
bahan dan sebagainya). Disamping itu input harapan-harapan berupa visi, misi,
tujuan dan saran-saran yang ingin dicapai dalam kegiatan program PKBM. Proses
yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan
manajemen program PKBM, proses pengelolaan pengorganisasian kegiatan
program PKBM, proses belajar mengajar dan proses monitoring dan evaluasi,

dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan


tertinggi dibandingkan dengan proses-proses lainnya.
Output merupakan prestasi kegiatan program pendidikan luar sekolah
pendidikan dan keterampilan dengan menghasilkan peserta didik yang mampu
mandiri dan bersaing di dunia kerja setelah menyelesaikan kegiatan pendidikan
dan keterampilan program PKBM. Pelaksanaan manajemen program PKBM
harus berorientasi pada mutu peserta didik serta pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dalam artinya berbagai upaya yang dilakukan selalu didasarkan pada
peningkatan mutu, pencapaian standar pelayanan minimal secara total, bertahap
dan berkelanjutan. Pendidikan untuk semua artinya semua peserta didik memiliki
hak memperoleh pendidikan yang sama.
4.2. Saran
Kami sangat menyadari sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari
kehilafan dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam penyusunan karya tulis ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran sari siapa saja
yang mungkin membaca isi karya tulis ini. Untuk melakukan perbaikanperbaikan, yang tentu sifatnya membangun demi perbaikan karya tulis ini
kedepannya.
Semoga apa yang kami sampaikan dalam karya tulis ini dapat
memberikan motivasi dan manfaat bagi kita semua agar berbuat yang lebih abik
lagi dari seperti sekarang ini maupun dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Heds, (1995), Panduan Lokakarya Manajemen Mutu, Jakarta: Lembaga


Pendidikan Tinggi
Yusuf, dkk (1996), Manajemen Mutu Terpadu, Jambi: Universitas Jambi
Shane, (1973), Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, Jakarta: CV. Rajawali
Sudjana, (1993), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Bandung: Nusantara Press
Suryadi, (1999), Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan, Jakarta: PT Balai
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai