270110130031
Geologi Teknik
C
Engineering Bases
Berdasarkan aspek keteknikan, batuan seringkali dihubungkan dengan sesuatu yang utuh
ataupun insitu. Batuan utuh merujuk kepada suatu blok atau fragmen dari batuan yang tidak cacat,
dimana sifat hydraulic dan mekaniknya dikontrol oleh karakteristik petrografi dari si material, apakah
ia dalam kondisi segar ataupun tidak. Klasifikasi dibawah berdasarkan kuat tekan uniaxial dan
kekerasan.
Batuan in situ merujuk kepada massa batuan yang ada cacat, seperti fracture ataupun lubang, yang
memisahkan massa batuan menjadi blok dari batuan utuh dan dikontrol oleh sifat hydraulic dan
mekanik. Klasifikasi didasarkan atas kualitas batuan, dengan istilah kompeten atau inkompeten.
Engineering Bases
Menurut aspek keteknikan, tanah diklasifikasikan berdasarkan gradasi, plastisitas,
kandungan organik, dan digambarkan secara umum sebagai kohesi dan kohesif, butiran dan tidak
berbutir.
Kelompok
Kelompok mineral adalah silikat, oksida, silikat hydrous. Karbonat, dan sulfat. Silikat dan
oksida adalah yang paling penting.
Tekstur
Tekstur merujuk kepada ukuran butir atau partikel yang memiliki ciri tertentu.
Kemas
Kemas merujuk kepada orientasi mineral. Dapat dideskripsikan secara pengertian geologi
atapun secara keteknikan.
Pengertian Geologi
Equigranular : mineral memiliki ukuran yang sama
Porfiritik : bercampurnya mineral kasar dengan halus
Amorphous : gelas
Platy : sekis atau foliasi
Pengertian Keteknikan
Isotropic : mineral mempunyai orientasi acak dan sifat mekaniknya sama pada segala arah
Anisotropic : kemas berbentuk planar ataupun lineral yang merupakan bentukan dari
belahan mineral, foliasi, atau sekis, dan sifat yang bervariasi dengan orientasi kemas.
Faktor Pengidentifikasian Mineral
Bentukan Kristal
Kristal secara kasat mata terkadang ditemukan di batuan. Beberapa mineral umum yang
memiliki bentuk jelas seperti garnet, kuarsa, kalsit, dan magnetite.
Warna
Transparan seperti kuarsa, kalsit, dan feldspar. Hijau gelap, kecoklatan, atau hitam (besi
unsur utamanya)
Goresan
Goresan merujuk kepada warna yang dihasilkan dari goresan ujung mineral ke plat porselen.
Terlihat jelas pada mineral berwarna kehitaman. Goresan tidak selalu sama dengan warna mineral
yang terlihat. Contohnya, beberapa feldspar berwarna hitam, namun saat digoreskan ke plat
porselen warna goresnya adalah putih.
Kilap
Kilap merujuk kepada kenampakan dari refleksi cahaya dari mineral, rangenya dari logam
sampai nonlogam sampai tidak memiliki kilap. Pyrite dan galena adalah mineral yang memiliki kilap
logam. Kilap non logam diantaranya adalah kaca (kuarsa), mutiara (feldspar), sutra (gypsum), minyak
(grafit). Mineral yang tidak memiliki kilap dideskripsikan sebagai tanah (limonite dan kaolinite).
Belahan
Belahan biasanya digunakan untuk mendeskripsikan mineral dan batuan. Pada mineral, ini
merujuk kepada bidang tertentu atau bidang dimana mineral akan terbelah ketika mineral dikenai
gaya. Belahan merepresentasikan bidang lemah dari mineral. Muka kristal merepresentasikan
geometri dari struktur mineral, meskipun kenampakan mungkin saja sama. Contoh, kuarsa
menunjukkan muka kristal yang keras, namun tidak memiliki belahan
Pecahan
Pecahan adalah kenampakan yang didapatkan dari memecahkan mineral pada arah selain
dari arah belahannya, atau memecahkan mineral yang tidak memiliki belahan, menampilkan
karakteristik pecahan pada tubuh mineral. Pecahan bisa berserabut hackly, atau concoidal.
Concoidal biasa terbentuk di mineral berbutir halus dan homogen seperti kuarsa dan gelas vulkanik.
Spesific Gravity
Rasio antara massa mineral dan massa dari volume air yang menggambarkan spesific
gravitynya. Dirumuskan sebagai
Gs = Wa / (Wa Ww)
Dimana, Wa adalah berat dari spesimen, Ww adalah berat dari spesimen + air. Contohnya kuarsa dan
kalsit, memiliki Gs = 2.65 dan jumlahnya bisa bervariasi disebabkan oleh ketidakmurnian.
Kekerasan
Kekerasan merujuk kepada kemampuan mineral untuk menahan goresan dari mineral lain.
Skala kekerasan mineral dibuat oleh Friedrich Mohs. Beberapa pembanding diantaranya adalah
Metode Laboratorium
Tes Kimia
Tesnya adalah dengan meneteskan HCl. Apabila batuan atau mineral karbonat, akan
bereaksi dengan mengeluarkan buih. Kecuali dolomit (MgCO3), hanya akan berbuih jika dalam
bentuk bubuk.
Petrografi
Mikroskop polarisasi digunakan dalam studi petrografi sayatan tipis. Untuk menyiapkan
sayatan tipis, sampel batuan dengan diameter 25mm di tipiskan sampai ketebalannya hanya 0.03
mm.
Metode Lain
Metode lain yang biasa digunakan adalah mikroskop elektron, analisis blow-pipe, ataupun
difraksi X-ray.
ekstrusif (sheeting joint), atau sebagai batuan piroklastik, yakni magma dilontarkan ke udara
oleh erupsi dari gas, yang kemudian jatuh sebagai fragmen-fragmen.
Klasifikasi
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan kandungan mineral dan tekstur yang hadir.
Klasifikasi yang didasarkan atas kandungan silika (SiO2). (Turner and Verhoogan, 1960)
a. Batuan Asam : berwarna terang, tersusun atas kuarsa (silika) dan feldspar, dengan silika
>66%
b. Intermediet : kandungan silika diantara 52 66%
c. Batuan Basa : berwarna gelap, tersusun atas biotite, piroksen, amfibol, olivin, dan besi.
Kandungan silika antara 45 52%
d. Ultra Basa : kandungan silika < 45%
e. Batuan Alkaline : mengandung K2O dan Na2O sangat tinggi apabila dibandingkan dengan
kandungan SiO2 atau Al2O3
Tekstur
Intrusif dan lava dikelompokkan sebagai berikut:
a. Faneritik : memiliki mineral-mineral yang besar dan dapat dibedakan dengan mata
telanjang.
mineral kasar >5 mm
mineral sedang 1-5mm
mineral halus <1mm
b. Mikrokristalin : mempunyai mineral yang dapat terlihat namun terlalu sulit untuk
dibedakan (karena terlalu kecil).
c. Porfiritik : Ada yang besar ada yang kecil
d. Aphanitik : mineralnya terlalu kecil sehingga sulit dibedakan dengan mata telanjang
e. Gelas : tidak bisa dibedakan mineralnya.
Piroklastik dikelompokkan sebagai berikut:
a. Breksi vulkanik : fragmen besar yang jatuh di sekitar volcanic vent dan membentuk cone,
termasuk :
Block : fragmen besar yang menyudut
Bomb : fragmen membundar (sebesar apel atau lebih besar)
Cinder : sebesar kacang
b. Tuff : material yang lebih halus yang terbawa oleh udara dan kemudian diendapkan pada
jarak tertentu dari vent, diantaranya adalah:
Ash : sebesar kacang
Dust : material terhalus
Kemas
Batuan beku biasanya dibedakan menjadi 2 kelompok
a. Equigranular, dimana seluruh mineral mempunyai ukuran yang sama
b. Inequigranular, dimana fenokris tertanam pada massa dasar material yang lebih halus.
Bentuk mineral
Bentuk mineral digambarkan dengan membundar, membundar tanggung, menyudut.
Struktur
Continuos : struktur yang biasa muncul, padat, kompak
Vesikuler : struktur yang menunjukkan kenampakan berlubang hasil dari pelepasan gas
Miarolitic : lubang besar yang muncul selama kristalisasi
Amygdaloidal : merujuk pada material yang larut lalu terbawa oleh larutan panas yang
kemudian mengisi lubang lubang yang terdapat pada batuan
Karakteristik Pengendapan
Horizontal Bedding
Dibawah kondisi yang seragam, pengendapan yang paling awal biasanya horizontal bedding.
Cross Bedding
Ombak dan arus menghasilkan cross bedded stratification
Ripple Marks
Ombak dan arus menghasilkan ripple marks di bagian atas dari perlapisan
Unconformity
Ketidakselarasan muncul ketika perlapisan awal tererosi dan kemudian perlapisan baru
diendapkan, mengakibatkan perubahan material antara atas dan bawahnya.
Disconformity
Litifikasi
Batuan terbentuk dari proses pembatuan yang muncul ketika sedimen tebal terus menerus
bertambah dan menimpa sedimen dibawahnya. Detritur-detritus kemudian menjadi batu akibat
proses kompaksi: proses sementasi kedalam pori batuan, dan perubahan fisik serta kimia pada
batuan.
Klasifikasi
Batuan sedimen dibagi menjadi dua kelompok besar, butiran dan tidak berbutir.
Detrital Group
Dikelompokkan berdasarkan ukuran butir seperti konglomerat, batu pasir, batu lanau, dan
lempung.
Nondetrital Group
Didalam kelompok ini diantaranya adalah presipitasi kimia dan organik. Presipitasi kimia
dikelompokkan lagi berdasarkan teksutr, kemas, dan komposisi.
Klasifikasi
Klasifikasi didasarkan atas kemas dan tekstur.
Kemas masif itu homogen, memiliki tekstur equigranular.
Kemas foliasi itu berlapis.
1.3 Tanah
1.3.1 Komponen
Dasar
Didefinisikan sebagai ukuran butir, komponen tanah diantaranya adalah bongkah, brangkal,
kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung.