Tugas Makalah Perbandingan HTN
Tugas Makalah Perbandingan HTN
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan lembaga perwakilan rakyat di dalam suatu negara yang menganut
demokrasi sangat diperlukan karena pada dasarnya setiap kebijakan publik harus
dirumuskan dan diputustan oleh dan untuk rakyat sendiri. Pada umumnya suatu negara
yang memiliki penduduk (warga negara) dalam jumlah besar, keputusan tidaklah
mungkin dilakukan oleh seluruh warga negara dan untuk itulah diperlukan adanya
lembaga perwakilan rakyat. Dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah,
diperlukan perangkat perangkat dan lembaga-lembaga untuk menyelenggarakan jalannya
pemerintahan didaerah sehari-hari. Sebagaimana hanya di pusat negara, perangkatperangkat dan lembaga-lembaga daerah biasanya merupakan refleks dari sistem yang ada
di pusat negara. Untuk memenuhi fungsi perwakilan dalam menjalankan kekuasaan
legislatif daerah sebagaimana di pusat negara di daerah dibentuk pula Lembaga
Perwakilan Rakyat, dan lembaga ini biasa dikenal atau dinamakan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Dewan Perwakilan Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Secara umum peran ini diwujudkan dalam tiga fungsi, yaitu:1
1. Regulator Mengatur seluruh kepentingan daerah, baik yang termasuk urusanurusan
rumah tangga daerah (otonomi) maupun urusan-urusan pemerintah pusat yang
diserahkan pelaksanannya ke daerah (tugas pembantuan);
2. Policy Making Merumuskan kebijakan pembangunan dan perencanaan programprogram pembangunan di daerahnya;
3. Budgeting. Perencanaan angaran daerah (APBD)
Dalam perannya sebagai badan perwakilan, DPRD menempatkan diri selaku
kekuasaan penyeimbang (balanced power) yang mengimbangi dan melakukan control
efektif terhadap Kepala Daerah dan seluruh jajaran pemerintah daerah. Peran ini
diwujudkan dalam fungsi-fungsi berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Legislatif/ DPR di Negara Perancis
1. Sistem Politik
Republik Perancis menganut demokrasi yang menganut sistem semi
presidensial. Perancis merupakan salah satu dari pendiri Uni Eropa dan merupakan
anggota dengan luas daratan terbesar. Perancis juga merupakan salah satu pendiri
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menjadi salah satu anggota permanen Dewan
Keamanan PBB yang memiliki hak veto. Republik Perancis adalah sebuah negara
kesatuan semipresidensial dengan tradisi demokrasi yang kuat. Presiden Republik
Perancis, yang dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 5 tahun sebagai kepala negara,
dan Perdana Menteri yang ditunjuk oleh presiden dan memimpin pemerintah. Garis
politik Perancis adalah memperkuat Uni Eropa dan menjadikannya payung yang
sepadan untuk menghadapi payung AS. Perancis juga berupaya membentuk kekuatan
militer Eropa yang lepas dari NATO. Dalam hal ini, Perancis telah melakukan langkah
politik yang sangat cerdas dengan mendapat persetujuan Jerman, sehingga mau tak mau
Inggris bergabung dengan keduanya agar Inggris tidak terluput dari bagian rampasan
perang jika upaya Perancis dan Jerman sukses.
Konstitusi Perancis mulai diadopsi pada tanggal 4 Oktober 1958. Konstitusi ini
dijuluki sebagai Konstitusi Republik Kelima, dan menggantikan konstitusi Republik
Keempat. Charles de Gaulle adalah tokoh utama dalam memperkenalkan konstitusi
baru, sementara isi konstitusi ditulis oleh Michel Debr. Sejak tanggal pengesahannya,
konstitusi ini telah diamandemen sebanyak 18 kali, dan yang terbaru pada tahun 2008.
Republik Kelima adalah konstitusi republik Perancis kelima dan terbaru, yang
diperkenalkan pada 5 Oktober 1958. Republik Kelima bangkit dari keruntuhan
Republik Keempat Perancis, menggantikan pemerintah parlementer dengan sistem
semi-presidensial.
Republik Keempat adalah periode antara tahun 1946 hingga 1958 di Perancis, di
mana negara itu diperintah oleh rezim Republik dengan Konstitusi Republik Perancis
yang keempat. Republik Keempat merupakan kebangkitan kembali dari Republik
Ketiga Perancis yang berlangsung sebelum Perang Dunia II, dan menghadapi
permasalahan kesulitan yang sama, seperti sangat pendeknya masa pemerintahan yang
menyebabkan perencanaan kebijakan menjadi sulit. Perancis mengadopsi konstitusi
Republik Keempat pada 13 Oktober 1946.
Parlement franais adalah cabang
legislatif
dan deliberatif
(parlemen
basse), merupakan
Majelis
Nasional
Prancis (Assemble
boleh mengambil tindakan apa saja yang dianggap perlu untuk mengatasi krisis itu.
Akan tetapi badan legislatif tidak boleh dibubarkan dan harus terus bersidang dalam
masa darurat sekalipun.
Jika timbul pertentangan antara kabinet dengan badan legislatif, presiden boleh
membubarkan badan legislatif. Undang-Undang yang telah diterima oleh badan
legislatif yang tidak disetujui oleh presiden dapat diajukan olehnya langsung pada
rakyat supaya bisa diputuskan dalam suatu referendum. Atau dapat diminta
pertimbangan dari majelis konstitusionil. Badan ini memiliki wewenang untuk
menyatakan suatu Undang-Undang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar. Juga
penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya: sebelum sebuah mosi boleh
diajukan dalam siding badan legislatif, harus didukung oleh 10% dari jumlah anggota
badan itu. Sampai sekarang, sistem ini menunjukkan cukup keseimbangan antara badan
eksekutif dan badan legislatif. Sehingga dipandang dan dianggap lebih menjurus pada
sistem presidensiil.
2.
keanggotaan PBB) Senat memiliki anggota sebanyak 346 pada tahun 2010 Kekuasaan
Legislatif dari senat adalah terbatas, jika terjadi perbedaan pendapat, keputusan The
National Assemblylah yang nantinya akan menentukan. Sejak dimulainya Fifth
Republic, mayoritas Senator selalu berada dalam sayap kanan (pro pemerintah) Dengan
demikian dapat mendukung program yang dicanangkan pemerintah untuk mengubah
wilayah pedesaan menjadi kota besar
B. Sistem Legislatif/ DPR di Negara Indonesia
Mengenai kata perwakilan disini dapat bermakna pada perseorangan maupun
suatu kelompok yang memiliki kemampuan dan kewajiban untuk berbicara, membuat
tindakan, dsb. Pengertian perwakilan pun sangat banyak macamnya. Salah satunya
menurut pendapat Alfred de Grazia, yaitu hubungan antara dua orang, wakil dengan pihak
yang mewakilinya/konstituen, dimana wakil memegang otoritas untuk melaksanakan
beberapa aksi yang mendapat persetujuan dari pihak yang ia wakili. Kemudian menurut
Hanna Penichel Pitkin, perwakilan ialah proses mewakili, dimana wakil bertindak dalam
rangka bereaksi kepada kepentingan pihak yang diwakili. Wakil bertindak sedemikian rupa
sehingga antara wakil dan pihak yang diwakili tidak terjadi konflik dan jika benar terjadi,
maka harus mampu diredakan dengan penjelasan.
Kemudian berdasarkan pendapat Budiarjo, perwakilan merupakan konsep bahwa
seorang atau suatu kelompok memiliki kemampuan atau kewajiban untuk berbicara dan
bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar. Oleh karena itu, sistem perwakilan
pada hematnya, ialah sistem yang dijalankan untuk mewakili seluruh rakyat Indonesia
oleh lembaga-lembaga tertentu yang diatur oleh undang-undang. Terdapat tiga sistem
lembaga perwakilan yang dikenal umum, yaitu unikameral, bikameral, dan trikameral.
Keefektifan sistem lembaga perwakilan ini ditentukan oleh keseimbangan kewenangan
masing-masing kamar dalam menjalankan berbagai fungsinya, seperti rekrutmen politik,
anggaran, perwakilan, kontrol, dan fungsi legilasilah yang paling penting. Berpacu kepada
amandemen UUD 1945, Indonesia menganut sistem perwakilan bikameral, yaitu DPR dan
DPD. Namun menurut Deputi Bidang Persidangan dan Kerjasama Antar Parlemen DPR
RI, Achmad Juned, Indonesia menganut sistem perwakilan unikameral walaupun
Indonesia terlihat menganut bikameral dengan adanya DPR dan DPD. Namun sangat
disayangkan disini fungsi DPD terbilang minim dengan hanya diikutsertakan dalam
perumusan kebijakan dan hanya memberi pertimbangan atas penetapan tersebut, dimana
hal ini sangat mencerminkan ketidakseimbangan antara DPR dan DPD.
Namun terdapat pendapat lain juga yang menyatakan bahwa Indonesia menganut
sistem perwakilan trikameral, yaitu dengan adanya MPR, DPR, dan DPD. Sebelum
amandemen UUD 1945, sistem perwakilan Indonesia menganut bikameral, yaitu MPR dan
DPR. Namun setelah amandemen UUD 1945, bertambah dengan DPD. Pendapat lain juga
mengatakan bahwa Indonesia menganut sistem perwakilan bikameral lemah/soft
bicameral, dimana kamar pertama dalam hal ini DPR, lebih kuat daripada kamar kedua,
yaitu DPD. Sedangkan sebenarnya dalam sistem perwakilan bikameral ini seharusnya
terdapat checks and balances antara keduanya untuk saling mengawasi dan jika kita
melihat pada fakta hukumnya bahwa kesenjangan wewenang DPR yang lebih berkuasa
daripada DPD.
Ketidakseimbangan antara ide/teori dengan praktek yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari memang sudah umum terjadi, bahkan dalam hal sentral hukum seperti ini. 1.2.
Tugas dan Wewenang DPR, DPD, dan MPR DPR: Terkait dengan fungsi legislasi, DPR
memiliki tugas dan wewenang: Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas);
1. Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang;
2. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan
SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah);
3. Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD;
4. Menetapkan UU bersama dengan Presiden;
5. Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yangdiajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU.
Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1. Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden);
2. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama;
3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK;
4. Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara;
Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, dan kebijakan pemerintah;
2. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan
UU
mengenai
otonomi
daerah,
pembentukan,
pemekaran
dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan dan agama);
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
pengawasan
atas
pelaksanaan
undang-undang
dan
Berikut ini akan dilihat bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan
perbandingannya dengan negara-negara lain baik yang menerapkan sistem pemerintahan
presidensial maupun parlementer.
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN LEGISLATIF
Negara Indonesia
Perancis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuasaan Legislatif Perancis berada pada Parlemen, yang terdiri dari dua kamar
(bikameral), yaitu
a. The National Assembly
"Majelis Rendah" (chambre basse), merupakan Majelis Nasional Perancis,
b.
Parlemen Mengadakan Rapat Umum sebanyak 9 kali setiap tahun The National Assembly
adalah bagian dari Parlemen yang beranggotakan 577 orang yang disebut deputy, dipilih
dalam pemilu setiap 5 tahun sekali. The National Assembly dapat mengajukan keberatan
kepada kabinet (eksekutif) dengan melakukan voting untuk motion of censure (mosi tidak
percaya) Terdapat dua kekuatan dalam The National Assembly yaitu koalisi pendukung
pemerintah dan oposisi. Sedangkan di Indonesia
Terdapat tiga sistem lembaga perwakilan yang dikenal umum, yaitu unikameral,
bikameral, dan trikameral. Keefektifan sistem lembaga perwakilan ini ditentukan oleh
Daftar Pustaka