Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FUNGSI LEMBAGA PERWAKILAN

DIBUAT OLEH

BERIYAN RESKI

NO. BP : 2010003600127

Email : briyanreski17@gmail.com

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS EKA SAKTI

2021
PENDAHULUAN

Lembaga perwakilan merupakan cara yang sangat praktis untuk memungkinkan anggota
masyarakat menerapkan pengaruhnya terhadap orang-orang yang menjalankan tugas
kenegaraannya. Maka lembaga perwakilan merupakan unsur yang paling penting di dalam sistem
pemerintahan yang demokrasi.

Perwakilan (representation) adalah konsep seseorang atau suatu kelompok yang


mempunyai kemampuan atau kewajiban untuk berbicara dan bertindak atas nama suatu
kelompok yang lebih besar. Sebuah negara yang menganut prinsip-prinsip kedaulatan rakyat dan
sebagai negara yang demokrasi, adanya lembaga perwakilan ialah hak mutlak yang harus
dimiliki negara tersebut. Keberadaan lembaga perwakilan ini merupakan hal yang sangat esensial
karena ia berfungsi untuk mewakili kepentingan-kepentingan rakyat. Lewat lembaga perwakilan
inilah aspirasi rakyat ditampung yang kemudian tertuang dalam berbagai macam kebijaksanaan
umum yang sesuai dengan aspirasi rakyat..

RUMUSAN MASALAH

Adaa pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai fungsi
lembaga perwakilan.

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar kita dapat memahami fungsi dari lembaga
perwakilan
PEMBAHASAN

Lembaga perwakilan sebagai salah satu unsur yang terpenting dalam penyelenggaraan
negara juga diperlukan pengawasan terhadap semua kegiatan dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Hal ini dimaksudkan agar segala yang dilakukan benar-benar merupakan apa
yang menjadi amanah rakyat.

Paul Christopher Manuel dan Anne Maria Camissa menjelaskan tentang definisi lembaga
perwakilan rakyat (representative assembly) sebagai berikut :

Ini terutama dibebankan dengan fungsi pembuatan hukum, yang dapat kita definisikan sebagai
proses mempersiapkan, memperdebatkan, mengesahkan, dan melaksanakan undang-undang.
Anggotanya mempertimbangkan dan memperdebatkan RUU, yang merupakan usulan untuk
tindakan legislatif. Pembahasan antar legislatif antar RUU diputuskan termasuk pada saat debat
legislatif yang berlangsung di lantai peraturan perundang-undangan. Hal ini diketahui oleh
sejumlah tujuan yang berbeda, termasuk Kongres di Amerika Serikat, Parlemen di Inggris Raya,
Kerajaan di Israel, Diet di Jepang, Dail di Irlandia, Vouli di Yunani, Majelis Nasional di
Portugal, dan seterusnya.

Dijelaskan oleh Paul Christoper Manuel dan Anne Maria Camissa, bahwa fungsi utama
dari sebuah lembaga perwakilan rakyat adalah fungsi membuat undang-undang (UU). Dalam
menjalankan fungsi legislasi tersebut, anggota lembaga perwakilan rakyat melakukan
serangkaian kegiatan hingga undang-undang tersebut disahkan. Adapun fungsi lembaga
perwakilan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pengaturan (Legislasi)

Fungsi utama dalam lembaga perwakilan ini ialah fungsi pengaturan atau legislatif.
Lembaga perwakilan ini sering pula disebut sebagai kekuasaan legislatif. Kekuasaan legislatif itu
ialah cabang kekuasaan yang pertama-tama mencerminkan kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu
kewenangan untuk menetapkan peraturan itu pertama-tama harus diberikan kepada lembaga
perwakilan rakyat atau parlemen atau lembaga legislatif.
Ada tiga hal penting yang harus diatur oleh para wakil rakyat melalui parlement, yaitu :

i. Pengaturan yang dapat mengurangi hak dan kebebasan warga negara

ii. Pengaturan yang dapat membebani harta kekayaan warga negara

iii. Pengaturan mengenai pengeluaran-pengeluaran oleh penyelenggara negara.


Pengaturan mengenai ketiga hal tersebut hanya dapat dilakukan atas persetujuan
dari warga negara itu sendiri, yaitu melalui perantaraan wakil-wakil mereka di
parlemen sebagai lembaga perwakilan rakyat. Fungsi pengaturan (regelende
functie) ini berkenaan dengan kewenangan untuk menentukan peraturan yang
mengikat warga negara dengan norma-norma hukum yang mengikat dan
membatasi. Dengan demikian, kewenangan ini utamanya hanya dapat dilakukan
sepanjang rakyat sendiri menyetujui untuk diikat dengan norma hukum dimaksud,
sebab cabang kekuasaan yang dianggap berhak mengatur pada dasarnya adalah
lembaga perwakilan. Maka, peraturan yang paling tinggi dibawah undang-undang
haruslah dibuat dan ditetapkan oleh parlemen dengan persetujuan bersama dengan
eksekutif. Sementara itu Jimly Asshidiqie dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum
Tata Negara” menyatakan, bahwa fungsi legislasi menyangkut empat bentuk
kegiatan yaitu pertama, prakarsa pembuatan undang-undang (legislative
initiation); kedua, pembahasan undang-undang (law making process); ketiga,
persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang atau yang dikenal dengan
sebutan rancangan undang-undang (lawenactment approval); keempat, pemberian
persetujuan pengikatan atauratifikasi atas perjanjian atau persetujuan internasional
dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat lainnya (binding decision making
oninternational agreementand treaties or orther legal binding documents)

2. Fungsi Pengawasan ( Control)

Seperti yang dikemukakan di atas, bahwa terdapat tiga halpentingyang harus diatur oleh
wakil rakyat. Kemudian bagaimana jika ketiga hal tersebut tidak dikontrol sendiri oleh rakyat
melalui wakil-wakilnya diparlemen. Tentunya kekuasaan di tangan pemerintahan dapat
terjerumus kedalam kecenderungan alamiahnya sendiri untuk menjadi sewenang-wenang dan
timbulah kekuasaan yang sewenang-wenang (abuse ofpower). Oleh karena itu, peranan lembaga
perwakilan diberi salah satu fungsinya yakni fungsi pengawasan yang menjadi kewajiban bagi
lembaga perwakilan agar jalannya roda pemerintahan tetap pada porosnya dan mengutamakan
kesejahteraan rakyat tanpa melanggar khasanah hukum di dalamnya. Lembaga perwakilan rakyat
diberikan kewenangan untuk melakukan kontrol dalam tiga hal, yaitu :

• kontrol atas pemerintahan (control ofexecutive)


• kontrol atas pengeluaran (control of expenditure)
• kontrol atas pemungutan pajak (control oftaxation)

3. Fungsi Perwakilan (Representasi)

Fungsi pokok dari lembaga perwakilan sesungguhnya ialah fungsi perwakilan itu sendiri.
Bagaimana mungkin suatu lembaga yang dikatakan sebagai representasi dari rakyat akan tetapi
tidak memiliki fungsi perwakilan di dalamnya. Dalam rangka pelembagaan fungsi representasi
itu, dikenal adanya tiga sistem perwakilan dipraktikkan diberbagai negara demokrasi. Ketiga
fungsi itu antara lain:

- Sistem perwakilan politik (political representation)


- Sistem perwakilan teritorial (teritorialatauregional representation)
- Sistem perwakilan fungsional (functional representation)

4. Fungsi Deliberatif dan Resolusi Konflik

Dalam menjalankan fungsi pengaturan, pengawasan, maupun perwakilan, di dalam


parlemen atau lembaga legislatif selalu terjadi perdebatan antar anggota yang mewakili
kelompok dan kepentingan yang masing-masing memiliki pertimbangan yang berbeda-beda
dalam memahami dan menyikapi suatu permasalahan.

Adapun fungsi deliberatif dan resoulusi konflik dalam lembaga perwakilan yaitu :

- Perdebatan publik dalam rangkaruleandpolicy making.


- Perdebatan dalam rangka menjalankan pengawasan.
- Menyalurkan aspirasi dan kepentingan yang beraneka ragam.
- Memberikan solusi saluran damai terhadap konflik sosial.
PENUTUP

Lembaga perwakilan merupakan cara yang sangat praktis untuk memungkinkan anggota
masyarakat menerapkan pengaruhnya terhadap orang-orang yang menjalankan tugas
kenegaraannya. Maka lembaga perwakilan merupakan unsur yang paling penting di dalam sistem
pemerintahan yang demokrasi. Lembaga perwakilan sebagai salah satu unsur yang terpenting
dalam penyelenggaraan negara juga diperlukan pengawasan terhadap semua kegiatan dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Hal ini dimaksudkan agar segala yang dilakukan benar-
benar merupakan apa yang menjadi amanah rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi
Hak Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish,Yogyakarta, 2015.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking


DiDaerah Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak


SebagaiTersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2,2016.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara


Ekonomi Oleh Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang


Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.

Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam


Penegakan Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak


Berkelanjutan DiIndonesia, Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan


Indonesia Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child


Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought International
Conference (Usicon), Volume 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Perundang-Undangan


Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja,
Volume 10, Nomor 1, 2017, https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.
Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan
Perlindungan Anak, Jurnal Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.

Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1,
2019.

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,


Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri,


Pengaruh Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi,
Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2,
2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.


Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar
1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk


Mencapai Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7,
2020.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai


Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal
Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.

Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk
Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor,
2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse
Narkoba Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.

Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0,


Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.

Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The


Islamic And Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding:
Internasional Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.

Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi


Pancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila
dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia,
Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19:
Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta, 2020

Anda mungkin juga menyukai